All Chapters of Tuan Jovan, Nyonya Ingin Akhiri Kontrak Pernikahan!: Chapter 11 - Chapter 20

29 Chapters

11. Si Pengecut?

Sudah satu jam berlalu, sudah bosan pula Adam menunggu. Ketika beliau sudah menghembuskan nafas berat yang panjang, Jovan langsung tau bahwa waktunya sudah habis. “Aku akan menjemputnya.” Kata Jovan begitu ayahnya baru saja berdiri. Menatap kedalam mata anaknya. Adam berbalik sambil menggelengkan kepala. “Jangan biarkan Jovan keluar selangkahpun dari kediaman ini.” Jatuhnya perintah Adam merupakan sesuatu yang mutlak. Para penjaga langsung bergerak melakukan tugasnya, memperketat keamanan di sekeliling rumah termasuk didepan pintu kamar Tuan muda mereka. Jovan sudah tau kurang lebih apa yang akan terjadi padanya, karena itu ia dengan patuh berjalan masuk sendiri ke kamarnya tanpa diminta. “Jovan,” Panggil Felicia. Jovan berhenti. “Cukup sampai disini, turuti perkataan ayahmu.” Ucapnya berpesan. Sebagai seorang ibu yang tahu tabiat anaknya, Felicia kembali memperingati Jovan. Suara tawa terdengar dari Jovan. Tawa yang mengandung kekecewaan terhadap orang tuanya. Yah, betul
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

12. Kesepakatan Kontrak

Jovan terjaga karena suara ketukan dari luar balkon. Ketukan yang tak begitu kuat namun juga tak bisa dikata pelan seiring Jovan mengabaikannya. “Oy, pssst! Pssst! Jovan, apa kau babi? Buka pintunya!” Biasanya pintu balkon selalu dibiarkan Jovan tak terkunci, namun sekarang ceritanya berbeda. “Hei, bodoh! Aku tau kau belum tidur. Dengar, aku akan membantumu jadi buka ini sialan. Jangan seperti remaja puber!” “Apa kau benar-benar ingin menikah dengan pelayan dirumahmu?” Jovan masih tidak menjawab. Didalam sana, ia malah mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Membukanya untuk melihat sesuatu yang mungkin seru. Namun tak sengaja dia menekan notifikasi pesan Liam yang bertengger di atas layarnya. Terhitung sudah sejaman Liam diluar balkon. Dia datang kesini dengan buru-buru, menerobos penjagaan yang semakin ketat di sekitar kediaman Exvander, tanpa jaket dan tanpa makan malam. Seharusnya dia tidak melewatkan penjual jagung bakar yang tadi memang sempat membuatnya terhenti. H
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

13. Aku berubah pikiran

Masalah datang secara beruntun akhir-akhir ini, jadi bukannya tidak kepikiran bagi Adam bila Jovan akan kabur dari kamarnya. Padahal kejadian kemarin cukup dramatis dan penuh haru menurut Adam, namun tetap saja, putranya dengan kekeraskepalaan miliknya. Sangat mirip dengan Adam. “Haish... tapi tetap saja di umur segitu aku membuat perkembangan diri.” Lirih Adam. Vobi yang berdiri di sebelah Adam memilih untuk pura-pura tak mendengar apapun. Kendati demikian ia sepertinya tau kurang lebih apa yang sedang diresahkan Adam. Merasa ponselnya bergetar, Vobi dengan cepat memeriksanya. Sebuah pesan dari penjaga gerbang depan yang memberitahukan bahwa Tuan muda mereka kembali. “Tuan muda sudah pulang Tuan. Haruskah saya memanggilkannya untuk anda?” Adam berpikir sejenak. Melihat ke arah berkas diatas meja dengan intens, padahal sebenarnya tidak benar-benar melihatnya. “Biarkan dia.” Vobi mengangguk, “Baik Tuan.” Namun belum berselang lama, pintu dibuka begitu saja tanpa satu ketukan at
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

