Share

Hanya Menunggu

Author: Author Receh
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Olivia menatap pesan dari Arjun sejenak, lalu menghela napas panjang. Biasanya, pesan singkat seperti itu akan membuatnya kesal—membuat cemburu dan amarahnya memuncak. Namun, kali ini, dia memilih untuk tidak ambil pusing. Menghabiskan energi memikirkan Arjun dan segala urusan “penting”-nya bukanlah cara yang efektif untuk menjalani hari ini.

"Dia pasti balik lagi nanti. Selalu begitu," gumamnya, meletakkan ponsel dengan sedikit lebih tenang daripada sebelumnya.

Sambil mengaduk sisa kopi yang mulai dingin, Olivia menatap keluar jendela apartemennya. Langit cerah, tapi pikirannya penuh dengan intrik dan rencana yang jauh lebih kompleks daripada hubungan panasnya dengan Arjun. Dia sudah memutuskan sejak lama bahwa tidak ada gunanya bertindak gegabah. Dia punya rencana jangka panjang, dan salah satu bagian dari rencana itu adalah membiarkan Arjun datang kepadanya ketika dia sudah benar-benar merasa terpojok.

"Toh, dia nggak mungkin meninggalkan aku begitu aja," pikir Olivia, menyun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Keseruan Olivia Dan Maya

    Keesokan harinya, Olivia duduk di sebuah kafe di pusat perbelanjaan yang ramai, menikmati secangkir cappuccino ketika salah satu sepupu Arjun, Maya, mendekatinya dengan senyuman lebar. "Hey, Olivia! Sini, duduk di sini!" serunya ceria, menarik kursi di depan Olivia dan duduk tanpa ragu. "Aku baru aja dari butik dan lihat banyak barang lucu! Kamu harus lihat!" Olivia mengangkat alisnya, merasa senang dengan ajakan itu. "Oh, ya? Apa ada yang menarik?" "Banyak! Baju-baju musim panas yang cantik, tas-tas baru, dan sepatu! Kita harus belanja bersama. Ayo, ikut aku!" Maya tidak memberi Olivia kesempatan untuk menolak. Dengan senyum lebar, Olivia mengangguk. "Baiklah, aku ikut. Lagipula, aku butuh beberapa pakaian baru." Setelah menyelesaikan minuman mereka, Maya menggandeng tangan Olivia dan mengarahkannya ke butik yang sedang hits di sana. Begitu masuk, Olivia langsung disambut oleh deretan pakaian berwarna cerah yang menggantung rapi di etalase. "Wow, semuanya terlihat menawan

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Provokasi Olivia

    Setelah mereka bersulang, Maya tampak lebih rileks. Percakapan berlanjut ke topik-topik ringan, tetapi Olivia tetap fokus pada tujuannya. Dia menunggu momen yang tepat untuk menggali lebih dalam tentang hubungan Maya dengan Elvira. "Kamu tahu," Olivia memulai dengan senyum yang tampak manis, "kadang aku merasa Elvira itu terlalu... perfeksionis. Selalu ingin segalanya sesuai dengan keinginannya. Bukankah begitu?" Maya mendesah, tatapannya kosong sejenak. "Iya, dia memang begitu. Terkadang aku bertanya-tanya, apa Arjun tidak lelah menghadapi sikapnya itu? Apalagi soal anak. Seharusnya mereka sudah punya keturunan sejak dulu." Olivia tersenyum tipis, ini yang dia butuhkan. "Ya, aku juga berpikir begitu. Arjun sepertinya tipe pria yang ingin segera membangun keluarga besar. Mungkin dia merasa ada yang kurang selama ini." "Tentu saja," Maya menjawab cepat. "Dia sudah bicara soal anak sejak mereka menikah. Tapi Elvira selalu punya alasan. Aku heran, apa sebenarnya yang Elvira tungg

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Jerat Maut Olivia

    Keesokan paginya, Olivia bangun dengan perasaan segar setelah tidur panjang di apartemennya yang mewah. Setelah bersiap, dia mengenakan setelan kerja yang sempurna—blazer hitam elegan dan rok pensil yang memperlihatkan siluet profesional namun tetap memikat. Dengan cepat, dia menuju mobilnya dan melaju menuju kantor. Jalanan cukup ramai pagi itu, tapi Olivia tetap tenang. Dia sudah terbiasa dengan ritme hidupnya yang kini lebih mewah dan penuh strategi. Sesampainya di kantor, Olivia melangkah masuk dengan anggun. Semua orang di sekitarnya menyambutnya seperti biasa—sopan, hormat, namun tetap menjaga jarak. Dia tahu, di balik senyum mereka, ada rasa kagum sekaligus was-was karena posisinya sebagai sekretaris CEO, Arjun, memberinya kekuasaan yang tidak main-main. "Pagi, Olivia! Udah siap untuk meeting hari ini?" Tanya Nina, salah satu rekan kerjanya, saat mereka berpapasan di lobi. "Pagi, Nina. Siap dong, kamu gimana? Meeting hari ini pasti bakal panjang," jawab Olivia sambil ters

