All Chapters of Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel : Chapter 11 - Chapter 20

40 Chapters

Ucapan 2 Tahun yang Lalu

"Mama, ngapain mau mukul istriku?" Suara Excel terdengar keras, tangannya sudah menggenggam tangan Diana dengan tegas.Diana terdiam sejenak, gugup, matanya melirik ke arah Nur yang tersenyum penuh kemenangan. Rasa panik mulai merayapi dirinya, membuatnya semakin bingung untuk memberi penjelasan."Excel..." Suara Diana bergetar, tak bisa menyembunyikan kegugupan. Ia melirik lagi ke arah Nur, yang kini berdiri dengan sikap penuh kemenangan, senyumnya semakin lebar."Mau mukul Nur? Kenapa, Ma?" Excel menatap Diana dengan tatapan serius, matanya tajam seolah menembus setiap kebohongan yang mungkin keluar dari bibirnya.Diana menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. Ia menggenggam tangan Excel, berusaha tersenyum meski terlihat jelas ketegangan di wajahnya. "Em... Enggak kok. Mama... Mama cuma mau ambil kotoran di rambut Nur," jawab Diana terbata-bata, kata-katanya terdengar tidak meyakinkan.Excel mengerutkan dahi, sedikit bingung dengan jawaban Diana yang tak masuk akal. "I-iy
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Sandiwara Diana

Setelah selesai menunaikan salat Magrib, Excel mengajak Nur turun untuk makan malam bersama. "Ayo, Nur, kita makan. Perutku sudah lapar sekali," ucap Excel sambil menggandeng tangan Nur.Meskipun Nur sebenarnya masih merasa kenyang sebab makan di restoran bersama wanita yang baru dikenalnya namun, ia tetap menyetujui ajakan sang suami. "Baiklah, Kak. Tapi aku mungkin makan sedikit aja," jawab Nur. Saat mereka tiba di meja makan, Oma Mentari sudah duduk rapi menunggu. Wanita tua itu tersenyum hangat melihat kedatangan mereka. "Malam, Oma," sapa Nur ramah."Malam, Nur. Yuk kita makan," balas Oma Mentari.Tak lama, Diana dan Azka keluar dari kamar mereka, bergabung di meja makan. Diana tampak anggun dengan pakaian santai, sementara Azka terlihat sedikit lelah."Papa baru pulang?" Excel menoleh ke arah Azka, memperhatikan raut wajah serius papanya."Iya, Xel. Hari-hari ini Papa tidak bisa santai sebelum dalang semua masalah ini ditemukan," balas Azka sambil menarik kursi untuk duduk.
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Nur Dibawa Zarek

Satu minggu telah berlalu, dan Mahendra Grup kini terhuyung-huyung akibat masalah yang semakin besar. Perusahaan pusat utama yang selama ini menjadi tulang punggung mereka tengah menghadapi krisis, sementara Magna, mitra utama yang telah menjalin kerja sama selama puluhan tahun, memutuskan untuk menghentikan kemitraan mereka. Keputusan itu membuat Mahendra Grup terpuruk, seolah lumpuh tanpa arah.Sementara itu, Nur, telah memulai kuliah di fakultas kedokteran. Ia bertemu dengan banyak teman-teman baru, serta mengenal para dosen yang akan membimbingnya di perjalanan akademisnya. Hari pertama kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Harapan sudah dimulai dengan berbagai kegiatan orientasi. Setelah menyelesaikan sesi orientasi yang diisi dengan pengenalan fasilitas kampus dan penjelasan tentang jadwal kuliah, Nur pun memasuki ruang kelas pertama.Suasana di dalam kelas cukup ramai dengan mahasiswa baru yang sibuk mencari tempat duduk. Nur mencari tempat yang nyaman di bagian tengah rua
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Perlawanan Nur

