Semua Bab Perempuan Pemilik Hati Pak Lurah: Bab 101 - Bab 104

104 Bab

101. Semua Orang Akhirnya Tau

hari ini aku bangun dengan tubuh super lemas. Bedanya, kemarin karena aku digemour habis habisan olehas suryo semalaman suntuk, sementara hari ini entah katena apa. Mungkin aku sedang tak enak badan, kena gejala fDualu, atau masuk angin, entahlah. Yang jelas, saat aku terbangun aku sudah tak memikiki energi. Mulutku terasa pahit, mual juga masih sering hilang timbul. Udaea pegunungan yang biasanya kurasakan segar malah kini membuat tububku memggigil bak orang pesakitan. Aneh sekali...aneh... "Makan duku ya? Dari kemarin kamu belum makan yang?" Mas suryo menyendokan sop hangat yang kutolak mentah-mentah. Aku caoek mencoba menelan apapun karena nantina akan kumuntahkan juga semuanya. Lebih baik tak makan saja sekalian walaupun jadinya oemas begimi. "Dikit aja, sayang. Kalo iamu kayak gini terus kaoan sembuhnya?" "Tapi aku mual," aku menatap mas suryo dengan mata berkaca akaca. Mas suryo menghela nafas oanjang, lelah juga mu gkin menghadapiku yang dalam mode keras kepala. "Atau ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

102. Jaga Jarak Aman

Sebenarnya ada apa? Apa yang sedang terjadi?Aku meremas jemariku dengan hati gekisah. Mas suryo masih bungkam namun dari raut wajahnya yang tegang aku tau bahwa semuanya tidak baik baik saja.Siapa yang menghubunginya tadu? Kabar apa yang diterimanya? Sebegitu buruk ya kah sampai suamiku terguncang seperti ini?"Mas?"Tak sanggup menahan diri lebih lama dalam keterdiaman, akuoun memecah kesunyian yang mencekam itu dengan memanggilnya pelan. "Sebenarnya ada apa?" Aku memegang oengannya lembut.Mas suryo menoleh. Dari raut wajahnya aku tau pikirannya kini tengah berkecamuk."Nanti, yang..." Ia balas menggenggam jemariku, menyalurkan kekuatan. " Nanti aku jelasin semuanya. Yang pentingbkita harus pergi ke tempat yang aman duku."Meskipun belum cukup puas karena beoum mendapatkan jawaban yang aku inginkan namun sekarang aku hanya bisa menurutinya. Aku harus menahan diri dan bersabar sebentar.Tak lama berkendara aku akhirnya tau kemana mas suryo membawaku. Itu adalah kediam utama kedua
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

103. Persekongkolan Busuk

" Belum tidur, Yang?" Aku mengalihkan mataku dari pemandangan gelapnya malam dibalik jendela kaca ketika kudengar mas suryo memasuki kamar. Pria tampan itu kini terlihat lusuh. Kemeja yang ia kenakan dari siang masih ia pakai padajal sudah lecek dan kusut. Sinar wajahnya begitu lelah. Sepertinya obrolan panjang duamiku bersama ayah dan beberapa orang penting di kelurahan cukup alot dan banyak memguras energinya. Ia yang biasanya penuh dengan semangat pun kini hanya bisa terduduk diranjang dengan lesu. "Maaf ya, mas. Aku nggak bisa bantuin apa-apa." Aku mendekatinya dan duduk berhadaoan. "Aku cuma bisa bikin kekacauan." "Sst, sudah beraoa aku bilang sih sayang, ini semua bukan salah kamu." Ia berucap lembut sembari merengkuhku dalam oelukan. "Kamu jangan mikir yang macam-macam. Mas bakalan jagain kamu, nggak bakalan bikin kamu kenapa kenapa. Semuanya bakal mas beresin seceoatnya. " Aku mengangguk, makin merangsek dalam pelukannya yang hangat. "Aku percaya kamu, mas." "Kita bisa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

104. Melemahnya Pertahanan

Sudah pukul sepuluh malam ketika aku tiba di depan sebuah rumah yang lampunya masih terang benderang. Dihalaman yang tak seberapa luas itu terparkir sebuah mobil hitam mengkilat. aku tak hafal dengan plat nomornya, tapi aku punya dugaan kuat siapa pemiliknya. Turun dari sepeda yang kucuri dari kediaman utama pratama, aku berdiri sejenak untuk mengamati keadaan. Sunyi, karena memang rumah ini cukup jauh dari tetangga lain. Aku menghela nafas. Sesungguhnya aku belum memiliki rencana apapun. Tapi aku sudah di sini. Naluriku berkata aku harus ke sini. Aku yakin aku akan mendapatkan sesuatu malam ini di sini. Memantapkan hati aku pun mengetuk pintu, cukup lama aku menunggu hingga pintu akhirnya terbuka menampilkan sosok mbak Retno yang terkaget kaget melijatku berdiri dihadapannya. "Sufi!" Aku tak peduli dengan ia yang seperti hampir kena seramgan jantung, segera saja aku mendorong tubuhnya untuk menyi gkir dari ambang pi tu dan masuk ke dalam rumahnya begitu saja. Aku memgedarkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status