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Olivia Yang Pintar

    Setelah beberapa saat, mereka berbaring di ranjang, napas masih memburu. Arjun menatap langit-langit kamar, sementara Olivia berguling ke sampingnya, menatap wajah pria itu dengan senyum kecil di bibirnya. "Kamu nggak akan pergi sekarang, kan?" Olivia bertanya sambil menyentuh dada Arjun dengan jari-jari halusnya. "Aku suka kalau kamu di sini. Setidaknya sebentar lagi." Arjun menarik napas dalam, mengusap rambut Olivia. "Aku nggak bisa terlalu lama. Elvira akan curiga." "Oh, Elvira lagi. Apa kamu nggak capek terus-terusan mikirin dia?" Olivia mendesah, matanya sedikit mengerut. "Aku yang ada di sini sekarang, bukan dia." Arjun terdiam, tidak menjawab dengan cepat, tapi kemudian berbalik dan menatap Olivia dalam-dalam. "Kamu tahu aku nggak bisa ninggalin dia begitu aja. Elvira adalah istri gue, Olivia." Olivia memutar mata, sedikit kesal. "Istri? Istri yang bahkan nggak bisa bikin kamu bahagia. Kamu lebih sering sama aku daripada dia, kan? Kamu tahu kamu butuh aku, Arjun. Kit

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Hukuman Untuk Olivia

    Setelah berpakaian rapi, Arjun dan Olivia keluar dari kantor dengan wajah datar, berusaha menjaga sikap profesional di depan staf yang sesekali melirik mereka. Namun, di balik wajah dingin Arjun, ada bara yang terus menyala sejak percakapan panas di ruangannya tadi. Tanpa banyak bicara, Arjun segera mengantar Olivia ke mobilnya, menginjak pedal gas dan melaju menuju mansion tempat mereka biasa bertemu secara rahasia. Di sepanjang perjalanan, Olivia masih tampak tenang, sesekali melirik ke arah Arjun yang rahangnya mengeras, menahan amarah dan hasrat yang bercampur aduk. Olivia tahu, malam ini akan panjang, dan Arjun tidak akan melepaskannya dengan mudah. Begitu tiba di mansion, Arjun menarik Olivia keluar dari mobil tanpa sepatah kata. Tangannya mencengkeram lengan Olivia erat, mengarahkannya ke dalam rumah mewah itu. Pintu depan terbuka dengan suara keras, dan tanpa basa-basi, Arjun langsung menyeretnya ke kamar utama yang menjadi tempat rahasia mereka selama ini. Begitu pintu

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Awal Perseteruan Olivia dan Elvira

    Siang itu, Olivia duduk di sebuah kafe mewah di pusat kota, menunggu Elvira. Dia sudah menduga bahwa Elvira akan mulai curiga. Setelah berminggu-minggu bermain api dengan Arjun dan mengatur setiap gerakan agar tampak tidak mencolok, Olivia yakin, pada akhirnya, istri sah itu pasti akan menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Dan kali ini, Olivia siap. Elvira muncul dengan langkah cepat, wajahnya tegang. Mata tajamnya langsung menatap Olivia yang duduk santai di sudut kafe, mengenakan gaun elegan yang tampak mencolok, bahkan untuk pertemuan yang seharusnya ‘kasual’. Olivia tersenyum tipis begitu melihat Elvira mendekat, dan tanpa menunggu sapaan, Elvira langsung duduk di hadapannya dengan tatapan menusuk. "Jadi, kamu pikir aku nggak akan tahu?" suara Elvira bergetar, amarah jelas mengalir di setiap katanya. Tangannya terkepal di atas meja, seolah siap meledak kapan saja. Olivia menatap Elvira dengan tatapan yang tenang, bahkan sedikit mengejek. "Tahu apa?" jawab Olivia dengan nad

