Home / Pernikahan / DILEMA Antara Nyaman & Cinta / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of DILEMA Antara Nyaman & Cinta : Chapter 21 - Chapter 30

46 Chapters

Labrak Nana

BAB 21" Labrak Nana "Mas, gimana? Apakah kamu sudah berbicara dengan istri kamu masalah hubungan suamiku dengan istrimu?" Tanya Yukeu melalui chat di handphoneku.Pagi-pagi aku mendapati chat dari istri Evan, aku kebingungan harus membalas apa. Karena selama ini aku sama sekali belum melakukan tindakan apapun terhadap hubungan gelap mereka."Belum, aku masih memikirkan beberapa hal dulu sebelum aku melakukan sesuatu, maaf sebelumnya, kamu harus mengerti juga. Kamu bisa saja rumah tanggamu utuh dan itu keinginanmu, tapi bagaimana kalau yang jadi korbannya rumah tanggaku yang akan berpisah nantinya," jelasku membalas chat Yukeu."Apa kamu bakal diam terus selamanya mas?, Evan benar-benar sudah keras kepala. Sudah ketahuan sama aku dia masih tetap menemui Nana." Tanya Yukeu.Apa yang harus aku lakukan sekarang, ya Tuhan, aku hanya ingin rumah tanggaku baik-baik saja, meskipun sebenarnya batin dan hatiku benar-benar tersiksa dan merasakan sakit yang teramat dalam."Baiklah Keu, mungkin
Read more

Penyesalan

BAB 22 " Penyesalan " #POV NANA Rasanya aku kangen banget dengan sentuhan Mas Rafa, sudah berbulan-bulan juga dia tidak pernah memberikan nafkah batin terhadapku. Entah karena apa alasannya setiap aku ajak dia selalu menolak. Dia sudah banyak berubah, apa dia ada main dengan istrinya Evan? Terakhir aku lihat dia jalan berdua di kafe. Ingin rasanya aku menghampiri dia tapi Evan melarangku. "Pah, kenapa sih kenapa kamu gak mau berhubungan lagi denganku? Padahal kita sudah berbulan-bulan tidak pernah melakukan. Malam ini mau ya, aku kangen banget sama kamu?" tanyaku sambil mendekati Mas Rafa. "Aku ngantuk nih, capek. Aku lagi gak mau ngelakuin apapun. Aku ingin istirahat," jawab Mas Rafa sambil membalikkan badan. Selalu saja ada penolakan, aku yakin dia ada main di belakang juga. Terserahlah, masih ada Evan juga yang bisa memuaskan hasratku. Aku langsung mengambil handphoneku dan chat Evan. Siapa tahu besok dia bisa aku ajak ketemuan. Apa salahnya sekarang aku yang minta.
Read more

Meninggalkan Kenangan

BAB 23" Meninggalkan Kenangan ""Papah, mengapa sekarang kita tinggal di rumah nenek? Mengapa kita tidak pulang ke rumah mama? Terus sekolah kakak bagaimana?" Tanya Alif anakku yang pertama."Sabar ya sayang, kita sekarang di sini dulu sementara, nanti papa ajak kalian ke luar kota, nanti kita tinggal di sana, dan kakak juga bisa sekolah di sana. Kakak tahu tidak di kota itu enak, banyak tempat bermain juga. Kakak mau kan ikut papa?" Jawabku meyakinkan anak-anak.Semua memang sesuai dengan yang aku rencanakan dari awal, setidaknya atas kesabaranku selama ini ada alasan kuat bagiku membawa anak-anak dari mama. Bukan bermaksud untuk memisahkan mereka dari mamahnya. Namun, biar mamahnya belajar dari kesalahan bagaimana rasanya kehilangan tiga orang lelaki yang dia sayangi selama ini.Rencananya, aku akan bekerja di tempat pamanku di luar kota. Beliau memiliki restoran bakmi, aku bisa membantu di sana sambil mencari pekerjaan yang lebih baik juga. Sekalian aku akan membawa anak-anak kare
Read more

