Home / CEO / Skandal Panas Sekretaris Seksi / Candu Seperti Morfin

Share

Candu Seperti Morfin

Author: Author Receh
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Olivia dan Galang melangkah keluar menuju taman yang diterangi lampu-lampu kecil di sepanjang jalur setapak. Udara malam yang sejuk menyelimuti mereka, dan suara pesta yang masih ramai terdengar samar dari dalam mansion. Galang berjalan di sebelah Olivia, memberikan panduan sembari bercerita tentang masa kecilnya di rumah besar ini.

“Kau tahu,” kata Galang sambil tersenyum, “waktu kecil, kami sering bermain di taman ini, bersembunyi di antara pohon-pohon besar dan menunggu sampai malam tiba. Kami akan memanjat pohon itu—” Galang menunjuk ke arah pohon besar di sudut taman, “dan membuat persembunyian rahasia.”

Olivia tersenyum, berusaha seolah-olah benar-benar terpesona dengan cerita Galang, meskipun pikirannya sesungguhnya sedang melayang pada hal lain—terutama pada Arjun yang pasti sedang cemburu melihat kedekatannya dengan sepupu tampannya ini. “Kedengarannya sangat menyenangkan,” ucap Olivia sambil melirik Galang dengan pandangan ramah. “Aku tak pernah punya tempat bermain sepert
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Sikap Olivia Yang Supel

    Olivia melangkah anggun menuju sekelompok sepupu Arjun dan Elvira yang sedang berbincang di dekat balkon, senyum manis tak pernah lepas dari bibirnya. Rambutnya yang ditata rapi bergoyang lembut saat ia berjalan, memancarkan aura tenang dan supel. Mereka menyambutnya dengan hangat, seolah Olivia adalah bagian dari keluarga besar ini, tak ada sedikit pun tanda-tanda kecurigaan dalam benak mereka. "Olivia! Kau kelihatan cantik malam ini!" ucap salah satu sepupu Elvira, Rani, sambil tersenyum lebar. "Gaunmu benar-benar indah, cocok sekali denganmu!" Olivia tersenyum lebar dan sedikit merunduk dengan sopan. “Terima kasih, Rani. Kau juga terlihat sangat mempesona.” Dia memainkan sedikit pujian, tahu betul bagaimana cara menyenangkan hati orang-orang di sekitar. “Kalian benar-benar keluarga yang luar biasa. Aku senang sekali bisa diundang ke acara seperti ini.” "Oh, kau sudah menjadi bagian dari kami sekarang," kata sepupu lai

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Tuntutan Arjun pada Elvira

    Elvira mencoba menenangkan perasaannya yang semakin berkecamuk, tetapi tatapan Olivia yang tersenyum ke arahnya semakin membuat amarahnya memuncak. Dia tahu ada sesuatu yang salah, meski belum memiliki bukti nyata. Semua gestur Olivia, keakraban yang tampak begitu cepat dengan keluarga besar Arjun, dan bagaimana suaminya terus-menerus mencuri pandang ke arah wanita itu—semuanya terasa seperti sinyal bahaya. Saat percakapan di sekelilingnya semakin ramai, Elvira akhirnya memutuskan untuk mendekati Arjun. Dia menarik napas dalam, berusaha menormalkan wajahnya yang sedikit tegang. Tanpa menunggu lama, dia berjalan mendekati suaminya yang sedang berbicara dengan beberapa anggota keluarga lainnya. "Arjun," Elvira memanggil dengan suara lembut tapi tegas, "bisakah kita bicara sebentar? Aku butuh kamu." Arjun menoleh dan melihat ekspresi istrinya. Ada sesuatu di wajah Elvira yang tak bisa diabaikannya, meski dia berusaha tetap tenang. "Sebentar, ya. Aku lagi ngobrol," katanya pelan, tapi

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Keras Kepala Elvira

    Elvira menarik napas dalam, mencoba meredakan ketegangan yang bergemuruh di dalam dadanya. Wajahnya yang semula pucat kini berusaha menampilkan ketenangan, meski di dalam, pikirannya masih kalut. Ia menatap Arjun yang berdiri di hadapannya, tatapan pria itu semakin tajam dan penuh tuntutan. Elvira tahu, jika ia tidak melakukan sesuatu sekarang, keadaan akan semakin buruk. Dengan gerakan halus, Elvira berdiri dan mendekati Arjun. Tangannya yang dingin menyentuh lengan suaminya, memberikan sentuhan lembut yang penuh godaan. “Arjun, sayang…” suaranya mendesah, mencoba meredakan ketegangan dengan kelembutan. “Mungkin kita bisa membicarakan ini nanti. Ayo ke kamar, biar aku yang menenangkanmu.” Ia menarik sedikit tangan Arjun, mengajaknya melangkah. Arjun mengernyit, tidak tergerak oleh sentuhan istrinya. Tatapannya tetap dingin, seperti dinding baja yang sulit ditembus. “Elvira,” ucapnya tegas, mengangkat tangannya, melepaskan pegangan Elvira dengan perlahan tapi pasti. “Aku tidak sed

