Semua Bab Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin: Bab 71 - Bab 80

152 Bab

Belah Duren

“Dav … ada yang mau gue omongin.” Ramona mengusap punggung Davanka sebelum akhirnya dia duduk di stool tepat di samping Davanka hingga lengan mereka saling bersentuhan.Dan dampak dari sentuhan Ramona membuat darah dalam tubuhnya berdesir.“Ngomongin apa?” Davanka menyerongkan posisi duduknya menghadap Ramona.Dia sedang menunggu bartender meracik minuman untuknya.Ramona meraup udara dalam kemudian mengembuskan perlahan untuk melapangkan dadanya yang sedari tadi terasa sesak.“Tentang hari itu … hari di mana kita ….” Ramona menjeda, dia ragu melanjutkan kalimatnya.Bibir Ramona terlipat ke dalam membuat Davanka menatap bibir itu.Davanka masih ingat bagaimana rasanya.“Kita melakukannya secara sadar, kan?” Ramona melontarkan pertanyaan mencari keyakinan.“Enggak ada yang mabuk, baik gue atau lo … gue meminta ijin dan lo mengangguk menyetujui.” Davanka memperjelas momen sebelum dia merenggut mahkota Ramona.“Lo tahu kenapa gue setuju
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-26
Baca selengkapnya

Istri Bocil

“Abang enggak beneran, kan?” Zevanya membatin dan tiba-tiba bagian intinya berkedut.“Haduuuh ….” Zevanya bergumam membuat Davanka meliriknya sekilas.“Abang kalau mau balik lagi ke sana enggak apa-apa kok.” Maksudnya Zevanya akan langsung tidur jadi mereka tidak perlu belah duren.Zevanya percaya sekali dengan ucapan Davanka.Davanka menutup mulutnya rapat, seperti biasa dia akan cosplay menjadi batu nisan jika malas menjawab.Matanya menatap lurus ke pintu lift sambil bersandar setengah tubuhnya pada dinding lift.“Bang … maaf lho, Anya pikir Abang itu gay … ternyata udah pernah bobol gawangnya kak Mona … Anya jadi merasa bersalah.” Zevanya mengatakannya dalam hati.Bibirnya tersenyum tapi entah kenapa matanya memanas dan dadanya nyeri mengingat obrolan antara Davanka dengan Ramona.“Gelas pake jatoh segala lagi, Anya ‘kan belum denger jawabannya kak Mona.” Zevanya masih menggerutu di dalam hati.“Lo denger semua omongan gue sama
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-26
Baca selengkapnya

Rencana Bulan Madu

Keesokan paginya ketika Zevanya bangun, sarapan pagi sudah tersaji di meja makan. Zevanya langsung terhenyak karena samar melihat jam dinding sudah menyentuh pukul sepuluh siang.“Ya Tuhaaaan … Anya bangun kesiangan, ini pasti gara-gara kasurnya empuk … lho! Abang enggak tidur di kasur?” Dia baru sadar semalaman tidur di kasur dan Davanka tidak membangunkannya.Apa Davanka ketiduran di sofa?“Abaaaang.” Zevanya turun dari atas ranjang. “Apa!” jawab Davanka setelah membuka pintu kamar mandi.Zevanya langsung membalikan badannya karena Davanka hanya melilitkan handuk di pinggang saja.Pipi Zevanya bersemu karena sempat melihat tubuh indah pria itu. “Abang enggak tidur di kasur?” Demi apa, Zevanya ingin membalikan badannya menatap tubuh suaminya lagi.“Gue tidur di kasur ko … di sebelah lo, memang lo enggak nyadar? Kaya kebo sih tidurnya.” Davanka berujar sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil.“Oooh … unt
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-27
Baca selengkapnya

