Home / Horor / Bisikan Tengah Malam / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Bisikan Tengah Malam: Chapter 81 - Chapter 90

141 Chapters

81: Konferensi Pers

Kasitah tersenyum, lalu memeluk anaknya dengan erat. Dia teringat bagaimana ibunya Karinah tega menitipkannya kepada sepupunya, karena kabur dengan pria asal Mesir. Kasitah tak pernah lagi melihat ibunya, dan juga tak ingin mencarinya. Dia benci awalnya dengan 'tradisi' keluarganya. Namun kemudian, dia tak sanggup menahan gejolak cintanya pada pria lain. Usai bercerai dengan suaminya, Kasitah pergi ke Kalimantan dengan kekasih baru dan seperti hilang ditelan bumi.Atikah juga awalnya enggan meniru Sang Mama. Dia tulus mencintai Lolita. Saat bekerja jadi TKW Hongkong, dia selalu mengirimkan uang pada anaknya itu. Jika saja dia tidak stres ditipu pria Bangladesh, mungkin dia akan rutin terus dengan tanggung jawabnya. Tetapi setelah hidupnya kembali makmur dengan Andrew Baker, Atikah malah benar-benar melupakan anaknya. Andrew seperti memberinya identitas baru, yang membuatnya lupa dengan kisah lama.Tetapi pria Inggris itu kini telah mati akibat sakit jantung dan mayatnya dikirim ke neg
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

82: Darren Mengincar Aurora

Aurora menjerit, saat anak lelaki itu mencengkeramkan kuku di pahanya, setelah dengan ganas mengejar dan menangkapnya di halaman."Ibuuuuuu...." gadis kecil itu menjerit dan meronta.Tetapi tak ada yang mendengar. Ibunya sedang ke pasar bersama adiknya. Aurora sangat menyesal karena tadi tidak bersedia ikut serta, sebab lebih suka di rumah sambil bermain dengan seekor kucing kecil yang dibawanya dari sekolah Sabtu kemarin. Kucing kurus yang dibuang seseorang ke depan sekolahan. Mana dia tahu, jika Darren masih terus ingin mengincarnya? Dan Minggu siang itu adalah nasib apesnya."Tak ada yang mendengarmu!" Bentak Darren, sambil mendekap mulut gadis itu dan menyeretnya ke semak-semak. Kekhawatiran akan tertular virus HIV dari Lolita telah mengguncang pikiran Darren. Maka saat melihat Aurora sendiri, gairahnya langsung memuncak. Dia merasa ingin mendadak melupakan kerisauannya dengan sedikit bermain-main bersama gadis kecil rupawan itu.Aurora berusaha terus meronta, air matanya mengali
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

83: Sukemi

Kepada Ustadz Hanif, memang telah bercerita segalanya. Cerita itu terpaksa diulang saat bertemu Prana hari itu. Meski berat, semua harus diungkap."Bapak saya punya keinginan menikahi majikannya, Bu Gayatri. Tak ada hal lain yang dia inginkan selain harta. Saya masih terlalu kecil saat itu, apapun yang diperintahkan Bapak, saya terpaksa patuh. Termasuk untuk membunuh dan membakar..." suara Samiran tercekat di tenggorokan.Seminggu ini dia sudah berjuang untuk istiqomah lewat jalur tobat nasuha atas bimbingan Ustadz Hanif. Meski Samiran masih terganggu jiwanya atas rasa bersalah, namun dia mengaku mulai sedikit tenang berada di jalan Allah. Samiran juga berusaha tegar melawan rasa ketakutan yang teramat sangat, akibat sesuatu yang menyeramkan di dalam rumahnya."Siapa yang bapak bunuh? Anak-anak kecil murid menari Ibu Gayatri?"Samiran menatap ke arah Prana dengan gemetar,"Bagaimana anda tahu?""Saya berkomunikasi dengan mereka maghrib kemarin. Mereka hampir mencelakakan anak-anak Hend
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