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Menarik Perhatian Mertua

    Di ruang tamu megah mansion keluarga Arjun, Elvira duduk bersama kedua mertuanya, mencoba menjaga ekspresi tenang meskipun dalam hati dia merasa gelisah. Orang tua Arjun tampak santai, menikmati teh sore sambil berbincang ringan. Namun, Elvira tahu waktunya untuk berbicara sudah tiba. "Mama, Papa," Elvira memulai dengan nada lembut namun tegas, matanya sedikit menunduk seolah-olah sedang berpikir. "Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan... tentang Olivia." Mama Arjun, seorang wanita anggun berusia senja dengan rambut disanggul rapi, menoleh dengan alis terangkat sedikit. "Olivia? Sekretaris Arjun?" tanyanya sambil meletakkan cangkir tehnya. "Kenapa dengan dia, sayang?" Elvira menelan ludah, mencoba menahan keresahan yang semakin besar di dalam dirinya. "Aku nggak tahu, Ma, tapi... aku merasa ada sesuatu yang nggak beres dengan Olivia. Dia terlalu dekat dengan Arjun akhir-akhir ini, dan aku khawatir..." Papa Arjun, yang duduk di samping istrinya, memandang Elvira dengan tatapan p

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Olivia, Drama Queen

    Di siang yang cerah itu, Olivia berjalan-jalan di sepanjang jalanan kota, menatap deretan toko dengan penuh minat. Dia tersenyum puas, berpikir tentang bagaimana kejutan kecil yang akan dia bawa ke mansion keluarga Arvendra bisa mempengaruhi Elvira. Tanpa berpikir panjang, dia masuk ke salah satu toko makanan mewah dan memilih aneka buah segar, cokelat mahal, dan camilan kesukaan ibu Arjun. Setelah semua tersusun rapi di dalam tas belanjanya, Olivia bergegas menuju mansion dengan senyum penuh makna. Sesampainya di mansion, dia langsung disambut hangat oleh pelayan dan langsung dipersilakan masuk. Elvira, yang sejak tadi menemani ibu Arjun di ruang tamu, tak menyangka akan melihat sosok Olivia muncul dengan senyuman manis dan bungkusan di tangannya. Perasaan cemburu bercampur kesal mulai membakar hati Elvira. "Olivia! Kamu datang membawa oleh-oleh?" seru ibu Arjun sambil tersenyum lebar, tampak senang dengan perhatian yang Olivia tunjukkan. "Iya, Tante. Aku lihat tadi ada toko ya

Latest chapter

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Kekhawatiran Arjun

    Arjun, Olivia, dan Mama Arjun duduk di ruang keluarga yang megah namun terasa hangat. Udara sore mulai berganti menjadi malam, dan ketegangan dari percakapan sebelumnya masih terasa di antara mereka. Papa Arjun datang dari ruang kerjanya, membawa beberapa dokumen di tangannya. Wajahnya tampak serius. “Aku sudah bicara dengan pengacara keluarga kita,” ujar Papa Arjun, duduk di samping Mama. “Elvira semakin berani, dan dia sepertinya punya rencana besar untuk menghancurkan kita di media. Kita harus lebih berhati-hati.” Arjun mengangguk, matanya memancarkan ketegangan yang ia coba sembunyikan. “Aku akan menghadapi Elvira. Aku tidak akan membiarkan dia memanipulasi media dengan kebohongannya.” Olivia yang duduk di samping Arjun tampak gelisah, tangannya memegang perutnya yang mulai membesar. Ia berusaha menenangkan diri, tapi bayangan masa lalu dan ancaman Elvira membuatnya tidak nyaman. “Apa yang bisa kita lakukan sekarang? Jika dia benar-benar menyebar fitnah, bagaimana kita bisa

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Mengadu Pada Orang Tua

    Di ruang keluarga yang dipenuhi cahaya sore, Arjun duduk dengan ekspresi serius. Mama dan Papa Arjun menatapnya dengan penuh perhatian, sementara Olivia menggenggam tangannya erat, memberikan dukungan tanpa kata. “Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan tentang Elvira,” Arjun memulai, suaranya tenang namun tegas. Mama Arjun mengerutkan dahi. “Ada apa dengan Elvira lagi, Nak?” Arjun menarik napas dalam, lalu melanjutkan. “Ternyata, selama ini dia masih berusaha menghancurkan Olivia. Dia tidak terima setelah perceraian kami, dan beberapa waktu lalu, dia bahkan mengadakan konferensi pers untuk mencemarkan nama baik Olivia.” Papa Arjun mengepalkan tangannya di atas meja. “Perempuan itu benar-benar keterlaluan! Sudah cukup dia menghancurkan rumah tangga kalian dulu, sekarang masih berani mengganggu?” Mama Arjun menggelengkan kepala, matanya berkaca-kaca. “Kenapa dia begitu tega? Apa dia tidak sadar betapa banyak kesalahan yang telah dia perbuat?” Olivia, yang sejak tadi diam, akhi

