Semua Bab Perjalanan Menuju Cinta: Bab 141 - Bab 150

170 Bab

Tipu Muslihat

“Iya Mi, Nay enggak ada … tadi pagi pergi dan seharian ini enggak bisa dihubungi terus jam segini belum pulang.” Suara Ghazanvar bergetar dampak dari rasa takut yang teramat sangat akan kehilangan Naraya.“Tenang dulu Bang, Mami coba hubungi pak Rukmana ya … siapa tahu Nay pulang menenangkan diri ke Bandung.”Ghazanvar terpekur, kenapa dia tidak berpikir ke sana?“Telepon paman Rukmana sekarang ya Mi, Abang belum bisa tenang sebelum tahu keberadaan Nay.” “Iya Bang, Mami telepon pak Rukmana dulu ya.” Keduanya sepakat memutus sambungan telepon.Jemari mami Zara begitu lincah mencari nomor telepon pak Rukmana pada ponselnya.Tidak peduli jam sudah menunjukkan hampir tengah malam, mami harus bisa segera mengetahui keberadaan menantunya.“Hallo, Bu?” Pak Rukmana menyahut dengan nada suara khas bangun tidur.“Pak, maaf mengganggu waktu istirahatnya … saya baru dapat kabar kalau Nay pergi ke Bandung, apakah sudah sampai, Pak?” pancing mami Zara karena tidak mungkin beliau memberi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Pengakuan Si Pelaku

“Paman … bukannya ini rumah pak Surawijaya?” Naraya celingukan dari dalam mobil.“Iya … orangnya ada di rumah pak Surawijaya, pak Surawijaya yang menemukan orang yang merekam video tersebut.” Tentu saja paman Eka mengatakan sebuah dusta.Naraya tidak memiliki prasangka apapun, dia turun dari dalam mobil tua milik paman Eka.“Paman … apakah sopan datang pagi-pagi ke rumah orang?” Naraya merasa segan, langkahnya berhenti di depan teras rumah.“Paman udah menghubungi pak Surawijaya sebelumnya, makanya berani datang pagi-pagi.” Paman Eka selalu memiliki ribuan alasan untuk membuat lawan bicaranya percaya.Akhirnya langkah Naraya pun dilanjutkan hingga ke depan pintu.Tok …Tok …Ceklek … Surawijaya sendiri yang membuka pintu, senyumnya terkembang lebar begitu mendapati Naraya di teras rumahnya.“Nay … apa kabar?” sapanya dengan mata berbinar.“Baik, Pak.” Naraya tersenyum kecut.“Masuk, Nay.” Surawijaya hanya menyapa Naraya tanpa mempedulikan paman Eka.Paman Eka masuk lebih
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Menjemput Naraya

“Tenang saja, kita bisa salahkan suaminya Naraya … apa kamu tidak lihat kalau mobil lain yang ada di video itu adalah mobil suaminya Naraya!” Naraya menggelengkan kepala, ternyata pak Surawijaya telah menyadarinya, air mata Naraya semakin deras berlinang membayangkan suaminya akan masuk Penjara karena fitnah Surawijaya dan paman Eka.“Oh ya? Jadi mobil itu mobil suaminya Naraya?” Paman Eka ternyata terlalu bodoh untuk mengidentifikasi mobil lain dalam video tersebut.“Ya! Itu mobilnya suami Naraya.” “Oke kalau begitu, saya akan langsung menuduh dia jika Polisi mendatangi saya.” Paman Eka begitu percaya diri.“Oke, pulang lah … biar Naraya saya bawa ke Columbia untuk sementara disembunyikan sampai keadaan aman.”Mata Naraya melebar mendengar rencana Surawijaya.Columbia? Apa maksud pria itu ingin membawanya ke Columbia? Benak Naraya diliputi berbagai pertanyaan.“Tapi Pak, hutang saya lunas ‘kan? Dan uang satu Milyarnya kapan bisa masuk ke rekening saya? Kan sekarang Bapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Menerobos Masuk

