Share

Hukuman Untuk Olivia

Penulis: Author Receh
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-23 19:41:26

Setelah berpakaian rapi, Arjun dan Olivia keluar dari kantor dengan wajah datar, berusaha menjaga sikap profesional di depan staf yang sesekali melirik mereka. Namun, di balik wajah dingin Arjun, ada bara yang terus menyala sejak percakapan panas di ruangannya tadi. Tanpa banyak bicara, Arjun segera mengantar Olivia ke mobilnya, menginjak pedal gas dan melaju menuju mansion tempat mereka biasa bertemu secara rahasia.

Di sepanjang perjalanan, Olivia masih tampak tenang, sesekali melirik ke arah Arjun yang rahangnya mengeras, menahan amarah dan hasrat yang bercampur aduk. Olivia tahu, malam ini akan panjang, dan Arjun tidak akan melepaskannya dengan mudah.

Begitu tiba di mansion, Arjun menarik Olivia keluar dari mobil tanpa sepatah kata. Tangannya mencengkeram lengan Olivia erat, mengarahkannya ke dalam rumah mewah itu. Pintu depan terbuka dengan suara keras, dan tanpa basa-basi, Arjun langsung menyeretnya ke kamar utama yang menjadi tempat rahasia mereka selama ini.

Begitu pintu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Awal Perseteruan Olivia dan Elvira

    Siang itu, Olivia duduk di sebuah kafe mewah di pusat kota, menunggu Elvira. Dia sudah menduga bahwa Elvira akan mulai curiga. Setelah berminggu-minggu bermain api dengan Arjun dan mengatur setiap gerakan agar tampak tidak mencolok, Olivia yakin, pada akhirnya, istri sah itu pasti akan menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Dan kali ini, Olivia siap. Elvira muncul dengan langkah cepat, wajahnya tegang. Mata tajamnya langsung menatap Olivia yang duduk santai di sudut kafe, mengenakan gaun elegan yang tampak mencolok, bahkan untuk pertemuan yang seharusnya ‘kasual’. Olivia tersenyum tipis begitu melihat Elvira mendekat, dan tanpa menunggu sapaan, Elvira langsung duduk di hadapannya dengan tatapan menusuk. "Jadi, kamu pikir aku nggak akan tahu?" suara Elvira bergetar, amarah jelas mengalir di setiap katanya. Tangannya terkepal di atas meja, seolah siap meledak kapan saja. Olivia menatap Elvira dengan tatapan yang tenang, bahkan sedikit mengejek. "Tahu apa?" jawab Olivia dengan nad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Menarik Perhatian Mertua

    Di ruang tamu megah mansion keluarga Arjun, Elvira duduk bersama kedua mertuanya, mencoba menjaga ekspresi tenang meskipun dalam hati dia merasa gelisah. Orang tua Arjun tampak santai, menikmati teh sore sambil berbincang ringan. Namun, Elvira tahu waktunya untuk berbicara sudah tiba. "Mama, Papa," Elvira memulai dengan nada lembut namun tegas, matanya sedikit menunduk seolah-olah sedang berpikir. "Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan... tentang Olivia." Mama Arjun, seorang wanita anggun berusia senja dengan rambut disanggul rapi, menoleh dengan alis terangkat sedikit. "Olivia? Sekretaris Arjun?" tanyanya sambil meletakkan cangkir tehnya. "Kenapa dengan dia, sayang?" Elvira menelan ludah, mencoba menahan keresahan yang semakin besar di dalam dirinya. "Aku nggak tahu, Ma, tapi... aku merasa ada sesuatu yang nggak beres dengan Olivia. Dia terlalu dekat dengan Arjun akhir-akhir ini, dan aku khawatir..." Papa Arjun, yang duduk di samping istrinya, memandang Elvira dengan tatapan p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Olivia, Drama Queen

    Di siang yang cerah itu, Olivia berjalan-jalan di sepanjang jalanan kota, menatap deretan toko dengan penuh minat. Dia tersenyum puas, berpikir tentang bagaimana kejutan kecil yang akan dia bawa ke mansion keluarga Arvendra bisa mempengaruhi Elvira. Tanpa berpikir panjang, dia masuk ke salah satu toko makanan mewah dan memilih aneka buah segar, cokelat mahal, dan camilan kesukaan ibu Arjun. Setelah semua tersusun rapi di dalam tas belanjanya, Olivia bergegas menuju mansion dengan senyum penuh makna. Sesampainya di mansion, dia langsung disambut hangat oleh pelayan dan langsung dipersilakan masuk. Elvira, yang sejak tadi menemani ibu Arjun di ruang tamu, tak menyangka akan melihat sosok Olivia muncul dengan senyuman manis dan bungkusan di tangannya. Perasaan cemburu bercampur kesal mulai membakar hati Elvira. "Olivia! Kamu datang membawa oleh-oleh?" seru ibu Arjun sambil tersenyum lebar, tampak senang dengan perhatian yang Olivia tunjukkan. "Iya, Tante. Aku lihat tadi ada toko ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Keresahan Elvira