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Rasa Iri Elvira

    Di sisi lain, Elvira duduk di meja kerja kecil di apartemennya yang kini jauh dari kemewahan mansion yang dulu ia tinggali bersama Arjun. Pandangannya tajam menatap layar laptop di depannya, sementara tangannya sibuk mengetik pesan-pesan singkat yang ia kirim ke beberapa kenalannya. Elvira bukan tipe wanita yang menyerah begitu saja. “Arjun mungkin mengira dia sudah menang,” gumamnya dengan senyum sinis. “Tapi dia lupa siapa aku. Aku nggak akan berhenti sampai semuanya hancur, termasuk dia dan Olivia.” Dia membuka folder di laptopnya, di mana ada beberapa dokumen lama tentang bisnis keluarga Arjun. Di sana terdapat beberapa laporan yang belum pernah ia gunakan sebagai senjata. Senyumnya semakin melebar. “Semua ini akan aku manfaatkan.” Telepon di mejanya berbunyi, mengalihkan perhatian Elvira. Dia menjawab dengan nada dingin, "Halo?" "Elvira, apa kau yakin dengan rencanamu ini?" suara seorang pria di ujung telepon terdengar ragu. "Jika ketahuan, ini bisa menghancurkanmu." El

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Kebaikan Arjun

    Arjun menatap Olivia dengan intensitas yang dalam, matanya seolah ingin menyampaikan semua yang ada di hatinya tanpa kata. Dia mengangkat tangan, menyentuh wajah Olivia yang sembab, ibu jarinya menyapu lembut sisa air mata yang masih mengalir di pipinya. "Olivia," suaranya terdengar rendah, namun sarat emosi. "Kamu adalah istriku. Wanita yang kupilih untuk hidup bersamaku, untuk menjadi ibu dari anakku. Aku tahu masa lalu kita tidak sempurna, tapi aku juga tahu kita bisa menciptakan sesuatu yang lebih baik ke depan." Olivia menggigit bibirnya, merasa hati kecilnya mencelos mendengar kata-kata itu. "Tapi, Arjun... aku menyakitimu. Aku... aku memanfaatkanmu. Bagaimana bisa kau tetap mencintaiku setelah semua itu?" Arjun tersenyum tipis, senyuman yang penuh luka namun juga kejujuran. "Karena aku tahu kamu lebih dari sekadar kesalahan itu. Aku tahu, Olivia, bahwa di balik dendammu, ada hati yang terluka. Dan di balik semuanya, aku melihat kebaikanmu. Kamu mencintai dengan cara yang

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Elvira yang tak menyerah

    Di sisi lain, Elvira menonton video klarifikasi Arjun dengan wajah tegang. Tangannya gemetar saat memegang ponselnya, dan mata tajamnya menyipit penuh amarah. Suara Arjun yang tegas dalam video itu terasa seperti tamparan keras baginya, menegaskan bahwa ia telah kehilangan kendali atas narasi yang selama ini ia kuasai. “Beraninya dia,” desis Elvira dengan suara rendah namun penuh kemarahan. Ia melemparkan ponselnya ke atas sofa dan berdiri, berjalan mondar-mandir di ruang tamunya yang luas dan mewah. Di sekitarnya, segala sesuatu terlihat sempurna, tetapi hatinya penuh kekacauan. “Arjun tak bisa lolos begitu saja, dan Olivia...” Elvira mengepalkan tangannya, ingatan tentang penghinaan yang ia terima di depan semua orang membuat darahnya mendidih. “Aku tidak akan membiarkan kalian bahagia. Kalian pikir kalian sudah menang? Tidak semudah itu.” Ia segera meraih telepon lain di meja dan menekan nomor yang sudah dihafalnya. Suara seorang pria menjawab dari seberang sana. “Kau masih