Ghazanvar langsung pergi ke markasnya yang berada di belakang gedung Bar and Lounge milik Anasera.Anasera memenuhi janjinya dengan membuat akses ke belakang tanpa harus melewati Bar and Lounge.Di gedung yang luas itu telah berkumpul sekitar dua puluh orang, Dimitri, Rudolf, Alex dan Radeva.“Untuk melakukan penyelamatan atau penyergapan kita butuh waktu beberapa hari untuk riset, sekarang denah aja kita enggak punya, Bang! Blind banget kita.” Radeva misuh-misuh.“Kalau kamu enggak mau ikut, tunggu aja di sini, pantau kita dari jauh … aku harus selamatin Nay, dia istri aku … dia juga lagi mengandung anakku.” Ghazanvar yang tengah memakai pakaian khusus berperang berujar dengan nada datar.“Bukan gitu, Bang! Kamu tahu sendiri Surawijaya anteknya mafia Columbia … aku yakin ada banyak orang di sana, aku yakin mereka juga profesional … bukan preman biasa mana kita enggak punya sniper.” Radeva menjelaskan.Sampai saat ini mereka memang belum menemukan sniper sehebat Anasera.“Aku n
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-21
Baca selengkapnya

Tumbang

Ghazanvar beserta yang lain menunggu hingga malam tiba, beberapa anggota tim yang menyamar mulai mempersiapkan diri memakai pakaian khusus dan mengeluarkan persenjataan.Susana sepi tidak ada tanda-tanda kehidupan manusia di luar hanya suara serangga yang menghangatkan senja menuju malam kala itu.Mereka tetap bersiaga bahkan nafas serta gerak tubuh pun diatur agar tidak membuat tumbuhan atau ilalang yang menyembunyikan tubuh mereka bergerak yang membuat curiga Surawijaya dan orang-orangnya.Sampai akhirnya suara helikopter terdengar dari jauh.“Heli itu menuju rumah Surawijaya.” Suara Alex terdengar melalui alat komunikasi yang ditempelkan di telinga mereka semua.“Naraya akan dipindahkan.” Ghazanvar bergumam mengungkapkan dugaan.“Oke, kita masuk sekarang!” Radeva memberi aba-aba.Mereka semua bergerak, langkah ringan namun gesit seperti Ninja, melompati pagar dan tembakan terpaksa dilepaskan karena salah satu anak buah Surawijaya memergoki mereka.Saat itu masih hening kare
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-21
Baca selengkapnya

Tidak Ingin Kehilangan

Mau tidak mau Anasera menceritakan semuanya, tentang bisnis gabut sampingan mereka yang berkecimpung di dunia hitam hanya untuk memicu adrenalin sampai misi penyelamatan Naraya yang dipaksakan oleh Ghazanvar.Alex ikut membantu menjelaskan kepada orang tua Ghazanvar.Anasera dan Alex sempat heran karena papi Arkana dan mami Zara tidak histeris atau tampak seperti pada umumnya orang tua yang mengetahui sisi kelam sang putra.Mereka semua harus tahu agar bisa menyelematkan Naraya yang entah dibawa ke mana oleh Surawijaya menggunakan helikopter.Mami Zara dan papi Arkana mendengarkan dengan seksama sampai Alex dan Anasera selesai bicara meski sesekali mereka saling menatap seakan ada yang kedua orang tua itu sembunyikan.“Oke Ana, Tante akan siapkan ruang operasi dan tenaga medis.” Mami Zara berujar dengan nada rendah penuh kepasrahan.Mereka pun memutus panggilan video guna memberi waktu mami Zara untuk mempersiapkan segala sesuatunya di rumah sakit.Begitu sambungan telepon terp
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

Terpukul

Helikopter mendarat di rooftop rumah sakit yang kini telah menjadi miliki mami Zara seutuhnya sebagai warisan dari sang kakek mertua.Petugas medis yang ikut di dalam helikopter telah melakukan pertolongan pertama dan memberitahu petugas medis dari rumah sakit apa yang terjadi dengan Ghazanvar dan Radeva.Radeva dalam keadaan setengah sadar sedangkan Ghazanvar tidak sadarkan diri.Kedua pria bertubuh tegap dan atletis yang kini bersimbah darah itu langsung dimasukan ke ruang operasi.Mama Gita yang saat itu baru saja sampai terus menangisi putra kesayangannya dalam pelukan papa Raditya.“Dasar anak nakal! Mama enggak akan ijinkan kamu mendahului Mama, kamu harus minta maaf sama Mama, kamu harus hidup lebih lama Radeva! Kamu harus tunangan sama Ipeh, Mama udah belanja banyak seserahan untuk Ipeh … hiks … hiks …” Mama Gita mengakhiri cecarannya dengan raungan.Mama Gita dan papa Raditya telah terinfo dari mami Zara dan papi Arkana tentang Radeva yang masuk ke dalam dunia hitam kar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

