Home / Romansa / Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin: Chapter 31 - Chapter 40

152 Chapters

Bertemu Ibu

“Ogah ah, gue … gue anter sampe depan gang rumah lo aja.” Davanka melanjutkan langkah.“Anya udah janji sama ibu kalau malem ini Mas Dava mau ke rumah, sekalian Mas Dava ijin donk sama ibu mau bawa Anya ke Bali … Anya enggak akan diijinin kalau Mas Dava enggak bilang sama ibu … Mas!” Zevanya mempercepat langkah mengejar Davanka yang sudah jauh berjalan di depan. “Mas … pelan donk, makan dulu yuk! Anya laper, Anya yang traktir deh.” Zevanya sombong sekarang pake acara mau traktir Davanka segala.Dia sudah memiliki uang bulanan besar dari pria itu.Dengan hidup hemat, Zevanya yakin dia bisa menabung. “Mau makan apa?” Akhirnya Davanka bersedia untuk makan malam.Dia harus menjernihkan pikirannya dulu sebelum bertemu ibunya Zevanya.Davanka mencoba mengerti dengan kondisi Zevanya.Ibunya Zevanya tidak mungkin memberikan ijin kepada anak gadis satu-satunya untuk pergi ke Bali bersama sang kekasih yang belum beliau kenal.Jadi mau tidak mau Davanka harus meyakinkan ibu aga
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Minta Ijin

“Oh … ini nak Dava yang pacarnya Anya, betul?”Ibu tampak tidak percaya karena beliau pikir kekasihnya Zevanya adalah pria tua buruk rupa yang masih melajang dan Zevanya bersedia menerima pria itu menjadi kekasihnya agar bisa membayar hutang pada Raga dan membiayai hidup mereka.“Betul Bu.” Davanka menjawab sopan, raut wajahnya dia buat seramah mungkin.Dan ibu sungguh takjub melihat sosok Davanka yang sempurna untuk fisik seorang pria.“Ayo masuk … masuk ….”Davanka lega ternyata ibunya Zevanya ramah.“Bawa apa kalian ini banyak banget?” Ibu berkomentar melihat paperbag di kedua tangan Zevanya dan Davanka.“Ini ada Ramen buat Ibu, mas Dava yang beliin … terus ini baju Anya … weekeend ini Anya mau ke Bali sama mas Dava, boleh ya Buuu … please … please … please ….” Padahal dalam perjalanan tadi Davanka sudah merangkai banyak kata untuk bicara meminta ijin kepada ibu.Namun si berisik dan pecicilan ini begitu santai meminta ijin, dengan paksaan pula.“Kamu masuk dulu sana, bi
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Anak Mami

Setelah meeting dengan CEO, Davanka mengajak Raga makan siang di luar.Dan di sini lah mereka sekarang berada di sebuah restoran yang terletak tidak jauh dari gedung kantor AG Group.“Acara tunangan si Aya jadinya besok … di Bali, lo mau ikut kagak?” Davanka mengajak Raga, siapa tahu sahabatnya mau ikut dalam petualangan dirinya dan Zevanya yang akan menjadi kekasih pura-pura selama di Bali.“Lo tahu sendiri gue pasti kencan sama Vanessa kalau weekend.” Raga menolak secara halus.“Ya udah, bawa aja si Vanesa … biar Anya ada teman.” Davanka memaksa.Dia melakukan itu agar tidak perlu selalu bersama Zevanya untuk menemaninya setiap waktu. “Si Anya ikut juga?” Raga mengangkat kedua alis sedikit kemudian menyesap kopinya.“Bokap sama nyokap minta si Anya ikut, mereka mau ngetes kayanya … gue beneran bisa dapetin cewek atau enggak.” Raga mengangguk-anggukan kepalanya, dia menunduk menatap cangkir kopi yang isinya tinggal setengah.Sebetulnya otak lucknut Raga sedang berpikir
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

