Semua Bab Dicampakkan Suami Dinikahi Dokter Tampan: Bab 21 - Bab 30

89 Bab

Bab 21 Beritahu Aku!

“Anda siapa?” Alby melihat seorang pria di depan gerbangnya. “Saya kurir makanan, Pak. Mau mengantarkan pesanan atas nama Bu Kalea.” Dahi Alby berkerut dalam. Bingung karena malam-malam seperti ini Kalea memesan makanan. “Apa yang dipesan?” tanya Kalea ingin tahu. “Es kelapa muda.” Kurir makanan menunjukan dua buah butir kelapa yang sudah dikupas. Alby masih keheranan kenapa Kalea memesan es kelapa muda malam-malam. Sejenak Alby memikirkan jika Kalea sedang hamil, jadi bisa jadi sedang ngidam. “Ini sudah dibayar, jadi mohon diterima.” Kurir memberikan pada Alby dua butir kelapa. “Baiklah.” Akhirnya Alby menerima pesanan itu. Segera Alby membawa pesanan itu ke dalam rumah. Masih sambil memikirkan Kalea yang malam-malam mau minum es kelapa. “Wah ... Mas Alby beli es kelapa muda?” Sandra yang melihat Alby membawa es kelapa pun langsung berbinar. “Bukan aku yang pesan.” Senyum Sandra seketika surut ketika mendengar itu. “Lalu siapa yang pesan?” tanyanya penasaran. “Kalea.” Al
Baca selengkapnya

Bab 22 Pelankan!

Kalea yang mendengar suara itu menyadari jika itu adalah suara desahan. Walaupun perlahan cinta yang di dalam hatinya memudar, tapi Kalea tetap merasa sakit dengan apa yang dilakukan Sandra dan juga Alby. “Apa mereka lupa jika di rumah ini ada banyak orang?” Rasanya Kalea jijik dengan apa yang didengarnya. Karena itu, Kalea buru-buru masuk. Di kamar, Alby dan Sandra sedang melepaskan hasrat mereka. “Mas, pelankan ayunannya.” Sandra merasa jika Alby terlalu kencang, takut jika terjadi apa-apa pada anaknya. Sayangnya, Alby tidak mendengarkan Sandra. Dia terus menghujam tubuh Sandra sebagai pelampiasan atas kekesalannya pada Kalea. “Mas, berhenti!” Sandra merasa apa yang dilakukan Alby menyakitinya dan bayi di dalam kandungannya. Lagi dan lagi Alby tidak mendengarkan sama sekali. Dia terus menghujam tubuh Sandra. Sandra yang kesal langsung mendorong tubuh Alby hingga tubuh suaminya itu menjauh. “Kamu mau membunuh bayiku?” Sandra menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Saat tu
Baca selengkapnya

Bab 23 Dari Mana Kamu?

Mendengar pertanyaan itu, Kalea dan dr. Derran langsung mengalihkan pandangan ke arah sumber suara.“Pantas saja kamu lama berbelanja, ternyata sengaja membuat janji.”Kalea menatap malas pada Sandra, dia tahu persis jika wanita itu sedang menyindirnya.“Silakan dilanjutkan lagi. Saya mau berbelanja.” Sandra langsung meninggalkan Kalea dan dr. Derran.Namun, sebelum pergi tentu saja dia mengabadikan foto. Mengirimkan pada Alby. Semakin Alby kesal, semakin Alby akan mengusir Kalea.Kalea memilih mengabaikan Sandra. Tak mau ambil pusing dengan wanita itu. Saat es krim habis, Kalea akhirnya berpamitan dengan dr. Derran.“Terima kasih atas traktiran es krimnya, Dok.”“Sama-sama.” Dr. Derran mengangguk. Dia kemudian beralih pada Kyna. “Da ... Kyna.”“Da ... Uncle Dokter.” Kyna tersenyum manis.Kalea segera pulang ke rumah. Bertemu dr. Derran memang membuatnya sedikit melupakan rasa sedihnya. Apalagi dr. Derran selalu memberikan semangat.Saat sampai di rumah, Alby sudah ada di rumah. Padah
Baca selengkapnya

