Ghazanvar beserta yang lain menunggu hingga malam tiba, beberapa anggota tim yang menyamar mulai mempersiapkan diri memakai pakaian khusus dan mengeluarkan persenjataan.Susana sepi tidak ada tanda-tanda kehidupan manusia di luar hanya suara serangga yang menghangatkan senja menuju malam kala itu.Mereka tetap bersiaga bahkan nafas serta gerak tubuh pun diatur agar tidak membuat tumbuhan atau ilalang yang menyembunyikan tubuh mereka bergerak yang membuat curiga Surawijaya dan orang-orangnya.Sampai akhirnya suara helikopter terdengar dari jauh.“Heli itu menuju rumah Surawijaya.” Suara Alex terdengar melalui alat komunikasi yang ditempelkan di telinga mereka semua.“Naraya akan dipindahkan.” Ghazanvar bergumam mengungkapkan dugaan.“Oke, kita masuk sekarang!” Radeva memberi aba-aba.Mereka semua bergerak, langkah ringan namun gesit seperti Ninja, melompati pagar dan tembakan terpaksa dilepaskan karena salah satu anak buah Surawijaya memergoki mereka.Saat itu masih hening kare
Mau tidak mau Anasera menceritakan semuanya, tentang bisnis gabut sampingan mereka yang berkecimpung di dunia hitam hanya untuk memicu adrenalin sampai misi penyelamatan Naraya yang dipaksakan oleh Ghazanvar.Alex ikut membantu menjelaskan kepada orang tua Ghazanvar.Anasera dan Alex sempat heran karena papi Arkana dan mami Zara tidak histeris atau tampak seperti pada umumnya orang tua yang mengetahui sisi kelam sang putra.Mereka semua harus tahu agar bisa menyelematkan Naraya yang entah dibawa ke mana oleh Surawijaya menggunakan helikopter.Mami Zara dan papi Arkana mendengarkan dengan seksama sampai Alex dan Anasera selesai bicara meski sesekali mereka saling menatap seakan ada yang kedua orang tua itu sembunyikan.“Oke Ana, Tante akan siapkan ruang operasi dan tenaga medis.” Mami Zara berujar dengan nada rendah penuh kepasrahan.Mereka pun memutus panggilan video guna memberi waktu mami Zara untuk mempersiapkan segala sesuatunya di rumah sakit.Begitu sambungan telepon terp
Helikopter mendarat di rooftop rumah sakit yang kini telah menjadi miliki mami Zara seutuhnya sebagai warisan dari sang kakek mertua.Petugas medis yang ikut di dalam helikopter telah melakukan pertolongan pertama dan memberitahu petugas medis dari rumah sakit apa yang terjadi dengan Ghazanvar dan Radeva.Radeva dalam keadaan setengah sadar sedangkan Ghazanvar tidak sadarkan diri.Kedua pria bertubuh tegap dan atletis yang kini bersimbah darah itu langsung dimasukan ke ruang operasi.Mama Gita yang saat itu baru saja sampai terus menangisi putra kesayangannya dalam pelukan papa Raditya.“Dasar anak nakal! Mama enggak akan ijinkan kamu mendahului Mama, kamu harus minta maaf sama Mama, kamu harus hidup lebih lama Radeva! Kamu harus tunangan sama Ipeh, Mama udah belanja banyak seserahan untuk Ipeh … hiks … hiks …” Mama Gita mengakhiri cecarannya dengan raungan.Mama Gita dan papa Raditya telah terinfo dari mami Zara dan papi Arkana tentang Radeva yang masuk ke dalam dunia hitam kar
