Home / Romansa / Skandal Panas Sekretaris Seksi / Awal Perseteruan Olivia dan Elvira

Share

Awal Perseteruan Olivia dan Elvira

Author: Author Receh
last update Last Updated: 2024-10-24 19:25:43

Siang itu, Olivia duduk di sebuah kafe mewah di pusat kota, menunggu Elvira. Dia sudah menduga bahwa Elvira akan mulai curiga. Setelah berminggu-minggu bermain api dengan Arjun dan mengatur setiap gerakan agar tampak tidak mencolok, Olivia yakin, pada akhirnya, istri sah itu pasti akan menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Dan kali ini, Olivia siap.

Elvira muncul dengan langkah cepat, wajahnya tegang. Mata tajamnya langsung menatap Olivia yang duduk santai di sudut kafe, mengenakan gaun elegan yang tampak mencolok, bahkan untuk pertemuan yang seharusnya ‘kasual’. Olivia tersenyum tipis begitu melihat Elvira mendekat, dan tanpa menunggu sapaan, Elvira langsung duduk di hadapannya dengan tatapan menusuk.

"Jadi, kamu pikir aku nggak akan tahu?" suara Elvira bergetar, amarah jelas mengalir di setiap katanya. Tangannya terkepal di atas meja, seolah siap meledak kapan saja.

Olivia menatap Elvira dengan tatapan yang tenang, bahkan sedikit mengejek. "Tahu apa?" jawab Olivia dengan nad
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Menarik Perhatian Mertua

    Di ruang tamu megah mansion keluarga Arjun, Elvira duduk bersama kedua mertuanya, mencoba menjaga ekspresi tenang meskipun dalam hati dia merasa gelisah. Orang tua Arjun tampak santai, menikmati teh sore sambil berbincang ringan. Namun, Elvira tahu waktunya untuk berbicara sudah tiba. "Mama, Papa," Elvira memulai dengan nada lembut namun tegas, matanya sedikit menunduk seolah-olah sedang berpikir. "Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan... tentang Olivia." Mama Arjun, seorang wanita anggun berusia senja dengan rambut disanggul rapi, menoleh dengan alis terangkat sedikit. "Olivia? Sekretaris Arjun?" tanyanya sambil meletakkan cangkir tehnya. "Kenapa dengan dia, sayang?" Elvira menelan ludah, mencoba menahan keresahan yang semakin besar di dalam dirinya. "Aku nggak tahu, Ma, tapi... aku merasa ada sesuatu yang nggak beres dengan Olivia. Dia terlalu dekat dengan Arjun akhir-akhir ini, dan aku khawatir..." Papa Arjun, yang duduk di samping istrinya, memandang Elvira dengan tatapan p

    Last Updated : 2024-10-25
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Olivia, Drama Queen

    Di siang yang cerah itu, Olivia berjalan-jalan di sepanjang jalanan kota, menatap deretan toko dengan penuh minat. Dia tersenyum puas, berpikir tentang bagaimana kejutan kecil yang akan dia bawa ke mansion keluarga Arvendra bisa mempengaruhi Elvira. Tanpa berpikir panjang, dia masuk ke salah satu toko makanan mewah dan memilih aneka buah segar, cokelat mahal, dan camilan kesukaan ibu Arjun. Setelah semua tersusun rapi di dalam tas belanjanya, Olivia bergegas menuju mansion dengan senyum penuh makna. Sesampainya di mansion, dia langsung disambut hangat oleh pelayan dan langsung dipersilakan masuk. Elvira, yang sejak tadi menemani ibu Arjun di ruang tamu, tak menyangka akan melihat sosok Olivia muncul dengan senyuman manis dan bungkusan di tangannya. Perasaan cemburu bercampur kesal mulai membakar hati Elvira. "Olivia! Kamu datang membawa oleh-oleh?" seru ibu Arjun sambil tersenyum lebar, tampak senang dengan perhatian yang Olivia tunjukkan. "Iya, Tante. Aku lihat tadi ada toko ya

