Share

Godaan Maut

Author: Sri_Eahyuni
last update Last Updated: 2025-01-22 07:32:51

Di Balik Ambisi dan Dosa

Di ruang tamu rumah Oma Mentari, suasana tegang melingkupi. Excel berdiri dengan wajah merah padam, sementara Vero tampak pucat pasi, tangannya gemetar menggenggam ujung rok yang dipakainya. Azka duduk di sofa, menatap Excel dengan wajah penuh kekecewaan dan Oma Mentari mengamati dengan sorot mata tajam yang penuh wibawa.

“Excel,” Azka memulai, suaranya tenang tapi tegas. “Kamu sadar apa yang sedang kamu lakukan? Namamu sudah terdaftar di KUA sebagai suami Nur. Apa kamu mau menghancurkan keluarga kita demi wanita ular ini?”

Excel menundukkan kepala, merasa tertohok oleh kata-kata sang papa. Namun, sebelum ia bisa menjawab, Vero mencengkeram lengannya.

“Excel sudah janji sama aku, Om. Kami akan menikah di KUA saja, tanpa pesta. Setelah itu, dia akan menceraikan Nur. Aku bahkan rela menjadi istri kedua kalau itu yang terbaik,” ujar Vero dengan nada memohon, tapi matanya penuh dengan siasat.

Oma Mentari menghela
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Kedok Vero Terbongkar

    Namun, Vero hanya tersenyum tipis, matanya penuh dengan keyakinan dan berbicara di dalam hati dengan yakin. “Kamu tahu, Excel, aku tidak menyerah semudah itu. Aku tahu kamu punya prinsip, tapi aku juga tahu bahwa kamu bukan manusia yang kebal terhadap perasaan.”Wanita berambut panjang, lurus, dan hitam legam, sering ditata dengan gaya sederhana namun elegan. Hidungnya mancung, bibir tipisnya selalu tampak segar sebab memakai lip balm. Ia memiliki leher jenjang dan bahu yang tegap, memberi kesan anggun saat berjalan. Tubuh rampingnya ia rekatkan pada tubuh Excel agar lelaki itu terbuai.Excel melangkah mundur hingga mentok pada ranjang, berusaha menjaga jarak. Tetapi Vero dengan cepat mendekat lagi, kali ini memegang tangannya dengan lembut. Ia menatap Excel dengan pandangan yang membuat hati lelaki itu goyah. “Aku hanya ingin kamu jujur pada dirimu sendiri, Xel. Aku tahu kamu merasakan hal yang sama.”Perlahan, pertahanan Excel mulai runtuh. Saat tangan V

    Last Updated : 2025-01-22
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Hari Pernikahan yang Batal

    "Mbak, pengantinya mana kok enggak keluar-keluar. Apa memang gini caranya orang kota?" tanya Nur. Ia sudah merasa pegal duduk terlalu lama dan sudah tak sabar ingin mencicipi prasmanan. Sejak datang di acara pernikahan Excel, Nur sudah merasa lapar melihat makanan yang begitu menggugah selera meski sebelum berangkat mereka sudah sarapan, namun ia teringat ucapan sang kakak bahwa mereka boleh makan kalau akad sudah selesai. "Enggak juga sih, di undangan akad kan jam sembilan. Ini udah jam sepuluh lima menit," balas Lia sembari melihat jam di pergelangan tangannya. Satu bulan yang lalu setelah wisuda, Nur Cahyani tiba di jakarta bersama kedua orang tuanya. Ia berniat untuk melanjutkan kuliah di kota besar itu dan meraih cita-cita untuk menjadi dokter. Bermodal uang tabungan selama mengonten, tekadnya sudah bulat untuk meraih kesuksesannya. Apalagi kedua orang tuanya sangat mendukung, di tambah sang kakak ipar juga berjanji akan membantu memberi tambahan dana. Tetapi, untuk saat ini o

    Last Updated : 2024-09-25
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Syarat Itu....