    Elvira berusaha mengalihkan pikirannya dengan pergi menemui teman-teman sosialitanya di sebuah kafe mewah yang sering mereka kunjungi. Begitu tiba, ia disambut hangat oleh teman-temannya—Laura, Karina, dan Siska—yang sudah berkumpul sambil menikmati kopi dan berbincang santai. “Elvira! Lama sekali nggak ikut nongkrong sama kita,” sapa Laura dengan senyum lebar. “Apa kabar? Terakhir dengar kamu sibuk banget sama keluarga.” Elvira tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan kegelisahannya. “Ya, akhir-akhir ini banyak urusan rumah yang harus aku urus,” jawabnya santai. “Makanya baru sempat ketemu kalian sekarang.” Karina, yang memang suka bergosip, segera mengarahkan obrolan ke topik yang lebih hangat. “Eh, kamu tahu nggak, Vi? Di acara keluarga minggu lalu, aku lihat seorang wanita muda yang cantik banget. Katanya sih, dia dekat sama keluarga Arjun.” Elvira langsung merasakan jantungnya berdegup lebih kencang mendengar itu. “Oh, kamu maksud Olivia?” tanyanya sambil berusaha tenang.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Merindukan Ibu

    Keesokan paginya, saat keluarga Arvendra berkumpul di ruang makan untuk sarapan, Olivia turun dengan tampilan yang segar dan senyum mengembang di wajahnya. Ia menyapa semua orang dengan hangat, terutama ibu Arjun yang duduk di sisi kepala meja. "Selamat pagi, Tante, semuanya," Olivia menyapa dengan ramah, seolah sudah bagian dari keluarga. Ibu Arjun tersenyum dan mempersilakannya duduk. "Pagi, Olivia. Bagaimana tidurmu semalam? Semoga kamarnya nyaman," tanya ibu Arjun dengan perhatian. "Nyaman sekali, Tante. Terima kasih sudah menjamu saya dengan baik," jawab Olivia sopan, sesekali melirik Elvira yang duduk di seberang meja dengan ekspresi kaku. Elvira, yang sudah tak tahan melihat Olivia merasa begitu betah, meletakkan sendoknya agak keras ke piring dan tersenyum kecil namun penuh sindiran. "Ya, untungnya kamar tamu di sini memang disiapkan untuk tamu-tamu khusus, kan?" Nada Elvira terdengar halus, tapi siapa pun bisa menangkap sarkasme di baliknya. Arjun yang duduk di samp

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Tunduk Pada Olivia

    Ketika Arjun bersiap mengantar Olivia pulang, Elvira muncul dari balik pintu dengan wajah penasaran, matanya menyipit seolah berusaha membaca suasana. "Aku ikut," ujar Elvira sambil meraih tasnya. Namun, langkah Elvira tiba-tiba terhenti ketika suara mertua terdengar di belakangnya. "Elvira, bukannya kamu bilang ingin berbicara denganku tentang acara amal nanti?" Nada suara ibu Arjun lembut namun tegas, seperti sengaja menahan Elvira agar tetap tinggal di mansion. Elvira menoleh, sedikit enggan, namun ia tak bisa menolak permintaan mertuanya. "Baiklah, Bu. Kita bisa membahasnya sekarang," balasnya dengan senyum yang dipaksakan, meski sorot matanya masih menatap Olivia dengan tajam. Olivia yang berdiri di samping Arjun hanya mengangkat alis, menyembunyikan senyum puas di balik wajah polosnya. "Saya akan segera pulang, Tante. Terima kasih atas keramahan keluarganya hari ini." Ibu Arjun mengangguk ramah. "Kamu selalu diterima di sini, Olivia." Elvira hanya menghela napas kesal,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Rasa Bersalah Olivia