Tanda Kebucinan

“Dah … ah … Anya mau tidur, besok kuliah pagi.” Dia menarik selimut kemudian berbaring miring memunggungi Davanka.Davanka juga melakukan hal yang sama.Hening setelahnya, Zevanya tidak menggoda Davanka lagi karena saat ini jantungnya berdebar kencang mengingat mereka tidur di ranjang yang sama.Lama Zevanya memejamkan matanya namun dia tetap saja sulit untuk tertidur mungkin karena jam masih menunjukkan pukul sembilan malam.Karena pernah bekerja di night club—Zevanya jadi terbiasa tidur larut malam bahkan menjelang subuh.“Bang …,” panggil Zevanya tiba-tiba teringat sesuatu.Tidak ada suara maupun pergerakan dari Davanka.“Jangan jadiin Anya hambatan untuk Abang balik sama kak Mona ya … Abang bisa mempercepat masa kontrak kita kalau Abang mau balik sama kak Mona, asalkan mas kawinnya enggak diambil lagi … mas kawin itu buat biaya kuliah dan biaya hidup Anya sampai lulus kuliah … soalnya kalau kontrak kita berakhir berarti Abang udah enggak bayari
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-27
Baca selengkapnya

Malu

“Pak Iip … kita langsung ke kantor Pak Sudradjat ya,” titah Davanka ketika baru saja masuk ke dalam mobil.“Baik, Pak.” Pak Iip menyahut.Tidak lama setelah mobil melaju keluar dari halaman rumah, ponsel Davanka berdering.Nama Erin-sang sekertaris muncul di layarnya.“Hallo?” Davanka segera menjawab.“Selamat pagi, Pak … saya sudah berada di kantor Pak Sudrajat ….” Erin memberitahu.“Oke, saya sudah jalan mau langsung ke sana.” “Baik, Pak.” Dan sambungan telepon terputus.Sekitar tiga puluh menit kemudian, laju kendaraan mulai pelan dan berhenti selama lima menit karena tertahan kendaraan lain yang mengantri.Terjadi kemacetan padahal Davanka harus tiba di kantor Pak Sudrajat sesegera mungkin.“Cari jalan tikus, Pak!” titah Davanka kepada pak Iip.“Baik Pak, di depan ada belokan ke arah rumah bu Anya … kita bisa lewat sana dan keluar nanti di jalan besar.” Pak Iip sedang meminta persetujuan.“Oh ya, boleh.” Davanka ternyata setuju lalu Pak Iip membelokan kemudi saat ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

Morning Kiss

Sesampainya di kamar, Zevanya mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Beberapa menit kemudian Davanka keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan tubuhnya.Dia melihat Zevanya duduk di kursi meja kerjanya. Davanka mendekat ke sana setelah memakai pakaian tidur.“Masih lama?” Davanka bertanya saat langkahnya berhenti di samping Zevanya.Matanya memindai layar MacBook, ingin tahu apa yang sedang Zevanya kerjakan. “Sebentar lagi juga beres, Anya udah buatin teh chamomile buat Abang… ada di meja, kata Bunda semua pria Gunadhya pulang kerja harus minum itu biar tidurnya nyenyak.”Davanka menoleh pada meja yang dimaksud Zevanya, dia pun melangkah ke sana tanpa mengucapkan Terimakasih. Zevanya menoleh sedikit ke arah sofa, bibirnya tersenyum melihat Davanka yang sudah duduk di sofa meminum teh buatannya.“Ayah, liat tuh … Anya udah berbakti sama suami Anya … walau suami kontrak, dia tetap suami Anya, kan?” kata Zevanya di dalam hati. “Matiin lampunya kal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

Mertua Berhati Mulia

“Ayah … Bunda, Abang duluan ya … ada meeting sama pak Sudrajat.” Davanka pamit sambil mengecup pipi kiri dan kanan bunda dengan terburu-buru. “Abang enggak makan dulu?” tanya Zevanya, tangannya berhenti bergerak menyiuk nasi goreng dari dalam mangkuk besar. “Nanti dikasih coffe break kok,” jawab Devanka sambil melengos hendak pergi dari ruang makan. “Baaang!” panggil Ayah menghentikan langkah Davanka. “Iya Yah?” Davanka memutar tubuhnya. “Kamu enggak pamit sama Anya?” Ayah mengendikan dagu ke arah Zevanya. “Udah tadi,” kata Davanka merujuk pada kalimat pamit pada ayah dan bunda, dia menganggap sekalian untuk Zevanya juga meski tidak menyebut namanya. “Enggak usah malu, Bang … kamu boleh kok cium Anya depan kita, kalian ‘kan udah nikah,” ujar Bunda jadi mengingatkan Davanka kalau dia dan Zevanya ceritanya sudah menikah. “Oh.” Davanka bergumam. Dia melangkah kembali mendekat ke arah Zeva
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Undangan Pernikahan Mantan

