Semua Bab Mencintai Seorang Climber: Bab 91 - Bab 100

117 Bab

bab 90. Maryam dan Hanif

Maryam dan Hanif duduk di bangku yang ada di teras depan rumah kos yang masih dihuni Maryam. Sore itu Hanif mengunjungi Maryam, katanya untuk menyampaikan info lowongan kerja di sebuah BPR. Maryam mengucapkan terima kasih atas info itu.“Akhi Hanif, boleh saya bertanya sesuatu… yang mungkin bisa membuatmu tersinggung?” Maryam bicara dengan nada ragu.“Tanya saja, Ukhti.” “Begini… saat almarhumah istrimu baru beberapa hari meninggal, apakah Akhi pernah membonceng seorang wanita dengan motor? Atau… itu cuma orang lain yang mirip denganmu?” Hanif tidak menyangka akan mendengar pertanyaan seperti itu dari Maryam. Setelah berpikir sejenak, akhirnya Hanif tersenyum, lalu menjawab, “Waktu itu mobil saya sedang dipakai oleh adik saya, Latifa, buat belajar stir dengan temannya. Saya naik motor, lalu melihat wanita itu sedang berdiri di tepi jalan menunggu angkot. Wanita itu adalah tetangga di dekat rumah kontrakan saya. Sore itu dia baru pulang kerja. Dia melihat saya melintas naik motor. Ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

bab 91. Teman Dekat Lyla

“Mau apa lagi kamu? Pagi-pagi sudah telepon….” Suara seorang wanita terdengar begitu ketus, saat mengetahui siapa lawan bicaranya di telepon. “Kita harus ketemu lagi, Bu Lyla.” “Saya sibuk, nggak ada waktu!” “Seorang polisi bagian reserse mencari saya ke spa, menanyakan tentang wanita yang saya luluri pada hari Rabu malam, dua minggu lalu.” “Lantas… kamu bilang apa?” “Untuk sementara saya bilang sudah lupa, mau mengingat-ingatnya dulu. Mungkin besok reserse itu bakal datang lagi. Saya bisa katakan apa adanya kepada dia, tapi mungkin juga saya akan tetap bilang sudah lupa tuh! Semua tergantung pengertian Anda.” “Oke, kita ketemu.” ***Sambil menikmati secangkir kopi dan sepiring gorengan di ruangan kantornya, sore itu dua orang reserse bicara pelan tentang hasil penyidikan mereka. “Pegawai lulur itu bernama Susie, dia bilang sudah lupa tentang wanita itu. Tapi dia akan berusaha mengingat-ingatnya. Si pelayan kafe juga sudah lupa kepada wanita yang makan di situ dan memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

bab 92. Barang Elektronik Titipan

“Kenapa nggak ke kantornya saja?” tanya tetangga itu. "Neng Wati ngantor di Jalan Dago, di butik."Inspektur Ekky menjawab, “Sudah, tapi katanya Bu Wati minta izin pulang, ternyata di rumahnya nggak ada. Apakah Ibu tahu, kira-kira dia pergi ke mana?”“Saya nggak tahu, Mas. Tapi… apa benar, Neng Wati mau jual mobil?”“Kabarnya begitu. Mobilnya itu Avanza warna hitam, kan?”“Iya. Tapi kok, dia nggak bilang-bilang ke tetangga? Padahal saya juga mau lho, kalau memang mobil Neng Wati mau dijual. Kalau sama tetangga harganya bisa damai. Mas tahunya dari mana, kalau mobil itu mau dijual?”“Dari temannya Bu Wati, yang kerja di butik.” Ekky terdiam sejenak, memikirkan obrolan selanjutnya. “Adiknya kuliah di mana?”Ibu itu menyebutkan nama sebuah PTS. Ekky akhirnya pamitan.Dua jam kemudian, sebuah motor memasuki pekarangan rumah itu. Seorang pria muda lalu mengeluarkan kunci, dan membuka pintu depan. Baru saja dia hendak menutup pintu, dilihatnya seorang pria berjalan memasuki pekarangan rumah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

