Share

Akhirnya Kembali

Penulis: Sri_Eahyuni
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-19 05:19:16

Ceklek...

Pintu terbuka perlahan, dan Lia yang berdiri di belakang Heri langsung terdiam. Sosok yang berdiri di depan pintu membuatnya tertegun.

"Nur?" seru Lia dengan suara bergetar, antara lega dan kaget.

Nur berdiri di sana dengan tubuh menggigil, wajah sembab, dan pakaian asing yang tampak jauh dari kebiasaannya. Baju yang ia kenakan tidak bermerk, jelas bukan miliknya, dan rambutnya tampak berantakan.

"Maaf, Mbak Lia... Mas Heri..." suara Nur terdengar pelan, hampir seperti bisikan.

Lia, yang semula berniat meluapkan emosinya, hanya bisa menatap adiknya dengan campuran rasa lega dan iba. Ia mendekat, lalu meraih tubuh Nur untuk di peluk dan tanpa sadar air matanya menetes.

"Nur, ke mana saja kamu? Kami panik nyariinn kamu?" ujar Lia, suaranya gemetar. Namun, nada marah yang semula ada dalam pikirannya lenyap begitu melihat kondisi Nur.

Nur menunduk penuh rasa bersalah. "Maafin aku, Mbak, udah buat kalian kawatir."

Heri, yang berdiri di samping Lia, segera mengusap bahu Nur dan me
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Memanas

    Di ruang tamu yang megah namun terasa mencekam, suara Azka menggema dengan nada penuh amarah. Matanya menatap tajam ke arah Vero, wanita itu tampak tenang, bahkan sedikit tersenyum, seolah tak terganggu oleh hujan kata-kata yang dilemparkan Azka."Vero, aku tidak habis pikir! Kamu tahu Excel kehilangan ingatannya, tapi kamu malah memanfaatkan situasi itu untuk kepentingan pribadimu!" seru Azka, tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya.Mereka sudah tiba di rumah sejak siang tadi, dan Excel meminta Vero untuk menemaninya. Azka dan Oma Mentari sudah mengingatkan Excel kalau semua sudah berbeda, Vero tidak layak untuknya namun sepertinya ingatan Excel tidak bisa dibantah."Om, kamu berbicara seolah aku adalah penjahat di sini. Semua orang berhak mendapat kesempatan kedua, termasuk aku," balas Vero.Azka melangkah maju, menunjuk Vero dengan jari telunjuknya. "Kesempatan kedua untuk apa? Untuk menghancurkan hidup Excel lagi? Dia bahkan tidak tahu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Seperti Anak Sendiri

    Bambang terdiam sejenak sebelum menjawab. "Tadi, waktu Bapak sama Mamak udah sampai terminal, ada telepon masuk. Pakdhemu Juwar meninggal dunia. Jadi kami langsung balik arah ke rumah duka. Maaf ya, Bapak lupa ngabarin kalian," jelasnya dengan nada penuh penyesalan. Juwar adalah kakang sepupu Bambang, sebab itu ia tidak bisa meninggalkannya begitu saja.Lia terpaku mendengar penjelasan itu. Hatinya berdesir antara rasa kehilangan atas kabar duka dan ada sedikit rasa lega sebab Nur tidak bertemu dengan orang tuanya dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. "Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Aku ikut berduka, Pak. Tapi kenapa Bapak enggak bilang dari tadi? Nur udah nunggu-nunggu, dia pikir Bapak sama Mamak jadi datang," ujar Lia dengan nada pelan, mencoba membuat suasana seolah baik-baik saja dan mereka antusias dengan kedatangan orang tua.Bambang menghela napas panjang. "Maafkan Bapak, Li. Ini semua mendadak, Bapak benar-benar lupa. Tolong bilang ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Ketiban Durian Runtuh

    Azka berdiri di ruang tamu dengan wajah yang masih memerah karena perdebatan sengit dengan Vero. Di hadapannya, Pak Supri, sopir keluarga Nur, berdiri dengan sikap tenang namun tegas, seolah tak ingin berlama-lama berada di rumah itu."Pak Supri, kenapa semua barang Nur mau diambil?" tanya Azka, nadanya penuh curiga. "Apa-apaan ini? Ada apa sebenarnya?"Pak Supri menatap Azka dengan hormat, namun tatapannya mengisyaratkan bahwa ia hanya menjalankan tugas. "Maaf, Tuan Azka. Ini perintah langsung dari Non Nur," jawabnya singkat.Azka mengernyit. "Jadi... Nur sudah ditemukan? Bagaimana kondisinya? Dia baik-baik saja?"Pertanyaan itu membuat Pak Supri terdiam sejenak, seperti mempertimbangkan bagaimana menjawabnya. Namun sebelum ia sempat membuka mulut, Vero yang sejak tadi berdiri di hadapan Azka mulai melangkah mundur. Kesempatan ini ia gunakan untuk menyelinap keluar, meninggalkan Azka yang terlalu fokus pada percakapannya dengan Pak Supri.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Luka Nur

