"Paman, demi membantu Vania, kamu benaran bekerja keras ya! Tapi, aku nggak bakal nurut! Kalaupun aku mati, aku bakal bawa Vania mati bersamaku!" Janice memelototi Vania, lalu hendak berjalan keluar.Tiba-tiba, terdengar suara Jason yang rendah dari belakang. "Janice, kamu nggak peduli pada ibumu lagi?"Langkah kaki Janice terhenti. Wajahnya pucat, pikirannya hampa. Dia berbalik dengan perlahan, lalu menatap pria di depannya. Matanya yang merah seolah-olah akan meneteskan air mata kapan saja."Oke, oke ...." Janice memungut dokumen di lantai, lalu mengetik satu per satu kata dengan tangan bergetar. Pada akhirnya, dia memejamkan mata dan mempostingnya.Jason mendekat, sedangkan Janice mundur. Dia terkekeh-kekeh dan bertanya, "Sudah puas? Sudah cukup?"Seolah-olah takut Jason tidak mendengar, Janice mengulangi pertanyaannya. Sorot matanya yang hampa membuat orang tidak bisa melihat kesedihan tak berujung dalam hatinya.Pandangan Jason agak bergetar. Ada kekacauan yang tak tertuliskan di
Read more