bab 93. Kasus yang Membingungkan

Setibanya di kantor, Inspektur Ekky Wahyudi diberondong pertanyaan oleh atasannya. “Ini kasus paling membingungkan yang pernah saya tangani, Pak.” ujar Ekky. “Masalahnya rumit banget, dan rasanya nggak masuk akal.” “Coba ceritakan, sementara kita menunggu info dari Binsar tentang pencarian terhadap Wati dan Lyla.” pinta Kasat Reskrim. Ekky memaparkan fakta yang telah dikumpulkannya. “Wati dan Lyla bersekongkol merampok bridal itu, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa kedua wanita itu juga yang telah membunuh Sobar! Kejahatan ini sudah direncanakan. Buktinya, suite room yang ditempati Lyla, dan standar room yang ditempati Wati, sudah direservasi sehari sebelum mereka check in di Hotel Paradise. Selain reservasi kamar, Lyla juga reservasi untuk fasilitas spa. Jadi keberadaan mereka di Hotel Paradise on The Hill sudah direncanakan sehari sebelum terjadinya perampokan dan pembunuhan di bridal.” Ekky melanjutkan penjelasan. “Pantas saja si Bento bilang, pada malam itu dia melihat S
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

bab 94. Partner in Crime (1)

Malam telah turun, disebuah cottage mungil di kawasan Lembang, tiga orang wanita sedang bicara dengan wajah tegang. Sejak siang mereka datang dan menghuni cottage itu, setelah sebelumnya saling kontak lewat chat.Mulanya Wati enggan pergi, saat Lyla menjemputnya di butik. Namun, Lyla membujuk Wati dengan menangis, mengatakan bahwa polisi sudah menyelidiki hingga ke spa. Wati terpaksa minta izin dari kantor, lalu pergi bersama Lyla. Berdua mereka naik mobil Lyla, menjemput Susie dari rumahnya, lalu mencari cottage. Bukan untuk wisata, tapi supaya bisa bicara dengan lebih tenang, tanpa didengar pihak lain.“Barusan adikku chat, katanya polisi mencariku ke rumah.” ujar Wati dengan jemari tangan bergetar, dingin dan berkeringat. Dia sangat gugup. “Aku nggak mau kita banyak bicara lagi, tanpa ada titik temu! Aku nggak melakukan apapun ….”Wati teringat pada hari Selasa, sebelum ada kejadian di bridal, Lyla mengajaknya makan siang di sebuah restoran. Lyla membeberkan rencana untuk menarik
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

bab 95. Partner in Crime (2)

Lyla bicara, “Tapi kalau begitu… gimana kalau gue malah mendapatkan suami yang matre?”Wati memberi nasihat yang logis menurut dirinya. “Kalau lo khawatir harta lo bakal dirampok sama suami, sebelum menikah lo suruh cowok itu menandatangani perjanjian pisah harta!”Lyla terdiam, lalu menatap Wati dan bicara lagi. “Kalau gue minta cerai dari suami, lalu mencari pria lain, gimana kalau nanti malah gue dapat suami baru yang kere, pengangguran, dan maunya cuma numpang hidup sama gue?”“Kalau lo dapat suami pengangguran, beri dia modal usaha, supaya dia bisa mandiri dan nggak numpang hidup sama lo. Lama-lama dia juga bakal mikir, dan mau bertanggung jawab memberi nafkah kepada istri, sesuai kewajibannya sebagai suami.”“Ah, masak modal usaha harus dari istri? Keenakan banget!” Lyla mencibir.“Lantas dari siapa lagi? Dari hasil merampok?!” Wati melotot. “Kalau kita sudah menikah, siapa yang paling berkewajiban membantu suami kita, hah?! Tetangga? Nggak mungkin! Ya sudah tentu istrinya! Kala
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

bab 96. Lyla dan Masa Lalu

Wati baru tahu ada perampokan dan pembunuhan di Pink Flower Bridal and Salon, justru dari berita online. Wati menghubungi Lyla, menanyakan hal tersebut. Lyla mengaku mengambil barang elektronik itu dari bridal, tapi membantah telah membunuh sang office boy. Wati tidak percaya kepada Lyla, dan memaksa Lyla mengambil lagi semua barang elektronik titipan itu dari rumah Wati.Ketika Lyla sedang diinterogasi di kantor polisi, terkait kematian Sobar, Lyla menelepon suaminya. Lyla menceritakan kalau malam itu dirinya makan di kafe, lalu pergi ke spa. Pasti ada bukti transaksi pembayaran. Suaminya berjanji akan mencari semua bukti yang bisa menyatakan bahwa sang istri malam itu berada di Hotel Paradise on The Hill, dan tidak datang ke bridalnya. Bukti-bukti itu berhasil diperoleh. Lyla bahagia, dan berharap suaminya datang ke kantor polisi, memberikan bukti itu, lantas membawa dirinya pergi dari kantor polisi.Sama sekali Lyla tidak menduga, kalau … tetap saja suaminya tidak mau muncul di had
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