14. Pertemuan yang Tak Diinginkan

"Apalagi ini pak tua?!" Jovan tak sadar melontarkan panggilan yang cukup kasar pada ayahnya. Yang benar saja ayahnya ini, setelah memaksanya menikah sekarang melarang. Sejak kapan ayahnya se plin-plan ini. "Jangan salah paham, maksudku aku tidak akan menganggap pernikahan ini jika hanya berdasar pada kepentingan pribadi. Bukankah aku sudah bilang? Meskipun tidak pada wanita ini, kau harus menikahi pelayan barusan. Kau pikir untuk apa aku mengatakan itu? Menjadikan mereka bahan percobaan semata-mata agar kau bisa berubah lebih baik? Tidak Jovan. Sejak kau berpikir bahwa pernikahan ini hanya untuk kepentingan politik, kau sudah berada dijalan yang salah dan kau membawa orang lain untuk berjalan bersamamu di jalur itu." "Jadi aku harus membangun rumah tangga yang sesungguhnya pada wanita ini?" "Ya, jika kau masih menganggapku sebagai orang tuamu." Jovan berdecak, mengambil ponselnya di atas meja kerja adam. Pria itu keluar dari ruangan
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

15. Jina Hamil?!

"Kak Liera, apa yang terjadi denganmu? Kenapa keningmu diperban seperti itu?" Jina bertanya dengan wajah yang terlalu dilebih-lebihkan untuk seseorang yang sedang khawatir. "Oh, apa mungkin kakak merasa tertekan karena terlibat skandal dengan Tuan Muda Exvander?" Suaranya pun sengaja dibesar-besarkan. Orang lewat yang mendengar nama Tuan Muda Exvander disebut, berhenti untuk mendengar lebih jauh. Mereka semakin bertambah ramai ketika menyadari bahwa wajah Liera mirip dengan yang difoto skandal itu. "Tunggu, apa maksudmu dia wanita yang terlibat dengan Tuan Muda Exvander?" Tanya salah seorang. Jina dengan wajah sok polosnya berkata, "Ah ya... Itu benar. Kak Liera memang sudah lama menyukai Tuan Muda." Yang mana artinya, Liera memang sengaja membuat dirinya terlibat skandal dengan Jovan. "Hah, dasar, aku sudah menebaknya sejak pertama kali melihatnya, dia memang wanita penggoda!" Kata yang lainnya. Ia adalah seorang perawat wanita di
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

16. Miliknya Seperti Cabe Rawit

Jina tertawa seperti orang gila. Orang-orang melihatnya dengan tatapan aneh. Adapun yang tertawa lucu melihatnya. "Wa-wanita gila! Cepat, siapapun hubungi pihak rumah sakit jiwa!"Tapi tak seorangpun mengindahkan perintah Brais. Bagi mereka tontonan ini terlalu seru untuk di lerai cepat. Jina mengambil tasnya di lantai. Membuka dan mengeluarkan ponselnya. Meskipun tidak tahu apa yang sedang dilakukan Jina. Brais bisa merasakan ombak lain yang jauh lebih besar akan datang padanya. Jadi dia berniat mengambil ponsel Jina.Namun, Liera yang menyadari itu langsung mencegah Brais. Ia menarik rantai di leher Brais agar sedikit menjauh dari Jina. "Manajer Brais, apa yang akan anda lakukan?" Kata Liera didepan Brais. Ia menghadangnya. "Minggir, aku tidak punya urusan denganmu!"Liera memiringkan kepalanya, memasang wajah lugu. "Loh kok gitu? Bukankah masalah ini
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

17. Bertemu Camer

Liera menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berpacu kencang. Hari ini adalah hari yang sangat dinanti sekaligus ditakuti. Ia akan bertemu dengan orang tua dari calon suaminya, Jovan, untuk pertama kalinya. Bayangan-bayangan tentang bagaimana pertemuan itu akan berlangsung terus menghantuinya. "Tenang, Liera, tenang. Kau tidak mau uang ya?" gumamnya pada diri sendiri sambil menatap cermin. Ia memeriksa penampilannya sekali lagi. Gaun berwarna pastel yang dipilihnya terasa sedikit terlalu formal, tapi ia ingin memberikan kesan terbaik. Bukan agar ia dapat disenangi, namun agar harga dirinya tidak jatuh. Berpikir bahwa ia akan menyandang marga Exvander di masa depan membuat Liera malah semakin frustasi. Sesampainya di kediaman Exvander yang megah, jantung Liera seakan mau copot dari tempatnya. "Mereka tidak menggigit, Liera! Ayolah, jangan seperti ini." Didepan mansion, sudah berjejer banyaknya pelayan untuk menyambutnya. Keluarlah Jovan, ia menyambut
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