84: Ibu yang Durhaka

Baru kali itu juga Atikah melihat wujud wanita itu, tak cantik sedikitpun menurutnya. Persis seperti foto pada ponsel yang ditunjukkan Petrus, bekas pengacara Lolita saat itu kebetulan juga mengunjungi Lolita di rumah sakit."Saya ke sini atas dasar kemanusiaan, Bu Atikah. Kasihan dengan Ibu Lolita saja. Cuma mau membelanya lagi, hak saya sudah dicabut Pak Abdul. Tapi Bu Atikah harus tahu wajah Ibu Tirinya Ibu Lolita yang merampas uang 3 miliar lagi itu. Waduh, jelek betul. Jauh cantik Ibu Atikah. Pasti kena guna-guna itu Pak Abdul!"Dan Petrus benar rupanya. Kini dihadapan Atikah cuma ada seorang ibu-ibu gemuk berdaster kumal yang sibuk menggendong bayi, sambil menyuapi anak-anaknya yang lain. "Sudah mirip pembantu saja. Rendah betul selera Si Abdul ini..." gumam Atikah sambil menyibakkan rambutnya dengan kesal. Emosinya tak terkendali sejak usai bertemu Lolita yang terkapar di ranjang pasien Rumah Sakit Polri kemarin. Dia menangis saat melihat kondisi anaknya yang tragis. Sudahlah
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

85: Pansos

Hendra meletakkan surat pemanggilannya selaku saksi dari Polda. Dia tak menyangka urusan pernikahannya jadi sekacau ini. Dari Adrian Sombes diketahui, bahwa mertuanya, Abdul, sudah lebih dahulu memenuhi panggilan Polda atas kasus Lolita. "Abdul sama sepertimu, tak berkenan menjenguk Lolita. Tapi dia memenuhi panggilan Polda. Sebaiknya kau datang, sebab tak bakal bertemu Lolita. Wanita itu sekarang di rumah sakit karena upaya percobaan bunuh diri dengan membentur-benturkan kepala" bujuk Adrian Sombes. Sejak Lolita di penjara, dia kembali ke rumah. Itu pula yang membuatnya menemukan celana dalam pria di bawah bantal tempat tidur, yang jelas bukan merupakan miliknya. Belum pernah dia merasa memiliki sempak motif bendera Amerika. Tapi entah mengapa ada barang aneh itu di situ. Tempat tidur juga kusut, sementara di meja sebelah tempat tidur, ada 2 kaleng bir habis diminum, serta beberapa puntung rokok dalam asbak. Rokok yang bukan biasa dihisap Lolita!Di meja makan, dia masih menemukan
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

86: Sekuter

Sofie memandangi foto Doza Fahmi di layar ponselnya, lalu tiba-tiba mencibir."Ini desainer yang ngetop saat ikut berantem bela Alya Dildo, artis dangdut seksi penuh sensasi yang gundik menteri itu kan?" Sesco menoleh,"Entahlah, eike nggak urusi sekuter dan tukang pansos!""Mereka berantem hebat dengan sekuter lainnya sampe saling lapor polisi. Karena si Doza Fahmi ngaku diancam via DM, haha...Kok yang begini bisa disebut Desainer sih, nggak ada aura profesionalnya. Gaun karyanya udah kek baju model waria semua, kelewat rame!""Oh, sudah eike dugong nek!""Kaum munafikun, Madam.""Muka-muka palsu kek deise mau berkarya, aiii sutralah!""Kayaknya dia gak ada basic mode, atau minimal menambah pengetahuan gitu?""Tapi banyak Desainer kita yang memang awalnya bukan punya basic sekolah mode, kadang ada yang cuma pernah main sinetron satu dua kali, mendadak loncat pura-pura mendesain baju hasil contekan busana luar yang ditambahi. Apapun itu, minimal tambahlah wawasan pengetahuan di bidang
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

87: Kebaya Berdarah

Sukemi, tak pernah menceritakan alasan itu pada Dayuh, apalagi Sarmini. Dia tak tega. Lagi pula, Sukemi senang disuruh mengunjungi rumah itu. Pertama banyak makanan, kedua dia bisa bermain puas bersama Samiran, anak Pak Muntarso, pesuruh Bu Gayatri.Mereka teman sejak kecil, karena Kinasih ibu Samiran, dulu pernah dititipkan Mbah Cipto kepada Mbah Kunto. Katanya, Kinasih anak temannya yang yatim piatu. Tetapi Mbah Kunto tahu, jika Kinasih adalah anak hasil perselingkuhannya dengan seorang gundik bernama Kuni. Mbak Cipto adalah tuan tanah. Dulu, dia centeng Belanda. Banyak tanah warga yang direbutnya dengan semena-mena, atau membuat mereka seakan-akan dituduh sedang berkomplot melawan Belanda. Salah satu tanah Mbah Cipto adalah Kawasan Hitam. Dimana dia kerap gunakan untuk mengeksekusi orang-orang tak berdosa. Usai kejayaan Belanda berakhir, Mbah Cipto sempat kehilangan Kawasan Hitam karena dikuasai penjajah Jepang untuk jadi salah satu markas. Bahkan tempat itu, dikenal sebagai San
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