    Last Updated : 2024-10-25
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Keresahan Elvira

    Elvira berusaha mengalihkan pikirannya dengan pergi menemui teman-teman sosialitanya di sebuah kafe mewah yang sering mereka kunjungi. Begitu tiba, ia disambut hangat oleh teman-temannya—Laura, Karina, dan Siska—yang sudah berkumpul sambil menikmati kopi dan berbincang santai. “Elvira! Lama sekali nggak ikut nongkrong sama kita,” sapa Laura dengan senyum lebar. “Apa kabar? Terakhir dengar kamu sibuk banget sama keluarga.” Elvira tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan kegelisahannya. “Ya, akhir-akhir ini banyak urusan rumah yang harus aku urus,” jawabnya santai. “Makanya baru sempat ketemu kalian sekarang.” Karina, yang memang suka bergosip, segera mengarahkan obrolan ke topik yang lebih hangat. “Eh, kamu tahu nggak, Vi? Di acara keluarga minggu lalu, aku lihat seorang wanita muda yang cantik banget. Katanya sih, dia dekat sama keluarga Arjun.” Elvira langsung merasakan jantungnya berdegup lebih kencang mendengar itu. “Oh, kamu maksud Olivia?” tanyanya sambil berusaha tenang.

    Last Updated : 2024-10-26
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Merindukan Ibu

    Keesokan paginya, saat keluarga Arvendra berkumpul di ruang makan untuk sarapan, Olivia turun dengan tampilan yang segar dan senyum mengembang di wajahnya. Ia menyapa semua orang dengan hangat, terutama ibu Arjun yang duduk di sisi kepala meja. "Selamat pagi, Tante, semuanya," Olivia menyapa dengan ramah, seolah sudah bagian dari keluarga. Ibu Arjun tersenyum dan mempersilakannya duduk. "Pagi, Olivia. Bagaimana tidurmu semalam? Semoga kamarnya nyaman," tanya ibu Arjun dengan perhatian. "Nyaman sekali, Tante. Terima kasih sudah menjamu saya dengan baik," jawab Olivia sopan, sesekali melirik Elvira yang duduk di seberang meja dengan ekspresi kaku. Elvira, yang sudah tak tahan melihat Olivia merasa begitu betah, meletakkan sendoknya agak keras ke piring dan tersenyum kecil namun penuh sindiran. "Ya, untungnya kamar tamu di sini memang disiapkan untuk tamu-tamu khusus, kan?" Nada Elvira terdengar halus, tapi siapa pun bisa menangkap sarkasme di baliknya. Arjun yang duduk di samp

    Last Updated : 2024-10-26
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Tunduk Pada Olivia

    Ketika Arjun bersiap mengantar Olivia pulang, Elvira muncul dari balik pintu dengan wajah penasaran, matanya menyipit seolah berusaha membaca suasana. "Aku ikut," ujar Elvira sambil meraih tasnya. Namun, langkah Elvira tiba-tiba terhenti ketika suara mertua terdengar di belakangnya. "Elvira, bukannya kamu bilang ingin berbicara denganku tentang acara amal nanti?" Nada suara ibu Arjun lembut namun tegas, seperti sengaja menahan Elvira agar tetap tinggal di mansion. Elvira menoleh, sedikit enggan, namun ia tak bisa menolak permintaan mertuanya. "Baiklah, Bu. Kita bisa membahasnya sekarang," balasnya dengan senyum yang dipaksakan, meski sorot matanya masih menatap Olivia dengan tajam. Olivia yang berdiri di samping Arjun hanya mengangkat alis, menyembunyikan senyum puas di balik wajah polosnya. "Saya akan segera pulang, Tante. Terima kasih atas keramahan keluarganya hari ini." Ibu Arjun mengangguk ramah. "Kamu selalu diterima di sini, Olivia." Elvira hanya menghela napas kesal,

