Home / Pernikahan / Penyebab Suamiku Mandul / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Penyebab Suamiku Mandul: Chapter 21 - Chapter 30

36 Chapters

Akhirnya Ketahuan

“Heh, kamu disuruh Melati untuk menghadap dia di kafe dekat taman kota, segera!” titah Biyan dengan suara angkuh. Wajahnya mendongak penuh kesombongan. Yanuar diam saja, tetapi sosok tinggi itu bangkit dari duduk. Dia merapikan beberapa berkas yang baru saja dibukanya.“Mam-pus lo!” geram Biyan saat Yanuar melangkah pergi dan melewati dirinya.Suami dari Melati itu berjalan dengan penuh kemenangan menuju ruang kerjanya. Duduk di kursi empuk, senyum-senyum sendiri. Kemudian dia meraih telepon genggam, mencari nomor Aneta yang sudah dia samarkan dengan nama ‘agen asuransi’.“Duh, Aneta kemana sih? Kok teleponku enggak diangkat?” gerutu Biyan, setelah tiga kali panggilan teleponnya tidak di respon. Padahal dia ingin membagi kebahagiaan dengan istrinya yang cantik itu. Biyan mengepalkan tangan. Yakin sekali kalau kali ini Yanuar tidak akan lolos. Dia sudah mengirim video perkelahian Yanuar den
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

Aku Ratu Bukan Babu

“Hah? Serius, Mel? Kamu hanya kasih dia skorsing tiga hari?” jerit Biyan.Melati memegang pelipisnya, menekan-nekan sedikit di area situ. Pusingnya benar-benar nyata.“Kok bisa begitu, Mel? Orang kayak Yanuar itu harusnya langsung dipecat. Jangan sampai nanti ditiru sama pegawai kita yang lain. Bisa repot kita,” cerocos Biyan.“Betul, Mas. Tapi pertimbanganku karena Yanuar itu udah lama kerja di sini, di bagian paling penting. Aku enggak mau kecolongan, misal dia memindahkan data atau gimana. Jadi aku tadi memang bilang sama dia untuk memberi kesempatan memperbaiki diri. Tapi aku hanya boong aja, untuk mengulur waktu. Nanti kerjaan dia pelan-pelan aku pindahin ke orang lain, setelah clear baru aku pecat dia.”“Oh, gitu? Bagus deh.” Nada Biyan mengandung kelegaan. “Maaf ya, Mel, kalau tadi aku jadi kesannya marah, aku cuma kuatir terjadi apa-apa sama toko kita. Nanti kita bagi dua aja kerja
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

Terkuak Sudah

“Orang yang mengaku ibunya Aneta itu namanya Yuliana, tapi di sekitar rumah dia dipanggil Ibu Ana. Anak perempuannya cuma satu, yaitu Keisya, yang tadi makan bareng di kafe. Si Keisya itu kasir di apotik, enggak jauh dari rumahnya,” kata Yanuar memulai laporannya kepada Melati. Lelaki itu kemudian membeberkan alamat di mana Yuliana alias Mbok Yul tinggal, harga kontrakan rumah yang ditinggalinya sampai Yuliana yang terkenal agak-agak suka pamer dan hobi berhutang pun Yanuar uraikan. Jika dalam keadaan normal, mungkin Melati akan terbahak-bahak mendengar betapa detailnya Yanuar mengupas kelakuan aneh Yuliana dan anaknya.Berarti bisa dipastikan bahwa Aneta memang bukan anak Mbok Yul. Dan jelaslah ini semua sandiwara yang dibuat oleh Biyan dan Dewi. “Aku akan cari informasi siapa Aneta itu sebenarnya, Mel. Coba nanti kamu kirim foto dia, atau identitas atau apa saja yang bisa aku jadiin clue awal untuk penelusuranku.”&ld
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