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   tipu Daya Elvira

    Keesokan harinya, Arjun duduk di sebuah kafe, matanya menerawang jauh. Di depannya, Raka, sahabat yang sudah lama dikenalnya, menatap Arjun dengan ekspresi prihatin. Mereka sudah duduk berhadapan selama beberapa menit tanpa kata-kata, hingga akhirnya Raka membuka percakapan. "Lo kenapa, Jun? Ada masalah, ya?" tanya Raka sambil menyeruput kopinya. Arjun menghela napas panjang. "Gue gak tahu harus mulai dari mana, Rak. Gue cuma ngerasa... hubungan gue sama Elvira makin renggang." Raka mengerutkan kening, penasaran. "Maksud lo gimana? Bukannya selama ini baik-baik aja?" "Di luar kelihatannya emang begitu," Arjun mengangguk pelan. "Tapi di dalam, gue sama dia sering banget ada jarak. Apalagi soal anak. Gue udah lama pengen punya anak, Rak. Tapi tiap kali gue bahas soal itu, dia selalu ngelak, selalu kasih alasan." Raka menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatap serius. "Elvira bilang apa soal itu?" "Dia bilang belum siap. Selalu gitu," jawab Arjun sambil memainkan cangkir kopinya

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Rencana Tersembunyi Elvira

    Elvira dan Arjun masih duduk di sofa ruang tamu, tapi suasana sudah mulai lebih tenang. Arjun menggenggam tangan Elvira erat, seolah berusaha menegaskan bahwa ia tidak akan pernah meninggalkannya, apapun yang terjadi. Sementara itu, Elvira tetap menunduk, menyembunyikan ekspresi aslinya, menjaga agar kebohongannya tidak terkuak sedikitpun. Dia tahu Arjun percaya sepenuhnya pada cerita keguguran itu, dan kini dia punya kendali penuh atas suaminya. Elvira memandang Arjun dengan tatapan lembut yang ia bangun dari rasa puas. "Makasih, Arjun, kamu selalu bikin aku merasa aman," ucapnya pelan, seolah-olah kata-kata itu benar-benar datang dari lubuk hatinya. Arjun mengangguk, tersenyum. "Kamu nggak perlu takut lagi, sayang. Kita akan hadapi semua ini bersama," katanya sambil menatap dalam-dalam ke mata Elvira, tidak menyadari bahwa wanita di depannya menyembunyikan sesuatu yang jauh lebih gelap. "Besok ada acara makan malam keluarga di rumah, kamu bisa datang, kan?" tanya Elvira, menco

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Hanya Menunggu

    Olivia menatap pesan dari Arjun sejenak, lalu menghela napas panjang. Biasanya, pesan singkat seperti itu akan membuatnya kesal—membuat cemburu dan amarahnya memuncak. Namun, kali ini, dia memilih untuk tidak ambil pusing. Menghabiskan energi memikirkan Arjun dan segala urusan “penting”-nya bukanlah cara yang efektif untuk menjalani hari ini. "Dia pasti balik lagi nanti. Selalu begitu," gumamnya, meletakkan ponsel dengan sedikit lebih tenang daripada sebelumnya. Sambil mengaduk sisa kopi yang mulai dingin, Olivia menatap keluar jendela apartemennya. Langit cerah, tapi pikirannya penuh dengan intrik dan rencana yang jauh lebih kompleks daripada hubungan panasnya dengan Arjun. Dia sudah memutuskan sejak lama bahwa tidak ada gunanya bertindak gegabah. Dia punya rencana jangka panjang, dan salah satu bagian dari rencana itu adalah membiarkan Arjun datang kepadanya ketika dia sudah benar-benar merasa terpojok. "Toh, dia nggak mungkin meninggalkan aku begitu aja," pikir Olivia, menyun

