Home / Romansa / Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin: Chapter 51 - Chapter 60

152 Chapters

Kue Ibu

“Ya sudah kalau Nak Davanka memang yakin dengan Anya, Ibu mau minta maaf sebelumnya kalau ternyata nanti Anya tidak sesuai dengan yang Nak Dava harapkan karena itu adalah kesalahan Ibu yang kurang baik mendidiknya jadi ibu mohon, didik Anya setelah menjadi istri Nak Davanka.” Ibu mengucapkannya dengan suara bergetar dan berhasil membuat hati Zevanya, Davanka dan Raga juga ikut bergetar.Mereka bertiga tahu kalau semua ini hanya sandiwara sementara Ibu dan semua keluarga Davanka begitu serius menghadapi pernikahan ini.“Iya Bu.” Davanka menyahut, matanya bersirobok dengan mata Zevanya yang terlihat sendu.“Ayo dimakan kuenya … ini ibu yang buat lho, sekalian ibu buat banyak untuk nikahan anaknya yang punya kontrakan ini, kemarin.” Ibu membuka toples berisi kue hasil karyanya.Raga mengambil lebih dulu tapi ketika Zevanya mengulurkan tangan hendak mengambil kue dari dalam toples—ibu terlanjur mengambil toples tersebut dari atas meja dan dia sodorkan kepada Davanka.“Terimakasih, Bu.” D
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

Merencanakan Pesta Lamaran

“Heh! Punya Abang itu, kamu ambil dari kamar Abang ya?” tegur Davanka saat melihat Kaluna sibuk mengunyah dengan toples berisi kue ibu di atas pangkuannya.“Iya … enak, lagian tumben Abang ngumpetin makanan di kamar.” Kaluna berujar santai.Dia kembali mengalihkan tatap, pada televisi layar datar di ruang keluarga.Kaluna mengambil kue ibu lagi dari dalam toples dan memasukannya ke dalam mulut.“Balikin Luna,” pinta Davanka penuh penekanan.“Abang apaan sih, pulang kerja malah ngajak ribut adiknya.” Sosok bunda muncul dari ruang makan diikuti ayah.“Luna ambil kue Abang, Bun.” Davanka mengadu seraya merebut toples dari Kaluna dan terjadilah tarik menarik toples dengan sang adik“Abang makan dulu gih.” Bunda melerai.“Iya Bun.” Davanka menyahut.“Luna, jangan dihabisin … Abang masih mau.” Davanka mengatakannya dnegan ekspresi dan nada suara tidak bersahabat.Kaluna yang memang senang menggoda Abangnya langsung mengunyah dengan cepat dan kembali memasukan satu keping kue ibu ke mulut.“
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

Pesta Pertunangan Kejutan

Hari yang dijanjikan Davanka untuk menjemput ibu dan Zevanya telah tiba. Selama seminggu ini Davanka dan Zevanya sama sekali tidak ada komunikasi.Davanka merasa tidak ada yang perlu dia komunikasikan dengan Zevanya dan Zevanya juga segan menghubungi Davanka bila tidak ada keperluan mendesak mengingat ada yang perlu dibahas pun Davanka hanya akan membaca pesannya seperti koran tanpa membalas.Tapi tepat jam sebelas pagi menjelang siang, pintu rumah Zevanya diketuk.“Anya, Nak Dava udah datang!” Ibu yang sudah mengintip siapa yang ada di balik pintu berseru memanggil Zevanya ketika hendak membuka benda tersebut“Bener ‘kan kata Anya, Abang jemputnya siang … ibu enggak percaya sama Anya.” Zevanya misuh-misuh sambil melangkah keluar dari kamar.“Eh … Nak Dava, mau masuk dulu?”“Kita langsung pergi aja ya, Bu … ayah sama bunda juga sedang dalam perjalanan ke restoran.” “Oh iya … iya … ayo Anya, bawa rantang di atas meja makan.” “Buuu ….” Zevanya mengesah.Dia stress sekali se
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

