Beranda / Rumah Tangga / MENCURI BENIH SUAMI MANDUL / Bab182# Kesenangan Darren

Share

Bab182# Kesenangan Darren

Penulis: Blue_Starlight
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-13 08:00:28

Di kamar mewah beraroma parfum mahal, Darren tengah menikmati momen brutalnya bersama seorang wanita cantik tanpa busana yang terlihat sangat bergairah di hadapannya.

Tawa puas mereka menggema di ruangan, diiringi suara pukulan dan tamparan yang sesekali terdengar. Wanita itu memohon kepada Darren untuk disiksa lebih keras lagi.

Namun, ketukan pelan di pintu mengusik suasana. Sang ART berdiri di luar pintu dengan hati berdebar, memutar otak mencari alasan agar tidak menambah murka majikannya. "Apakah aku harus menunggu? Tapi, jika Tuan Darren marah, bisa-bisa aku dipecat," pikirnya.

Ketukan kembali terdengar, lebih keras kali ini, membuat Darren berhenti tertawa. Ia menoleh tajam ke arah pintu, merasa terganggu.

"Siapa yang berani menggangguku?!" Darren bergumam kesal, bangkit dari sofa. Ia buru-buru mengenakan celana panjang hitam tanpa baju, otot-ototnya terlihat tegang karena amarah. Dengan langkah berat, ia membuka pintu dengan kasar.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (23)
goodnovel comment avatar
~•° Aishiteru °•~
astaga... hanya bisa tepok jidat dehhh......... beruntung banget chelsea bisa lepas dari Darren
goodnovel comment avatar
Viva Oke
astaga Darren dan Freya kayaknya cocok jadi pasangan psikopat ini
goodnovel comment avatar
bojone mas Rohmat
ngeri ternyata Darren pengindap kelainan sex
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab183# Larangan Kenan

    Di dalam rumah yang megah namun terasa dingin, Chelsea berdiri di ruang tengah, matanya tertuju pada gantungan kunci di dinding. Tangan kecilnya sedikit gemetar saat meraih kunci mobil. Seolah-olah benda itu membawa beban besar yang harus ia pikul. Namun, sebelum ia sempat melangkah keluar, suara Kenan terdengar dari arah ruang makan. "Chelsea? Kamu mau ke mana?" tanya Kenan, nada suaranya penuh perhatian tapi juga sedikit kewaspadaan. Chelsea menoleh, wajahnya tegas meskipun hatinya diliputi kegelisahan. "Aku mau ke rumah Max," jawabnya singkat. Kenan mendekat, alisnya berkerut. "Ke rumah Tuan Max? Mau apa kamu ke sana?" Sebenarnya, sebelum Chelsea menjawab, Kenan sudah bisa menebak tujuan sang wanita ke rumah Max. Sebab, beberapa hari lalu, Kenan sudah melarangnya. Namun, wanita itu bersikeras pergi sendirian. Chelsea menghela napas panjang, mencoba mengatur kata-katanya agar tidak terde

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab184# Penantian

    Setelah kedatangan Chelsea tadi, rumah megah itu tampak sepi saat Grace berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Malam itu, ia merasa kesepian meski berada di dalam rumah yang besar. Namun, suara langkah berat di pintu depan mengalihkan perhatiannya. Grace segera menoleh, melihat Max baru saja masuk, menyeret koper hitam besar di belakangnya."Max!" Grace berseru, terkejut sekaligus bahagia. Ia segera menghampiri suaminya, matanya berbinar melihat pria yang sudah beberapa hari pergi. "Kamu sudah pulang? Astaga! Kenapa tak mengabariku sebelumnya?" Max hanya mengangguk kecil tanpa senyum. "Maaf, aku tak sempat," ucapnya singkat, suaranya berat namun datar.Grace menghentikan langkahnya sejenak, sedikit kecewa dengan sikap Max yang dingin. Namun, ia mencoba mengabaikan hal itu dan tetap mendekat. "Kamu pasti lelah. Bagaimana perjalanan dan pekerjaanmu di sana? Apa semuanya berjalan lancar?""Ya ... cukup lancar," j