    Rumah Heri kini terasa ramai dengan celoteh, tawa dan tangis anak-anaknya. Nur telah memutuskan untuk menghapus jejak lelaki itu dari hidupnya. Semua foto di galeri ponsel telah di hapusnya, cincin pemberian Excel, kartu debit, dan baju-baju yang mereka beli bersama kini tersimpan di gudang kecil di sudut rumah. Ia merasa lega, bersyukur bahwa Excel belum sempat mengambil hal paling berharga dalam hidupnya—kehormatannya."Biarlah semua jadi kenangan masa lalu. Dan tidak ada gunanya menyimpan itu semua," gumam Nur sambil menutup pintu gudang rapat-rapat, seolah ingin mengunci semua luka bersama barang-barang itu.Hari-hari berlalu, dan Nur mulai menemukan ritme baru. Ia lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya, Sera dan Latifa. Mereka selalu tahu bagaimana membuat Nur tersenyum. Sampai sekarang tak ada satu pun temannya yang tahu bahwa Nur pernah menikah. Bahkan, Dika—lelaki yang selama ini mengejar perhatiannya—mulai terlihat lebih sering di sekitar Nur."Nur, aku cuma m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Tekad Besar

    Suatu sore, ketika Sera mendapat libur dari tempat kerjanya, Nur mengajaknya bermain ke rumah."Aku kenalkan kamu sama keluargaku, ya," ujar Nur setelah mobil terparkir di garasi.Di dalam rumah, Sera disambut hangat oleh Bambang, Isna, dan Lia, sementara Heri masih ada di kantor. Mereka bahkan tak segan mengajak Sera makan bersama. Setelah itu, Nur dan Sera membuat konten bareng, memanfaatkan momen kebersamaan mereka."Ramah banget keluarga kamu, Nur. Meskipun kalian dari keluarga berada, tapi kalian memperlakukan orang miskin kek aku dengan baik. Rasanya aku kayak di rumah sendiri," ujar Sera terharu."Jangan ngomong gitu, Ser. Yang kaya itu suaminya Mbakku. Tanpa Mas Heri, mungkin kami enggak ada di sini sekarang. Sebenarnya, aku juga sama seperti kamu, berasal dari keluarga kurang mampu," balas Nur, berusaha menutupi jati dirinya."Eh, serius?""He-em. Tapi, Alhamdulillah, banyak cobaan yang sudah kami lewati. Bahkan, Mbak Li

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Godaan Maut

    Di Balik Ambisi dan DosaDi ruang tamu rumah Oma Mentari, suasana tegang melingkupi. Excel berdiri dengan wajah merah padam, sementara Vero tampak pucat pasi, tangannya gemetar menggenggam ujung rok yang dipakainya. Azka duduk di sofa, menatap Excel dengan wajah penuh kekecewaan dan Oma Mentari mengamati dengan sorot mata tajam yang penuh wibawa.“Excel,” Azka memulai, suaranya tenang tapi tegas. “Kamu sadar apa yang sedang kamu lakukan? Namamu sudah terdaftar di KUA sebagai suami Nur. Apa kamu mau menghancurkan keluarga kita demi wanita ular ini?”Excel menundukkan kepala, merasa tertohok oleh kata-kata sang papa. Namun, sebelum ia bisa menjawab, Vero mencengkeram lengannya.“Excel sudah janji sama aku, Om. Kami akan menikah di KUA saja, tanpa pesta. Setelah itu, dia akan menceraikan Nur. Aku bahkan rela menjadi istri kedua kalau itu yang terbaik,” ujar Vero dengan nada memohon, tapi matanya penuh dengan siasat.Oma Mentari menghela