    Last Updated : 2024-10-26
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Rasa Bersalah Olivia

    Keesokan harinya, Arjun dan Olivia kembali pada rutinitas mereka, tetap menjaga rahasia hubungan mereka. Arjun tiba di kantor lebih awal dari biasanya, sementara Olivia menyusul tak lama kemudian, masuk dengan senyum penuh percaya diri. Namun, ketegangan terasa saat mereka bertemu pandang di tengah lobi kantor. Meski harus berpura-pura profesional, ada ketertarikan yang sulit disembunyikan. Saat jam makan siang, Arjun mendekati Olivia dengan ekspresi tenang. “Ada yang perlu kubicarakan denganmu di ruanganku. Bisa datang sebentar?” katanya dengan nada datar, seolah sedang mengatur urusan pekerjaan. Olivia mengangguk, kemudian bergegas menuju ruangan Arjun beberapa menit kemudian. Setelah pintu tertutup rapat, senyum di wajah Arjun perlahan berubah menjadi senyuman nakal, menunjukkan sisi yang hanya Olivia yang tahu. “Apa kau siap dengan rencana kita akhir pekan ini?” tanyanya sambil mendekat, pandangan matanya hangat namun penuh tekad. “Tentu saja,” jawab Olivia, mendekatkan diri

    Last Updated : 2024-10-27
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Tantangan Arjun

    Saat malam sudah larut, Arjun akhirnya kembali ke mansion. Langkahnya pelan namun mantap, berusaha tidak menimbulkan suara saat melewati ruang tengah menuju kamarnya. Namun, langkahnya terhenti begitu melihat Elvira sudah berdiri di ujung lorong dengan tatapan penuh curiga. “Kau pulang tengah malam lagi, Arjun?” Elvira menyapa dengan nada dingin, alisnya terangkat, memperlihatkan ekspresi yang penuh tanda tanya. Arjun tersenyum tenang, tanpa tergesa-gesa menghampiri istrinya. “Ada urusan pekerjaan yang harus kuselesaikan, Elvira. Kau tahu, proyek besar ini memerlukan waktu dan tenaga ekstra,” jawabnya dengan nada santai, berusaha terdengar meyakinkan. Elvira mendekat, matanya tajam memperhatikan setiap gerakan dan ekspresi suaminya. “Urusan pekerjaan? Kenapa selalu seperti ini, Arjun? Tengah malam, berulang kali. Jangan-jangan…” ia menggantungkan kalimatnya, berharap Arjun akan menanggapi dengan jujur atau setidaknya menunjukkan tanda-tanda kebohongan. Arjun terkekeh ringan, t

    Last Updated : 2024-10-28
  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Bucin Pada Olivia

    Keesokan harinya, Arjun bangun dengan perasaan hampa. Setelah semalam penuh memikirkan Olivia, hatinya semakin gelisah. Tanpa pikir panjang, ia segera bersiap, meraih jasnya dan meninggalkan mansion sebelum Elvira sempat menahannya. Sampai di kantornya, Arjun langsung melangkah menuju ruangan pribadinya, berharap bisa segera melihat Olivia. Ia tak sabar ingin merasakan kembali senyum hangat dan perhatian dari wanita yang telah berhasil merebut hatinya sepenuhnya. Saat pintu ruangannya terbuka, Olivia sudah ada di sana, berdiri sambil menyusun beberapa dokumen. "Pagi, Arjun," sapanya lembut, tersenyum kecil. Arjun melangkah mendekat, dan tanpa ragu, ia meraih tangan Olivia, menggenggamnya erat. "Aku ingin kau tahu, aku hanya punya kau, Olivia. Kau yang selalu mengisi hari-hariku. Aku ingin ini… bukan sekadar rahasia lagi," ucapnya dengan suara pelan tapi tegas. Olivia terdiam, menatap wajah Arjun yang tampak begitu serius. Ada keraguan di matanya, tapi ia tak bisa membohongi di