    Tiba-tiba Diana, Mamanya Excel maju menghadang Nur sambil memakinya. "Heh, bocah ingusan. Kalau enggak niat bantuin jangan macem-macem, lagian kamu tidak pantas untuk putraku. Kamu tidak selevel dengan Veronika." Nur tersenyum getir, padahal niatnya baik. Di desa memang kejam tapi sekarang ia merasakan di kota jauh lebih kejam. Dan ia harus siap mental untuk mengarungi bahtera kerasnya hidup di Jakarta. "Mama ngomong apaan sih, bukannya mencari solusi ini malah memperkeruh keadaan. Mama mau menanggung malu kalau acara pernikahan ini sampai batal, Mama siap menerima gunjingan. Kalau Mama enggak bisa ngasih solusi sebaiknya diam saja!" sahut Azka tegas, Papanya Excel. Diana terdiam, bibirnya membrenggut dan memalingkan muka. Kini Azka beralih pada Nur, dengan tersenyum ramah. "Maafkan istri saya ya, Nur, dia hanya sedang terbawa emosi. Saya Azka, Papanya Excel." Azka mengulurkan tangan, Nur menyambut uluran tangan lelaki setengah baya yang nampak masih gagah itu. Nur Salim dengan so

    Last Updated : 2024-09-25
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Sah

    Beruntung MUA yang dihubungi Diana langsung bisa menyanggupi dan langsung menuju hotel dimana meraka berada. Sedangkan Azka keluar menemui penghulu dan memberi tahu adanya perubahan mempelai pengantin wanita.Tak berapa lama pihak MUA datang membawa beberapa potong kebaya untuk Nur. "Ayo, Sayang, kita ke ruangan sebelah," ujar Diana menuntun Nur. Lia ikut mendampingi sang adik. Sedangkan Bambang dan Isna juga di rias oleh petugas MUA lainnya.Dengan sentuhan tangan MUA yang handal kini wajah Nur terlihat memukau dan mangklingi membuat Lia dan Diana tersenyum bangga."Masya Allah, cantik banget calon mantu Mama," puji Diana."Pasti Excel bakal enggak mengenali kamu deh, Nur. Pasti dia pangkling banget," imbuh Lia."Mbak, jangan bikin aku tambah malu dong," balas Nur tersipu malu."Ya udah yuk kita keluar, udah di tungguin dari tadi," ajak Diana."Masya Allah, Nduk, kamu cantik banget," ujar Isna. Ia hampir tak mengenali putri bungsunya itu. Sedangkan Bambang hanya tersenyum menanggapi

    Last Updated : 2024-09-25
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Ancaman untuk Nur

    Resepsi pernikahan telah usai, Nur telah di boyong ke rumah besar Azka."Selamat datang di rumah baru, Nur. Memang bukan rumah kita sendiri, tapi di sinilah aku tumbuh besar. Semoga kamu merasa nyaman di sini," ucap Excel tersenyum sambil menggenggam tangan sang istri membuat Nur merasa lebih diterima dan nyaman.Saat Excel membuka pintu rumah yang bercat putih, tampaklah sebuah hunian mewah yang tetap mengusung kesan elegan dan hangat. Langit-langit yang tinggi dengan lampu gantung kristal memberikan sentuhan glamor, memantulkan cahaya lembut ke dinding marmer berwarna krem. Lantai berbahan kayu jati berkilau mempertegas kesan klasik modern, dilengkapi dengan karpet Persia yang menyelimuti sebagian ruang tamu.Di sudut ruangan, terdapat sofa kulit berwarna cokelat tua yang menghadap ke perapian dengan bingkai batu alam, menciptakan suasana yang nyaman. Sebuah tangga melengkung dengan pegangan besi berukir mengarah ke lantai atas, menambah kesan megah tanpa terkesan berlebihan. Dekora

    Last Updated : 2024-09-25
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Rencana Licik Diana

    Nur terkejut mendengar ancaman halus itu. Ia menoleh, menatap ibu mertuanya dengan tersenyum membuat Diana merasa di remehkan. Bukannya takut, Nur nampak tetap tenang, meski akhirnya gadis itu menunduk, melanjutkan pekerjaannya tanpa berkomentar. Nur tahu, berdebat hanya akan memperkeruh suasana. Namun, ancaman itu tetap terasa menusuk di hatinya. Diana kembali ke meja makan dengan wajah yang tenang, seolah-olah tak terjadi apa-apa. Sementara Nur, meski merasa cemas, mencoba meyakinkan dirinya bahwa ia tidak akan lama untuk menghadapi masalah ini. "Ternyata gini ya rasanya dapat mertua sadis, bikin ngenes. Pantas aja mbak Lia sampai kering kerontang, suami pelit perhitungan ipar dan mertua julid. Jabang bayi amit-amit, jangan sampai aku juga kek gitu, bisa-bisa tubuhku yang langsing ini jadi tengkorak berjalan," ujar Nur tanpa suara. Meski begitu bibirnya tetap mencar-mencor sambil membilas piring. Setelah selesai sarapan Azka berpamitan untuk berangkat ke kantor. Diana pun mengant

    Last Updated : 2024-11-02
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Ketahuan Menguping