Naraya menaikkan kedua kakinya, duduk dalam posisi miring sembari memeluk perut menggunakan kedua tangan, menyandarkan sisi wajah ke dinding pesawat dengan tatapan kosong keluar jendela.Sudah tidak ada lagi air mata yang bisa keluar untuk meratapi nasib dirinya dan Ghazanvar.Pesawat pribadi ini sudah mengudara jauh membawanya meninggalkan tanah kelahiran.Meski begitu di dalam hati Naraya tetap berdoa, merayu Tuhan untuk menyelamatkan nyawa Ghazanvar dan mengembalikannya ke Indonesia agar bisa berkumpul bersama Ghazanvar sebagai keluarga yang utuh.“Nay!” Suara berat disusul kehadiran sosok beraroma tembakau yang kemudian duduk di sampingnya membuat tubuh Naraya menegang namun enggan melepas tatap dari gelapnya suasana di luar.Sesaat berikutnya Naraya merasakan kepalanya diusap oleh sebuah tangan kasar.“Kalau kamu menurut, kamu akan selamat … saya hanya akan menyembunyikan kamu sebentar sampai semuanya aman … apalagi ternyata suami kamu Mafia juga, kematiannya pasti akan mem
“Jadi Zara, kamu bisa tenang menunggu menantumu di sini … aku ikut bersama Bianco,” imbuh Darius agar mami Zara mengurungkan niat untuk pergi.“Aku juga akan menemani orang-orangku … aku memiliki beberapa teman di Colombia yang bisa membantu kita, mereka akan senang sekali kalau harus melenyapkan Alexandro karena saingan bisnis jadi berkurang.” Ternyata Bianco telah memiliki rencana.“Radit, lo mau ikut?” Darius menggoda om Raditya yang sedari tadi diam saja.“Om Radit juga dulunya kaya Papi?” Narashima bertanya lantaran tidak percaya, sahabat papi yang tampak baik dan tidak neko-neko itu nyatanya Mafia juga.“Iya … dan sampai sekarang masih kok.” Darius memprovokasi.“Benarkah itu sayang?” Mama Gita memicingkan mata menatap suaminya.“Enggak sayang, udah enggak semenjak anak-anak kita lahir.” Om Raditya merangkul pundak istrinya sembari menatap tajam Darius yang kemudian terkekeh.Sengaja lelucon itu Darius lontarkan demi bisa mengurangi ketegangan.Karena selanjutnya mereka
Pesawat telah mengudara begitu lama entah berapa jam, rasanya seperti berhari-hari bagi Naraya dan akhirnya burung besi itu pun mendarat.Kedua tangan Naraya dicekal oleh dua pria bertubuh tegap berpakaian hitam.Mereka tidak memperlakukan Naraya secara kasar tapi sekali Naraya bergerak mencurigakan maka cengkraman kedua pria itu akan mengerat.Sinar matahari tampak di ufuk timur dan udara sejuk menerpa wajah Naraya tatkala langkahnya meniti anak tangga turun dari pesawat.Tidak seperti sebuah Bandara, landasan terbang di mana baru saja pesawat mendarat ini dikelilingi hutan.Hanya ada sebuah bangunan kecil di dekat sana dan hanggar besar mungkin untuk parkir pesawat.“Jalan!” seru salah seorang pria kekar sembari menyeret Naraya.Surawijaya berada di depan mereka, menuntun menuju sebuah helikopter yang mesinnya menyala sehingga angin dari baling-balingnya menerbangkan rambut Naraya.Naraya dipaksa masuk ke dalam helikopter, tidak memiliki pilihan untuk membantah jadi dia pasr
Kakek Narendra terpekur sementara nenek Aura menangis tersedu dalam pelukan kakek usai mendengar apa yang terjadi dengan Ghazanvar dan Naraya.Mereka berdua mengetahui siapa papi Arkana, tidak setuju dengan sisi lain papi yang masih berkecimpung dalam dunia hitam tapi mereka berdua tahu kalau tidak mudah pergi dari sana.Namun kakek dan Nenek tidak menyangka kalau cucu mereka terjun ke dunia terkutuk itu juga, mungkin setelah Ghazanvar bangun dari koma nanti kakek akan meminta Ghazanvar mondok di Pesantren dan benar-benar mendalami ilmu Agama untuk waktu yang tidak ditentukan sampai cucunya itu benar-benar insyaf.Dan dalam hal ini, Kakek maupun nenek tidak bisa menyalahkan papi Arkana karena justru keterlibatannya dalam dunia hitam bisa menolong Naraya.Tidak banyak yang mengetahui tentang keterlibatan papi Arkana di dunia hitam, hanya kakak dan adik-adiknya saja sedangkan para ipar belum tentu semua terinfo apalagi para keponakan.Begitu juga dengan Ghazanvar, tidak boleh ada s
