Seharusnya, saat ini Arfan sudah dalam perjalanan menjemput Syila. Tapi kenyataannya, ia masih duduk di ruang tamu rumah Marsya, tenggelam dalam percakapan yang terasa lebih lama dari yang ia kira. Awalnya, ia hanya bermaksud mampir sebentar, sekadar menjaga kesopanan setelah Marsya mengajaknya singgah. Namun, entah bagaimana, suasana yang hangat dan ramah membuatnya betah. Percakapan dengan orang tua Marsya mengalir ringan—tentang pekerjaan, tentang keseharian di kantor, sesuatu yang tak asing baginya. Marsya sesekali menyelipkan cerita tentang bagaimana mereka bertemu beberapa minggu lalu, bagaimana mereka cepat akrab. Arfan ikut tersenyum, sesekali menanggapi, tanpa sadar waktu terus berlalu. Di sudut pikirannya, janji yang ia buat pada Syila perlahan memudar, tertutupi oleh kenyamanan yang kini melingkupinya. “Ternyata teman barumu cakap juga tentang dunia industri,” puji ayah Marsya, diselingi tawa ringan. Marsya tersenyum puas, merasa tersanjung karena orang tuanya tamp
Terakhir Diperbarui : 2025-02-12 Baca selengkapnya