Home / Pernikahan / Istri Kedua Tuan Presdir / Chapter 41 - Chapter 46

All Chapters of Istri Kedua Tuan Presdir: Chapter 41 - Chapter 46

46 Chapters

Bab 41 Rencana Malam Nanti

Setelah membiarkan obrolan itu menggantung dan Tio menaruh harapan besar padanya, Camelina mematikan telepon itu begitu saja.Tuutt.Tetapi, untuk menghindari kesapahpahaman, Camelina mengirim sebuah pesan yang isinya ....[Malam ini saya mau tidur. Kita bicarakan lagi besok. Kamu juga pasti mau istirahat kan setelah seharian bekerja.]Hanya itu pesan singkat yang Camelina ketik dan kirimkan di ponselnya. Ia menaruh ponselnya kembali di atas sebuah nakas putih yang ada di samping tempat tidurnya. Kantong belanja yang sempat ia gantungkan di paku besar itu ditatapnya. Ia memandangi benda itu untuk beberapa saat. Dirinya menghela nafas dalam-dalam tanpa tahu bagaimana ia bisa keluar dari masalah yang dihadapinya kini.Waktu sudah semakin larut malam. Camelina membaringkan tubuh langsingnya. Ia mengambil selimut untuk kemudian ia tutup ke seluruh tubuhnya, bahkan sampai rambutnya pun tak terlihat sama sekali."Sepertinya aku harus cepat-cepat melakukan sesuatu," ucap Camelina pelan.Ia
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 42 Kecewa Tapi Berusaha Kuat

"Kalau kamu mau ikut acara itu, ikut saja, tapi jangan harap kuakui sebagai istriku di sana karena pernikahan kita pun rahasia!"Camelina tersenyum simpul. "Baiklah, terima kasih, Mas."Setelah mendapat izin itu, Camelina melangkah pergi dari hadapan Aderson tanpa sempat memberitahu bahwa sebetulnya ia akan pergi menemani Tio.Ia melangkah menuju kamar yang ditempatinya dan langsung mengambil ponsel. Lalu, ia pun menghubungi Tio yang sudah menunggu kepastian dari dirinya itu.Tio yang mendapat panggilan telepon dari Camelina itu sontak langsung tersenyum riang, tanpa berlama-lama, ia pun langsung menjawab teleponnya tersebut.[Halo?]Itulah satu kalimat pertama yabg terlontar keluar dari mulut Camelina. Ia Ing in memastikan terlebih dahulu bahwa yang berbicara dengannya sungguh-sungguh Tio bukan orang lain.[Bagaimana? Malam ini kamu bisa?] Pertanyaan singkat yang terlontar keluar via telepon membuat Camelina sudah yakin dan pasti bahwa itu memang Tio.[Iya. Saya bisa.]Tio langsung
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 43 Ada Maksud Terselubung

Setelah menyetrika semua pakaian yang ada, ia pun menyerahkannya kepada Berliana yang tengah bersantai ria dengan sebuah majalah di tangannya."Ma, semua pakaian selesai disetrika dan sudah saya letakkan di lemari. Sekarang saya mau makan," ucap Camelina dengan tubuh agak membungkuk sopan.Tanpa sepengetahuan Berliana, pada kesempatan itu, Camelina juga rupanya menyetrika pakaian yang dimilikinya. Ia menyiapkan itu untuk nanti malam supaya ia dapat tampil baik dengan Tio.Tidak peduli siapa yang bersamanya malam nanti, ia hanya ia menunjukkan penampilannya yang cantik mempesona. Bukan masalah cinta atau pasangan lagi, tetapi Camelina menganggap orang yang menghargai dirinya bukan orang yang abai dan merendahkan harga dirinya.Ketika hendak mengambil pakaian miliknya yang ia taruh di meja beberapa saat yang lalu, beberapa lembar uang di bawah pakaian itu jatuh dengan sebuah kertas kecil dengan tulisan di dalamnya."Siapa yang menaruhnya di sini. Perasaan ... tadi tidak ada uang," gumam
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 44 Ke Manakah Dia Akan Dibawa Pergi?