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Keseruan Olivia Dan Maya

    Keesokan harinya, Olivia duduk di sebuah kafe di pusat perbelanjaan yang ramai, menikmati secangkir cappuccino ketika salah satu sepupu Arjun, Maya, mendekatinya dengan senyuman lebar. "Hey, Olivia! Sini, duduk di sini!" serunya ceria, menarik kursi di depan Olivia dan duduk tanpa ragu. "Aku baru aja dari butik dan lihat banyak barang lucu! Kamu harus lihat!" Olivia mengangkat alisnya, merasa senang dengan ajakan itu. "Oh, ya? Apa ada yang menarik?" "Banyak! Baju-baju musim panas yang cantik, tas-tas baru, dan sepatu! Kita harus belanja bersama. Ayo, ikut aku!" Maya tidak memberi Olivia kesempatan untuk menolak. Dengan senyum lebar, Olivia mengangguk. "Baiklah, aku ikut. Lagipula, aku butuh beberapa pakaian baru." Setelah menyelesaikan minuman mereka, Maya menggandeng tangan Olivia dan mengarahkannya ke butik yang sedang hits di sana. Begitu masuk, Olivia langsung disambut oleh deretan pakaian berwarna cerah yang menggantung rapi di etalase. "Wow, semuanya terlihat menawan

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Provokasi Olivia

    Setelah mereka bersulang, Maya tampak lebih rileks. Percakapan berlanjut ke topik-topik ringan, tetapi Olivia tetap fokus pada tujuannya. Dia menunggu momen yang tepat untuk menggali lebih dalam tentang hubungan Maya dengan Elvira. "Kamu tahu," Olivia memulai dengan senyum yang tampak manis, "kadang aku merasa Elvira itu terlalu... perfeksionis. Selalu ingin segalanya sesuai dengan keinginannya. Bukankah begitu?" Maya mendesah, tatapannya kosong sejenak. "Iya, dia memang begitu. Terkadang aku bertanya-tanya, apa Arjun tidak lelah menghadapi sikapnya itu? Apalagi soal anak. Seharusnya mereka sudah punya keturunan sejak dulu." Olivia tersenyum tipis, ini yang dia butuhkan. "Ya, aku juga berpikir begitu. Arjun sepertinya tipe pria yang ingin segera membangun keluarga besar. Mungkin dia merasa ada yang kurang selama ini." "Tentu saja," Maya menjawab cepat. "Dia sudah bicara soal anak sejak mereka menikah. Tapi Elvira selalu punya alasan. Aku heran, apa sebenarnya yang Elvira tungg

Latest chapter

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Rasa Iri Elvira

    Di sisi lain, Elvira duduk di meja kerja kecil di apartemennya yang kini jauh dari kemewahan mansion yang dulu ia tinggali bersama Arjun. Pandangannya tajam menatap layar laptop di depannya, sementara tangannya sibuk mengetik pesan-pesan singkat yang ia kirim ke beberapa kenalannya. Elvira bukan tipe wanita yang menyerah begitu saja. “Arjun mungkin mengira dia sudah menang,” gumamnya dengan senyum sinis. “Tapi dia lupa siapa aku. Aku nggak akan berhenti sampai semuanya hancur, termasuk dia dan Olivia.” Dia membuka folder di laptopnya, di mana ada beberapa dokumen lama tentang bisnis keluarga Arjun. Di sana terdapat beberapa laporan yang belum pernah ia gunakan sebagai senjata. Senyumnya semakin melebar. “Semua ini akan aku manfaatkan.” Telepon di mejanya berbunyi, mengalihkan perhatian Elvira. Dia menjawab dengan nada dingin, "Halo?" "Elvira, apa kau yakin dengan rencanamu ini?" suara seorang pria di ujung telepon terdengar ragu. "Jika ketahuan, ini bisa menghancurkanmu." El

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Kebaikan Arjun

    Arjun menatap Olivia dengan intensitas yang dalam, matanya seolah ingin menyampaikan semua yang ada di hatinya tanpa kata. Dia mengangkat tangan, menyentuh wajah Olivia yang sembab, ibu jarinya menyapu lembut sisa air mata yang masih mengalir di pipinya. "Olivia," suaranya terdengar rendah, namun sarat emosi. "Kamu adalah istriku. Wanita yang kupilih untuk hidup bersamaku, untuk menjadi ibu dari anakku. Aku tahu masa lalu kita tidak sempurna, tapi aku juga tahu kita bisa menciptakan sesuatu yang lebih baik ke depan." Olivia menggigit bibirnya, merasa hati kecilnya mencelos mendengar kata-kata itu. "Tapi, Arjun... aku menyakitimu. Aku... aku memanfaatkanmu. Bagaimana bisa kau tetap mencintaiku setelah semua itu?" Arjun tersenyum tipis, senyuman yang penuh luka namun juga kejujuran. "Karena aku tahu kamu lebih dari sekadar kesalahan itu. Aku tahu, Olivia, bahwa di balik dendammu, ada hati yang terluka. Dan di balik semuanya, aku melihat kebaikanmu. Kamu mencintai dengan cara yang