“Biarkan dia tidur, dia pasti kelelahan,” kata Bianco kepada Darius dari ambang pintu.Darius yang duduk di kursi di samping tempat tidur Naraya lantas bangkit.“Dia sedang hamil, tolong periksa detak jantung bayinya.” Darius berpesan kepada perawat yang tengah mengobati luka di beberapa bagian tubuh Naraya yang masih belum sadarkan diri.“Baik, Tuan.” Perawat berkebangsaan Italia itu mengangguk.Darius akhirnya keluar dari kamar yang berada di kabin paling belakang pesawat pribadi Bianco yang besar juga mewah itu.Dia dan Bianco menyusuri lorong untuk duduk di kabin tengah.Darius mengembuskan napas berat. “Aku trauma, sekitar tiga puluh tahun yang lalu Zara pernah mengalami apa yang Naraya alami sekarang tapi lebih parah … Zara mempertahankan kehormatannya dengan melawan hingga menyebabkan janinnya meninggal di dalam kandungan.” Darius mengungkapkan alasan kenapa dia memilih menemani Naraya meski tengah terlelap.“Tidak ada darah yang keluar dari bagian bawah tubuh Naraya, se
Satu topik pembicaraan yang sampai saat ini tidak pernah berani Ghazanvar dan Naraya bahas adalah tentang keterlibatan Ghazanvar dalam dunia hitam sebagai penerus sang papi.Naraya bisa mengijinkan Ghazanvar touring bersama teman-teman ghenk motornya tapi melakukan sesuatu yang berhubungan dengan dunia hitam—Naraya sulit sekali memberi ijin kepada Ghazanvar untuk pergi.“Sayang ….” Ghazanvar mengikuti Naraya ke kamar Zion karena dari Baby monitor terdengar suara Zion menangis.“Nan, Zion sama saya aja …,” kata Naraya alih-alih merespon panggilan suaminya yang telah menggunakan pakaian stelan jas lengkap padahal hari sudah larut malam.“Nanny keluar aja,” pinta Naraya agar Nanny tidak mendengar percakapan mereka. Nanny mengangguk tanpa membantah lalu keluar dari kamar Zion tidak lupa menutup pintu.“Sayang …,” panggil Ghazanvar lagi meminta perhatian Naraya.Naraya membuka kancing di dadanya untuk menyusui Zion, dia lantas duduk di single sofa khusus ibu menyusui yang bisa bera
Hari ini Gunadhya menggelar hajat besar untuk pernikahan Zyandru-anak bungsu dari om Kama dan tante Arshavina.Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba kakak sepupu Ghazanvar yang baru saja pulang dari menyelesaikan pendidikan S2 di Amerika itu menikah dengan anak pesaing bisnis ayahnya.Menurut gosip yang beredar dari kalangan Gunadhya, calon mempelai pengantin wanita mendapat wasiat dari mendiang ayahnya untuk menikah dengan Zyandru.Dan yang membuat heran adalah om Kama dengan ayah dari calon mempelai wanita sering berseteru karena bersaing ketat dalam bisnis.Karena hal tersebut muncul dugaan kalau ada perjanjian menguntungkan yang dilakukan Zyandru dengan calon istrinya hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.Jadi pagi sekali Naraya sudah didandani oleh Mua ternama langganan para artis dan ibu pejabat yang diundang datang ke rumah. Menurut informasi, Svarga dan Zaviya akan datang saat resepsi jadi Ghazanvar dan Naraya harus datang di akad nikah.Ghazanvar dan Sv
