Home / Romansa / Skandal Panas Sekretaris Seksi / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Skandal Panas Sekretaris Seksi: Chapter 21 - Chapter 30

97 Chapters

Rencana Matang Olivia

Setelah menikmati pagi yang penuh dengan keintiman, Olivia memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur dan mengenakan pakaian tipis yang tergantung di kursi dekat jendela. Langkahnya lambat, penuh keyakinan, seolah dia sedang mengendalikan segalanya di sekitar dirinya. Dia tahu betul bahwa dalam permainan ini, Arjun adalah pion yang sudah sepenuhnya berada dalam kendalinya. Arjun masih berbaring di atas kasur, memandangnya dengan tatapan penuh kekaguman dan rasa bersalah yang samar, namun dia tidak mengatakan apa-apa. Olivia bisa merasakan kekacauan batin pria itu, namun dia tidak peduli. Baginya, ini adalah tentang tujuan yang lebih besar. Setelah mengenakan pakaian, Olivia berjalan ke meja riasnya, mengambil lipstik dan memulas bibirnya dengan warna merah terang. Dia menatap pantulan dirinya di cermin, memperbaiki rambutnya yang sedikit berantakan, dan tersenyum puas. Pikirannya sudah melangkah jauh ke depan—rencana untuk menghancurkan Elvira semakin matang. Tadi malam, dia telah m
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

Kecemburuan Arjun

Satu bulan berlalu sejak Olivia memulai rencananya untuk menghancurkan Elvira, dan saat ini, suasana di mansion keluarga Arjun sangat meriah. Pesta yang diadakan untuk merayakan ulang tahun ayah Arjun menarik banyak anggota keluarga dan teman-teman dekat. Arjun berdiri di tengah ruang tamu yang didekorasi megah, dikelilingi oleh kerabat dan teman-teman yang saling berbincang dengan hangat. Senyumnya yang tampak lelah menyembunyikan ketegangan yang ia rasakan, mengingat semua yang terjadi dalam hidupnya akhir-akhir ini. Di sisi lain ruangan, Olivia melangkah masuk dengan percaya diri, mengenakan gaun malam berwarna merah yang pas di tubuhnya, menonjolkan keanggunan dan kecantikannya. Ia terlihat seperti bintang film, dan semua mata langsung tertuju padanya saat dia melangkah ke arah Arjun. “Hai, sayang,” sapa Olivia dengan suara lembut saat mendekati Arjun, memberi kesan seolah mereka sudah saling mengenal lama. “Keluargamu sangat ramah. Aku
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

Candu Seperti Morfin

Olivia dan Galang melangkah keluar menuju taman yang diterangi lampu-lampu kecil di sepanjang jalur setapak. Udara malam yang sejuk menyelimuti mereka, dan suara pesta yang masih ramai terdengar samar dari dalam mansion. Galang berjalan di sebelah Olivia, memberikan panduan sembari bercerita tentang masa kecilnya di rumah besar ini. “Kau tahu,” kata Galang sambil tersenyum, “waktu kecil, kami sering bermain di taman ini, bersembunyi di antara pohon-pohon besar dan menunggu sampai malam tiba. Kami akan memanjat pohon itu—” Galang menunjuk ke arah pohon besar di sudut taman, “dan membuat persembunyian rahasia.” Olivia tersenyum, berusaha seolah-olah benar-benar terpesona dengan cerita Galang, meskipun pikirannya sesungguhnya sedang melayang pada hal lain—terutama pada Arjun yang pasti sedang cemburu melihat kedekatannya dengan sepupu tampannya ini. “Kedengarannya sangat menyenangkan,” ucap Olivia sambil melirik Galang dengan pandangan ramah. “Aku tak pernah punya tempat bermain sepert
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

