Di sisi lain, setelah mendengar semua ceramah disampaikan teman baiknya, Isabella langsung mengunjungi kediaman William, meskipun hari sudah malam. Jantungnya yang terus berdebar sepanjang perjalanan membuatnya tidak bisa menahannya lagi. Saat tiba di depan apartemen William, ia berusaha menutupi air matanya agar tidak dipertanyakan. Namun, sejak meninggalkan restoran hingga sekarang, ia terus melampiaskan air mata kesedihan, sehingga menyerah dan menekan tombol bel apartemen. Tidak sampai satu menit, pintu kediaman ini terbuka. William membelalakan mata menatap teman baiknya mendatanginya di saat larut malam, ditambah teman baiknya ini menangis di malam hari membuatnya langsung cemas. “Kamu kenapa, Isabella?”Isabella menangis tersedu-sedu. “Wil…”William langsung menarik tangan Isabella memasuki kediamannya, kemudian mengunci pintu dengan rapat. Saat memasuki kediaman ini, Isabella melampiaskan tangisannya begitu pecah membuat William merasakan hatinya hancur berkeping-keping. Sp
Read more