Bab 24 Panas

Alby sengaja melakukan itu agar ruang gerak Kalea berkurang. Tentu saja itu juga agar Kalea tidak leluasa bisa bertemu dengan dr. Derran.Kalea yang makan, segera mengalihkan pandangan pada Alby. “Aku pakai mobil itu untuk jemput Kyna, Mas. Bagaimana nanti jika aku menjemputnya?” Kalea merasa ini tidak adil. Mobil itu juga untuk kepentingan anak mereka juga.“Pagi Kyna berangkat bersamaku, pulangnya kamu bisa jemput Kyna dengan naik ojek atau taksi.” Alby tampak tenang menjawab.Sejujurnya, Kalea benar-benar kesal sekali. Namun, dia malas berdebat. Apalagi mereka sedang di meja makan.Usai makan, Kalea meminta Kyna bermain di kamar, sedangkan dia harus mengurus Bu Salma lebih dulu. Kalea sadar jika ini bukan tanggung jawabnya, tapi dia tidak tega dengan Bu Salma.Di ruang tamu, Sandra yang melihat Kalea masuk ke kamar mertuanya pun segera mendekat ke arah Alby. Dia ingin tahu kenapa Alby meminta mobil Kalea untuknya. Padahal dia sendiri punya mobil.“Mas, kenapa aku harus pakai mobil
Baca selengkapnya

Bab 25 Pesanan

Kalea yang mendengar namanya dipanggil, menoleh kembali. “Iya, Dok.” “Besok tunggu aku di tempat tadi di jam yang sama. Aku akan mengantarkanmu ke sekolah Kyna.” Apa yang dikatakan dr. Derran itu membuat Kalea terdiam. Bagaimana bisa dia dapat tawaran seperti itu. Mau senang, tapi Kalea takut tidak tahu diri karena memanfaatkan dr. Derran yang sudah sangat baik. Namun, jika menolak, rasanya menunggu angkutan umum cukup lama membuatnya tidak kuat. Apalagi dalam keadaan hamil. “Tidak perlu, Dok. Saya bisa berangkat menjemput Kyna sendiri.” Setelah mempertimbangkan, Kalea memilih untuk tidak menerima. “Jangan menolak. Aku berangkat di jam yang sama denganmu, dan sekolah Kyna searah dengan rumah sakit.” Menurut dr. Derran ini adalah kesempatan dr. Derran bertemu Kalea. Kalea benar-benar bingung harus bagaimana. Hingga akhirnya dia mengangguk. Mendapati jawaban itu dr. Derran senang. “Kalau begitu aku pergi dulu. Hati-hati pulangnya.”“Terima kasih, Dok.” Kalea turun dan menutup pi
Baca selengkapnya

Bab 26 Bekal

“Kalea.”Sandra yang mendengar Alby memanggil Kalea pun terkejut. “Ada apa, Mas?” tanyanya.“Kalea di mana?” Alby menatap Sandra.“Di kamar sepertinya.”Mendengar jawaban Sandra itu, Alby segera menuju ke kamar Kyna untuk bertemu dengan Kalea.“Kalea.” Saat membuka pintu, dia memanggil Kalea. Namun, alangkah terkejut ketika dia tidak menemukan Kalea di kamar Kyna. “Di mana dia?” Alby beralih pada Sandra.“Mungkin di kamar ibu.” Sandra menebak di mana Keberadaan Kalea.Alby segera mengayunkan langkahnya ke kamar ibunya. “ Kalea.” Kali ini suara Alby lebih rendah karena takut jika sang ibu terkejut.“Iya.” Kalea menoleh ketika dipanggil oleh Alby.Alby melihat Kalea sedang makan burger bersama dengan Kyna dan ibunya. Mereka tampak begitu asyik sekali.“Papa, Kyna makan burger.” Kyna memamerkan burger pada Alby.Tadinya Alby mau merebut burger itu dan membuangnya. Namun, saat Kalea memakannya bersama dengan Kyna dan ibunya, tentu saja hal itu tidak dilakukan.“Iya, makan, Sayang.” Alby b
Baca selengkapnya

Bab 27 Istimewa

“Apa itu?” tanya dr. Derran.“Ini ucapan terima kasih karena sudah membelikan apa yang saya mau.” Kalea menjelaskan sambil memberikan kotak bekal yang dibawanya.Rasanya, dr. Derran kembali ke masa kecil ketika diberikan kotak bekal. Namun, dia suka akan hal itu. Dengan senang hati menerimanya.“Ini terima kasih untuk membelikan apa? Es kelapa muda?” tanya dr. Derran.Kalea merasa bingung dengan ucapan dr. Derran. Namun, beberapa menit kemudian dia mengerti, dan mengangguk untuk mengiyakan apa yang dikatakan oleh dr. Derran.“Artinya besok aku masih dapat bekal lagi untuk terima kasih es krim, lusa aku masih dapat untuk terima kasih burger?” tanya dr. Derran sambil tersenyum penuh arti.Mendengar apa yang dikatakan dr. Derran Kalea tertawa. “Ternyata dr. Derran pamrih,” sindirnya.“Bukannya segala hal yang dilakukan harus menguntungkan?” Dr. Derran berusaha membela diri.Kalea mengangguk. “Baiklah, besok saya akan bawakan untuk terima kasih es krim dan lusa saya akan bawakan untuk te
Baca selengkapnya