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Elvira yang tak menyerah

    Di sisi lain, Elvira menonton video klarifikasi Arjun dengan wajah tegang. Tangannya gemetar saat memegang ponselnya, dan mata tajamnya menyipit penuh amarah. Suara Arjun yang tegas dalam video itu terasa seperti tamparan keras baginya, menegaskan bahwa ia telah kehilangan kendali atas narasi yang selama ini ia kuasai. “Beraninya dia,” desis Elvira dengan suara rendah namun penuh kemarahan. Ia melemparkan ponselnya ke atas sofa dan berdiri, berjalan mondar-mandir di ruang tamunya yang luas dan mewah. Di sekitarnya, segala sesuatu terlihat sempurna, tetapi hatinya penuh kekacauan. “Arjun tak bisa lolos begitu saja, dan Olivia...” Elvira mengepalkan tangannya, ingatan tentang penghinaan yang ia terima di depan semua orang membuat darahnya mendidih. “Aku tidak akan membiarkan kalian bahagia. Kalian pikir kalian sudah menang? Tidak semudah itu.” Ia segera meraih telepon lain di meja dan menekan nomor yang sudah dihafalnya. Suara seorang pria menjawab dari seberang sana. “Kau masih

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Bekerja sama

    Setelah beberapa saat terdiam, Olivia mengatur napasnya, berusaha mengontrol emosinya yang meluap setelah mendengar pernyataan Elvira. Suasana di ruang kerjanya terasa berat, dan pikirannya mulai mengembara pada segala hal yang telah terjadi. “Aku tahu kamu marah, Arjun,” kata Olivia dengan suara lebih tenang namun penuh makna. “Tapi kita tidak bisa membiarkan semua ini merusak apa yang sudah kita bangun bersama. Kita harus bersiap untuk menghadapi segala kemungkinan.” Arjun, yang berada di sisi lain telepon, terdiam sejenak. Bisa terdengar bagaimana nafasnya tertahan, seolah berat untuk mengatakan apa-apa lebih lanjut. “Aku tidak pernah menyangka akan sampai seperti ini,” ucapnya, suara penuh penyesalan. “Dia… dia yang dulu aku anggap sebagai pasangan hidupku, kini semua ini hancur karena wanita itu.” Olivia bisa merasakan emosi Arjun yang meluap, dan meskipun dia tahu betapa sulitnya keadaan ini, dia tetap berusaha memberikan dukungan. “Kamu tidak sendirian, Arjun. Aku ada di

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Dendam Elvira

    Namun, di tempat lain, Elvira duduk di ruang tamu apartemennya yang suram. Wajahnya dipenuhi amarah yang mendidih di dalam hatinya. Ia memandangi foto Arjun di ponselnya, senyum mantan suaminya terasa seperti ejekan yang tak henti-henti mengganggu pikirannya. Di tangannya, secarik kertas dengan informasi yang baru saja ia dapatkan dari seseorang yang ia bayar mahal. “Olivia... kau pikir kau menang?” gumamnya, nada suaranya penuh kebencian. Ia menggigit bibirnya hingga nyaris berdarah, menggenggam kertas itu erat seolah bisa menghancurkan lawannya hanya dengan kekuatan genggamannya. Ponselnya berbunyi, menampilkan nama seorang pria yang telah lama menjadi sekutunya dalam bayang-bayang. Dengan senyum miring, Elvira mengangkat panggilan itu. “Sudah kudapatkan semua yang kau minta, Elvira,” kata suara pria itu dari seberang. “Ini akan menghancurkan reputasinya habis-habisan.” “Bagus,” Elvira menarik napas panjang, berusaha menenangkan degup jantungnya yang melaju cepat. “Kirimkan

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Kebahagiaan Olivia dan Arjun

