Home / Rumah Tangga / MENCURI BENIH SUAMI MANDUL / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of MENCURI BENIH SUAMI MANDUL: Chapter 181 - Chapter 190

255 Chapters

Bab181# Rencana Freya Berubah

Wanita ular itu melangkah penuh percaya diri menghampiri Max yang juga turun dari mobil. Dengan wajah datar pria itu menggertak Freya. "Apa yang kau lakukan, Freya?" Namun bukannya takut, Freya justru tersenyum manis menampakan jika dirinya tidak terpengaruh oleh gertakan Max. "Max ... Apa kau baru saja datang dari luar negeri?" Freya berdiri sejajar dengan pria itu. "Hm, apa kau tau, karena kecerobohanmu bisa-bisa kita mendapat celaka!" Freya tersenyum lirih, seolah merasa tak bersalah. "Maaf Max, ini karena aku terburu-buru mau bertemu denganmu." "Ada apa mencariku?" Kening Max berkerut. Lagi, Freya tersenyum manis, "Apa kau ingin kita bicara di sini saja?" tanyanya melihat sekitar. Max mendengus, kemudian tanpa berkata, pria itu langsung masuk ke dalam gedung. Freya tampak percaya diri berjalan mensejajarkan dengan sang partner. Tiba
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab182# Kesenangan Darren

Di kamar mewah beraroma parfum mahal, Darren tengah menikmati momen brutalnya bersama seorang wanita cantik tanpa busana yang terlihat sangat bergairah di hadapannya. Tawa puas mereka menggema di ruangan, diiringi suara pukulan dan tamparan yang sesekali terdengar. Wanita itu memohon kepada Darren untuk disiksa lebih keras lagi.Namun, ketukan pelan di pintu mengusik suasana. Sang ART berdiri di luar pintu dengan hati berdebar, memutar otak mencari alasan agar tidak menambah murka majikannya. "Apakah aku harus menunggu? Tapi, jika Tuan Darren marah, bisa-bisa aku dipecat," pikirnya.Ketukan kembali terdengar, lebih keras kali ini, membuat Darren berhenti tertawa. Ia menoleh tajam ke arah pintu, merasa terganggu."Siapa yang berani menggangguku?!" Darren bergumam kesal, bangkit dari sofa. Ia buru-buru mengenakan celana panjang hitam tanpa baju, otot-ototnya terlihat tegang karena amarah. Dengan langkah berat, ia membuka pintu dengan kasar.
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab183# Larangan Kenan

Di dalam rumah yang megah namun terasa dingin, Chelsea berdiri di ruang tengah, matanya tertuju pada gantungan kunci di dinding. Tangan kecilnya sedikit gemetar saat meraih kunci mobil. Seolah-olah benda itu membawa beban besar yang harus ia pikul. Namun, sebelum ia sempat melangkah keluar, suara Kenan terdengar dari arah ruang makan. "Chelsea? Kamu mau ke mana?" tanya Kenan, nada suaranya penuh perhatian tapi juga sedikit kewaspadaan. Chelsea menoleh, wajahnya tegas meskipun hatinya diliputi kegelisahan. "Aku mau ke rumah Max," jawabnya singkat. Kenan mendekat, alisnya berkerut. "Ke rumah Tuan Max? Mau apa kamu ke sana?" Sebenarnya, sebelum Chelsea menjawab, Kenan sudah bisa menebak tujuan sang wanita ke rumah Max. Sebab, beberapa hari lalu, Kenan sudah melarangnya. Namun, wanita itu bersikeras pergi sendirian. Chelsea menghela napas panjang, mencoba mengatur kata-katanya agar tidak terde
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab184# Penantian