Bab 28 Surat Panggilan Sidang

Mata Alby langsung membulat sempurna ketika melihat amplop yang diletakan Kalea dia atas meja. “Apa itu?” tanya Alby menatap Kalea. “Surat panggilan sidang pertama kita.” Alby tidak menyangka jika surat panggilan secepat itu. Padahal dia berharap sedikit lebih lama lagi. “Aku harap kamu datang di sidang perdana kita agar segera aku lepas dari tanggung jawabmu.” Usai mengatakan itu, Kalea segera berdiri dan mengayunkan langkah ke kamarnya.Alby memandangi surat panggilan dari pengadilan itu. Namun, Sandra dengan gampangnya mengambil surat tersebut dan membukanya. “Panggilannya Senin depan.” Sandra yang membaca surat panggilan itu pun memberitahu Alby. Alby hanya diam saja. Tak menjawab atau menanggapi apa yang dikatakan oleh Sandra. Sandra tidak peduli reaksi Alby, yang jelas dia senang karena sekarang Alby dan Kalea akan segera bercerai. Tak ada lagi penghalang di antara mereka. ****Sejak surat panggilan sidang kemarin datang, Kalea sangat senang. Wajahnya lebih berseri dar
Baca selengkapnya

Bab 29 Sidang Pertama

Pertanyaan itu membuat Kalea seketika terdiam. Bingung harus menjawab apa.“Maaf aku bertanya seperti itu. Karena aku takut kamu trauma pada pria karena suamimu saja.” Dr. Derran memperjelas agar Kalea tidak salah paham dengan pertanyaannya.“Sejujurnya saya belum memikirkan sejauh itu, Dok. Kalau trauma, mungkin ada, tapi saya sadar jika setiap orang berbeda. Tidak bisa dipukul rata semua orang jahat.”Dr. Derran merasa lega karena Kalea tidak tersinggung dengan pertanyaan yang diberikan. Sejujurnya, dia ingin tahu juga sejauh apa Kalea trauma. Ibarat orang mau masuk ke rumah orang, paling tidak dia tahu keadaan pemilik rumah. Tidak mau masuk sembarangan.“Syukurlah jika kamu tidak berpikir seperti itu. Jadi aku ikut tenang.”“Tenang?” Kalea bingung dengan kata yang diucapkan dr. Derran itu.“Maksud aku tenang karena kamu tidak trauma.” Dr. Derran berusaha membenarkan ucapannya. Dia belum berani mengungkapkan perasaannya karena pastinya Kalea masih fokus pada masalahnya.Kalea mengan
Baca selengkapnya

Bab 30 Tetap Bercerai

Kalea tidak menyangka jika Alby akan memberitahu itu pada hakim tentang kehamilannya. Dia yakin itu akan dijadikan alasan Alby untuk mempertahankan pernikahan.“Apa benar Saudari hamil?” Hakim beralih pada Kalea.“Iya, Pak Hakim.”Hakim pun akhirnya meminta Kalea dan Alby ke ruangan mediasi untuk melakukan mediasi terlebih dahulu di bantu hakim mediasi. Hakim memberikan kesempatan untuk menemukan titik terang. Siapa tahu rumah tangga bisa dipertahankan. “Apa Anda sudah yakin bercerai?” Hakim mediasi menatap Kalea.“Iya, saya sudah yakin.” Kalea lagi-lagi mengiyakan hal itu.“Kalea, aku sudah bilang jika aku ingin mempertahankan rumah tangga ini. Ingat, kamu sedang hamil. Kita harus bertahan untuk anak kita.”Kalea tahu jika Alby pasti akan menggunakan anak di dalam kandungan sebagai alasan.“Mas, apa kamu lupa jika kamu sudah menalak tiga aku dan artinya aku tidak bisa kembali? Lagi pula aku tidak mau memiliki madu. Aku mau jadi wanita satu-satunya. Masalah anak, tidak ada bekas anak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status