Beberapa bulan kemudian Anasera melahirkan putri cantik bernama Alenna Keiza Gunadhya.Dan malam minggu ini Arnawarma mengundang keluarga kecil Ghazanvar serta Radeva dan Anggit dengan Latief untuk makan malam di rumahnya.Bayi kecil bernama Keiza itu mendapat banyak kado dari sahabat mommy dan daddynya.Sama dengan Ghazanvar, Arnawarma pun memperlakukan Anasera layaknya Ratu.Ada banyak asisten rumah tangga serta perawat yang mengurus Keiza dan Anasera jadi di saat lemah seperti ini Anasera hanya ongkang-ongkang kaki saja di rumah menikmati kenyamanan yang diberikan suaminya.“Ipeh berapa minggu lagi melahirkan?” cetus Ghazanvar bertanya.“Antara empat atau lima minggu lagi.” Radeva yang menjawab.“Kalian kok anteng-anteng aja jadi orang tua baru, kaya santai banget gitu … memangnya Zion sama Keiza enggak pernah bangun malem? Yang aku denger katanya kalau istri baru melahirkan si suami harus siap sedia membantu istri begadang karena menyusui.” Rad
Ghazanvar benar-benar memperlakukan Naraya seperti seorang ratu.Setelah dokter menyatakan kalau Naraya sudah diperbolehkan pulang, Ghazanvar langsung mencari Nanny untuk Zion dan suster untuk merawat Naraya.“Bang, Nay ingin ngurus Zion sendiri … Nay juga enggak butuh perawat,” bisik Naraya di telinga suaminya saat dia baru saja sampai di rumah dan bertemu dengan dua orang wanita yang usianya terpaut sekitar sepuluh tahunan lebih tua dari mereka.Ghazanvar tersenyum, memberikan seat car di mana Zion tengah terlelap kepada Nanny.“Nanti kalau dia nangis bawa ke kamar saya ya,” titah Ghazanvar kepada Nanny tanpa merespon ucapan istrinya.“Baik, Pak.” Nanny pergi membawa seat car menuju lantai dua di mana kamar Zion berada.“Air hangat untuk Ibu berendam sudah siap, saya juga tambahkan garam Himalaya agar ibu lebih rileks,” kata sang perawat.“Terimakasih ya Bu, nanti saya panggil kalau butuh sesuatu,” kata Ghazanvar menahan agar sang perawat tidak perlu ikut ke kamar mereka.Na
Dia tangkup pipi Naraya kemudian mengusapnya menggunakan ibu jari, setelah itu membungkuk melabuhkan kecupan penyemangat untuk sang istri.Naraya kembali mengejan bersama erangan cukup kuat karena dorong yang dia berikan juga mampu membuat bayi itu keluar sempurna.“Wah ibu hebat.” Dokter sampai takjub.Persalinan ini berjalan lancar tanpa kendala berarti hanya dengan tiga kali dorongan.Suara tangis bayi pecah terdengar hingga ke ruang tunggu.Detik berikutnya terdengar suara riuh di ruangan tunggu, mereka mungkin tahu yang dinanti sudah hadir ke dunia.“Selamat ya Pak, anaknya jagoan.” Dokter itu berujar kembali sembelum akhirnya memberikan bayi laki-laki itu kepada perawat untuk dibersihkan.“Terimakasih Dok,” ucap Ghazanvar lantas mengalihkan tatap pada istrinya.“Terimakasih Dok.” Mami Zara juga tak lupa mengucapkan Terimakasih, beliau sampai berlinang air mata.Mami Zara masih ingat saat di masa lalu dirinya divonis tidak bisa memiliki anak lagi, ternyata Tuhan Maha Bai
Sampai di rumah sakit, petugas medis melakukan pengecekan awal terhadap Naraya dan dinyatakan kalau istri dari Ghazanvar itu akan segera melahirkan.Saat ini rumah sakit dipenuhi oleh Gunadhya, kerabat dan tamu undangan gender reveal party.Karena berturut-turut mereka mengunjungi rumah sakit setelah menikmati hidangan yang disajikan di pesta itu.Mereka semua sempat panik saat Ghazanvar berlari sambil menggendong Naraya jadi MC langsung meng-handle acara dengan mempersilahkan para tamu menikmati sajian pesta.Beruntung hari ini adalah hari minggu di mana RS tidak menerima pasien untuk poli klinik, hanya IGD saja yang beroperasi.Dan kedatangan rombongan itu membuat suasana rumah sakit yang sepi menjadi ramai apalagi di ruang tunggu ruang bersalin.Kebetulan paman Rukmana diundang juga ke gender reveal party jadi sesuai dengan harapannya, beliau bisa menunggui Naraya melahirkan.Beserta istri dan ketiga anaknya, paman Rukmana duduk di kursi di sudut ruangan, beliau berdoa dalam