Setelah kedatangan Chelsea tadi, rumah megah itu tampak sepi saat Grace berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Malam itu, ia merasa kesepian meski berada di dalam rumah yang besar. Namun, suara langkah berat di pintu depan mengalihkan perhatiannya. Grace segera menoleh, melihat Max baru saja masuk, menyeret koper hitam besar di belakangnya."Max!" Grace berseru, terkejut sekaligus bahagia. Ia segera menghampiri suaminya, matanya berbinar melihat pria yang sudah beberapa hari pergi. "Kamu sudah pulang? Astaga! Kenapa tak mengabariku sebelumnya?" Max hanya mengangguk kecil tanpa senyum. "Maaf, aku tak sempat," ucapnya singkat, suaranya berat namun datar.Grace menghentikan langkahnya sejenak, sedikit kecewa dengan sikap Max yang dingin. Namun, ia mencoba mengabaikan hal itu dan tetap mendekat. "Kamu pasti lelah. Bagaimana perjalanan dan pekerjaanmu di sana? Apa semuanya berjalan lancar?""Ya ... cukup lancar," j
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab185# Menolak Restu

Langit siang itu cerah, namun hati Max tetap mendung. Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan penting, ia memutuskan untuk keluar kantor lebih awal. Saat Max berjalan melewati lorong menuju pintu keluar, Christ, salah satu asistennya, menghampiri."Tuan Max, Anda mau ke mana? Ada rapat direksi sore ini," tanya Christ, menatapnya penuh penasaran.Max melirik Christ sebentar. "Ada urusan pribadi. Tolong atur ulang jadwal rapatnya!"Christ mengangguk lalu mencoba menawarkan diri. "Kalau begitu, biar saya temani Anda?""Tak perlu," potong Max tegas. "Aku ingin pergi sendiri."Christ mengangguk meski tampak ragu, lalu membiarkan Max berlalu. Max menuju mobilnya dengan langkah cepat, kepalanya penuh dengan berbagai pertanyaan."Kenapa Chelsea tidak meneleponku kemarin? Kenapa dia harus langsung datang ke rumah tanpa alasan yang jelas? Apa sebenarnya yang dia sembunyikan?"Max menyalakan mesin mobil dan melaju menuju kant
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab186# Alex & Felly Setuju

Sore itu, Kenan terbaring di atas ranjangnya, menyandarkan tubuhnya pada tumpukan bantal yang sebelumnya telah disusun Chelsea dengan hati-hati.Sebenarnya, pukulan Max tidak berarti apa-apa, namun, Chelsea memaksa Kenan untuk tetap menurut padanya. Wajah Kenan masih memar, namun senyum kecil yang menghangatkan hati tetap terukir di bibirnya. Chelsea masuk ke kamar dengan membawa nampan berisi semangkuk sup hangat dan segelas teh."Ken, aku bawakan makanan," ujar Chelsea lembut seraya meletakkan nampan di meja kecil di samping ranjang. "Kamu pasti lapar, kan?""Kamu tidak perlu repot-repot begitu, Chelsea. Aku bisa mengambilnya sendiri nanti ..." pria itu melirik sekilas.Sang kekasih duduk di tepi ranjang, matanya masih menyiratkan kekhawatiran. "Bagaimana aku bisa membiarkanmu seperti ini? Kamu harus makan biar cepat sembuh."Kenan coba duduk lebih tegak, meski tubuhnya terasa nyeri. "Chelsea, aku baik-baik saja. Kamu tid
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab187# Keteguhan Kenan

Belum sempat Max menyelesaikan kalimatnya, suara lembut Felly terdengar di ujung telepon."Max, ini Mami. Kumohon, Nak, datanglah. Kami hanya ingin bicara baik-baik. Sebagai ... keluarga," ujar Felly dengan nada penuh harap. "Mami yakin kamu tidak akan menolak permintaan mami ini ..."Max terdiam sesaat, hatinya mulai luluh mendengar suara ibunya. Ia tahu ia tak pernah bisa menolak permintaan Felly."Baiklah, Mi. Aku akan segera ke sana," sahut Max patuh dan akhirnya menyerah.Sesampainya di rumah Alexander, Max melangkah masuk ke ruang keluarga dengan ekspresi dingin. Di sana, ia melihat sang ayah duduk di sofa tengah, Felly di sebelahnya, dan Chelsea di kursi lain. Chelsea menundukkan kepala, terlihat cemas.Max berdiri di depan mereka, tangan terlipat di dada. "Apa yang ingin kalian bicarakan?"Alexander menghela napas panjang sebelum berbicara. "Sebaiknya kamu duduk dulu, Max."Max akhirnya duduk, meski sikapnya
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab188# Menyusup ke Rumah Sakit