bab 97. Akhir Persekongkolan

Suatu saat Lyla menghentikan pemberian uang kepada kakak dan adiknya, dengan dalih bahwa dirinya tidak punya kewajiban untuk mencukupi rumah tangga saudaranya. Lyla menyuruh kakaknya bekerja untuk menafkahi rumah tangganya sendiri. Dan meminta supaya suami adiknya juga mau Akan tetapi kemudian, orang tuanya turun tangan. Uang pemberian Lyla, oleh orang tuanya malah diberikan kepada anak-anaknya, sebagai jatah bulanan. Dengan terpaksa, Lyla mengganti uang itu, supaya orang tuanya tidak kekurangan. Begitulah, Lyla tetap saja terpaksa mensubsidi saudara-saudaranya yang sudah berumah tangga. “Mereka pikir uang yang kuperoleh tinggal minta dari suami yang kaya, padahal aku juga bekerja.” pikir Lyla. Dia sedih, kecewa, kesal, karena dirinya tetap saja dianggap sebagai kuli pencari uang oleh keluarganya. Dan sekarang… ada lagi orang yang memerasnya, yaitu Susie. Lyla sempat memberi uang sebesar Rp. 15 juta kepada Susie, yang waktu itu mendatangi bridalnya. Ternyata tukang lulur itu belum
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

bab 98. Melayat

Hari Kamis, pukul tujuh pagi, Kasat Reskrim menerima laporan dari anak buahnya.“Telah terjadi kecelakaan lalu lintas di wilayah Subang, tadi malam sekitar pukul 20:30. Sebuah sedan putih bertabrakan dengan truk besar, lalu sedan itu terjungkal masuk ke kebun teh milik Perkebunan Tambaksari, daerah Jalan Cagak, Subang. Lokasi kecelakaan dan para korban sudah diamankan oleh para personel dari Satuan Lalu Lintas Polres Subang. Korban ada di Puskesmas Jalan Cagak Subang.”Binsar memaparkan bahwa truk besar itu cuma sedikit penyok di bagian depannya. Mobil sedan ringsek. Sedangkan pengemudi dan penumpang sedan, semuanya tewas di tempat. Setelah diidentifikasi oleh polisi, ternyata pengemudi sedan itu adalah Lyla, 25 tahun, pemilik Pink Flower Bridal and Salon. Sedangkan penumpang sedan bernama Wati, 30 tahun, pegawai sebuah butik busana di Jalan Dago. Seorang korban lagi bernama Susie, 22 tahun, pegawai di Paradise Body Care Center. Seluruh korban dievakuasi sementara ke sebuah Puskesmas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

bab 99. Istri Siri

Markas Polrestabes Bandung, seperti biasa, selalu jadi tujuan para wartawan kriminal yang cari berita.“Banyak masyarakat yang menanyakan motif dari para pelaku pembunuhan di bridal itu.” ujar seorang wartawan. “Kami para wartawan juga ingin tahu, apa motif mereka melakukan kejahatan itu?”Inspektur Ekky menjawab, “Cuma para pelaku yang tahu, apa motif sesungguhnya dari perampokan dan pembunuhan di bridal itu, dan mereka membawa rahasia itu ke dalam kuburnya!”Binsar yang juga ada di acara jumpa pers itu, mengakhiri sesi tanya jawab dengan pernyataan resmi dari pihak penyidik. “Kasus pembunuhan di Pink Flower Bridal sudah ditutup, karena tersangka utama telah tew@s. Tidak ada tersangka lain yang bisa memenuhi semua fakta serta bukti-bukti yang sudah dikumpulkan oleh penyidik.” Tak seorangpun merasa puas dengan jawaban itu, tapi mau apa lagi? Polisi tidak bisa lagi menanyakan alasan ketiga wanita itu bersekongkol melakukan tindak kriminal. Mereka tew@s di tempat setelah mobil sedan p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status