Sikap Olivia Yang Supel

Olivia melangkah anggun menuju sekelompok sepupu Arjun dan Elvira yang sedang berbincang di dekat balkon, senyum manis tak pernah lepas dari bibirnya. Rambutnya yang ditata rapi bergoyang lembut saat ia berjalan, memancarkan aura tenang dan supel. Mereka menyambutnya dengan hangat, seolah Olivia adalah bagian dari keluarga besar ini, tak ada sedikit pun tanda-tanda kecurigaan dalam benak mereka. "Olivia! Kau kelihatan cantik malam ini!" ucap salah satu sepupu Elvira, Rani, sambil tersenyum lebar. "Gaunmu benar-benar indah, cocok sekali denganmu!" Olivia tersenyum lebar dan sedikit merunduk dengan sopan. “Terima kasih, Rani. Kau juga terlihat sangat mempesona.” Dia memainkan sedikit pujian, tahu betul bagaimana cara menyenangkan hati orang-orang di sekitar. “Kalian benar-benar keluarga yang luar biasa. Aku senang sekali bisa diundang ke acara seperti ini.” "Oh, kau sudah menjadi bagian dari kami sekarang," kata sepupu lai
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

Tuntutan Arjun pada Elvira

Elvira mencoba menenangkan perasaannya yang semakin berkecamuk, tetapi tatapan Olivia yang tersenyum ke arahnya semakin membuat amarahnya memuncak. Dia tahu ada sesuatu yang salah, meski belum memiliki bukti nyata. Semua gestur Olivia, keakraban yang tampak begitu cepat dengan keluarga besar Arjun, dan bagaimana suaminya terus-menerus mencuri pandang ke arah wanita itu—semuanya terasa seperti sinyal bahaya. Saat percakapan di sekelilingnya semakin ramai, Elvira akhirnya memutuskan untuk mendekati Arjun. Dia menarik napas dalam, berusaha menormalkan wajahnya yang sedikit tegang. Tanpa menunggu lama, dia berjalan mendekati suaminya yang sedang berbicara dengan beberapa anggota keluarga lainnya. "Arjun," Elvira memanggil dengan suara lembut tapi tegas, "bisakah kita bicara sebentar? Aku butuh kamu." Arjun menoleh dan melihat ekspresi istrinya. Ada sesuatu di wajah Elvira yang tak bisa diabaikannya, meski dia berusaha tetap tenang. "Sebentar, ya. Aku lagi ngobrol," katanya pelan, tapi
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

Keras Kepala Elvira

Elvira menarik napas dalam, mencoba meredakan ketegangan yang bergemuruh di dalam dadanya. Wajahnya yang semula pucat kini berusaha menampilkan ketenangan, meski di dalam, pikirannya masih kalut. Ia menatap Arjun yang berdiri di hadapannya, tatapan pria itu semakin tajam dan penuh tuntutan. Elvira tahu, jika ia tidak melakukan sesuatu sekarang, keadaan akan semakin buruk. Dengan gerakan halus, Elvira berdiri dan mendekati Arjun. Tangannya yang dingin menyentuh lengan suaminya, memberikan sentuhan lembut yang penuh godaan. “Arjun, sayang…” suaranya mendesah, mencoba meredakan ketegangan dengan kelembutan. “Mungkin kita bisa membicarakan ini nanti. Ayo ke kamar, biar aku yang menenangkanmu.” Ia menarik sedikit tangan Arjun, mengajaknya melangkah. Arjun mengernyit, tidak tergerak oleh sentuhan istrinya. Tatapannya tetap dingin, seperti dinding baja yang sulit ditembus. “Elvira,” ucapnya tegas, mengangkat tangannya, melepaskan pegangan Elvira dengan perlahan tapi pasti. “Aku tidak sed
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

tipu Daya Elvira

Keesokan harinya, Arjun duduk di sebuah kafe, matanya menerawang jauh. Di depannya, Raka, sahabat yang sudah lama dikenalnya, menatap Arjun dengan ekspresi prihatin. Mereka sudah duduk berhadapan selama beberapa menit tanpa kata-kata, hingga akhirnya Raka membuka percakapan. "Lo kenapa, Jun? Ada masalah, ya?" tanya Raka sambil menyeruput kopinya. Arjun menghela napas panjang. "Gue gak tahu harus mulai dari mana, Rak. Gue cuma ngerasa... hubungan gue sama Elvira makin renggang." Raka mengerutkan kening, penasaran. "Maksud lo gimana? Bukannya selama ini baik-baik aja?" "Di luar kelihatannya emang begitu," Arjun mengangguk pelan. "Tapi di dalam, gue sama dia sering banget ada jarak. Apalagi soal anak. Gue udah lama pengen punya anak, Rak. Tapi tiap kali gue bahas soal itu, dia selalu ngelak, selalu kasih alasan." Raka menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatap serius. "Elvira bilang apa soal itu?" "Dia bilang belum siap. Selalu gitu," jawab Arjun sambil memainkan cangkir kopinya
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