Di dalam rumah luas, namun terasa sepi, Freya duduk di ruang kerjanya. Wanita itu menggenggam ponselnya di tangan, kedua fokus pada layar komputer yang menampilkan berbagai data. Namun, entah mengapa pikiran wanita itu bukan pada data yang ia lihat, melainkan isi kepalanya tertuju pada Leon."Argh ...!" Freya tampak frustasi mengacak rambutnya.Ia lantas menekan nomor Jack, seseorang yang ia percayai untuk menyingkirkan Grace dan anaknya. Saat telepon tersambung, suara Jack terdengar dari ujung sana."Jack, ada yang perlu kau lakukan. Aku ingin semua informasi tentang Leon yang ada di rumah sakit Chartie. Alfonso dan Carlos harus mengirimkan data lengkapnya secepatnya!" kata Freya penuh tekad.Jack tersenyum tipis, menarik sudut bibir, "Tentu, Bos Freya, itu sangat mudah. Akan kupastikan mereka mengumpulkan semua yang kamu perlukan.""Bagus. Aku ingin setiap detail, termasuk catatan medis, siapa saja yang mengunjunginya, dan seg
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab189# Hinaan Freya untuk Jack

Alfonso dan Carlos harus mengawasi Leon dari jauh, memastikan tidak ada yang melihat. Langkah yang diambil keduanya juga sangat terukur dan hati-hati. Meski pun dalam hati mereka, ada rasa was-was bila tertangkap penjaga."Kita harus hati-hati Carlos, kita belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jangan sampai ada yang curiga," bisik Alfonso mengendap-endap."Hm, kamu benar."Alfonso menajamkan penglihatannya, dengan mata menyipit, "Dan sepertinya ... itu kamar inap Leon, tapi mengapa dia pakai kursi roda?" "Entahlah. Apa mungkin dia sakit?" balas Carlos dengan suara lirih, "Tapi, dia tampak ceria dan lebih tenang. Aku rasa ada sesuatu yang tidak beres ..." sambungnya."Benar katamu. Kita harus cari info lebih banyak," balas Alfonso sembari menunjuk, "Lihat di sana, ada seorang perawat! Ayo, kita mendekat ke ruang itu! Apa ada informasi yang bisa kita dapatkan?"Carlos mengangguk pelan, "Baik. Tapi kita harus cepat, sebelum
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab190# Welcome to Jerman!

Freya dan Jack berdiri di depan gerbang keberangkatan di bandara Internasional. Keduanya menunggu penerbangan mereka menuju Jerman. Wanita itu tampak tenang, meski suasana dalam hatinya penuh dengan tekad dan amarah. Jack, yang berdiri di sampingnya, lebih banyak diam, memahami bahwa situasi ini sangat serius. Ia tahu bahwa begitu sampai di Jerman, waktu akan sangat terbatas, dan misi mereka harus segera dimulai. Wanita itu melihat jam tangannya. Seolah menghitung detik-detik yang berlalu, lalu menatap Jack dengan tatapan tajam. "Alfonso dan Carlos akan menjemput kita di bandara, bukan? Setelah itu, kita langsung ke rumah sakit. Pokoknya aku tidak mau ada penundaan lagi," ucap Freya dengan tegas. Jack mengangguk memastikan, "Paham, Bos. Mereka pasti sudah siap. Tapi kau yakin untuk bertindak cepat seperti ini?" "Leon harus segera kita lenyapkan lebih dulu, Jack. Aku tidak bisa menunggu lagi, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun menghalangi rencana ini! Anak buahmu sudah cu
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
26
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status