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab185# Menolak Restu

    Langit siang itu cerah, namun hati Max tetap mendung. Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan penting, ia memutuskan untuk keluar kantor lebih awal. Saat Max berjalan melewati lorong menuju pintu keluar, Christ, salah satu asistennya, menghampiri."Tuan Max, Anda mau ke mana? Ada rapat direksi sore ini," tanya Christ, menatapnya penuh penasaran.Max melirik Christ sebentar. "Ada urusan pribadi. Tolong atur ulang jadwal rapatnya!"Christ mengangguk lalu mencoba menawarkan diri. "Kalau begitu, biar saya temani Anda?""Tak perlu," potong Max tegas. "Aku ingin pergi sendiri."Christ mengangguk meski tampak ragu, lalu membiarkan Max berlalu. Max menuju mobilnya dengan langkah cepat, kepalanya penuh dengan berbagai pertanyaan."Kenapa Chelsea tidak meneleponku kemarin? Kenapa dia harus langsung datang ke rumah tanpa alasan yang jelas? Apa sebenarnya yang dia sembunyikan?"Max menyalakan mesin mobil dan melaju menuju kant

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab186# Alex & Felly Setuju

    Sore itu, Kenan terbaring di atas ranjangnya, menyandarkan tubuhnya pada tumpukan bantal yang sebelumnya telah disusun Chelsea dengan hati-hati.Sebenarnya, pukulan Max tidak berarti apa-apa, namun, Chelsea memaksa Kenan untuk tetap menurut padanya. Wajah Kenan masih memar, namun senyum kecil yang menghangatkan hati tetap terukir di bibirnya. Chelsea masuk ke kamar dengan membawa nampan berisi semangkuk sup hangat dan segelas teh."Ken, aku bawakan makanan," ujar Chelsea lembut seraya meletakkan nampan di meja kecil di samping ranjang. "Kamu pasti lapar, kan?""Kamu tidak perlu repot-repot begitu, Chelsea. Aku bisa mengambilnya sendiri nanti ..." pria itu melirik sekilas.Sang kekasih duduk di tepi ranjang, matanya masih menyiratkan kekhawatiran. "Bagaimana aku bisa membiarkanmu seperti ini? Kamu harus makan biar cepat sembuh."Kenan coba duduk lebih tegak, meski tubuhnya terasa nyeri. "Chelsea, aku baik-baik saja. Kamu tid

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab187# Keteguhan Kenan

    Belum sempat Max menyelesaikan kalimatnya, suara lembut Felly terdengar di ujung telepon."Max, ini Mami. Kumohon, Nak, datanglah. Kami hanya ingin bicara baik-baik. Sebagai ... keluarga," ujar Felly dengan nada penuh harap. "Mami yakin kamu tidak akan menolak permintaan mami ini ..."Max terdiam sesaat, hatinya mulai luluh mendengar suara ibunya. Ia tahu ia tak pernah bisa menolak permintaan Felly."Baiklah, Mi. Aku akan segera ke sana," sahut Max patuh dan akhirnya menyerah.Sesampainya di rumah Alexander, Max melangkah masuk ke ruang keluarga dengan ekspresi dingin. Di sana, ia melihat sang ayah duduk di sofa tengah, Felly di sebelahnya, dan Chelsea di kursi lain. Chelsea menundukkan kepala, terlihat cemas.Max berdiri di depan mereka, tangan terlipat di dada. "Apa yang ingin kalian bicarakan?"Alexander menghela napas panjang sebelum berbicara. "Sebaiknya kamu duduk dulu, Max."Max akhirnya duduk, meski sikapnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab188# Menyusup ke Rumah Sakit

    Di dalam rumah luas, namun terasa sepi, Freya duduk di ruang kerjanya. Wanita itu menggenggam ponselnya di tangan, kedua fokus pada layar komputer yang menampilkan berbagai data. Namun, entah mengapa pikiran wanita itu bukan pada data yang ia lihat, melainkan isi kepalanya tertuju pada Leon."Argh ...!" Freya tampak frustasi mengacak rambutnya.Ia lantas menekan nomor Jack, seseorang yang ia percayai untuk menyingkirkan Grace dan anaknya. Saat telepon tersambung, suara Jack terdengar dari ujung sana."Jack, ada yang perlu kau lakukan. Aku ingin semua informasi tentang Leon yang ada di rumah sakit Chartie. Alfonso dan Carlos harus mengirimkan data lengkapnya secepatnya!" kata Freya penuh tekad.Jack tersenyum tipis, menarik sudut bibir, "Tentu, Bos Freya, itu sangat mudah. Akan kupastikan mereka mengumpulkan semua yang kamu perlukan.""Bagus. Aku ingin setiap detail, termasuk catatan medis, siapa saja yang mengunjunginya, dan seg

