Ceklek...Pintu terbuka perlahan, dan Lia yang berdiri di belakang Heri langsung terdiam. Sosok yang berdiri di depan pintu membuatnya tertegun."Nur?" seru Lia dengan suara bergetar, antara lega dan kaget.Nur berdiri di sana dengan tubuh menggigil, wajah sembab, dan pakaian asing yang tampak jauh dari kebiasaannya. Baju yang ia kenakan tidak bermerk, jelas bukan miliknya, dan rambutnya tampak berantakan."Maaf, Mbak Lia... Mas Heri..." suara Nur terdengar pelan, hampir seperti bisikan.Lia, yang semula berniat meluapkan emosinya, hanya bisa menatap adiknya dengan campuran rasa lega dan iba. Ia mendekat, lalu meraih tubuh Nur untuk di peluk dan tanpa sadar air matanya menetes."Nur, ke mana saja kamu? Kami panik nyariinn kamu?" ujar Lia, suaranya gemetar. Namun, nada marah yang semula ada dalam pikirannya lenyap begitu melihat kondisi Nur.Nur menunduk penuh rasa bersalah. "Maafin aku, Mbak, udah buat kalian kawatir."Heri, yang berdiri di samping Lia, segera mengusap bahu Nur dan me
Terakhir Diperbarui : 2025-01-19 Baca selengkapnya