Patner Baru

“Bi, mana istrimu? Kok dia belum pulang?” Aneta melirik tidak suka atas pertanyaan yang diajukan oleh Dewi. “Aku istrinya Mas Biyan,” tukasnya. Sekali gerakan, dia bergayut manja pada lelaki tampan itu.“Sst … udah jangan bertengkar,” ucap Biyan memadamkan api kecemburuan Aneta.Hari memang sudah berubah gulita. Sebentar lagi adzan isya berkumandang.“Tumben-tumbenan loh, biasanya dia kan enggak sesibuk ini. Ibu jadi kuatir kalau dia udah tau rencana kita,” kata Dewi. Suaranya memang tidak bisa ditutupi, nada yang keluar adalah nada cemas.“Tenang, Bu. Melati itu hanya sedang syok karena tau Yanuar ternyata tidak sebaik yang dia sangka. Dia bahkan tadi pergi ke makam bapak ibunya,” jawab Biyan.“Hah, ngapain?”“Curhat sama nisan,” tukas Aneta terkikik senang.“Dan Melati seharian ini ada di luar, meeting sama supp
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Adu Mekanik

Dewi segera merintih ketika mendengar pintu kamar terbuka. Segara saja dia berakting menggigil, melipat kedua tangan, tidak lupa mulutnya meracau untuk mendukung akting sakitnya.“Ck, ini aku, Bu. Melati lagi mandi,” tukas Biyan sembari duduk di tepi ranjang. Memandang gusar kepada ibu kandungnya.Spontan Dewi berhenti meracau dan membuka matanya.“Kamu kenapa, Bi?” tanya Dewi saat melihat wajah Biyan kusut masai. Berbeda sekali dengan yang tadi, saat mereka sedang menyusun rencana. Sesaat sebelum Melati pulang.“Rencana kita gagal,” sungut Biyan.“Hah?” Dewi kaget hingga terduduk. “Memangnya kenapa? Melati udah tau rencana kita?”“Bukan, Bu. Melati tiba-tiba bawa pembantu baru. Namanya Nuri.”Dewi memandang Biyan dengan kecewa. “Terus gimana rencana kita selanjutnya?”“Aku enggak tau, Bu. Mesti berunding sama Aneta dulu. Sementara ini kit
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Bubur Rempah-rempah

“Sialan, badan Ibu malah pegal-pegal semua gara-gara semalem dipencetin sama babu baru itu,” bisik Dewi kepada Biyan. “Lagian kenapa sih waktu Ibu teriak minta tolong sampai aduh aduh, kamu diem aja. Malah nontonin doang sama Melati.”Biyan hanya menghela napas. Baru saja dia akan menjawab omelan sang ibu, Melati datang. “Bu, udah baikan?” tanya Melati basa basi. Melati langsung melempar senyum ketika melihat Dewi mengangguk. Kemudian dia memandang meja makan, lalu menarik napas panjang sembari memejamkan mata. Seolah-olah dia menyerot semua uap dan aroma makanan yang tersaji.“Wah, kayaknya enak semua. Mana Nuri?” Melati celingak celinguk mencari asisten rumah tangganya yang baru.“Saya di sini, Bu,” sahut Nuri. Dia nongol dengan wajah ceria sambil membawa nampan yang di atasnya ada semangkuk bubur panas.“Kamu bikin apa lagi, Nur? Ini makanannya sudah banyak,&rdq
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Gila Berjamaah

Aneta segera menyembunyikan telepon genggamnya ketika mendengar anak kunci terbuka, lalu pintu bergerak. Dia menjadi lega saat melihat sosok Dewi yang berada di ambang pintu, bukan ART Melati.“Ibu—“Dewi langsung meletakkan telunjuknya pada bibirnya sendiri. Dengan matanya, Dewi memberi kode bahwa Nuri ada di belakangnya.Sejurus kemudian Nuri memang melewati kamar Aneta, tetapi tidak masuk, hanya lewat saja. Gadis itu terlihat sedang membawa peralatan mengepel.Dewi menutup pintu dan mengunci dari dalam menggunakan kunci se lot biasa.“Bu, kenapa baru datang? Aku laper banget,” cicit Aneta manja. “Maaf, Ta, tadi Ibu terpaksa mulai jualan bakso aci lagi, biar Melati enggak curiga. Ini Ibu bawain roti dan jajanan,” ujar Dewi mengeluarkan kresek dari tasnya.Aneta dengan tidak sabaran langsung menarik kresek yang baru setengah tersodor dari tangan Dewi. Layaknya seekor mo nyet kelaparan,
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Apa Yang Dicari