18. Pengumuman Pernikahan

Tiba saatnya pengumuman pernikahan sang Tuan muda disebarluaskan. Adam bahkan sempat membahas hal ini pada acara pers Exvander Group bahwa ia akan mengadakan pesta yang sangat megah untuk putra dan calon menantunya. Pun dengan surat undangan yang tak kalah mewah. Orang-orang hebat dan para relasinya di seluruh penjuru dunia akan diundang untuk memeriahkan, bagi yang ingin menginap akan difasilitasi, bagi yang tak bisa datang karena kendala transportasi akan dijemput.Demikianlah berita tersebut sampai ke telinga Koldi, Asni dan Desi.Segera mereka datang menemui Liera. Awalnya, mereka ingin ke kediaman Exvander, namun karena beberapa kendala, mereka urung melakukannya. Pertama, mereka tidak tahu dimana kediaman Exvander. Kedua, ketika mereka mengatakan pada supir taxi akan kesana, mereka malah ditertawakan dan dianggap gila, alhasil tak ada yang mau mengantar dan memberitahu pasti alamat itu.“Jadi, apa yang kalian inginkan?” Liera jengkel setengah mati hanya karena melihat wajah mere
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

19. Keluarga Tercemar

“Dia yang seorang jalang rendahan disamakan denganku?!" Suara Desi melengking, penuh amarah dan tak percaya.Plak!Tamparan keras mendarat di pipi Desi. Suaranya memecah keheningan yang mencekam. Desi terhuyung ke belakang, tangannya otomatis meraih pipinya yang terasa panas dan perih. Mata mereka bertemu, penuh kebencian dan luka.“Kau... kau...”Liera tersenyum kecut, air mata mulai menetes di sudut matanya. "Aku kecewa padamu, Desi. Bagaimana bisa kau mengatakan itu padaku, kakakmu sendiri?""Kau bukan kak—" Desi mencoba membalas, namun kata-katanya terhenti saat Koldi memotongnya dengan nada tinggi, "Diam!"Koldi, sang ayah, berdiri dengan wajah merah padam. Tangannya mengepal erat, urat-urat di lehernya tampak menonjol. "Cukup!" raungnya, suaranya bergetar karena amarah. "Ini memalukan!"Liera diam-diam tersenyum dalam hati. Menunggu kepada siapa Koldi akan melampiaskan kemarahannya. Yang jelas, siapapun yang akan dijadikan Koldi sebagai pelampiasannya disini tidak akan membuat L
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

20. Aku Hanya Menyayangi Diriku

Liera tidak menyangka, dirinya akan menjadi seorang pengantin wanita yang merasa gugup sendiri di ruang tunggunya. Padahal jelas-jelas pernikahan ini hanyalah pernikahan sementara tanpa adanya cinta. Pernikahan yang terjadi untuk menyelamatkan wajah satu sama lain. Tapi ada apa dengan debaran jantungnya ini? Liera benar-benar tidak nyaman. Tok tok tokLiera buru-buru memperbaiki ekspresi gelisah di wajahnya. Dengan hati-hati, ia membetulkan letak poni yang sedikit berantakan, lalu memaksakan sebuah senyuman tipis. "Silahkan masuk."Pintu berderit pelan, memecah keheningan ruangan. Sosok menjulang dengan setelan hitam elegan dan dasi kupu-kupu mencolok di lehernya melangkah masuk. Senyum tipisnya merekah, memperlihatkan deretan gigi putih yang teratur. Namun, di balik senyum itu tersimpan ketegangan yang tak tersembunyikan. Tatapan matanya yang coklat menyapu ruangan, berhenti sejenak pada Liera. Seketika, senyumnya membeku, digantikan oleh ekspr
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status