Tunangan

“Maaf ya Bu, saya bikin surprise gini … sengaja saya sebarkan undangan dengan dresscode casual biar acaranya santai tapi serius.”Bunda memegang tangan ibu dan beliau langsung mengangguk sebagai respon disertai senyum haru.“Semestinya kami enggak langsung buat pesta pertunangan sebelum mendengar kebersediaan ibu memberi restu untuk Abang dan Anya … tapi ceritanya ini saya lagi maksa agar pernikahan Abang dan Anya segera berlangsung karena adiknya Abang yang bertunangan kemarin di Bali juga akan segera melangsungkan pernikahan.” Itu ayah yang merasa perlu menjelaskan tentang acara surprise yang super mendadak Ini.“Saya justru merasa tersanjung dan terhormat karena keluarga ini mau menerima Anya sebagai calon menantu mengingat saya dan Anya bukan dari kalangan seperti Bapak dan Ibu.” Suara ibu bergetar ketika berkata demikian.“Sama aja, Bu … kita semua sama dihadapan Tuhan.” Ayah menanggapi didukung bunda yang mengangguk setuju.Di sisi lain, setelah bersalaman dengan keluarga d
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

Telur Balado

“Wuiiih, apa nih?” Ayah bertanya pada bunda yang membawa mangkuk saji di kedua tangannya.“Telur balado, buatan ibunya Anya … ayah mau?” “Mau donk.” Ayah membuka piring di atas meja.“Wuiiih, Bunda masak?” celetuk Zyandru, cowok itu melangkah cepat memasuki ruang makan.“Mana pernah Bunda masak, bisa kebakaran dapur kalau Bunda masak.” Ayah tertawa mendengar celotehan bunda.“Seru banget, lagi ngomongin apa?” tanya Kaluna saat kakinya sudah tiba di ruang makan.“Mau telur balado buatan ibunya Anya, enggak?” Bunda menawarkan, tangannya sibuk mengisi piring ayah dengan telur balado.“Ih … mau-mau … akhirnya nemu masakan Indonesia juga.” Kaluna duduk di samping Zyandru dan membuka piring yang telungkup di depannya. Bunda dan ayah tergelak karena mereka memang menginstruksikan koki agar memasak makanan western mengingat lidah anak-anaknya sudah terbiasa dengan cita rasa Luar Negri.“Aku dulu, aku yang duluan dateng.” Zyandru mengangkat piring ke depan bunda.“Rame banget k
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

Cincin Pernikahan

“Bu, Anya pergi.” Zevanya pamit pergi ke kampus.Dia mengecup punggung tangan ibu.“Kok enggak pake jaket?” Ibu bertanya heran.“Anya enggak naik motor, Bu … kata abang naik ojol aja biar kalau suatu saat abang jemput enggak ribet harus anterin motor.” “Oooh, ya udah … hati-hati ya, kalau bisa naik taksi online lah, Nya … biar kamu enggak item, kamu mau nikah sama orang kaya lho … kamu juga dikasih duit ‘kan sama nak Dava ….”“Ah … macet Bu, telat nanti Anya.” Zevanya melangkah menuju pintu.“Makanya perginya dari pagi … kamu harus keliatan cantik selalu, Nyaaa ….” Suara ibu menghilang saat Zevanya menutup pintu rumah.Dia mengembuskan napas lelah.“Secantik apapun Anya, abang belum tentu suka sama Anya, Bu … kita cuma sandiwara, semuanya sandiwara.” Zevanya bergumam pelan.Dia berjalan menyusuri gang sambil membuka aplikasi online yang menyediakan layanan transportasi umum.Zevanya sudah menekan kendaraan motor untuk mengantarnya ke kampus tapi dia urungkan mengingat ucapa
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

Baby

“Ngapain lo di sini?” Eliza bertanya bersama senyum meledek di sudut bibirnya.Zevanya memilih tidak menjawab, dia mengalihkan tatap kembali pada etalase.“Mas … hati-hati sama dia, dia enggak mampu beli perhiasan di sini … kemarin saya denger dia nunggak biaya kuliah … jangan-jangan ke sini mau nyuri perhiasan buat biaya kuliah,” kata Eliza kepada pria yang tengah melayani Zevanya.Zevanya menoleh lagi pada Eliza, matanya sudah berkaca-kaca, dadanya sesak sekali mendengar penghinaan dari mulut Eliza.Si pria pelayan tersenyum tipis menanggapi.Tadi Zevanya datang bersama seorang pria yang dia bisa nilai dari apa yang dipakai pria tersebut dari ujung rambut hingga ujung kaki kalau dijumlahkan bernilai Milyaran sehingga dia mengarahkan Zevanya dan pria yang bersamanya ke etalase Premium yang di dalamnya terpajang sepasang cincin nikah senilai ratusan hingga Milyaran rupiah.“Ga, sayang ya lo milih calon istri yang mulut dan hatinya busuk … padahal gue tahu lo cowok baik.”Zevany
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