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Season 2 Part 29

    Pagi itu, Nayla baru saja selesai bersiap ketika ibunya tiba-tiba masuk ke kamarnya tanpa mengetuk. “Ponselmu!” suara ibunya tegas, tangannya terulur meminta. Nayla mengernyit. “Kenapa, Bu?” Sang ibu tak mau menjawab dan langsung merebut ponsel Nayla dari meja rias. “Ibu tahu kamu masih berhubungan dengan pria kaya itu! Ibu sudah bilang, jangan ulangi kesalahan yang sama!” ujar ibunya dengan nada tinggi. “Ibu, Regan tidak seperti Darren! Dia tidak akan menyakitiku—” “Omong kosong!” Ibunya memotong kasar. “Mereka semua sama! Uang mereka membuat mereka berpikir bisa memiliki segalanya, termasuk dirimu!” Nayla menggigit bibirnya, berusaha menahan air mata. “Ibu, aku yang menjalani hidupku. Aku berhak memilih siapa yang aku cintai.” Tatapan ibunya mengeras. “Kalau begitu, jangan tinggal di rumah ini. Kalau masih keras kep

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Season 2 Part 28 Ketidaksetujuan Ibu

    Nayla menatap ibunya dengan mata terbelalak, tak percaya dengan kata-kata yang baru saja ia dengar. "Ibu serius?" tanyanya, suaranya terdengar sedikit gemetar. Ibunya menghela napas panjang, lalu menatap putrinya dengan penuh ketegasan. "Iya, Nayla. Ibu nggak mau kamu terjebak lagi dalam hubungan dengan pria kaya. Lihat apa yang terjadi dengan pernikahanmu dulu. Darren memperlakukanmu seperti barang yang bisa dibuang begitu saja." "Tapi, Bu... Regan berbeda," Nayla mencoba membela. "Tidak ada yang benar-benar berbeda, Nayla," ibunya menyela dengan nada tajam. "Mereka sama saja. Pria kaya punya kuasa, dan mereka selalu ingin mengendalikan segalanya. Ibu nggak mau kamu terluka lagi." Nayla menundukkan kepala. Ia tahu ibunya berkata seperti itu karena khawatir. Tapi… hatinya tidak bisa begitu saja menolak perasaan yang mulai tumbuh untuk Regan. "Jadi... Ibu mau aku menjauhi Regan?" tanyanya lirih. "Ya, Nayla. Ibu ingin kamu hidup tenang, tanpa bayang-bayang pria kaya yang b

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Season 2 Part 27

    Nayla menggeleng dengan cepat, mencoba menata kembali perasaannya. “Nggak perlu, Regan. Aku bisa pergi sendiri.” Regan menatapnya dalam, seolah mencari kebohongan dalam ucapannya. “Aku cuma ingin memastikan kamu sampai dengan selamat, Nayla.” Sebelum Nayla sempat membalas, ibunya tiba-tiba melangkah mendekat. Wanita paruh baya itu menatap Regan dengan sorot tegas. “Maaf, Regan. Tapi aku rasa Nayla benar. Kami bisa pergi sendiri.” Regan menoleh ke arah ibu Nayla, terkejut dengan nada suaranya yang penuh ketegasan. “Tante, aku hanya ingin membantu—” “Sudah cukup, Nak,” potong ibunya Nayla lembut, tapi berwibawa. “Aku tahu kamu peduli pada Nayla. Tapi biarkan dia menentukan jalannya sendiri. Biarkan dia menjalani hidupnya tanpa bayang-bayang siapa pun.” Regan terdiam, rahangnya mengeras. “Aku nggak pernah bermaksud mengekangnya, Tante…” Ibu Nayla tersenyum tipis, lalu menepuk pundak Regan pelan. “Aku tahu. Tapi justru karena itu, kamu harus menghormati keputusannya.” Nayla

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Season 2 Part 26 Kepindahan Nayla dan Ibunya