Permohonan Ijin Ke Dua

“Hallo Pak, selamat siang … dengan Bapak siapa ini?” Bunda mengeluarkan jurus ramahnya dengan senyum lebar terlihat cantik di layar ponsel Raga yang sekarang berada di tangan ayahnya Vanessa.Mereka sedang tersambung dalam panggilan video.“Oh saya Pak Zacky, dengan Mamanya Raga ini?” Beliau menjawab sekaligus balas bertanya dengan ramah.“Oh bukan Pak, tapi Raga sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri … saya Arshavina Gunadhya, suami saya pemilik AG Group tempat Raga bekerja, jadi begini Pak … saya itu mau mengadakan acara pertunangan anak kedua saya di Bali, saya ingin mengundang Raga dan Vanessa ikut ke Bali … jadi saya mau minta ijin untuk membawa Vanessa ke Bali, apakah diijinkan Pak? Atau Pak Zacky dan ibu bersedia ikut menghadiri pesta pertunangan anak saya … nanti untuk transport dan akomodasi akan saya siapkan.”Kalau orang kaya, ngomongnya renyah banget ya.Papanya Zacky hampir kejang-kejang mengetahui kalau dirinya sedang bicara dengan seorang konglomerat.Meskipun
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

Mantan Kekasih

“Kamu jadi pergi ke Bali?” Pertanya ibu yang setengah merajuk itu membuat Zevanya menghentikan kegiatannya yang sedang memasukan baju ke dalam tas.Dia menoleh pada ambang pintu di mana sang ibu sedang berdiri.Zevanya mengembuskan napas panjang sebelum menyahuti ucapan ibu.“Iya, ‘kan mas Dava udah ijin sama ibu … terus udah ibu ijinin juga ….” Zevanya melanjutkan aktifitasnya kembali.Ibu masuk ke dalam kamar lalu duduk di sisi ranjang.“Kok dia mau ya sama kamu? Dah gitu baru pacaran langsung ngeluarin banyak uang untuk kamu, ibu masih belum percaya.” Ibu langsung mengungkapkan apa yang mengganjal hatinya. Zevanya mengembuskan napas gusar dengan raut wajah malas, malas karena harus berbohong meyakinkan ibu kembali.Dia yang duduk bersila di lantai pun mendongakan kepala.“Buuuu, kalau orang kaya memang begitu kali … hal biasa beli-beli pacarnya.”Zevanya kemudian menundukan pandangan pura-pura memeriksa kelengkapan isi tas padahal tidak ingin ibu melihat kebohongan di
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

Merasa Dikhianati

“Lo mau ke mana?” Akhirnya Yoga menanyakan sesuatu yang mengganggu pikirannya setelah melihat Zevanya yang tampak cantik, rapih dan seperti siap untuk pergi.“Mau pergi.” Zevanya menjawab cepat, agar Yoga segera angkat kaki di rumahnya.“Ke mana?” Si Yoga ini kepo sekali.“Ke Bali.” Zevanya menjawab jujur menghasilkan kerutan di kening Yoga.“Sama siapa?” Yoga bertanya dengan ekspresi tidak percaya.“Sama pacar Anya ….” Yoga menaikkan kedua alisnya terkejut mendengar jawaban Zevanya.“Abang!” Zevanya berseru seraya melambaikan tangan ke belakang Yoga.Cowok itu segera saja memutar badan dan mendapati seorang pria dengan pakaian casual—dan Yoga tahu harganya sangat fantastis dan sangat kontras dengan keadaan sekitar—sedang berjalan mendekat.Davanka menatap dingin pria yang berdiri di teras rumah Zevanya.Begitu juga Yoga yang tatapannya seakan menantang Davanka.Yoga mengenali wajah pria itu, pria yang sama yang menjemput Zevanya beberapa hari lalu di kampus.“Yoga … kena
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

Mendalami Peran

“Jadi itu yang namanya Yoga?”Zevanya tertawa seperti anak kecil menanggapi pertanyaan Davanka.Tangannya masih menggelayuti lengan Davanka yang dibiarkan oleh pria itu karena tahu Zevanya ingin membuat Yoga cemburu.“Iya Abaaaang.” Zevanya menjawab memanjang kata.“Lo ganti panggilan buat gue?”“Biar seragaman sama keluarganya Abang dan enggak ketuker sama mas Raga.Zevanya selalu memiliki jawaban nyeleneh yang membuat Davanka geleng-geleng kepala.“Udah gelendotannya, udah jauh juga.” Davanka baru meminta belum sampai menghela tangan Zevanya.“Belum, Bang … Yoga masih bisa liat kita.” Zevanya mengeratkan pelukannya di lengan Davanka hingga pipinya menyentuh otot bisep dibalik polo shirt pria itu. Davanka melirikan matanya ke bawah menatap puncak kepala Zevanya.“Ngapain dia di rumah lo?” tanyanya terdengar santai tapi sebenarnya dia ingin tahu.“Katanya lagi lewat di sekitar sini terus mampir, basi banget ‘kan alasannya … bilang aja dia kangen sama Anya, nyesel udah mu
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