Pertemuan Nana, Yuke, Evan, dan Ridwan

BAB 24" Pertemuan Nana, Yuke, Evan dan Ridwan"#POV NANA"Nana, sini kamu duduk. Dan jelaskan sama bapak apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa Rafa sampai pergi membawa anak-anak dari rumah? Ada apa dengan kalian? Bapak benar-benar kecewa. Harusnya kalian itu akur tapi malah seperti ini," ucap bapakku terlihat hampir mengeluarkan air mata.Aku yang hanya diam saja tidak mau menjelaskan apapun."Semua orang hanya bisa menyalahkanku saja," ucapku dalam hati."Na, jelaskan pada kami, kamu kenapa? Ada apa yang sebenarnya terjadi?" ibu dengan lembut bertanya.Terdengar suara motor mendekat ke arah rumahku. Aku melihat dari kejauhan, ternyata yang datang Ridwan dengan Pak RT."Assalamualaikum," ucap Pak RT."Waalaikumsalam," jawab bapak sambil mempersilahkan Pak RT dan Ridwan masuk."Pak, bu, maaf mengganggu waktunya. Saya minta maaf sebelumnya. Kedatangan saya kesini tidak lain hanya ingin memberitahu perkara yang terjadi di kampung saya kemarin. Rafa menantu bapak datang kepada saya dan me
Read more

Hamil

BAB 25" Hamil "#POV NANASunyi sepi yang aku rasakan, sudah beberapa minggu aku tinggal di rumah sendirian. Biasanya ada suara anak-anak terdengar. Sekarang hanya tinggal kenangan saja. Begitupun Mas Rafa yang biasanya selalu ada bermain dengan anak-anak. Hanya kenangannya saja yang masih tersisa.Aku hanya mengurung diri di dalam kamar, sesekali keluar hanya untuk makan di rumah ibu. Kadang untuk berdandan pun aku sudah tidak mau melakukannya lagi. Adik perempuanku kadang datang hanya sekedar melihat keadaanku takutnya sedang tidak baik-baik saja."Kak, sampai kapan kakak akan seperti ini, aku tidak melihat kakakku yang dulu selalu ceria. Di rumah selalu paling keras kalau lagi bercanda." Ucap Isna adik perempuanku.Aku terdiam dan tidak menjawab apa-apa, sesekali aku hanya bisa menangis. Mungkin seberapa pun aku keliru, keluarga masih tetap mendukungku agar aku bisa bangkit dari keterpurukan dan menerima semua kenyataan. Tapi pada kenyataannya aku belum bisa kehilangan ketiga oran
Read more

Setelah Lama Pergi, Lalu Kembali

BAB 26" Setelah Lama Pergi Lalu Kembali " Lima tahun berlalu, akhirnya kehidupanku sudah banyak berubah. Berawal ikut membantu Om Ardi sampai aku tidak pernah sekalipun pulang, sekarang mungkin memang sudah jalannya dari Tuhan aku selalu menemui banyak keberuntungan.Sudah empat tahun aku merintis usaha dari nol dibantu Om Ardi, akhirnya aku memiliki usaha sendiri dan beberapa cabang juga. Kehidupanku sudah berubah, ada beberapa kendaraan dan juga sudah membangun rumah di tempat orangtuaku.Aku yang bekerja keras menahan rasa sakit bertahun-tahun sampai memblokir semua akses terhadap Nana dan hanya fokus membesarkan kedua anakku.Sementara rumah yang aku bangun sampai sekarang belum juga aku tempati. Namun, disini juga ada satu rumah di sebuah cluster yang aku beli. Jadi biar orangtuaku saja yang menempati rumah itu.Ada rasa ingin berumah tangga kembali, namun, rasa takut terjadi lagi kejadian masa lalu jadi takut untuk memulai kehidupan baru lagi, apalagi mana ada yang mau menikah
Read more

Bertemu Nana

BAB 27"Bertemu Nana"Setelah selesai makan malam bersama, aku mengajak Isna ke sebuah tempat di mana pemandangannya sangat indah, terlihat lampu-lampu kota dari atas ketinggian. Lalu kami duduk di sebuah bangku."Isna, maafkan atas sikap ibu ya, beliau mungkin hanya bercanda saja. Jadi jangan dimasukkan ke hati juga." Ucapku pada Isna."Gak apa-apa mas, namanya juga orangtua, mungkin mereka ingin melihatmu punya pendamping hidup lagi mas, lagian aku pun merasa insecure juga mas kalau harus berdampingan sama kamu," jawab Isna sambil menunduk.Dia seorang gadis yang cantik, baik juga. Berbeda jauh dengan kakaknya. Dulu dia pendiam dan sering menghabiskan waktu di rumah. Masak, mengurus rumah, mencuci pakaian, dan lain-lain sering aku lihat dia yang mengerjakannya."Kita gak ada yang tahu takdir Tuhan seperti apa, manusia hanya berencana, sisanya Tuhan yang merestui. Kadang apa yang kita rencanakan juga Tuhan bisa memberikan yang lebih-lebih." Ucapku serasa terus memandangi kecantikan w
Read more