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab189# Hinaan Freya untuk Jack

    Alfonso dan Carlos harus mengawasi Leon dari jauh, memastikan tidak ada yang melihat. Langkah yang diambil keduanya juga sangat terukur dan hati-hati. Meski pun dalam hati mereka, ada rasa was-was bila tertangkap penjaga."Kita harus hati-hati Carlos, kita belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jangan sampai ada yang curiga," bisik Alfonso mengendap-endap."Hm, kamu benar."Alfonso menajamkan penglihatannya, dengan mata menyipit, "Dan sepertinya ... itu kamar inap Leon, tapi mengapa dia pakai kursi roda?" "Entahlah. Apa mungkin dia sakit?" balas Carlos dengan suara lirih, "Tapi, dia tampak ceria dan lebih tenang. Aku rasa ada sesuatu yang tidak beres ..." sambungnya."Benar katamu. Kita harus cari info lebih banyak," balas Alfonso sembari menunjuk, "Lihat di sana, ada seorang perawat! Ayo, kita mendekat ke ruang itu! Apa ada informasi yang bisa kita dapatkan?"Carlos mengangguk pelan, "Baik. Tapi kita harus cepat, sebelum

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab190# Welcome to Jerman!

    Freya dan Jack berdiri di depan gerbang keberangkatan di bandara Internasional. Keduanya menunggu penerbangan mereka menuju Jerman. Wanita itu tampak tenang, meski suasana dalam hatinya penuh dengan tekad dan amarah. Jack, yang berdiri di sampingnya, lebih banyak diam, memahami bahwa situasi ini sangat serius. Ia tahu bahwa begitu sampai di Jerman, waktu akan sangat terbatas, dan misi mereka harus segera dimulai. Wanita itu melihat jam tangannya. Seolah menghitung detik-detik yang berlalu, lalu menatap Jack dengan tatapan tajam. "Alfonso dan Carlos akan menjemput kita di bandara, bukan? Setelah itu, kita langsung ke rumah sakit. Pokoknya aku tidak mau ada penundaan lagi," ucap Freya dengan tegas. Jack mengangguk memastikan, "Paham, Bos. Mereka pasti sudah siap. Tapi kau yakin untuk bertindak cepat seperti ini?" "Leon harus segera kita lenyapkan lebih dulu, Jack. Aku tidak bisa menunggu lagi, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun menghalangi rencana ini! Anak buahmu sudah cu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14

Bab terbaru

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab198# Makan Malam Menyebalkan

    Melihat reaksi Anna, Kenan melirik Chelsea sekilas lalu mengangguk lirih. Ia khawatir sang adik menolak keras hubungan keduanya. Kenan bahkan belum sempat mengatakan apapun pada gadis itu.Kedua mata Anna seketika mengembun, pelupuk matanya sudah basah. Anna sontak berlari ke arah Kenan, memeluknya. Anna menangis terisak."Hei, ada apa, Anna?" Kenan mengusap punggung sang adik.Pria itu justru kini tampak kebingungan. Ia menaikkan kedua alis, seraya melihat ke arah Chelsea, seolah bertanya.Sedangkan Chelsea pun justru menggendikkan bahu, menjawab isyarat, "Mana kutahu?" Anna yang tidak penjawab pertanyaan Kenan, pria itu kemudian bertanya lagi, "Kenapa kamu menangis? Kamu tidak suka tinggal di sini?" Kenan berpikir Anna tertekan karena menempati kamar mewah itu. Sebab, dari awal kedatangannya, kamar itulah yang menjadi pokok pembicaraan.Gadis itu menggeleng, namun masih dalam dekapan Kenan. Sang kakak semakin ti

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab197# Hanya Kamulah Saudara Kenan

    Mobil yang dikemudikan Kenan baru saja berhenti tepat di garasi rumah mewah sang kekasih. Mereka baru saja tiba di rumah Chelsea. Anna dan Chelsea bergegas turun dari mobil, dan berjalan diikuti Kenan, menuju pintu utama rumah besar yang terlihat sangat megah."Wow, rumahnya besar sekali, Chelsea," decak kagum Anna sambil menatap takjub ke sekeliling. Matanya tampak berbinar.Chelsea tersenyum dengan bangga dengan menggandeng tangan adik Kenan, "Terima kasih, Anna. Ayo, aku tunjukkan kamar yang akan kamu pakai!"Mereka berjalan masuk ke dalam rumah, dan Anna semakin terkesima dengan kemewahan yang ada. Ruang tamu yang luas, lampu kristal yang menggantung indah di langit-langit, serta lantai marmer yang bersih dan berkilau membuat Anna semakin merasa seperti berada di dunia yang berbeda."Sungguh luar biasa, Chelsea. Aku makin penasaran dengan kamarku!" kata Anna, tak bisa menyembunyikan ketakjubannya.Chelsea tert

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab196# Aku di Tinggal Lagi?