    "Non, kamu ngapain."Nur yang sedang serius mendengarkan rencana Diana, seketika terlonjak kaget saat bahunya di tepuk seseorang. "Bibi, ngagetin aja," bisik Nur. Jantungnya berdebar sangat kencang, ia mengusap dadanya merasa lega saat tahu siapa yang berbicara di belakangnya. "Kamu nguping nyonya muda ya?" tanya wanita berambut kuncir kuda itu.Dengan cepat Nur menempelkan jari telunjuk pada bibirnya sendiri. Dan mendorong asisten rumah tangga untuk segera menjauh dari kamar Diana."Aku enggak nguping, Bi. Cuma kebetulan aja lewat, tak kira Mama ngomong sama siapa. Nah karena pintunya enggak ke tutup rapat ya udah aku lihat aja, ternyata ngomong sama telpon," ucap Nur menjelaskan. Ia tak ingin di cap aneh-aneh oleh wanita itu apalagi di ajukan dengan Diana."Yakin? Nona enggak lagi nguping pembicaraan Nyonya kan?" Wanita itu nampak mencurigai Nur, tatapannya membuat Nur tak nyaman."Yakin lah, lagian Bi Lilis ngapain sih ngurusin aku. Dahlah, aku mau ke kamar," ucap Nur merasa b

    Last Updated : 2024-11-22
  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Tegak tapi Bukan Keadilan

    Bab 6"Hai cantik, boleh kenalan? Aku Zarek," ucap Zarek dengan senyum buaya sembari mengulurkan tangan."Nur," balas Nur menyambut uluran tangan lelaki di depannya.Excel tak suka dengan tragedi di depannya, ia segera menarik tangan sang istri agar terlepas dari Zarek. "Lepasin, Za. Enggak semua cewek bisa kamu modusin," ucap Excel kesal.Zarek adalah teman sekolah SMA-nya dulu, meski mereka tidak terlalu dekat, tetapi Excel hapal sifat Zarek yang suka mempermainkan wanita bahkan tak segan-segan memanfaatkan wanitanya. Sebab itulah Excel tak mau berteman dekat dengan Zarek."Ya elah. Santai aja, Bro, sikap posesif kamu enggak berkurang ya. Hati-hati kalau istri kamu justru enggak betah sama sikap kamu itu," ledak Zarek dengan tersenyum sinis. Zarek memang tidak menghadiri pernikahan Excel, dan ia juga tidak di undang Excel juga maka dari itu ia memilih untuk tidak hadir."Ayo, Nur, kita pergi!" tanpa merespon apa yang di ucapkan Zarek, Excel menarik tangan sang istri untuk meningga

    Last Updated : 2024-11-23

Latest chapter

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Kedok Vero Terbongkar

    Namun, Vero hanya tersenyum tipis, matanya penuh dengan keyakinan dan berbicara di dalam hati dengan yakin. “Kamu tahu, Excel, aku tidak menyerah semudah itu. Aku tahu kamu punya prinsip, tapi aku juga tahu bahwa kamu bukan manusia yang kebal terhadap perasaan.”Wanita berambut panjang, lurus, dan hitam legam, sering ditata dengan gaya sederhana namun elegan. Hidungnya mancung, bibir tipisnya selalu tampak segar sebab memakai lip balm. Ia memiliki leher jenjang dan bahu yang tegap, memberi kesan anggun saat berjalan. Tubuh rampingnya ia rekatkan pada tubuh Excel agar lelaki itu terbuai.Excel melangkah mundur hingga mentok pada ranjang, berusaha menjaga jarak. Tetapi Vero dengan cepat mendekat lagi, kali ini memegang tangannya dengan lembut. Ia menatap Excel dengan pandangan yang membuat hati lelaki itu goyah. “Aku hanya ingin kamu jujur pada dirimu sendiri, Xel. Aku tahu kamu merasakan hal yang sama.”Perlahan, pertahanan Excel mulai runtuh. Saat tangan V

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Godaan Maut

    Di Balik Ambisi dan DosaDi ruang tamu rumah Oma Mentari, suasana tegang melingkupi. Excel berdiri dengan wajah merah padam, sementara Vero tampak pucat pasi, tangannya gemetar menggenggam ujung rok yang dipakainya. Azka duduk di sofa, menatap Excel dengan wajah penuh kekecewaan dan Oma Mentari mengamati dengan sorot mata tajam yang penuh wibawa.“Excel,” Azka memulai, suaranya tenang tapi tegas. “Kamu sadar apa yang sedang kamu lakukan? Namamu sudah terdaftar di KUA sebagai suami Nur. Apa kamu mau menghancurkan keluarga kita demi wanita ular ini?”Excel menundukkan kepala, merasa tertohok oleh kata-kata sang papa. Namun, sebelum ia bisa menjawab, Vero mencengkeram lengannya.“Excel sudah janji sama aku, Om. Kami akan menikah di KUA saja, tanpa pesta. Setelah itu, dia akan menceraikan Nur. Aku bahkan rela menjadi istri kedua kalau itu yang terbaik,” ujar Vero dengan nada memohon, tapi matanya penuh dengan siasat.Oma Mentari menghela