Pesona yang terpancar dari diri Camelina membuat Aderson terdiam, seolah waktu menghentikan mereka sejenak hingga tak bergerak bahkan mereka pun tak berkedip.Sorotan matanya tampak jelas bahwa saat itu Aderson tidak dapat berpaling ke wanita lain dan hanya fokus pada Camelina. Begitu pula dengan Tio yang begitu melihat Camelina, ia mengurungkan niatnya untuk duduk.Berbeda dengan Aderson yang masih terkurung dalam egonya. Tio dengan berani langsung menghampiri Camelina dan menjulurkan tangannya untuk menggenggam wanita cantik yang saat ini ada di hadapannya tersebut."Siapa yang mengizinkanmu pergi ke luar? Pekerjaan di rumah masih banyak!" sindir Aderson, berharap Camelina mengerti dan tidak jadi pergi.Hanya saja, saat itu Camelina tidak mendengar teguran dari suaminya. "Tunggu sebentar ...!" kata Camelina kepada Tio. Ia berjalan mendekat kepada Aderson. Lalu, secara perlahan dirinya langsung membuka resleting tas yang dibawanya itu. Ia menyerahkan sejumlah uang kepada Aderson."T
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 45 Jerat Lelaki Buaya

Aderson langsung menarik pergelangan tangan Sarah pergi dari hadapan mereka. Ia melepaskan tangan Sarah dan kemudian berbicara di tempat yang sedang sepi. Saat itu, tempat yang ia ambil adalah dapur, kebetulan di sana sedang tidak ada siapapun, karena beberapa orang di antaranya tengah bersiap-siap pergi."Apa rencana kamu buat Camelina kali ini? Kenapa tidak membicarakannya dulu padaku?" tanya Aderson.Ia berdiri tegap dengan pandangan mengarah pada Sarah yang saat itu tepat berada di hadapannya. "Mas, tenang dulu ...." Sarah mendekat. Ia merapikan dasi suaminya. Walaupun saat itu dari Aderson sudah rapi, tetapi ia membiarkan istrinya merapikannya kembali. Ia hanya diam dengan tatapan seolah sangat menuntut jawaban dari Sarah -- Istri pertamanya itu."Sayang, kamu 'kan tahu sendiri kalau pernikahan kamu sama Camelina itu harus dirahasiakan. Itu artinya jangan sampai ada yang tahu juga kalau Camelina sedang hamil, nanti orang yang melihatnya bakal kebingungan. Mereka bakal bertanya-
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 46 Kamu Yang Misterius

Perjalanan yang sudah dilewati selama beberapa menit pun usai sudah. Tio segera menepikan mobilnya di tempat parkir khusus. Namun, rupanya di samping mobil Tio pun ada mobil Aderson yang baru sampai. Ia menepikan mobilnya di samping mobil Tio. Mata tak bisa berbohong ketika ia melirik sinis ke arah Camelina dengan pandangan tak suka melihat istrinya bersama pria lain."Aku tidak tahu cara berbagi yang sudah menjadi milikku?" batin Aderson dan diamnya.Begitu tahu bahwa Aderson melihat ke arahnya, ia langsung memalingkannya ke arah lain. "Buat apa dia melihat ke sini? Tuan muda itu, aura sombongnya selalu tampak," umpat Camelina dalam batinnya.Camelina dan Tio turun, sedangkan Sarah yang menyadari Aderson diam seraya pandangan ke arah Camelina membuatnya langsung menepuk halus pundak suaminya itu."Mas, kamu kenapa? Ayo kita turun!" ajak Sarah.Melihat tamu undangan yang sudah berdatangan, Sarah khawatir kalau dirinya datang terlambat dengan Aderson. Sedangkan, Aderson-lah yang me
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status