Malam hari ketika sampai di rumah, Davanka tidak masuk melalui pintu depan.Dia masuk melewati pintu samping yang mengarah ke taman belakang dan paviliun pekerja.Berkumpul para pekerja di rumah itu di sebuah gazebo besar seperti pendopo dengan televisi layar lebar tergantung di salah satu dindingnya. “Pak Dani, bisa saya bicara?” Davanka memanggil supir bunda yang beberapa hari ini mengantar jemput Zevanya. “Oh iya, Pak ….” Pak Dani langsung bangkit dan keluar dari gazebo menghampiri Davanka.“Gimana kursus mobil istri saya?” Davanka bertanya.“Ibu keren, Pak … baru sekali belajar tapi udah langsung dibawa ke jalan besar sama coach-nya.” “Oh ya?” Davanka seperti tidak yakin, apa pak Dani hanya ingin membuatnya senang saja?“Betul, Pak … ibu cerdas, cepat belajar … atau mungkin karena matic ya … ibu hanya perlu mengepas mobil dengan jalan dan kendaraan lain dan membiasakan melihat spion kanan kiri juga tengah …,” sambung pak Dani kemu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Perjalanan Bulan Madu

“Bang … Anya pengen pipis, berhenti dulu di SPBU ya?” Permintaan Zevanya menguar hening yang membelenggu mereka selama perjalanan.“Ada rest area di depan, masih kuat enggak?” “Masih.” Zevanya menjawab penuh keyakinan.Tapi jalanan menuju Taman Safari Bogor sangat macet, ada buka tutup jalan yang mengharuskan mobil berhenti selama puluhan menit.Dan Zevanya sudah tidak kuat lagi lama-lama menahan kencing.“Abaaaang.” Zevanya merengek.“Sabaaar, sebentar lagi sampe.”“Cepetan, haduuuh ….” Zevanya menghentak-hentakan kaki sambil menyelipkan satu tangan di antara paha.Davanka memenuhi janjinya, dia membelokan kemudi ke dalam pelataran rest area.“Gue tunggu di depan minimarket,” teriak Davanka saat Zevanya turun, ucapannya dibalas oleh suara pintu yang tertutup kencang.Zevanya lari menuju toilet umum meninggalkan tasnya di dalam mobil.Lega sekali rasanya saat dia bisa mengeluarkan air yang sedari tadi menekan kandung kemihnya. Setelah menuntaskan urusan di toilet, dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

Tidak Mampu Menjelaskan

“Kalau gitu peluk ya, Bang … dingin.” Zevanya menarik lengan Davanka.“Entar lo baper lagi.”“Enggak deh sekarang mah, urgent banget ini.”Davanka mengembuskan napas panjang, tapi tak urung dia merentangkan tangannya ke bawah leher Zevanya dan satu tangannya lagi melingkari tubuh sang istri yang masih gadis.Kaki pria itu juga melingkari kedua kaki Zevanya belum lagi mereka berada di dalam selimut yang sama.Perlahan tubuh Zevanya berhenti menggigil setelah merasakan hangat mulai melingkupinya.Tapi suasana tidak hening lagi karena entah kenapa napas mereka berdua mulai menderu seiring debaran jantung yang menaikkan tempo.“Bang ….” Zevanya mendongak. Maksudnya ingin berterimakasih dan memberi kode kalau pria itu sudah bisa mengurai pelukan tapi yang Zevanya dapatkan adalah sorot mata teduh Davanka yang belum pernah dia dapatkan selama ini. Zevanya terhanyut, dia lupa dengan niatnya untuk mengucapkan Terimakasih dan malah menatap lama menikmati mata indah Davanka sampai gad
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
16
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status