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Tekad Besar

    Suatu sore, ketika Sera mendapat libur dari tempat kerjanya, Nur mengajaknya bermain ke rumah."Aku kenalkan kamu sama keluargaku, ya," ujar Nur setelah mobil terparkir di garasi.Di dalam rumah, Sera disambut hangat oleh Bambang, Isna, dan Lia, sementara Heri masih ada di kantor. Mereka bahkan tak segan mengajak Sera makan bersama. Setelah itu, Nur dan Sera membuat konten bareng, memanfaatkan momen kebersamaan mereka."Ramah banget keluarga kamu, Nur. Meskipun kalian dari keluarga berada, tapi kalian memperlakukan orang miskin kek aku dengan baik. Rasanya aku kayak di rumah sendiri," ujar Sera terharu."Jangan ngomong gitu, Ser. Yang kaya itu suaminya Mbakku. Tanpa Mas Heri, mungkin kami enggak ada di sini sekarang. Sebenarnya, aku juga sama seperti kamu, berasal dari keluarga kurang mampu," balas Nur, berusaha menutupi jati dirinya."Eh, serius?""He-em. Tapi, Alhamdulillah, banyak cobaan yang sudah kami lewati. Bahkan, Mbak Li

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Luka Nur

    Rumah Heri kini terasa ramai dengan celoteh, tawa dan tangis anak-anaknya. Nur telah memutuskan untuk menghapus jejak lelaki itu dari hidupnya. Semua foto di galeri ponsel telah di hapusnya, cincin pemberian Excel, kartu debit, dan baju-baju yang mereka beli bersama kini tersimpan di gudang kecil di sudut rumah. Ia merasa lega, bersyukur bahwa Excel belum sempat mengambil hal paling berharga dalam hidupnya—kehormatannya."Biarlah semua jadi kenangan masa lalu. Dan tidak ada gunanya menyimpan itu semua," gumam Nur sambil menutup pintu gudang rapat-rapat, seolah ingin mengunci semua luka bersama barang-barang itu.Hari-hari berlalu, dan Nur mulai menemukan ritme baru. Ia lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya, Sera dan Latifa. Mereka selalu tahu bagaimana membuat Nur tersenyum. Sampai sekarang tak ada satu pun temannya yang tahu bahwa Nur pernah menikah. Bahkan, Dika—lelaki yang selama ini mengejar perhatiannya—mulai terlihat lebih sering di sekitar Nur."Nur, aku cuma m

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Ketiban Durian Runtuh

    Azka berdiri di ruang tamu dengan wajah yang masih memerah karena perdebatan sengit dengan Vero. Di hadapannya, Pak Supri, sopir keluarga Nur, berdiri dengan sikap tenang namun tegas, seolah tak ingin berlama-lama berada di rumah itu."Pak Supri, kenapa semua barang Nur mau diambil?" tanya Azka, nadanya penuh curiga. "Apa-apaan ini? Ada apa sebenarnya?"Pak Supri menatap Azka dengan hormat, namun tatapannya mengisyaratkan bahwa ia hanya menjalankan tugas. "Maaf, Tuan Azka. Ini perintah langsung dari Non Nur," jawabnya singkat.Azka mengernyit. "Jadi... Nur sudah ditemukan? Bagaimana kondisinya? Dia baik-baik saja?"Pertanyaan itu membuat Pak Supri terdiam sejenak, seperti mempertimbangkan bagaimana menjawabnya. Namun sebelum ia sempat membuka mulut, Vero yang sejak tadi berdiri di hadapan Azka mulai melangkah mundur. Kesempatan ini ia gunakan untuk menyelinap keluar, meninggalkan Azka yang terlalu fokus pada percakapannya dengan Pak Supri.