Zarek membawa Nur ke sebuah bangunan besar yang tampak megah dan mewah."Pak, kenapa saya dibawa ke sini? Ini tempat apa? Saya mau dibawa ke mana sih?" tanya Nur dengan nada panik, matanya mengamati setiap sudut gedung yang asing baginya."Apartemenku," jawab Zarek singkat tanpa menoleh. Tangannya yang kasar terus mencengkeram pergelangan Nur, menyeretnya masuk hingga kulit gadis itu mulai memerah. Namun, ia tak peduli.Nur mencoba melawan, tapi cengkeraman Zarek terlalu kuat. Ia hanya bisa memohon dalam hati agar ada seseorang yang menyelamatkannya.Setelah sampai di salah satu kamar di dalam apartemen mewah itu, Nur terkejut bukan main melihat pemandangan di depannya. Di atas ranjang yang luas dan megah, seorang wanita mengenakan pakaian minim tengah duduk santai dengan kaki terbuka lebar."Mama? Astaghfirullah!" seru Nur dengan nada terkejut bercampur jijik. Ia segera memejamkan kedua matanya, mencoba menghindari pemandangan tak pantas itu. Bahkan, sekilas ia melihat pakaian dalam
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Ketahuan

Sebelum Zarek menyelesaikan kalimatnya, tangan Nur meraih tas yang ada di sebelahnya lalu melompat dari ranjang dengan cepat. Ia menggunakan lututnya untuk menyerang bagian tubuh Zarek yang paling rentan. "Arrggghh....!!" Zarek terjatuh, kedua tangannya memegang burung perkutut kesayangannya. Diana yang menyaksikan, tak menyangka Nur bisa berbuat seperti itu. Mulutnya menganga dan kedua matanya melotot nyaris keluar dari sarangnya. Nur tidak mau membuang waktu, ia segera berlari menuju pintu. Meskipun kesakitan dan nyaris tak bertenaga, namun Zarek berhasil meraih pergelangan kakinya hingga membuat Nur terjatuh. "Berani kamu!" Zarek menggeram dan merangkak mendekati Nur dengan keadaan burung perkututnya gondal gandul. Tangan Nur mencoba meraih apa pun yang ada di dekatnya, akhirnya tangannya meraih lampu meja dan memukul kepala Zarek dengan karas. Seketika suara benda pecah menggema di ruangan. Zarek terjatuh lagi, kali ini kepalanya mengernyit menahan sakit. Darah mengalir dari
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Jerat yang Mengunci

“Emm... A-aku harus ngomong apa, Pa?” tanya Diana gugup, suaranya nyaris tenggelam dalam udara tegang yang menyelimuti ruangan.Oma Mentari mendecakkan lidah, ekspresinya penuh ejekan. “Ckck, sungguh mengecewakan, Diana. Aku pikir, dengan semua kepintaran dan kelicikanmu, kamu bisa menyembunyikan semuanya lebih lama. Tapi ternyata, aku salah.”Diana melirik ibu mertuanya dengan tajam, mencoba menahan rasa takut yang menjalari tubuhnya. Semua pintu kini terasa seperti jebakan. Tidak ada jalan keluar.“Aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan. Apa maksudnya semua ini?” tanyanya, berusaha memutar balik situasi sambil menatap satu per satu orang di hadapannya.Azka meraih amplop putih dari meja di depannya dan melemparkan benda itu ke arah Diana. Suara keras amplop yang menghantam meja membuat Diana terlonjak. “Ini dia, bukti pengkhianatanmu, Diana!”Diana memandang amplop itu dengan ngeri, tangannya gemetar saat meraihnya. Ia membuka amplop perlahan, dan begitu melihat isinya, wajahn
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Diana Memberontak

Diana panik. Tangannya mencoba melepaskan diri dari genggaman polisi yang tegas menahannya. Ia mundur selangkah, matanya liar mencari celah untuk melarikan diri."Pak, memangnya salah saya apa? Kenapa saya ditangkap? Saya enggak salah apa-apa!" serunya dengan nada tinggi, penuh amarah.Salah satu polisi, seorang pria berusia paruh baya dengan raut wajah datar, menatap Diana tanpa menunjukkan emosi. “Sebaiknya Ibu ikut kami ke kantor. Semua akan dijelaskan di sana,” jawabnya tegas.Diana mendengus, memberontak dengan sisa tenaga yang ia miliki. “Tidak, saya tidak mau! Saya enggak salah apa-apa! Kalian salah orang!” teriaknya, mencoba menarik tangannya sekuat tenaga, namun sia-sia.Polisi lainnya, seorang wanita muda dengan seragam rapi, mencoba menenangkan Diana. “Bu Diana, tenang. Perlawanan Anda hanya akan memperburuk situasi. Jika Anda merasa tidak bersalah, buktikan saja di kantor polisi,” katanya lembut, namun tegas.“Buktikan? Apa in
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Sentuhan yang Mengusik

