Semua Bab Istri Kedua Tuan Presdir: Bab 11 - Bab 20

62 Bab

Bab 11 Jebakan Wanita Licik

“Ada apa, Ma?” tanya Camelina kepada Berliana yang tampak tengah menunggu dirinya. Berliana berbalik ke arah suara itu berasal. ”Kamu ini pergi ke mana saja? Bukannya menyiapkan sarapan malah tidak ada.” “Segera, Ma. Saya akan segera menyiapkan semuanya.” Camelina tidak menunggu apapun lagi, ia pun kemudian berlari kecil menuju dapur dan langsung memasak untuk memasak sarapan pagi ini. Sesaat setelah Camelina melangkah pergi, Sarah pun kemudian berjalan menghampiri yang saat itu masih dalam keadaan berdiri di tempat yang sama. “Ma, sabar ya .... Dia itu memang sangat tidak berguna. Oh ya, ada yang mau aku bicarakan sama Mama.” “Soal apa?” “Bagaimana kalau nanti agak siangan aku ajak Mama ke cafe, biar aku yang traktir?” Sarah sengaja melakukan hal itu demi bisa mengambil hati Berliana yang mana baginya mertuanya tidak boleh sampai merasa bersimpati kepada Camelina. “Boleh, deh, kebetulan Mama sedang tidak ada jadwal dengan siapapun.” Perlahan-lahan, Sarah yang diotaknya hanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

Bab 12 Licik Dibalas Cerdik

Sarah pergi ke kamar untuk mengajak suaminya sarapan pagi ini.“Mas, kamu belum sarapan, kan? Kita sarapan dulu, yuk!” ajak Sarah kepada suaminya yang saat itu tengah mengenakan dasi.“Baju ini kamu yang menyiapkannya?” tanya Aderson kepada Sarah.Sarah mendekat dengan nada merayu. “Iya dong, Mas. Aku ini kan istri kamu. Sini aku bantu betulkan dasi kamu yang miring.”Setelah itu, mereka pun kemudian turun ke lantai bawah untuk sarapan. “Pagi ini aku lihat dia masak ayam goreng. Kayaknya enak, ya, Mas."“Iya.”Sampai di ruang makan, semuanya menempati kursi mereka masing-masing, kecuali Camelina yang kemudian melangkah pergi dari sana. Tetapi Frederick memanggilnya.“Camelina duduklah! Kamu juga sudah menjadi bagian dari keluarga ini!”Sontak saja Camelina langsung menghentikan langkah kakinya dan berbalik ke arah meja makan. Ia memandangi semuanya yang ada di sana, terutama raut muka Sarah. Namun anehnya, Sarah sama sekali tidak menampakkan raut muka kesal sama sekali.Lantas, Came
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

Bab 13 Seperti Ada Ikatan

“Sarah ...!” seru Berliana.Sarah yang sudah mengangkat tangannya itu refleks menurunkan tangannya kembali dengan mata membelalak syok dengan kehadiran Ibu mertuanya yang mendadak ada di sana.“Ma? Ngapain Mama di sini?”“Kamu kan mau ajak Mama ke cafe.”“Aku ajaknya 'kan nanti siang, Ma ....”“Jangan siang-siang banget, ini kan musim hujan juga.”Sarah menghampiri Berliana. ”Ya sudah, deh, Ma. Tapi kita kan baru selesai sarapan juga.”“Mama bosan, Nak. Kita jalan-jalan ke mall sebentar saja, ya!”Senyum palsu Sarah seketika memudar begitu mendengar ajakan tersebut, karena ia tahu bagaimana Berliana jika sudah berada di tempat perbelanjaan. “Kenapa dia malah minta lebih? Kalau begini, uang bulananku bisa tekor. Ya sudahlah, yang penting rencanaku berjalan mulus,” batin Sarah dalam heningnya.Sementara itu, Camelina yang sudah kembali sendiri tanpa ada seseorang yang mengganggunya pun membuatnya merasa tenang. Ia menghela nafas lega, lalu terdiam sejenak dengan tangan penuh busa sab
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

Bab 14 Siapa Wanita Aneh Itu?