Rencana Tersembunyi Elvira

Elvira dan Arjun masih duduk di sofa ruang tamu, tapi suasana sudah mulai lebih tenang. Arjun menggenggam tangan Elvira erat, seolah berusaha menegaskan bahwa ia tidak akan pernah meninggalkannya, apapun yang terjadi. Sementara itu, Elvira tetap menunduk, menyembunyikan ekspresi aslinya, menjaga agar kebohongannya tidak terkuak sedikitpun. Dia tahu Arjun percaya sepenuhnya pada cerita keguguran itu, dan kini dia punya kendali penuh atas suaminya. Elvira memandang Arjun dengan tatapan lembut yang ia bangun dari rasa puas. "Makasih, Arjun, kamu selalu bikin aku merasa aman," ucapnya pelan, seolah-olah kata-kata itu benar-benar datang dari lubuk hatinya. Arjun mengangguk, tersenyum. "Kamu nggak perlu takut lagi, sayang. Kita akan hadapi semua ini bersama," katanya sambil menatap dalam-dalam ke mata Elvira, tidak menyadari bahwa wanita di depannya menyembunyikan sesuatu yang jauh lebih gelap. "Besok ada acara makan malam keluarga di rumah, kamu bisa datang, kan?" tanya Elvira, menco
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

Hanya Menunggu

Olivia menatap pesan dari Arjun sejenak, lalu menghela napas panjang. Biasanya, pesan singkat seperti itu akan membuatnya kesal—membuat cemburu dan amarahnya memuncak. Namun, kali ini, dia memilih untuk tidak ambil pusing. Menghabiskan energi memikirkan Arjun dan segala urusan “penting”-nya bukanlah cara yang efektif untuk menjalani hari ini. "Dia pasti balik lagi nanti. Selalu begitu," gumamnya, meletakkan ponsel dengan sedikit lebih tenang daripada sebelumnya. Sambil mengaduk sisa kopi yang mulai dingin, Olivia menatap keluar jendela apartemennya. Langit cerah, tapi pikirannya penuh dengan intrik dan rencana yang jauh lebih kompleks daripada hubungan panasnya dengan Arjun. Dia sudah memutuskan sejak lama bahwa tidak ada gunanya bertindak gegabah. Dia punya rencana jangka panjang, dan salah satu bagian dari rencana itu adalah membiarkan Arjun datang kepadanya ketika dia sudah benar-benar merasa terpojok. "Toh, dia nggak mungkin meninggalkan aku begitu aja," pikir Olivia, menyun
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

Keseruan Olivia Dan Maya

Keesokan harinya, Olivia duduk di sebuah kafe di pusat perbelanjaan yang ramai, menikmati secangkir cappuccino ketika salah satu sepupu Arjun, Maya, mendekatinya dengan senyuman lebar. "Hey, Olivia! Sini, duduk di sini!" serunya ceria, menarik kursi di depan Olivia dan duduk tanpa ragu. "Aku baru aja dari butik dan lihat banyak barang lucu! Kamu harus lihat!" Olivia mengangkat alisnya, merasa senang dengan ajakan itu. "Oh, ya? Apa ada yang menarik?" "Banyak! Baju-baju musim panas yang cantik, tas-tas baru, dan sepatu! Kita harus belanja bersama. Ayo, ikut aku!" Maya tidak memberi Olivia kesempatan untuk menolak. Dengan senyum lebar, Olivia mengangguk. "Baiklah, aku ikut. Lagipula, aku butuh beberapa pakaian baru." Setelah menyelesaikan minuman mereka, Maya menggandeng tangan Olivia dan mengarahkannya ke butik yang sedang hits di sana. Begitu masuk, Olivia langsung disambut oleh deretan pakaian berwarna cerah yang menggantung rapi di etalase. "Wow, semuanya terlihat menawan
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more
PREV
123456
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status