    Keesokan harinya, Arjun dan Olivia kembali pada rutinitas mereka, tetap menjaga rahasia hubungan mereka. Arjun tiba di kantor lebih awal dari biasanya, sementara Olivia menyusul tak lama kemudian, masuk dengan senyum penuh percaya diri. Namun, ketegangan terasa saat mereka bertemu pandang di tengah lobi kantor. Meski harus berpura-pura profesional, ada ketertarikan yang sulit disembunyikan. Saat jam makan siang, Arjun mendekati Olivia dengan ekspresi tenang. “Ada yang perlu kubicarakan denganmu di ruanganku. Bisa datang sebentar?” katanya dengan nada datar, seolah sedang mengatur urusan pekerjaan. Olivia mengangguk, kemudian bergegas menuju ruangan Arjun beberapa menit kemudian. Setelah pintu tertutup rapat, senyum di wajah Arjun perlahan berubah menjadi senyuman nakal, menunjukkan sisi yang hanya Olivia yang tahu. “Apa kau siap dengan rencana kita akhir pekan ini?” tanyanya sambil mendekat, pandangan matanya hangat namun penuh tekad. “Tentu saja,” jawab Olivia, mendekatkan diri

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Tantangan Arjun

    Saat malam sudah larut, Arjun akhirnya kembali ke mansion. Langkahnya pelan namun mantap, berusaha tidak menimbulkan suara saat melewati ruang tengah menuju kamarnya. Namun, langkahnya terhenti begitu melihat Elvira sudah berdiri di ujung lorong dengan tatapan penuh curiga. “Kau pulang tengah malam lagi, Arjun?” Elvira menyapa dengan nada dingin, alisnya terangkat, memperlihatkan ekspresi yang penuh tanda tanya. Arjun tersenyum tenang, tanpa tergesa-gesa menghampiri istrinya. “Ada urusan pekerjaan yang harus kuselesaikan, Elvira. Kau tahu, proyek besar ini memerlukan waktu dan tenaga ekstra,” jawabnya dengan nada santai, berusaha terdengar meyakinkan. Elvira mendekat, matanya tajam memperhatikan setiap gerakan dan ekspresi suaminya. “Urusan pekerjaan? Kenapa selalu seperti ini, Arjun? Tengah malam, berulang kali. Jangan-jangan…” ia menggantungkan kalimatnya, berharap Arjun akan menanggapi dengan jujur atau setidaknya menunjukkan tanda-tanda kebohongan. Arjun terkekeh ringan, t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28

Bab terbaru

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Melindungi Istri dan anak

    Arjun berdiri di balkon kamarnya, matanya menatap gelapnya malam. Pikirannya dipenuhi oleh rasa cemas dan amarah. Ia tidak bisa membiarkan ancaman dari Elvira terus menghantui keluarganya. Olivia, yang sedang berada di kamar bayi bersama Regan, berjalan mendekat setelah melihat suaminya belum tidur. “Arjun,” panggil Olivia lembut sambil mendekati suaminya. “Kamu belum tidur?” Arjun menoleh, menarik Olivia ke dalam pelukannya. “Aku tidak bisa tidur. Aku memikirkan semua ini, Olivia. Ancaman dari Elvira dan bagaimana aku harus memastikan kamu dan Regan aman.” Olivia mendongak menatapnya. “Kamu tidak sendirian. Aku di sini bersamamu. Jangan bebani dirimu sendiri terlalu berat.” Arjun mengusap pipi Olivia, senyumnya tipis namun penuh rasa sayang. “Aku tidak akan tenang sampai semuanya selesai. Aku sudah memutuskan untuk bertindak lebih tegas. Aku akan menggunakan semua koneksi dan kekuatanku untuk menghentikan Elvira. Kali ini, tidak ada ruang untuk kompromi.” Olivia mengangguk,

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Incaran Elvira

    Beberapa hari kemudian, suasana di mansion Arjun perlahan kembali tenang setelah Olivia diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Arjun sangat protektif terhadap istrinya yang masih dalam masa pemulihan. Ia bahkan langsung memanggil seorang pengasuh berpengalaman untuk membantu Olivia merawat bayi mereka, Regan. "Bu Nia, saya percaya pada Anda untuk membantu Olivia," ucap Arjun tegas saat berbicara dengan pengasuh yang baru tiba di ruang keluarga. "Tugas Anda bukan hanya mengurus Regan, tetapi juga memastikan Olivia tidak terlalu lelah." Bu Nia mengangguk hormat. "Baik, Pak Arjun. Saya akan lakukan yang terbaik." Olivia yang duduk di sofa dengan Regan dalam pelukannya menghela napas panjang. "Aku masih bisa mengurusnya sendiri, Arjun. Aku hanya butuh waktu untuk pulih sepenuhnya." Arjun mendekat, menatapnya lembut sambil berlutut di hadapan istrinya. "Kamu baru saja melalui banyak hal, sayang. Biarkan aku meringankan bebanmu. Regan butuh ibunya sehat, dan aku butuh istriku kembal