Terimakasih

“Abaaaaang, makasih ya … makasih banget udah belain Anya tadi.” Zevanya meremas gemas lengan Davanka setelah mereka masuk ke dalam mobil.“Aw … Anya sakit.”“Sorry … Anya gemes, pengen meluk boleh enggak sih?”“Jangan macem-macem!” Davanka berseru memperingati.“Abis gemes, Abang keren banget acting-nya … si Eliza sampai syok itu tahu Anya dibeliin cincin nikah seharga satu koma lima Milyar … memangnya dia doank yang tajir, calon laki Anya juga tajir … belum tahu aja dia.” Zevanya tampak puas sekali.“Nanti ingetin Anya buat ngembaliin cincin itu sama Abang ya pas kita cerai nanti.” “Mana bisa, di cincin itu diukir nama lo.” “Hah? Bilang jangan diukir, Bang … nanti enggak bisa Abang jual.”“Ngapain juga gue jual?” “Jadi cincin itu buat Anya?”“Ya iyalah.” “Ih Bang … kalau gitu di cancel aja, ambil yang pilihan pertama Anya aja … kemahalan itu, Bang.” Davanka menoleh sekilas menatap Zevanya.Baru sekarang dia menghadapi orang dengan ekonomi sulit tapi tidak matre.
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

Fitting

“Bro!” Kepala Raga menyembul dari balik pintu.“Apaan?” tanya Davanka ketus, dia yang tadi sedang membaca suatu berkas kembali memindai kertas di tangannya setelah merespon Raga.“Sibuk enggak lo, gue mau ngomong.”Raga masuk lebih jauh ke dalam ruangan Davanka.“Ngomong aja,” kata Davanka menggumam.Raga duduk di kursi di depan meja kerja Davanka. “Mona udah balik ke Indonesia.” Raga berbisik padahal hanya ada mereka berdua di ruangan Davanka.Davanka menghentikan gerakan bola matanya yang sedang membaca berkas, dia seperti sedang mengingat sesuatu.Apalagi kalau bukan panggilan telepon dari Ramona beberapa minggu lalu.Komunikasi Davanka dengan Ramona sempat terputus semenjak hari itu—hari dimana Davanka melihat Ramona bersama pria lain dan Davanka tidak pernah membalas chat atau menghubungi Ramona lagi.Lalu tiba-tiba Ramona menghubunginya, apakah dia ingin memberitahu kalau akan kembali ke Indonesia?“Oooh ….” Davanka hanya mendengung menanggapi tanpa berkomentar.“Ko
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

Sakit

“Lo udah makan?” Davanka bertanya setelah mereka sudah berada di dalam mobil usai melakukan fitting.Eh, si Abang udah mulai perhatian.“Belum … perut Anya sakit banget, lidah Anya juga pait.” Baru kali ini Davanka mendengar Zevanya mengeluh.“Lo sakit?” tanya Davanka sambil memindai wajah Zevanya yang bersandar sambil menoleh sempurna menghadapnya.“Hu’um,” jawab Zevanya bergumam.“Mau ke dokter?” Davanka sudah menyalakan mesin mobil hendak mengantar Zevanya pulang.“Enggak usah, males antri … Anya cuma butuh tidur, Bang.” Davanka tidak bersuara lagi, dia mulai memutar stir membawa mobilnya keluar dari parkiran butik.Jalanan di jam pulang kerja selalu macet apalagi sehabis hujan.Keduanya terjebak dalam lautan kendaraan yang bergerak sangat lambat saat hari mulai malam.Beberapa meter di depan, menjulang tinggi sebuah bangunan yang merupakan rumah sakit swasta terbaik di Kota ini yang tidak lain adalah milik salah satu keluarganya di mana sang Tante yang menjabat seba
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status