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Kedok Vero Terbongkar

    Namun, Vero hanya tersenyum tipis, matanya penuh dengan keyakinan dan berbicara di dalam hati dengan yakin. “Kamu tahu, Excel, aku tidak menyerah semudah itu. Aku tahu kamu punya prinsip, tapi aku juga tahu bahwa kamu bukan manusia yang kebal terhadap perasaan.”Wanita berambut panjang, lurus, dan hitam legam, sering ditata dengan gaya sederhana namun elegan. Hidungnya mancung, bibir tipisnya selalu tampak segar sebab memakai lip balm. Ia memiliki leher jenjang dan bahu yang tegap, memberi kesan anggun saat berjalan. Tubuh rampingnya ia rekatkan pada tubuh Excel agar lelaki itu terbuai.Excel melangkah mundur hingga mentok pada ranjang, berusaha menjaga jarak. Tetapi Vero dengan cepat mendekat lagi, kali ini memegang tangannya dengan lembut. Ia menatap Excel dengan pandangan yang membuat hati lelaki itu goyah. “Aku hanya ingin kamu jujur pada dirimu sendiri, Xel. Aku tahu kamu merasakan hal yang sama.”Perlahan, pertahanan Excel mulai runtuh. Saat tangan V

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Siapa Ayah Janin Itu?

    Setelah mendengar kabar mengejutkan dari dokter, Excel dan Vero keluar dari ruangan dengan langkah yang berbeda. Vero tampak tampak kalut dan berusaha mencari cara untuk menjelaskan kepada Excel sementara Excel menahan gelombang emosi yang bercampur di dadanya.Ketika mereka sampai di parkiran, Excel berhenti dan menatap Vero dengan wajah tegang."Kenapa kau diam saja, Excel? Bukannya ini kabar baik?" tanya Vero dengan nada setenang mungkin, mencoba mengusir keheningan yang menyesakkan.Excel menggeleng perlahan, lalu menghela napas panjang sebelum berkata dengan nada penuh kekecewaan."Vero, kabar baik? Aku belum pernah menyentuhmu. Tapi sekarang... kau hamil?" "Excel, apa kamu lupa, kita sudah pernah melakukannya sebelum kamu kecelakaan. Berarti kehamilan ini anugerah, bukankah kita harus menerimanya dengan lapang dada?"Excel menatap Vero tajam. "Anugerah? Bagimu mungkin iya, tapi bagiku ini bencana. Aku saja tidak pernah merasa sudah menyentuhmu, kamu jangan pernah coba-coba boh

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26

Bab terbaru

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Ending

    Sementara itu, di rumah Heri, Nur sedang sibuk menata buku-bukunya di meja belajar. Ia baru saja menyelesaikan tugas kuliah yang cukup berat. Pikirannya sesekali melayang ke Excel, tetapi ia segera mengalihkan fokusnya. Nur tahu, ia harus tetap kuat dan menjaga keputusannya.Lia masuk ke kamar Nur sambil membawa secangkir teh hangat. "Nur, istirahat dulu. Jangan terlalu keras sama dirimu sendiri."Lia tahu, Nur selalu belajar dengan giat. Jadi wajar adiknya itu bisa masuk ke universitas ternama di Jakarta meski belum bisa mencapai beasiswa. Saat sekolah SD-SMK Nur selalu mendapat peringkat 3 besar dan memenangkan banyak lomba bersama teman-temannya. Nur tersenyum kecil. "Suwun, Mbak'e. Aku cuma mau memastikan semua tugasku selesai tepat waktu."Lia duduk di tepi tempat tidur, menatap adiknya dengan penuh sayang. "Aku bangga sama kamu, Nur. Kamu udah melalui banyak hal, tapi tetap kuat. Aku yakin kamu akan jadi orang yang sukses."Nur men

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Ada Pertemuan, Ada Perpisahan

    Nur mengamati pesan itu dengan perasaan yang bercampur aduk. Kata-kata Excel mengingatkannya pada masa lalu yang ingin ia lupakan, namun ada bagian kecil dari hatinya yang masih merasakan getaran dari kenangan itu. Tetapi, tekadnya sudah bulat. Dia tidak ingin terjebak lagi dalam luka yang sama.Ponselnya tiba-tiba berdering, nomor baru yang sama menghubunginya. Nur terdiam, menatap layar dengan tatapan bimbang. Tetapi ia memutuskan untuk tidak menjawab. Panggilan itu akhirnya terputus dengan sendirinya, dan tanpa ragu Nur memblokir nomor baru Excel."Ini harus berakhir," gumamnya pelan. Dia bertekad untuk melupakan Excel sepenuhnya dan fokus pada masa depannya.Seminggu kemudian, Bambang dan Isna, memutuskan untuk pulang ke kampung halaman mereka. Musim panen padi sudah tiba, dan mereka ingin memastikan semuanya berjalan lancar. Sebelum pergi, mereka memastikan Nur baik-baik saja.Nur mengantarkan kedua orang tuanya ke terminal. Dalam perjalanan,