Meminta Pertanggungjawaban

BAB 28"Meminta Pertanggungjawaban "#POV NANA"Van, aku positif hamil, kamu harus bertanggung jawab, kamu harus menikahiku. Karena ini anak dari perbuatan zina kita selama ini" isi chat aku ke Evan yang aku spam dan tidak pernah dibalas sekalipun.Bagaimana ini, aku akan menanggung aibku sendiri, hamil tanpa seorang suami. Dan status anakku nanti tidak ada seorang ayah."Na, kamu jujur sama bapak, itu anak siapa yang ada dalam kandunganmu, apa itu anak Rafa atau Evan?" Tanya bapakku."Anaknya Evan pak, Mas Rafa sudah lama tidak pernah mau disentuh, bahkan Nana coba memaksa pun ia tetap tidak mau, Nana sudah mencoba menghubungi Evan, tidak ada balasan apapun dari dia" jawabku terhadap bapak.Aku coba berkali-kali menghubungi Mas Rafa juga, ingin mengatakan kalau aku sedang mengandung anak dia. Meskipun hal yang mustahil Mas Rafa mau mengakuinya tapi aku butuh sosok seorang ayah untuk anakku nantinya. Namun, berkali-kali aku menghubungi nomornya sudah tidak aktif. Dan aku tidak tahu ke
Read more

Kecemburuan Nana

BAB 29" Kecemburuan nana ""Gimana Raf Isna? Dia gadis yang baik loh nak, ibu senang melihat cara dia bersikap sama ibu sama bapak. Dan ibu juga melihat dari raut wajahnya sepertinya dia juga menyukaimu." Ucap ibu setelah aku pulang mengantarkan Isna."Siapapun yang ibu restui buat jadi istrinya aku, aku pasti akan menuruti bu. Namun, aku masih ada kekhawatiran juga sama Nana. Setidaknya mereka berdua saudara kandung bu, nanti apa yang terjadi kalau aku menikahi adiknya," jawabku.Kebetulan anak-anak sudah pada tidur di kamarnya mereka. Jadi aku menceritakan sama ibu apa yang terjadi tadi di rumah Isna."Sudah waktunya kamu ada yang urus juga Raf. Lihat tuh rambutmu sudah mulai tumbuh uban juga. Janganlah mengenang masa lalu, kalau kamu perlakukan adiknya dengan baik, dia juga pasti perlakukan kamu dengan baik juga," Ucap ibu lagi.Aku pikir-pikir ada benarnya juga ucapan ibu, apalagi ibu merasa senang dengan Isna. Namun, masih banyak pertimbangan yang harus aku pikirkan. Urusan perc
Read more

Persaingan Adik dan Kakak

BAB 30 " Persaingan Adik dan Kakak "#POV NANA Hari-hari yang dipenuhi dengan kebahagiaan, meskipun dalam keadaan sederhana. Namun, semenjak kehadiran anakku Cila, rasanya jadi obat bagiku untuk semangat menjalani hari-hari setelah ditinggal tiga laki-laki yang sangat aku sayangi, Mas, Rafa, dan kedua anak-anakku.Kadang ada rasa rindu akan mereka yang sudah bertahun-tahun tidak ada kabar sama sekali. Sesekali aku pun menangis ketika mengenang saat kami bersama dulu."Na, coba hubungi adikmu Isna, sudah jam berapa ini, dia belum pulang juga. Tadi katanya izin sebentar untuk pergi makan," pinta ibu saat aku sedang di dalam kamar menidurkan Cila anakku. "Nomornya tidak bisa dihubungi, bu, sudahlah bu, mungkin dia lagi pacaran sama cowok," ucapku terhadap ibu."Ibu, khawatir saja Na, dia pergi sendirian. Lagian sejak kapan dia punya pacar. Tidak pernah ada seorang pun lelaki yang pernah main ke rumah ini. Dia juga pernah berkata sama ibu, dia tidak mau pacaran, kalau sudah ada jodohnya
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status