Sekalipun kesal, Sarah berusaha menahan dirinya untuk tampak senang demi tujuannya tersebut.“Terima kasih ya, Nak, kamu memang menantuku yang baik,” ucap Berliana sambil tersenyum.Sarah hanya tersenyum. “Oh ya, ada yang mau aku bicarakan. Bisa kita bicara sekarang saja?” tanya Sarah dengan wajah serius.“Boleh. Kalu begitu sekarang saja. Memangnya soal apa yang mau kamu bicarakan itu?”Mereka pun akhirnya membicarakan ajakan Sarah sebelumnya. Wanita itu terus berusaha merayu Berliana – Ibu mertuanya agar setuju jika dirinya mengenalkan Camelina kepada seseorang.“Lagi pula, pernikahan antara Mas Erson dan Camelina itu hanya berjalan sampai melahirkan bayi, kan? Setelah itu akan kembali seperti semula, keduanya tidak akan dekat atau berhubungan lagi. Menurut aku itu suatu hal yang bagus!”“Untuk masalah itu nanti lebih baik dipikirkan lagi. Menurut Mama, kalau Camelina sudah mendapatkan pasangan, lalu siapa yang akan menyusui cucuku nanti? Tidak mungkin kamu juga, kan? Tunggulah s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

Bab 15 Tanda Kecil

Pernikahan terus berjalan, sekalipun keterpaksaan terus terlibat dalam benaknya yang tidak bisa terus diabaikan. Namun pagi ini, ia merasakan sesuatu yang teramat sangat tidak nyaman pada tenggorokan hingga mulutnya.Mual. Ia terus bolak-balik kamar mandi sampai nafsu makannya seakan hilang seketika. Padahal saat itu ia baru akan menyiapkan sarapan pagi untuk sekeluarga.”Kamu kenapa?” tanya Aderson ketika melihat Camelina yang terus muntah.Camelina menoleh, lalu menyahutnya dengan nada lirih. ”Tidak tahu, Tuan. Sejak tadi saya merasa mual dan tidak nyaman.”“Pagi ini kamu sudah makan?” tanya Aderson.Camelina menggelengkan kepala. “Belum. Saya juga belum memasak apa-apa.”Aderson melihat meja makan yang masih kosong, sejak tadi belum mencium aroma masakan apapun.Bersamaan dengan itu, semuanya memasuki area ruang makan. Mereka kaget sekaligus heran karena baru pagi ini saja meja kosong.“Lho, mana sarapannya? Camelina, kenapa kamu belum memasak?”Alih-alih menjawab pertanyaan itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 16 Hasil Tespack

Usai mencelupkan testpack itu ke dalam urin dalam wadah kecil. Lantas, ia pun mencoba melihat hasilnya.Bukan hanya Camelina yang awalnya merasa penasaran dengan hasilnya, tetapi semua orang yang ada di kamar itu. Mereka tampak tidak sabar, bahkan Berliana sudah mondar mandir di depan kamar mandi – terus menanti hasil yang diharapkannya tersebut.”Camelina, kamu sudah belum? Tahu `kan cara menggunakannya bagaimana?” seru Berliana dari arah luar.Pertanyaan yang terlontar keluar dari mulut Berliana saat itu membuatnya sontak menoleh ke arah pintu. Ia tidak menyahut tetapi bergegas keluar dari dalam kamar mandi.Begitu keluar, pandangan mereka langsung tertuju pada wajah Camelina. Saat itu Camelina hanya berjalan santai dengan wajah penuh keraguan.Ketika itu, bukan hanya Berliana, tetapi juga Sarah yang sangat penasaran dengan hasilnya. Sebab baginya, semakin cepat Camelina hamil semakin cepat pula melahirkan dan ia tidak akan merasa diduakan lagi. Meski sebelumnya Sarah teramat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 17 Mencari Celah

“Bagaimana kondisinya, Dok?” tanya Berliana yang tampak sangat perhatian. Dokter pun sampai heran dibuatnya. Hanya saja, Camelina tak sedikitpun merasa senang, karena ia tahu bahwa Berliana bukan peduli padanya melainkan pada janin yang ada dalam kandungannya.Ia bisa merasakan, mana yang memang peduli dan mana yang memang hanya memanfaatkan dirinya saja demi kepentingan pribadi dengan dan bersikap di balik topeng kepura-puraan.“Dia tidak kenapa-kenapa. Hanya keram biasa saja, ini hanyalah hal normal yang biasa dirasakan oleh wanita hamil, Bu!” jelasnya dengan santai, memberi pengertian.Aderson yang mendengar hal itu pun tampak lega. Ia menoleh ke arah Camelina, seperti ada sesuatu yang ingin ia katakan, tetapi bibirnya kelu hingga akhirnya memilih diam tanpa berkata apapun.Dokter Merry segera beranjak dari duduknya. Ia segera membereskan peralatan yang dikeluarkannya tadi. Melihat Dokter Merry yang beranjak pergi, membuat Berliana langsung menghampiri. Ia berdiri di d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 18 Tuntutan dan Situasi