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Kembali

    Malam Semakin LarutSetelah beberapa jam bekerja dengan serius, akhirnya tugas mereka mendekati selesai. Suasana menjadi lebih santai, diselingi candaan dan tawa."Rino, kamu serius banget sih dari tadi. Santai dikit dong," goda Latifa sambil mengulurkan segelas es jus untuk pemuda berkulit kuning langsat.Rino hanya tersenyum kecil. "Kalau nggak serius, tugasnya nggak selesai-selesai, Fa."Dika, yang sejak tadi memperhatikan Nur, merasa ini adalah kesempatan untuk mendekatinya lebih jauh. Saat yang lain sibuk membereskan alat, ia menghampiri Nur yang sedang duduk sendirian di sudut ruangan."Nur, kamu hebat banget tadi. Pekerjaan kita cepat selesai berkat kamu," puji Dika, duduk di sebelahnya."Terima kasih, Dik," jawab Nur singkat, mencoba menjaga jarak.Ketika tugas benar-benar selesai, satu per satu teman-teman mereka mulai pulang. Latifa pergi bersama Rino, sementara Sera pulang lebih dulu diantar Adi. Nur, yang menunggu Pak Supri menjemput, memilih tetap duduk di ruang tengah be

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Firasat

    Latifa berbisik pada Sera dengan nada penuh semangat. "Sera, bayangin deh, kita kerja kelompok bareng mereka. Ini kesempatan emas!"Sera hanya mendesah pelan. "Emas buat kamu. Aku sih enggak ya. Kalau alatnya lengkap dan tugasnya cepat selesai, aku sih nggak masalah. Tapi kayaknya Nur agak keberatan deh."Latifa menepuk bahu Nur. "Nur, santai aja. Kita kan kerja kelompok. Nggak akan ada yang aneh-aneh kok."Setelah jam kuliah selesai, rombongan kelompok mereka bersiap menuju rumah Dika untuk memulai pengerjaan tugas. Nur, meski masih merasa kurang nyaman, akhirnya menerima tawaran Dika untuk memboncengnya dengan motor."Yuk, Nur. Motor udah siap di parkiran," kata Dika dengan senyuman yang terasa dipaksakan di mata Nur.Latifa, yang sudah sejak tadi tak bisa menyembunyikan senyumnya, langsung menghampiri Rino. "Aku bareng kamu aja, ya?" tanyanya penuh semangat.Rino, yang sedikit terkejut tapi tidak keberatan, hanya mengangguk. "

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Ragu

    Tak ingin berlama-lama dilumpuhkan oleh emosinya, Excel masuk kembali ke dalam mobil. Tanpa berpikir panjang, ia menginjak pedal gas dalam-dalam, membiarkan mobilnya melaju liar di jalanan. Kecepatan tinggi dan suara mesin menderu menjadi pelariannya. Ia tak peduli pada bahaya atau rambu-rambu yang ia langgar.Namun kali ini, pelariannya berakhir tragis. Di sebuah tikungan tajam, mobilnya kehilangan kendali dan menghantam pembatas jalan dengan keras. Suara benturan menggema, diikuti suara kaca yang pecah berantakan.Saat tubuhnya terkulai di balik kemudi, kepala Excel berdenyut hebat. Dunia di sekitarnya terasa buram, tapi ingatan demi ingatan menyeruak di benaknya.Excel melihat Vero yang tengah mencoba gaun pengantin putih. Senyum manis yang dulu pernah ia cintai kini terasa seperti belati yang menusuk dadanya. Kenangan itu terasa begitu nyata, hingga tiba-tiba bayangan itu memudar, digantikan oleh kenyataan pahit yang menghantamnya tanpa ampun.