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Bekerja sama

    Setelah beberapa saat terdiam, Olivia mengatur napasnya, berusaha mengontrol emosinya yang meluap setelah mendengar pernyataan Elvira. Suasana di ruang kerjanya terasa berat, dan pikirannya mulai mengembara pada segala hal yang telah terjadi. “Aku tahu kamu marah, Arjun,” kata Olivia dengan suara lebih tenang namun penuh makna. “Tapi kita tidak bisa membiarkan semua ini merusak apa yang sudah kita bangun bersama. Kita harus bersiap untuk menghadapi segala kemungkinan.” Arjun, yang berada di sisi lain telepon, terdiam sejenak. Bisa terdengar bagaimana nafasnya tertahan, seolah berat untuk mengatakan apa-apa lebih lanjut. “Aku tidak pernah menyangka akan sampai seperti ini,” ucapnya, suara penuh penyesalan. “Dia… dia yang dulu aku anggap sebagai pasangan hidupku, kini semua ini hancur karena wanita itu.” Olivia bisa merasakan emosi Arjun yang meluap, dan meskipun dia tahu betapa sulitnya keadaan ini, dia tetap berusaha memberikan dukungan. “Kamu tidak sendirian, Arjun. Aku ada di

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Dendam Elvira

    Namun, di tempat lain, Elvira duduk di ruang tamu apartemennya yang suram. Wajahnya dipenuhi amarah yang mendidih di dalam hatinya. Ia memandangi foto Arjun di ponselnya, senyum mantan suaminya terasa seperti ejekan yang tak henti-henti mengganggu pikirannya. Di tangannya, secarik kertas dengan informasi yang baru saja ia dapatkan dari seseorang yang ia bayar mahal. “Olivia... kau pikir kau menang?” gumamnya, nada suaranya penuh kebencian. Ia menggigit bibirnya hingga nyaris berdarah, menggenggam kertas itu erat seolah bisa menghancurkan lawannya hanya dengan kekuatan genggamannya. Ponselnya berbunyi, menampilkan nama seorang pria yang telah lama menjadi sekutunya dalam bayang-bayang. Dengan senyum miring, Elvira mengangkat panggilan itu. “Sudah kudapatkan semua yang kau minta, Elvira,” kata suara pria itu dari seberang. “Ini akan menghancurkan reputasinya habis-habisan.” “Bagus,” Elvira menarik napas panjang, berusaha menenangkan degup jantungnya yang melaju cepat. “Kirimkan

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Kebahagiaan Olivia dan Arjun

    Arjun menatap Olivia yang berdiri di sampingnya. Wajahnya terlihat lelah namun berseri-seri. Sentuhan angin lembut menggoyangkan helai rambutnya yang jatuh di sekitar wajah. Arjun mendekat dan membenarkan rambut itu di belakang telinga Olivia. "Terima kasih sudah ada di sisiku, Olivia," ucap Arjun dengan suara dalam yang dipenuhi perasaan. Dia menggenggam tangan Olivia dengan erat. "Aku tahu perjalanan kita tidak mudah. Tapi, aku berjanji akan selalu ada untukmu dan anak kita." Olivia menatap Arjun dengan mata berkaca-kaca. Ada perasaan hangat yang menjalar di dalam dadanya. Selama ini, ia pikir kekuatan dan keteguhan hati yang ia miliki cukup untuk melindungi dirinya sendiri, namun bersama Arjun, ia merasa aman dengan cara yang tak pernah ia duga. “Aku juga berterima kasih, Arjun,” jawab Olivia dengan suara yang sedikit bergetar. “Aku tahu awalnya aku salah, banyak hal yang kulakukan karena rasa sakit dan kemarahan. Tapi, kau tetap di sini, mencintaiku dengan segala keburukanku

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Pernikahan Olivia dan Arjun

    Upacara berlangsung dengan khidmat, diiringi oleh alunan musik lembut yang mengisi seluruh ruangan. Beberapa tamu sudah menitikkan air mata haru, termasuk mama Arjun yang sesekali menghapus sudut matanya dengan saputangan putih. Arjun berdiri tegap di sisi Olivia, tangannya tak pernah lepas menggenggam jemari wanita itu. Dia menyampaikan setiap kata dengan ketulusan yang mencerminkan cinta dan komitmennya. “Olivia, sejak hari pertama kita bertemu, aku tak pernah menyangka akan sampai di titik ini. Kau mengajarkanku arti cinta yang sesungguhnya, kau membuatku berani melawan rasa takut dan keraguan. Mulai hari ini, aku berjanji akan selalu melindungimu, menjagamu, dan mencintaimu tanpa syarat,” ucap Arjun dengan suara bergetar, matanya lurus menatap Olivia yang tampak menahan air mata. Olivia menghela napas, merasakan detak jantungnya berdegup cepat. Dia menatap Arjun dengan mata yang berbinar penuh emosi. “Arjun, kau adalah satu-satunya yang mengerti luka dan perihku, kau yang teta

DMCA.com Protection Status