Sikap Manis

Meskipun Gunadhya memiliki banyak armada privat jet dengan berbagai jenis tipe dan ukuran tapi Davanka sebagai cicit pertama laki-laki jarang sekali mau menggunakan pesawat mewah itu bila bukan untuk urusan bisnis atau keperluan mendesak.Davanka lebih menyukai menggunakan pesawat komersial atau menggunakan fasilitas yang mampu dia bayar dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Tidak seperti ketiga adiknya yang menikmati dengan sebaik-baiknya harta kekayaan Gunadhya.Tapi meski menggunakan pesawat komersil, bukan fasilitas biasa yang Davanka pilih melainkan kelas eksclusive sehingga hanya ada dua seat setiap barisnya.Kursi Davanka dan Zevanya berseberangan dengan Raga dan Vanessa.Sepasang kekasih itu selalu tampak mesra seperti pengantin baru, tidak tahu tempat seakan yang lain mengontrak.Lihat saja bagaimana cara Raga merangkul pundak Vanessa padahal mereka sedang duduk di kursi pesawat yang nyaman dan setiap kemesraan mereka tentu saja membuat Davanka dan Zevanya jadi jengah.
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

Menuntut Penjelasan

Mereka berempat tiba di resort saat tengah malam.Hanya ada dua cottage tersisa, dari pesan yang dititipkan bunda pada petugas resepsionis—Zevanya menginap satu cottage dengan Vanessa dan Davanka bersama Raga.Selain dua cottage tadi, semua cottage sudah penuh termasuk kamar-kamar yang berada di gedung utama.Resort milik Gunadhya memang selalu menjadi tempat favorite para pelancong setiap kali berkunjung ke Bali terlebih akan ada acara tunangan Kanaya dan keluarga dari pihak ayah dan bunda hampir semua datang.“Silahkan, ini kunci kamarnya, Pak.” Seorang resepsionis pria memberikan Davanka dua buah keycard.Raga menyambar satu kemudian merangkul Vanessa.“Gue sekamar sama cewek gue,” kata Raga penuh penekanan tidak menerima protes.“Terus Anya sama siapa?” Zevanya menyusul langkah Raga dan Vanessa yang menjauh mengikuti petugas hotel yang membawa tas mereka.“Sama cowok lo, laaah …,” sahut Raga terdengar senang sekali.“Bang … jadi kita sekamar?” Zevanya menghentikan langkah
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

Tidur Sekamar

“Ini ….” Telunjuk bunda mengarah pada Zevanya.Zevanya yang baru saja menyadari mungkin wanita cantik itu adalah mamanya Davanka langsung menahan napas, wajahnya pun berubah pucat dengan mata terbelalak.Pasalnya saat ini dia berada di dalam cottage yang sama dengan Davanka.Beliau pasti akan berpikir yang tidak-tidak.Zevanya jadi menyesal telah membuka pintu, tadi karena masih sangat mengantuk—dia tidak mendengar dengan jelas kata yang diucapkan wanita yang menggedor-gedor pintu.Yang ada dalam pikiran Zevanya adalah melabrak wanita itu dan memintanya untuk diam lalu dia akan kembali tidur.Beruntung tadi Davanka memanggilnya jadi dia belum sempat marah-marah. “Siapa … namanya, Bunda lupa.” Bunda mencoba mengingat.“Ini Anya, Bun.” Davanka mengesah pasrah karena mungkin akan mendapat sidang dari ayah bunda.“Lho! Tidur bareng kalian?” Tiba-tiba ayah datang dari belakang bunda dan langsung menuduh.Zevanya mengerutkan wajahnya, benar ‘kan yang baru saja dia pikirkan.“Tan
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status