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Di Tepi Kehancuran

    Di Tepi Kehancuran Juanda menghela napas berat, mencoba mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan kebenaran. Ia tahu bahwa apa yang akan ia katakan bisa menghancurkan hubungan mereka, tetapi ia tak bisa lagi menyembunyikannya.“Ver, kamu ingat malam itu... waktu kita pulang dari pesta ulang tahun Clara? Kamu mabuk berat, Ver. Dan aku tahu, kamu belum minum pil dan aku sengaja melakukannya malam itu. Aku tahu, jika kamu mabuk, kamu tidak akan menolak.”Vero membelalakkan matanya, perasaan tidak percaya menyeruak di wajahnya. “Kamu... sengaja? Kamu mengambil keuntungan dari aku yang tidak sadar?!”“Aku tahu ini egois, tapi aku ingin kamu menjadi milikku. Aku sudah lama mencintaimu, Ver. Aku pikir, dengan adanya anak, kita bisa lebih dekat. Kita bisa menjadi keluarga sungguhan.”Vero mencengkeram baju Juanda, matanya berkilat marah. “Kamu menghancurkan hidupku! Apa kamu tahu berapa tahun aku berjuang untuk sampai ke titik ini? Model

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Diusir

    Anton menghela napas panjang. "Ma, ini bukan soal hati. Ini soal harga diri keluarga kita. Vero sudah membuat kesalahan besar, dan aku tak akan membiarkan dia terus tinggal di sini dengan kondisi seperti ini."Tantri menunduk lebih dalam, perasaan campur aduk di hatinya. Ia ingin sekali membela Vero, tapi ia juga tahu bahwa suaminya sudah membuat keputusan yang tak bisa diganggu gugat.Juanda yang berdiri di samping Vero, merasakan ketegangan yang semakin mencekam. Ia melangkah maju, mendekati Anton dengan sikap yang penuh hormat, meskipun hatinya terasa berat."Pa, saya tahu ini tidak mudah bagi keluarga. Tapi saya berjanji akan bertanggung jawab penuh atas Vero. Saya akan merawatnya dan mendampinginya karena ini adalah jalan yang sudah saya pilih."Anton diam sejenak, matanya menilai Juanda dengan tajam. "Kamu sudah mengambil keputusan besar, Juanda. Tapi aku hanya ingin kamu tahu, ini bukan hanya tentang kamu dan Vero. Ini tentang harga diri ke

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Pernikahan Dadakan

    Vero hanya terdiam membisu membuat suasana menjadi semakin mencekam. Papanya menghentakkan kakinya ke lantai."Jawab Vero! Apa itu anak Manajermu?! Jadi, selama ini kamu rela mengorbankan pernikahanmu dengan Excel demi mengejar karier, lalu jatuh ke pelukan lelaki itu?” bentak Anton. Tantri menggelengkan kepala, air matanya jatuh. “Vero, kami sudah memperingatkanmu. Tapi kau malah memilih jalan ini. Sekarang lihat akibatnya!”Anton yang berdiri di sudut ruangan menelpon manajer Vero, meminta pertanggungjawabannya. Setelah beberapa pembicaraan, lelaki itu setuju menikahi Vero.Namun, Vero menolak keras. “Aku tidak mau menikah dengan dia! Dia tidak sekaya Excel!”Ayahnya langsung menampar meja dengan keras. “Cukup, Vero! Kamu sudah cukup mempermalukan keluarga ini. Kamu akan menikah dengannya, suka atau tidak!”***Malam itu, suasana rumah Vero sangat tegang. Anton, Papa Vero, baru saja selesai berbicara dengan manaj

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Siapa Ayah Janin Itu?

    Setelah mendengar kabar mengejutkan dari dokter, Excel dan Vero keluar dari ruangan dengan langkah yang berbeda. Vero tampak tampak kalut dan berusaha mencari cara untuk menjelaskan kepada Excel sementara Excel menahan gelombang emosi yang bercampur di dadanya.Ketika mereka sampai di parkiran, Excel berhenti dan menatap Vero dengan wajah tegang."Kenapa kau diam saja, Excel? Bukannya ini kabar baik?" tanya Vero dengan nada setenang mungkin, mencoba mengusir keheningan yang menyesakkan.Excel menggeleng perlahan, lalu menghela napas panjang sebelum berkata dengan nada penuh kekecewaan."Vero, kabar baik? Aku belum pernah menyentuhmu. Tapi sekarang... kau hamil?" "Excel, apa kamu lupa, kita sudah pernah melakukannya sebelum kamu kecelakaan. Berarti kehamilan ini anugerah, bukankah kita harus menerimanya dengan lapang dada?"Excel menatap Vero tajam. "Anugerah? Bagimu mungkin iya, tapi bagiku ini bencana. Aku saja tidak pernah merasa sudah menyentuhmu, kamu jangan pernah coba-coba boh

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status