Diana menelan ludah, matanya bergeser dari wajah Zarek ke dokumen itu. Sementara Zarek tampak lebih tegang dari sebelumnya, peluh di dahinya mulai mengalir meski ruangan itu cukup dingin. Perlahan, polisi membuka dokumen itu, memperlihatkan sejumlah foto dan laporan yang membuat Diana dan Zarek semakin resah."Ini adalah catatan transaksi yang kami temukan di salah satu rekening offshore yang terhubung dengan nama kalian berdua, dan jumlahnya tidak kecil," ujar polisi dengan nada dingin. Diana membeku. "Itu pasti salah paham. Kami tidak pernah memiliki rekening seperti itu," ujarnya, mencoba terdengar tenang meski suaranya bergetar.Zarek, yang sebelumnya diam, mendadak bersuara. "Memang bukan rekening kami. Bisa saja itu rekayasa untuk menjebak kami." Matanya tajam menatap polisi, berusaha menunjukkan keyakinan.Polisi mengabaikan protes mereka dan melanjutkan, "Rekening ini bukan hanya soal uang. Ada komunikasi yang berhasil kami pulihkan. Nama
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Perasaan yang Tumbuh

"Aaaa...!!" Nur spontan menjauhkan tangan Excel dari pipinya dan berteriak sambil mendorong tubuh sang suami. Wajahnya tampak panik dan penuh curiga.Excel terbangun seketika. Ia mengusap wajahnya dengan kebingungan. "Astaghfirullah, Nur, kenapa kamu teriak-teriak? Mimpi buruk?" tanyanya dengan nada khawatir.Nur tidak langsung menjawab. Ia dengan cepat mengintip tubuhnya yang masih terbungkus selimut, memastikan piyamanya tetap utuh. Setelah itu, ia menarik selimut lebih rapat sambil menghembuskan napas lega."Kak Excel, ngapain tidur di sini? Biasanya kan tidur di sofa?" Nur bertanya penuh selidik, menunjuk ke arah sofa yang terletak tak jauh dari ranjang dengan dagunya.Excel mengangkat alisnya, berusaha menahan senyum. "Ya tidur bareng istri lah, emangnya ada yang salah?""Em... Enggak juga sih, tapi..." Nur menggigit bibir bawahnya, ragu melanjutkan.Excel langsung memotong. "Enggak usah khawatir, aku enggak ngapa-ngapain ka
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Ketika Bapak Tahu

"Bulik...!" pekik Kayla. Ia segera menghampiri sang tante dan menghambur memeluknya.Dengan senang hati, Nur membalas pelukan itu dan menggendong keponakannya. "Bulik, kenapa lama enggak main. Aku kangen," ucap gadis kecil berusia enam tahun itu."Maaf ya, Kay, Bulik sibuk sama kuliah. Bulik juga kangen banget sama Kayla, gimana kabarnya Kayla?" tanya Nur sembari tersenyum menatap keponakannya yang sedang cemberut."Kalau kita udah kuliah berarti enggak punya waktu buat main ya, dan harus belajar terus? Pasti, Bulik, capek banget kan? Kabarku bahagia sekali karena bisa ketemu Bulikku yang cantik lagi," balas Kayla dengan tersenyum lucu membuat Nur mencubit gemas pipi Kayla yang semakin gembul."Enggak juga sih, karena baru awal-awal aja kok. Makasih ya, Sayang, Bulik juga kangen banget sama ponakan yang cantik, lucu, dan gemesin ini, apalagi sekarang makin gembul aja kamu, makin poll imutnya," kata Nur membuat Kayla semakin tertawa."Kamu main dulu ya sama adek Sofyan, Bulik mau bic
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status