“Jadi … Papi sebenarnya udah tahu lama ya kalau Abang juga masuk dunia hitam?” Ghazanvar membuat topik pembicaraan.Ayah dan anak itu duduk bersebelahan di kursi sebuah restoran mewah dengan tema semi outdoor.Restoran tersebut sengaja Ghazanvar booking untuk acara Gender Reveal Party, memberitahu keluarga jenis kelamin bayi yang dikandung Naraya.Belum banyak keluarga dan tamu yang datang jadi mereka berdua memiliki waktu untuk mengobrol.Naraya sendiri sedang didandani di sebuah ruangan khusus yang disediakan pihak restoran.Reaksi papi Arkana atas pertanyaan Ghazanvar barusan hanya tersenyum kemudian membenarkan posisi duduk, kedua tangan pria yang masih tampan di usia paruh baya itu terlipat di depan dada dan tatapannya lurus ke venue acara gender reveal party ini dengan Backdrop yang dihiasi bunga hidup dan balon warna-warni.“Papi pernah menemukan jejak Gunadhya di suatu kekacauan yang kalian tinggalkan, tapi saat itu Papi enggak tahu percis siapa
“Eh … tetangga, mau ke mana nih bawa koper.” Ghazanvar berteriak dari balkon kamarnya.Radeva yang tengah menarik koper untuk dimasukan ke dalam mobil dengan logo tour and travel ternama lantas mengacungkan jari tengah sambil memperlihatkan tampang kesal.Ghazanvar tergelak sampai memegang perutnya.Dia lantas menoleh ke halaman rumah Arnawarma dan pemandangan yang sama pria itu dapati di sana.“Nawa! Mau ke mana?” Ghazanvar sedang menggoda sang adik.Arnawarma mendelik, raut wajahnya tampak tidak bersahabat.Bagaimana Radeva dan Arnawarma tidak kesal, mereka berdua telah dikerjai habis-habisan oleh Ghazanvar karena ternyata Ghazanvar tidak menyogok apapun agar Naraya berhenti merajuk dalam kasus batagor kemarin.Sementara Radeva dan Arnawarma sampai harus mengeluarkan materi dalam jumlah besar atas saran Ghazanvar yang penuh dusta itu demi untuk membuat sang istri berhenti merajuk.Beberapa hari kemudian terbongkar kalau Ghazanvar telah berhasil mengerjai mereka, pria itu han
“Sayang—““Sayang—““Sayang tadi—“Tiga pria itu semua kompak ingin memberikan penjelasan tapi tidak tahu harus memberikan alasan apa.Mereka juga bertanya-tanya kenapa tiga wanita itu bisa bersama dan mengetahui keberadaan mereka.Ketiga wanita yang tengah hamil itu lantas membalikan badan keluar dari sana.“Nay!” seru Ghazanvar kemudian menyusul.“Kamu bayar dulu,” kata Radeva kepada Arnawarma kemudian menarik langkah cepat meninggalkan Arnawarma.Terpaksa Arnawarma harus membayar dulu makanan serta minuman mereka sekaligus batagor yang mereka pesan.Ghazanvar dan Radeva tidak lupa membawa bungkusan batagor tapi lupa membayarnya.Dua pria lainnya sudah tidak ada di parkiran saat Arnawarma selesai.Dia lantas melajukan kendaraan roda duanya dengan kecepatan tinggi pulang ke rumah.Sedangkan tiga wanita hamil yang sekarang sedang marah besar itu datang menggunakan mobil ke sini dan pulang juga menggunakan mobil yang sama.