    Nayla menatap layar ponselnya, jemarinya sedikit gemetar saat menekan nomor ibunya. Ia menarik napas dalam, berusaha menenangkan diri sebelum akhirnya panggilan tersambung. “Nayla?” suara ibunya terdengar di seberang, penuh kekhawatiran. “Kenapa, Nak? Kamu baik-baik saja?” “Ibu…” suara Nayla bergetar. “Aku… aku merasa nggak aman di sini. Aku baru saja menerima pesan ancaman. Aku takut, Bu.” Hening sejenak. Lalu suara ibunya terdengar lebih tegas. “Pulanglah, Nayla. Kamu nggak bisa terus-terusan seperti ini. Kita cari tempat yang lebih aman untuk tinggal.” Nayla menggigit bibir, hatinya terasa lebih tenang mendengar kepastian itu. “Tapi, Bu… pindah ke mana?” “Aku sudah bicara dengan pamanmu. Dia punya rumah kosong di luar kota, tempatnya lebih tenang dan aman. Kita bisa tinggal di sana sementara.” Nayla terdiam, berpikir sejenak. Tawaran itu terdengar masuk akal. Ia tak bisa terus-menerus berada dalam bayang-bayang Darren, atau siapa pun yang mungkin ingin mencelakainya. “Baik,

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Season 2 Part 25

    Nayla masih mencoba mengabaikan perasaan tidak nyaman yang menghantuinya sejak tadi. Ia kembali sibuk melayani pelanggan di toko bersama Rania, mencoba menepis pikiran buruk yang sempat terlintas. Namun, di luar sana, seseorang tengah mengamati setiap gerak-geriknya. Pria itu berdiri di sudut jalan, mengenakan hoodie hitam, berusaha menyembunyikan identitasnya. Tangannya dengan cekatan mengambil ponsel dan mengetik pesan. "Dia masih di toko. Sepertinya belum sadar kalau diawasi." Tak lama kemudian, mobil hitam berhenti beberapa meter dari toko. Jendela bagian belakang sedikit terbuka, memperlihatkan wajah Darren yang tengah tersenyum sinis. Ia membaca pesan dari anak buahnya, lalu mengetik balasan. "Terus awasi. Aku akan mengambil langkah berikutnya." Darren menutup ponselnya dan menatap ke arah toko dengan tatapan tajam. "Kau pikir bisa lepas dariku semudah itu, Nayla?" gumamnya dengan nada dingin. "Kita lihat sampai kapan kau bisa bertahan tanpa aku." Di dalam toko, Na

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Season 2 Part 24 Obsesi Darren

    Pagi itu, matahari bersinar cerah ketika Nayla keluar dari rumah ibunya. Ia merasa lebih baik hari ini, meski perasaan canggung masih ada setelah kembali ke kehidupan lamanya. Sesampainya di sebuah toko bunga kecil di sudut kota, Nayla disambut hangat oleh sahabatnya, Rania. Wanita itu langsung menarik tangan Nayla dengan penuh semangat. "Akhirnya kamu datang juga! Aku sudah menunggu." Nayla tersenyum kecil. "Maaf, aku agak lama di jalan. Sudah lama nggak ke sini." Rania menepuk bahu Nayla ringan. "Nggak masalah. Yang penting sekarang kamu ada di sini. Aku butuh bantuanmu di toko ini, dan kamu butuh kesibukan biar nggak terlalu banyak berpikir." Nayla mengangguk. "Iya, aku juga ingin mulai sesuatu yang baru." Mereka berdua pun mulai bekerja. Nayla membantu merapikan bunga-bunga yang baru datang, sementara Rania melayani pelanggan. Perlahan, Nayla mulai merasa nyaman berada di lingkungan ini. Saat tengah merangkai buket bunga, Rania meliriknya dengan senyum menggoda. "Jad

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Season 2 Part 23 Pelukan Sang Ibu