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Keberuntungan Olivia

    Keesokan harinya, Olivia sudah diperbolehkan duduk di sofa kamar rumah sakit. Tubuhnya masih lemah, tapi senyum kecil di wajahnya mulai kembali. Di meja kecil di hadapannya, ada sepiring buah segar yang sudah dikupas rapi oleh Mama Arjun. Arjun masuk ke kamar dengan membawa Regan yang terlihat ceria. Si kecil tampak menggeliat di gendongan ayahnya, matanya yang bulat menatap ke arah Olivia. “Lihat siapa yang kangen sama mamanya,” kata Arjun dengan senyum lebar, mendekatkan Regan ke Olivia. Olivia langsung mengulurkan tangan, meski perlahan. “Sini, Mama mau peluk.” Arjun duduk di samping Olivia dan menyerahkan Regan ke pangkuannya. Si kecil langsung menggeliat nyaman di dekapan Olivia. Tatapan Olivia melembut, dan air matanya hampir jatuh lagi. “Mama kangen sekali, Nak,” bisiknya sambil mencium kening Regan. “Pelan-pelan, Liv,” ujar Arjun, tangannya menahan punggung Olivia agar tidak terlalu condong. “Kamu masih perlu istirahat.” “Aku baik-baik saja, Jun. Melihat Regan su

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Tangis Bahagia

    Arjun masih setia duduk di samping tempat tidur Olivia. Di luar jendela, cahaya pagi mulai menyelinap masuk, menandakan dimulainya hari baru. Olivia masih tertidur dengan tenang, napasnya teratur, sementara Arjun tak pernah melepaskan genggaman tangannya dari jemari sang istri. Setiap detik ia menghabiskan waktu memandangi wajah pucat Olivia, semakin kuat tekadnya untuk melindungi perempuan itu. Tak lama, pintu kamar terbuka perlahan. Mama Arjun muncul dengan membawa sebuah keranjang berisi makanan dan beberapa buah tangan. Di belakangnya, Papa Arjun mengikuti dengan langkah tenang. “Jun?” Mama Arjun memanggil pelan. “Kamu sudah sarapan?” Arjun menoleh, tersenyum kecil. “Belum, Ma. Saya nggak mau jauh dari Olivia.” Mama Arjun menghela napas panjang, mendekat ke sisi Arjun lalu menepuk pundaknya lembut. “Kamu juga harus jaga kesehatan. Jangan sampai sakit, nanti siapa yang jaga Olivia dan Regan?” “Aku tahu, Ma, tapi…” Arjun menggantungkan kalimatnya. Matanya kembali menatap wajah

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Sadarnya Olivia

    Beberapa jam setelah Olivia sadar, kabar baik itu langsung menyebar di keluarga Arjun. Mama dan papa Arjun datang lebih dulu dengan wajah penuh kekhawatiran, namun raut lega terpancar jelas begitu melihat Olivia sudah mulai bisa berbicara meski masih lemah. Regan digendong oleh mama Arjun, bayi mungil itu tampak tenang sekarang, seakan tahu bahwa ibunya sudah kembali. “Olivia, nak…” suara lembut mama Arjun memecah keheningan. Ia mendekat sambil membawa Regan dalam gendongannya. “Syukurlah kamu sudah sadar. Kami semua khawatir sekali.” Olivia menatap mama Arjun dengan mata berkaca-kaca. “Maaf… membuat semuanya khawatir…” suaranya masih serak, namun penuh penyesalan. “Tidak apa-apa, Nak,” sahut papa Arjun dari belakang dengan suara berat. “Yang penting kamu sudah sadar. Kamu harus cepat pulih demi bayi kecil ini.” Arjun, yang sejak tadi tak lepas dari sisi tempat tidur, mengelus lembut rambut istrinya. “Regan sudah menunggu lama, Liv. Lihat dia…” ujarnya sambil menatap putra mereka

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Ikatan Batin Regan dan Olivia

