Sebelum Reagan sempat berbicara, Jinny sudah tersenyum dan menjawab lebih dulu."Aku yang pilih tempat ini. Lokasinya dekat sama kampus, jadi cukup berjalan kaki tanpa perlu repot naik mobil atau reservasi segala macam. Simpel dan praktis, terus makanannya juga lumayan enak."Stendy mengangguk santai, tidak jelas apakah dia benar-benar percaya atau hanya sekadar menanggapi. "Wah, Pak Reagan beruntung sekali." Selalu dikelilingi orang yang begitu "perhatian".Jinny tetap tersenyum, tatapannya menyapu meja mereka sebelum berkata, "Oh, Pak Arnold juga di sini? Wah, semuanya kenalan ya. Gimana kalau makan sama-sama?"Setelah mengajukan idenya dengan antusias, dia menoleh ke Reagan. "Gimana menurutmu?"Reagan tetap tenang. "Aku sih terserah. Kalau kamu oke, aku juga nggak masalah.""Eh ...." Aditya tiba-tiba berkata, "Maaf ya, tapi kita sudah selesai makan."Jinny terdiam sejenak. "Hah?""Kalian mau duduk sini ya? Kebetulan sekali, nih duduk." Tanpa ragu, dia langsung berdiri, mengambil jak
Read more