88: Austin Tua

Sukemi banyak melihat keanehan pada guru menarinya itu. Tetapi dia tetap selalu datang untuk menari. Selanjutnya, tempat menari itu juga terasa aneh, mereka cuma menari sampai jelang maghrib dan anak-anak malah lanjut bermain Hoom Pim Pah. Setiap hari datang, Sukemi melihat wajah teman-temannya berubah. Tak ada senyuman. Semua diam. Dan semuanya mengeluh sakit jika sedang buang air kecil."Aku yang selalu kebelet pipis saja tidak merasa sakit," kata Sukemi."Kau sih enak, tak pernah kebagian main Hoom Pim Pah!" Kata teman-temannya dengan raut wajah sedih."Lho, apa hubungannya? Kalian kesal aku tak bisa di sini sampai sore? Baiklah, suatu saat aku akan minta izin untuk tidak ke surau. Aku akan bermain Hoom Pim Pah bersama kalian di sini..."Hari itu, Sukemi menepati janjinya untuk bermain Hoom Pim Pah. Bersama belasan anak-anak itu, mereka membentuk lingkaran kecil. Mereka membolak-balikan tangan. Siapa yang paling banyak posisi pilihan tangan, baik telapak atas (hitam) atau telapak
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

89: Mertua Tergoda Menantu

Atikah datang jelang sore, tetapi rumah itu kosong. Kata tetangganya, Hendra sering pulang sejak Lolita di penjara dan dia sudah pergi bekerja sejak pagi. Sebuah kunci serep ditemukan Atikah di bawah pot kaktus, persis seperti yang dikatakan Lolita. "Huh, berantakan!" Gerutu Atikah, saat melihat bagian dalam rumah itu. Dia berniat kembali ke hotelnya, ketika tiba-tiba dia mendengar suara mobil memasuki halaman rumah itu. "Pasti itu Hendra, akan kubuat hancur lebur dia!" Teriak Atikah dalam hati.Dia sudah berniat akan menghantam wajah menantunya itu dengan asbak rokok saat pintu terbuka. Tapi dia malah kaget ketika pertama kali melihat sosok itu.Wow! Atikah memeluk asbak rokok itu dengan manja. Hmm... inikah suami Lolita itu? Bisik hatinya terpesona. Sungguh tampan dan perkasa terlihat. Cukup dewasa, dan tampak begitu keren. Postur tubuh tinggi tegapnya, membuat rahim hangat menyapa gelora."Kamu siapa?" Tanya Hendra, yang kaget setengah mati melihat ada orang di rumah.Atikah b
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

90: Dimanfaatkan

Ustadz Hanif memegangi pundak Samiran yang berguncang-guncang hebat. Isak tangis kakek tua itu terdengar begitu memilukan. Istri Ustadz Hanif menjauh sambil menggendong anaknya yang mulai ketakutan. Samiran, datang sebelum maghrib. Langsung tersungkur menangis di depan pintu rumah Ustadz Hanif yang baru saja akan berangkat ke masjid. Entah apa yang terjadi padanya, sehingga tampak sangat terpukul. Meski belum berucap, Ustadz Hanif tahu jika Samiran ingin mengungkapkan sesuatu.Benarlah, Samiran memang ingin berkeluh kesah. Sambil tetap menangis, dia mulai banyak bercerita. Kedatangannya menemui Sukemi hari itu, ternyata semakin menimbulkan luka. Bukan karena harus melihat lokasi kuburan massal tempat anak-anak yang pernah ikut dibunuhnya, tetapi juga karena ucapan terakhir Sukemi yang justru sangat menggoncang jiwanya. "Bapakmu Si Muntarso itu, orang yang paling bodoh di dunia. Dia menceraikan Bibi Kinasih, hanya agar bisa menikahi Bu Gayatri demi meraup hartanya. Segala cara dia la
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status