    Tak lama setelah panggilan itu berakhir, suara klakson mobil terdengar dari luar rumah. Nayla menarik napas dalam, mencoba mengusir kegugupan yang mulai menguasai hatinya. "Regan sudah datang," gumamnya pelan. Sang ibu mengelus pundaknya dengan lembut. "Hati-hati, Nak. Apa pun yang terjadi, ingat bahwa kamu tidak sendirian." Nayla mengangguk, lalu melangkah keluar. Regan berdiri di samping mobilnya, mengenakan kemeja hitam yang sedikit tergulung di bagian lengannya. Wajahnya serius, matanya menatap Nayla dengan intens. "Masuk," katanya singkat, membuka pintu mobil untuk Nayla. Sepanjang perjalanan, keduanya terdiam. Hanya suara mesin mobil yang terdengar, hingga akhirnya Nayla tak tahan lagi. "Regan, sebenarnya ada apa?" tanyanya, suaranya mengandung kecemasan. Regan menghela napas panjang, lalu menoleh sekilas ke arah Nayla sebelum kembali fokus pada jalan. "Darren mulai bergerak lagi." Nayla merasakan jantungnya mencelos. "Apa maksudmu? Bukankah perceraianku sudah selesai?"

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Season 2 Part 22 Meminta Bertemu

    Nayla menundukkan kepala, mendengarkan ibunya bicara dengan suara lembut namun penuh ketegasan. "Nayla, Ibu tahu kamu sudah melalui banyak hal. Perceraian itu bukan hal mudah, apalagi dengan segala yang Darren lakukan padamu," ujar ibunya sambil menggenggam tangan putrinya. "Tapi Ibu nggak mau kamu terjebak dalam kebingungan. Kamu harus benar-benar berpikir sebelum mengambil keputusan lagi." Nayla menggigit bibir, menatap jemari mereka yang saling menggenggam. "Ibu, aku juga nggak mau gegabah. Aku cuma..." Ibunya menatapnya lekat. "Kamu takut, kan?" Nayla terdiam. Ia ingin menyangkal, tapi hatinya tahu itu benar. "Regan memang baik, Ibu nggak menyangkal itu. Tapi apakah kamu benar-benar yakin dengan perasaanmu? Apakah dia benar-benar yang kamu inginkan, atau hanya karena kamu merasa kesepian?" Nayla menelan ludah, mencoba mencari jawaban di hatinya. Ibunya melanjutkan dengan suara lebih lembut, "Ibu cuma nggak mau kamu terluka lagi, Nak. Kamu berhak bahagia, tapi pastikan

  • Skandal Panas Sekretaris Seksi   Season 2 Part 21 Sebuah pertanyaan

    Beberapa bulan setelah resmi bercerai, Nayla mulai terbiasa dengan kehidupannya sebagai seorang janda. Meski awalnya berat, ia mulai menikmati kebebasan yang kini dimilikinya. Tak ada lagi tekanan, tak ada lagi tuduhan menyakitkan dari Darren, dan yang terpenting, ia tak lagi merasa sendirian. Pagi ini, seperti biasa, Nayla duduk di balkon apartemennya, menikmati secangkir teh hangat sambil membaca novel. Matahari pagi menyinari wajahnya dengan lembut, dan angin sepoi-sepoi mengelus rambutnya yang tergerai. "Akhirnya, hidupku terasa damai," gumamnya pelan. Ponselnya bergetar di atas meja. Nama Regan muncul di layar. Nayla tersenyum kecil sebelum mengangkatnya. "Pagi, Regan." "Pagi, Nayla. Apa rencanamu hari ini?" suara pria itu terdengar santai, seperti biasa. Nayla menghela napas kecil. "Belum ada rencana. Mungkin ke butik, mencari beberapa baju baru. Aku butuh suasana baru." Regan terkekeh. "Bagus, kamu mulai menikmati waktumu sendiri. Tapi… bagaimana kalau aku menemanimu?

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status