“Tunggu, Tuan!” pinta Camelina. Aderson saat itu sungguh tidak menyangka jika ternyata Camelina sampai berani menyusulnya keluar rumah hanya untuk menemuinya. Sejak tadi – tepatnya ketika tengah berbicara dengan istri pertamanya, Camelina terus membuntuti karena ada hal yang menurutnya penting.“Mulai sekarang dan secara pribadi kamu tidak perlu memanggil saya `Tuan`, panggil saja sebagaimana seharusnya! Walaupun kontrak, tapi kita sudah menikah!” tegasnya.“Iya, Mas!” sahutnya seraya memejamkan matanya sejenak.Camelina celingak-celinguk untuk memastikan bahwa tidak ada Sarah atau bahkan Berliana yang memata-matai dirinya. Sebab ia tidak mau jika setelahnya malah dihujani dengan banyak pertanyaan yang bahkan tidak ada hubungannya dengan mereka sama sekali.“Kamu lihat-lihat apa?” Aderson yang menduga bahwa mungkin saja pembicaraan itu dengannya bersifat rahasia membuatnya langsung membuka pintu mobil dan kemudian menarik tangan Camelina sampai wanita itu jatuh tersungkur di paha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 19 Wanita Pengganggu

Camelina berjalan menuju samping rumah. Sengaja ia menggunakan jalan belakang karena menurutnya jika menggunakan jalan depan rumah maka tentu Sarah ataupun Berliana akan melihat dirinya.“Itu dia. Kamu pikir bisa lepas dari mataku? Tidak akan pernah aku biarkan kamu menjalankan rencana sendirian tanpa aku ketahui!” gumam Sarah seraya pergi.Saat itu, Camelina sama sekali tidak menyadari bahwa ada yang memantaunya sejak tadi. Ia hanya terfokus pada rencananya dan melihat ke depan rumah sekilas tanpa memperhatikan lebih jelas mengenai keberadaan istri pertama suaminya yang terus memata-matai.“Lebih baik sekarang aku langsung pergi ke kamar!” gumam Camelina seraya terburu-buru.Begitu Camelina membuka pintu belakang. Di sana ia langsung terhenyak kaget dan refleks menghentikan langkah kakinya saat melihat Sarah yang sudah berdiri di hadapannya dekat pintu dengan kedua tangan menyilang di dada. Sarah tersenyum sinis ke arahnya.Namun, Camelina menghiraukan Sarah dan kemudian melanjutka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 20 Aturan Ketat

“Sebelum kamu lanjut makan. Mama mau bicarakan sesuatu dulu sama kamu!”Saat Camelina tengah mengunyah, ia pun kemudian menaruh sendok dan garpu yang ada di tangannya. Ia mengambil air putih dan menenggaknya sedikit.“Masalah apa lagi yang dibuat Sarah kali ini? Kenapa dia tidak pernah bosan mengganggu kenyamananku?” batinnya.Antara siap dan tidak siap, ia mengambil nafas lalu membuangnya perlahan. Barulah ia bicara – menyahut permintaan Berliana sebelumnya.“Mau bicarakan soal apa, ya, Ma? Apa Mama mau saya masakkan buat sarapan juga?” tanya Camelina. Sekalipun intuisinya mengatakan bahwa Berliana tengah mencurigai sesuatu terhadapnya, tetapi ia malah mengusulkan pertanyaan lain yang menurutnya perlu ia katakan dibanding fokus pada apa yang ia pikirkan. Dibanding balas mencurigai, Camelina memancing Berliana agar segera mengatakan yang seharusnya.“Tadi kamu mendatangi Aderson? Buat apa? Apa kamu mau minta transfer padanya karena kamu belum mampu mengganti piring yang pecah?”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status