Rencana Penyelamatan

Naraya menaikkan kedua kakinya, duduk dalam posisi miring sembari memeluk perut menggunakan kedua tangan, menyandarkan sisi wajah ke dinding pesawat dengan tatapan kosong keluar jendela.Sudah tidak ada lagi air mata yang bisa keluar untuk meratapi nasib dirinya dan Ghazanvar.Pesawat pribadi ini sudah mengudara jauh membawanya meninggalkan tanah kelahiran.Meski begitu di dalam hati Naraya tetap berdoa, merayu Tuhan untuk menyelamatkan nyawa Ghazanvar dan mengembalikannya ke Indonesia agar bisa berkumpul bersama Ghazanvar sebagai keluarga yang utuh.“Nay!” Suara berat disusul kehadiran sosok beraroma tembakau yang kemudian duduk di sampingnya membuat tubuh Naraya menegang namun enggan melepas tatap dari gelapnya suasana di luar.Sesaat berikutnya Naraya merasakan kepalanya diusap oleh sebuah tangan kasar.“Kalau kamu menurut, kamu akan selamat … saya hanya akan menyembunyikan kamu sebentar sampai semuanya aman … apalagi ternyata suami kamu Mafia juga, kematiannya pasti akan mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Kabar Bahagia

“Jadi Zara, kamu bisa tenang menunggu menantumu di sini … aku ikut bersama Bianco,” imbuh Darius agar mami Zara mengurungkan niat untuk pergi.“Aku juga akan menemani orang-orangku … aku memiliki beberapa teman di Colombia yang bisa membantu kita, mereka akan senang sekali kalau harus melenyapkan Alexandro karena saingan bisnis jadi berkurang.” Ternyata Bianco telah memiliki rencana.“Radit, lo mau ikut?” Darius menggoda om Raditya yang sedari tadi diam saja.“Om Radit juga dulunya kaya Papi?” Narashima bertanya lantaran tidak percaya, sahabat papi yang tampak baik dan tidak neko-neko itu nyatanya Mafia juga.“Iya … dan sampai sekarang masih kok.” Darius memprovokasi.“Benarkah itu sayang?” Mama Gita memicingkan mata menatap suaminya.“Enggak sayang, udah enggak semenjak anak-anak kita lahir.” Om Raditya merangkul pundak istrinya sembari menatap tajam Darius yang kemudian terkekeh.Sengaja lelucon itu Darius lontarkan demi bisa mengurangi ketegangan.Karena selanjutnya mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Memohon

Pesawat telah mengudara begitu lama entah berapa jam, rasanya seperti berhari-hari bagi Naraya dan akhirnya burung besi itu pun mendarat.Kedua tangan Naraya dicekal oleh dua pria bertubuh tegap berpakaian hitam.Mereka tidak memperlakukan Naraya secara kasar tapi sekali Naraya bergerak mencurigakan maka cengkraman kedua pria itu akan mengerat.Sinar matahari tampak di ufuk timur dan udara sejuk menerpa wajah Naraya tatkala langkahnya meniti anak tangga turun dari pesawat.Tidak seperti sebuah Bandara, landasan terbang di mana baru saja pesawat mendarat ini dikelilingi hutan.Hanya ada sebuah bangunan kecil di dekat sana dan hanggar besar mungkin untuk parkir pesawat.“Jalan!” seru salah seorang pria kekar sembari menyeret Naraya.Surawijaya berada di depan mereka, menuntun menuju sebuah helikopter yang mesinnya menyala sehingga angin dari baling-balingnya menerbangkan rambut Naraya.Naraya dipaksa masuk ke dalam helikopter, tidak memiliki pilihan untuk membantah jadi dia pasr
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status