“Mel, lagi ngapain?”Melati terperanjat. Tidak mengira jika suaminya sudah selesai mandi secepat itu.“Kok pucat gitu? Kenapa?” Biyan mendekat, lebih menyelidik lagi. Perempuan itu memegang dadanya, lalu menghela napas. Dia hanya mengulur waktu untuk berpikir, jawaban apa yang tidak akan membuat Biyan curiga.“Aku … semalem bikin catatan di sini, pakai secarik kertas. Tapi kok enggak ada ya?” Melati menatap Biyan. Tidak sedang curiga tetapi memastikan bahwa sang suami percaya dengan kebohongannya.Wajah Biyan mengernyit. “Kertas? Loh ditaruh mana? Kayaknya aku dari kemarin enggak liat ada kertas.”Badan kekar lelaki itu berjongkok. Membuka laci demi laci meja rias. “Rasanya aku taruh di laci sini,” sahut Melati lagi. “Penting banget kah? Sampai kamu pucat gitu?” Biyan berdiri lagi, meraih kepala istrinya. Dia mengira Melati terseran
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

Kesetanan

Pagi-pagi, Aneta mengamuk, menggedor-gedor pintu sambil berteriak-teriak minta makan.Biyan yang baru saja keluar dari kamar mandi melesat menuju kamar Aneta. Kebetulan bersamaan dengan hadirnya Nuri dan Dewi dari arah dapur.“Nuri! Kamu yang bener dong, kalau memang enggak mau ngerawat Aneta jangan menyiksanya!” Suara Biyan menggelegar memenuhi rumah. Rupanya dia sudah tidak tahan jika perempuan yang dia cintai dibuat mainan oleh Nuri.“Ada apa, Mas?” Melati masih memakai piyama, rambutnya kusut. Ciri khas orang baru bangun tidur.Semalam Melati memang sulit memejamkan mata, tepatnya dia sengaja tidak ingin terlelap. Hasil perbincangan dengan Nuri semalam itu membuat dia takut. Ada pikiran Biyan akan melenyapkan dirinya saat dia tertidur.“Aku tidak sedang mengadu atau gimana, Mel, tapi ….” Ucapan Biyan berhenti. Dia sudah berhasil membuka pintu kamar Aneta, dan penghuninya langsung menjerit
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Kenyataan Yang Menyakitkan

“Arveta Khairunissa,” ucap Yanuar seraya meletakkan dua lembar foto perempuan cantik.“Arveta? Kamu yakin dia orang yang sama dengan Aneta?” sahut Melati sembari mengambil foto itu.“Ya, mungkin Aneta itu nama kecilnya. Ini teori ngawurku ya, Mel. Mungkin dulu dia kesulitan mengucapkan namanya sendiri saat masih kecil, Arveta jadi Aneta.” Yanuar terkekeh. “Tapi coba kamu perhatikan, dia Aneta yang ada di rumahmu atau bukan?”Melati menurut, kepala perempuan itu menunduk, menelusur setiap inci gambar berukuran sepuluh kali dua belas sentimeter itu. Foto close up seorang wanita cantik, dengan senyum indah dan tampak sangat bahagia. Sedang yang satunya, foto tampak seluruh badan yang tidak kalah cantiknya. Sedang berpose di sebuah tempat wisata yang Melati kenal.Kalau dilihat dari raut wajah, bentuk hidung dan mulut ini memang benar Aneta. Dengan badan yang proporsional dan rambut indah tergerai dia menjadi te
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status