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Seperti Anak Sendiri

    Bambang terdiam sejenak sebelum menjawab. "Tadi, waktu Bapak sama Mamak udah sampai terminal, ada telepon masuk. Pakdhemu Juwar meninggal dunia. Jadi kami langsung balik arah ke rumah duka. Maaf ya, Bapak lupa ngabarin kalian," jelasnya dengan nada penuh penyesalan. Juwar adalah kakang sepupu Bambang, sebab itu ia tidak bisa meninggalkannya begitu saja.Lia terpaku mendengar penjelasan itu. Hatinya berdesir antara rasa kehilangan atas kabar duka dan ada sedikit rasa lega sebab Nur tidak bertemu dengan orang tuanya dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. "Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Aku ikut berduka, Pak. Tapi kenapa Bapak enggak bilang dari tadi? Nur udah nunggu-nunggu, dia pikir Bapak sama Mamak jadi datang," ujar Lia dengan nada pelan, mencoba membuat suasana seolah baik-baik saja dan mereka antusias dengan kedatangan orang tua.Bambang menghela napas panjang. "Maafkan Bapak, Li. Ini semua mendadak, Bapak benar-benar lupa. Tolong bilang ke

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Memanas

    Di ruang tamu yang megah namun terasa mencekam, suara Azka menggema dengan nada penuh amarah. Matanya menatap tajam ke arah Vero, wanita itu tampak tenang, bahkan sedikit tersenyum, seolah tak terganggu oleh hujan kata-kata yang dilemparkan Azka."Vero, aku tidak habis pikir! Kamu tahu Excel kehilangan ingatannya, tapi kamu malah memanfaatkan situasi itu untuk kepentingan pribadimu!" seru Azka, tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya.Mereka sudah tiba di rumah sejak siang tadi, dan Excel meminta Vero untuk menemaninya. Azka dan Oma Mentari sudah mengingatkan Excel kalau semua sudah berbeda, Vero tidak layak untuknya namun sepertinya ingatan Excel tidak bisa dibantah."Om, kamu berbicara seolah aku adalah penjahat di sini. Semua orang berhak mendapat kesempatan kedua, termasuk aku," balas Vero.Azka melangkah maju, menunjuk Vero dengan jari telunjuknya. "Kesempatan kedua untuk apa? Untuk menghancurkan hidup Excel lagi? Dia bahkan tidak tahu

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Akhirnya Kembali

    Ceklek...Pintu terbuka perlahan, dan Lia yang berdiri di belakang Heri langsung terdiam. Sosok yang berdiri di depan pintu membuatnya tertegun."Nur?" seru Lia dengan suara bergetar, antara lega dan kaget.Nur berdiri di sana dengan tubuh menggigil, wajah sembab, dan pakaian asing yang tampak jauh dari kebiasaannya. Baju yang ia kenakan tidak bermerk, jelas bukan miliknya, dan rambutnya tampak berantakan."Maaf, Mbak Lia... Mas Heri..." suara Nur terdengar pelan, hampir seperti bisikan.Lia, yang semula berniat meluapkan emosinya, hanya bisa menatap adiknya dengan campuran rasa lega dan iba. Ia mendekat, lalu meraih tubuh Nur untuk di peluk dan tanpa sadar air matanya menetes."Nur, ke mana saja kamu? Kami panik nyariinn kamu?" ujar Lia, suaranya gemetar. Namun, nada marah yang semula ada dalam pikirannya lenyap begitu melihat kondisi Nur.Nur menunduk penuh rasa bersalah. "Maafin aku, Mbak, udah buat kalian kawatir."Heri, yang berdiri di samping Lia, segera mengusap bahu Nur dan me

  • Pengantin Pengganti Untuk Tuan Excel    Senam Jantung

    Karena terlalu lapar Sera segera mengisi perutnya dan sebungkus nasi kucing dan meminum air putih sebanyak mungkin agar perutnya kenyang. Orang tuanya yang hanya buruh petani tetapi bertekad anaknya menjadi dokter membuat Sera tidak berdiam diri, ia berkuliah sambil kerja di kafe."Nur, kamu sebenarnya ada masalah apa? Coba kamu cerita sama aku, apa kamu bertengkar dengan mbakmu?" tanya Sera pelan. Setahu Sera Nur tinggal bersama sang kakak, ia sama sekali tak tahu bila Nur sudah menikah.Nur sama sekali tak menggubris pertanyaan temannya meski sudah berulang kali, ia tetap menangis dan meratapi kekecewaannya."Ya sudah kalau kamu belum mau cerita, tapi aku akan siap menjadi pendengarmu selama kamu membutuhkan ku. Sekarang kita istirahat ya, ini udah jam satu malam," ujar Sera. Setelah itu ia memilih memejamkan mata karena fisiknya terlalu lelah dan besok harus kuliah lagi.Kembali pada pagi ini, Sera sudah siap untuk berangkat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status