    Arjun menatap Olivia yang berdiri di sampingnya. Wajahnya terlihat lelah namun berseri-seri. Sentuhan angin lembut menggoyangkan helai rambutnya yang jatuh di sekitar wajah. Arjun mendekat dan membenarkan rambut itu di belakang telinga Olivia. "Terima kasih sudah ada di sisiku, Olivia," ucap Arjun dengan suara dalam yang dipenuhi perasaan. Dia menggenggam tangan Olivia dengan erat. "Aku tahu perjalanan kita tidak mudah. Tapi, aku berjanji akan selalu ada untukmu dan anak kita." Olivia menatap Arjun dengan mata berkaca-kaca. Ada perasaan hangat yang menjalar di dalam dadanya. Selama ini, ia pikir kekuatan dan keteguhan hati yang ia miliki cukup untuk melindungi dirinya sendiri, namun bersama Arjun, ia merasa aman dengan cara yang tak pernah ia duga. “Aku juga berterima kasih, Arjun,” jawab Olivia dengan suara yang sedikit bergetar. “Aku tahu awalnya aku salah, banyak hal yang kulakukan karena rasa sakit dan kemarahan. Tapi, kau tetap di sini, mencintaiku dengan segala keburukanku

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Pernikahan Olivia dan Arjun

    Upacara berlangsung dengan khidmat, diiringi oleh alunan musik lembut yang mengisi seluruh ruangan. Beberapa tamu sudah menitikkan air mata haru, termasuk mama Arjun yang sesekali menghapus sudut matanya dengan saputangan putih. Arjun berdiri tegap di sisi Olivia, tangannya tak pernah lepas menggenggam jemari wanita itu. Dia menyampaikan setiap kata dengan ketulusan yang mencerminkan cinta dan komitmennya. “Olivia, sejak hari pertama kita bertemu, aku tak pernah menyangka akan sampai di titik ini. Kau mengajarkanku arti cinta yang sesungguhnya, kau membuatku berani melawan rasa takut dan keraguan. Mulai hari ini, aku berjanji akan selalu melindungimu, menjagamu, dan mencintaimu tanpa syarat,” ucap Arjun dengan suara bergetar, matanya lurus menatap Olivia yang tampak menahan air mata. Olivia menghela napas, merasakan detak jantungnya berdegup cepat. Dia menatap Arjun dengan mata yang berbinar penuh emosi. “Arjun, kau adalah satu-satunya yang mengerti luka dan perihku, kau yang teta

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Persiapan Pernikahan

    Olivia duduk di sofa ruang tamu, tangannya mengusap lembut perut buncitnya yang semakin terlihat. Arjun duduk di sampingnya, merangkul pundaknya dengan penuh perhatian. Di seberang ruangan, mama Arjun tampak sibuk berdiskusi dengan para staf rumah tentang dekorasi, makanan, dan musik untuk pesta pernikahan yang akan digelar. “Aku tidak percaya, hanya tinggal beberapa hari lagi,” bisik Arjun sambil menatap Olivia dengan tatapan lembut. Matanya berbinar penuh kasih dan rasa syukur. Olivia tersenyum, meski ada sedikit kelelahan di wajahnya. “Ya, rasanya semua berjalan begitu cepat. Aku bahkan tak menyangka akan berada di sini, merencanakan pernikahan denganmu,” ujarnya, suaranya bergetar pelan. Arjun menggenggam tangan Olivia erat. “Ini nyata, Liv. Dan aku ingin memastikan semuanya sempurna untukmu dan bayi kita,” katanya tegas. Olivia tertawa kecil, berusaha meredakan ketegangan. “Asal kita bersama, aku yakin semua akan baik-baik saja, Jun.” Mama Arjun melirik ke arah mereka b

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Kehidupan Berbeda

    Olivia meneguk jus buahnya perlahan, menikmati kesegaran yang membasahi tenggorokannya. Di sekelilingnya, suasana semakin akrab. Arjun duduk di sampingnya, sesekali meremas tangan Olivia dengan lembut, seolah memastikan kehadiran wanita yang dicintainya itu nyata. Papa Arjun yang sejak tadi diam akhirnya angkat bicara. "Olivia, aku mengerti banyak hal telah terjadi di antara kita. Tapi aku berharap, mulai sekarang semuanya bisa berubah menjadi lebih baik. Demi Arjun, dirimu, dan... cucu kami." Olivia terdiam sejenak, menatap Papa Arjun dengan mata yang berkaca-kaca. "Saya mengerti, Pa. Saya berjanji akan melakukan yang terbaik untuk keluarga ini dan untuk masa depan anak kami." Mama Arjun menyentuh lengan Olivia dengan lembut, memperkuat pesan suaminya. "Kami hanya ingin melihat Arjun bahagia, dan dari apa yang kami lihat sekarang, kamu juga membawanya kebahagiaan itu. Jangan pikirkan yang sudah-sudah, mari kita mulai lembaran baru." Arjun mengangguk pelan, menatap kedua orang

DMCA.com Protection Status