    Akhirnya Anna memutuskan ikut bersama Chelsea ke kota. Meskipun terbesit keraguan sesaat Anna merepotkan, Chelsea adan Grace tidak henti merayu hingga gadis itu turut serta. Mereka pun bersiap kembali ke kota setelah memasukkan beberapa tas Anna ke bagasi belakang. Setelah Anna masuk ke dalam mobil, kini gantian Grace dan Chealsea yang masuk ke kursi tengah. "Hei, kenapa kamu duduk di situ?" tegur Max menaikkan dua alis, menatap bingung pada Chelsea. Chelsea justru hanya meringis tersenyum, mengabaikan larangan Max, "Hehehe ... Sementara, kamu duduk di depan bersama Kenan ya, Max ... Please ...!" pinta Chelsea mengatupkan kedua telapak tangan. Melihat wajah sang adik, Max hanya bisa menghela berat. Tidak merespon, namun wajahnya yang ditekuk terlihat sekali bila pria itu sedang kesal. Kenan melirik sekilas, dan memastikan ketiga wanita di kursi penumpang sudah aman. Perlahan roda ban mulai menggilas jalanan a

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab195# Anna ke Kota

    Setelah membuat minuman untuk para tamunya, Kenan dan Anna tidak mendapati mereka semua di ruang tamu. Kenan lalu pergi mencari keberadaan Chelsea. Pria itu samar-samar mendengar percakapan antara Chelsea dengan sang kakak. Hatinya terasa sakit, melihat keduanya terlibat percekcokan, dengan Chelsea yang terisak di sana. "Sampai kapanpun aku tidak akan merestui hubungan itu, Chelsea!" tegas Max menatap tajam.Sesaat Kenan menjauhi keduanya, tidak ingin terlihat menguping percakapan tersebut, lantas ia beralih mencari Anna yang justru sedang mengetuk pintu kamar mandi."Anda baik-baik saja, Nyonya?" Kenan justru lebih terkejut mendapati istri sang majikan sedang berada di dalam mandi dalam keadaan pucat.Padahal, beberapa jam yang lalu, Grace tampak ceria lebih dari siapapun di antaranya. Hal itu semakin membuat Kenan penasaran."Hm, aku baik-baik saja, Ken. Hanya ..." Grace tidak melanjutkan ucapannya, terdengar semakin lir

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab194# Dia Tidak Pantas Untukmu!

    Mendengar celotehan Max yang tidak jelas, membuat Chelsea hampir meradang. Wanita itu ingin rasanya membunuh sang kakak dengan mencekik lehernya.Kenan langsung berusaha mencairkan suasana, mengalihkan perhatian sang kekasih. "Ayo, kita ke rumahku dulu. Pasti adikku senang kalau kalian datang. Di sana banyak hal yang bisa kalian lihat."Mereka pun mulai berjalan kembali ke mobil, dan melanjutkan perjalanan menuju rumah adik Kenan, berharap suasana akan semakin hangat dan ceria seiring berjalannya waktu.Setelah mobil berjalan beberapa saat, mereka sampai di sebuah rumah sederhana namun sangat nyaman, dikelilingi oleh taman yang hijau dan asri."Sudah sampai!" seru Kenan menghentikan mobilnya di halaman depan.Di depan pintu, seorang gadis muda dengan senyum lebar menyambut mereka. Anna, adik Kenan, berdiri di sana dengan wajah ceria, mengenakan gaun sederhana yang tampak pas dengan suasana desa. Begitu melihat Kenan turun dari m

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab193# Kampungan!