    Arjun duduk di samping ranjang rumah sakit, jemarinya menggenggam erat tangan Olivia yang terbaring lemah. Wajahnya tampak pucat, pandangannya terpaku pada wajah istrinya yang masih terpejam. Napasnya terasa berat, seolah beban di dadanya tak kunjung reda. "Olivia..." bisik Arjun pelan, suaranya serak menahan emosi. Ia meremas tangan itu lebih lembut, seakan berharap Olivia bisa merasakan sentuhannya. "Bangunlah, sayang. Jangan diam seperti ini... Aku ada di sini." Ruangan itu sunyi, hanya terdengar suara mesin monitor detak jantung yang berdetak pelan. Arjun mengusap wajahnya dengan tangan yang bebas, frustrasi. "Kenapa ini harus terjadi padamu?" Suaranya lirih, hampir tak terdengar. Tatapan matanya kini berkabut, menyimpan kemarahan yang ia pendam. Tak lama, pintu ruangan terbuka. Mama Arjun masuk bersama seorang dokter. Wanita paruh baya itu mendekat, air mata tak bisa disembunyikan dari wajahnya. "Arjun... bagaimana keadaan Olivia?" tanyanya sambil mendekati sisi ranjang.

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Olivia ditangani

    Olivia menatap wajah Arjun yang dipenuhi kecemasan. Pandangan matanya mulai kabur, tubuhnya terasa semakin lemah, dan suara-suara di sekitarnya terdengar semakin jauh. Detak jantungnya terasa berat, nafasnya mulai tersengal-sengal. “Arjun...” suaranya hampir seperti bisikan, tangannya berusaha meraih lengan pria itu, tetapi kekuatannya mulai menghilang. “Regan... jaga Regan...” “Tidak, Olivia! Tetap bersamaku!” Arjun menggenggam tangan Olivia erat, suaranya bergetar penuh kepanikan. “Kamu harus bertahan! Ambulans akan segera datang. Tolong, jangan tinggalkan aku!” Olivia tersenyum tipis, meskipun wajahnya sudah mulai pucat. “Aku... aku minta maaf, Arjun... untuk semuanya...” Suara itu semakin pelan, nyaris tenggelam oleh suara tangisan Regan yang terus menggema di udara. Matanya perlahan-lahan tertutup, kelopak matanya terasa begitu berat. “Olivia!” Arjun berteriak, mengguncang tubuh istrinya dengan panik. “Tolong, buka matamu! Jangan seperti ini...! Olivia!” Orang-orang di

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Kejadiaan Naas

    Siang berganti sore, kehangatan di rumah Arjun masih terasa. Semua orang menikmati kebersamaan, bercerita, tertawa, dan menikmati camilan yang telah disiapkan. Regan yang telah cukup lama bergilir di pelukan semua orang akhirnya kembali ke pelukan Olivia, tidur dengan nyenyak di dekapan ibunya. Di sudut ruangan, Arjun duduk bersama ayahnya, berbincang sambil sesekali melirik ke arah Olivia. Sorot matanya penuh cinta, seperti tak percaya bahwa mereka akhirnya sampai di titik ini—bersama, bahagia, dan lengkap sebagai sebuah keluarga. “Kamu sudah melakukan yang terbaik, Nak,” kata ayah Arjun, suaranya penuh kebanggaan. “Aku tahu perjalananmu bersama Olivia tidak mudah, tapi lihatlah sekarang. Kalian berhasil melewati semuanya.” Arjun tersenyum kecil, mengangguk. “Aku hanya ingin memastikan Olivia dan Regan bahagia, Ayah. Aku sadar, banyak kesalahan yang terjadi di masa lalu, tapi aku benar-benar mencintai mereka.” Ayahnya menepuk bahu Arjun, matanya berkaca-kaca. “Itulah yang pen

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Kelahiran Regan Anderson

    Satu bulan kemudian, udara pagi yang cerah menyelimuti rumah Arjun dan Olivia. Pagi itu terasa berbeda, penuh harapan dan kebahagiaan yang mengisi setiap sudut rumah. Olivia, yang kini telah memasuki fase terakhir kehamilannya, duduk di tepi ranjang dengan tangan memegang perut buncitnya, menatap Arjun yang sedang bersiap untuk pergi ke kantor. “Kamu benar-benar yakin bisa pergi hari ini?” tanya Olivia, suara lembutnya terdengar penuh kekhawatiran. “Aku merasa perut ini semakin sering sakit.” Arjun tersenyum sambil menatap Olivia, menghampirinya dan duduk di sampingnya. “Tenang saja, sayang. Aku di sini. Kamu tidak perlu khawatir. Aku pasti akan di rumah tepat waktu. Jika sesuatu terjadi, kamu bisa menghubungiku kapan saja.” Olivia menggenggam tangan Arjun, matanya mulai berkaca-kaca. “Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku hanya merasa begitu... cemas.” “Jangan khawatir,” jawab Arjun lembut. “Kamu akan baik-baik saja. Kita akan bersama-sama melewati ini, Olivia. Kita sudah mel

DMCA.com Protection Status