“Hah? Jadi … kamu sengaja datangi perempuan itu?” Suara Vena meninggi sesaat setelah aku menyampaikan semua kecurigaanku, “kamu ini emang, nggak ada kapoknya ya, Al.” “Memangnya seharusnya aku gimana?” tanyaku sesaat setelah menerima responnya, “masa sih aku mesti diem aja. Pasrah, walaupun liat kemungkinan suami aku disabotase.” Gadis itu mengangkat tangannya dan menyatukan jari telunjuk dan tengahnya, sebelum mendaratkannya di keningku. “Oneng … oneng! Itu namanya kamu nggak percaya sama suami kamu sendiri,” tegurnya. “Aduh! Sakit tau!” Aku mengusap keningku yang terasa sakit karena menjadi objek pendaratan jarinya.“Biarin! Biar kamu sadar kalo pernikahan itu nggak bakal berhasil kalo kamu nggak bisa percaya sama suami kamu sendiri.” “Heh! Aku ini teman kamu, Ven. Bukan Pak Jonathan. Kenapa kamu sekarang justru bela dia, sih?” protesku. “Justru karena aku temanmu, Alea. Aku harus lurusin jalan kamu yang mulai menyimpang,” balasnya, “heran. Kenapa kamu jadi pekok gini sih?” “
Terakhir Diperbarui : 2025-01-08 Baca selengkapnya