    Keesokan pagi, di langit cerah dan angin sepoi-sepoi berhembus, membuat suasana sangat nyaman. Chelsea, Kenan, Grace, dan Max sedang dalam perjalanan menuju kampung halaman Kenan. Mobil yang mereka tumpangi melaju di jalanan bebas hambatan, lalu menuju pedesaan yang tenang. Namun, meskipun perjalanan ini seharusnya menyenangkan, Max tampak tidak terpengaruh oleh suasana ceria di sekitarnya. "Wah, aku tidak sabar nih, tiba di sana. Kampung halaman Kenan pasti indah banget, kan?" seru Chelsea tersenyum lebar, menoleh ke belakang. Grace yang duduk di samping Max pun tak kalah melebarkan senyuman. Ia mengangguk dengan semangat, "Ya, pasti sangat seru! Kenan, kapan terakhir kali kamu ke sana?" Di samping Kenan, Chelsea berbicara riang, sementara Kenan tersenyum kecil menatap jalanan, sesekali mencuri pandang ke Max yang duduk di kursi penumpang dengan wajah datar dan terkesan acuh tak acuh. Kenan tersenyum hangat, "Sudah lama sekali, sih. Tapi saya yakin, Anda pasti suka, Nyonya

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab192# Si Perayu

    Permintaan Chelsea ingin berkenalan dengan adiknya pun langsung dikabulkan oleh Kenan. Sejak pagi, Chelsea sengaja menelpon Grace agar ikut ke kampung halaman Kenan.Awalnya Kenan menolak dengan berasalan canggung terhadap kakak iparnya, terlebih Max. Bukan ia marah karena perlakuan Max kemarin, namun Kenan masih belum terbiasa dengan pria dingin itu. Akan tetapi, Chelsea mengikis keraguan Kenan, jika sang kakak dan istrinya sangatlah baik. "Aku yakin nanti kamu akan terbiasa dengan kehadiran mereka, Ken. Bila kamu tidak mulai dari sekarang, aku rasa akan semakin sulit," bujuk Chelsea meyakinkan.Dengan sedikit keyakinan, Kenan mengangguk lalu tersenyum lirih, "Baiklah, bila itu maumu."Mendengar persetujuan Kenan, Chelsea duduk di sofa sambil memandangi ponselnya. Setelah beberapa saat, dia memutuskan untuk menghubungi Grace, langsung menggapai ponsel dan menelpon kakak iparnya. Dia tahu, mengajak Grace ke kampung halaman Kenan bi

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab191# Segenap Jiwa

    Setelah beberapa hari lalu mendapat restu dari sang ayah dan ibu. Kini, Chelsea duduk di kursi dekat jendela, senyum manis terpancar dari wajahnya. Kenan, duduk di hadapan wanita itu, menatapnya penuh perhatian. Hari itu, Chelsea merasa bahagia sekali, karena ada sesuatu yang penting yang ingin ia sampaikan. Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya wanita itu membuka mulut. Suara lembut, nan penuh dengan kebahagiaan pun mulai terdengar. "Ken ... ada hal yang aku ingin bilang. Papi dan mami, mereka merestui hubungan kita," ucap Chelsea dengan binar bahagia. Kenan menoleh terkejut, saat pria itu sedang mengaduk minumannya di dapur, "Benarkah? Wah ... semudah itu Tuan Alex dan Nyonya Felly merestui?" Mendengar ucapan Kenan, Chelsea seketika mencebik. Ia tidak suka mendengar penggilan untuk ayah dan ibunya, seolah ada jurang di antara Kenan dan orang tuanya. "Apa maksud sebutan Tuan dan Nyonya, Ken? Dia calon mertuamu, jadi ... Kamu juga harus mulai terbiasa menyebutnya sama d

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab190# Welcome to Jerman!

    Freya dan Jack berdiri di depan gerbang keberangkatan di bandara Internasional. Keduanya menunggu penerbangan mereka menuju Jerman. Wanita itu tampak tenang, meski suasana dalam hatinya penuh dengan tekad dan amarah. Jack, yang berdiri di sampingnya, lebih banyak diam, memahami bahwa situasi ini sangat serius. Ia tahu bahwa begitu sampai di Jerman, waktu akan sangat terbatas, dan misi mereka harus segera dimulai. Wanita itu melihat jam tangannya. Seolah menghitung detik-detik yang berlalu, lalu menatap Jack dengan tatapan tajam. "Alfonso dan Carlos akan menjemput kita di bandara, bukan? Setelah itu, kita langsung ke rumah sakit. Pokoknya aku tidak mau ada penundaan lagi," ucap Freya dengan tegas. Jack mengangguk memastikan, "Paham, Bos. Mereka pasti sudah siap. Tapi kau yakin untuk bertindak cepat seperti ini?" "Leon harus segera kita lenyapkan lebih dulu, Jack. Aku tidak bisa menunggu lagi, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun menghalangi rencana ini! Anak buahmu sudah cu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status