All Chapters of Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer: Chapter 41 - Chapter 50

62 Chapters

Bab 41: Kasus Masa Lalu

Brandon bertopang dagu sambil menyesap secangkir kopi. Kasus yang dimaksud William itu adalah kasus kecelakaan maut yang dialami keluarga Brandon sepuluh tahun yang lalu. Sampai sekarang, Brandon masih merasa janggal pada kasus itu yang diakhiri terlalu mudah. Kasus itu ditutup dengan kesimpulan bahwa itu hanya kecelakaan biasa dan tidak ada indikasi pembunuhan. Karena kecelakaan itu, ibu kandungnya menjadi terluka parah dan dirawat di rumah sakit selama bertahun-tahun. Maka dari itu, sampai sekarang Brandon diam-diam masih ingin mencari tahu dibalik kebenaran kasus ini. “Gua masih pengen dalang di balik semua ini harus dihukum. Gua ga mau emak gua terus dikurung di rumah sakit.”William mengangguk-angguk sambil menaruh amplop cokelat itu di meja. “Oke, gua usahain bisa tangkap pelakunya agar hidup lu tenang dan juga istri lu.”Brandon menghembuskan napas dengan pasrah. “Sayangnya istri gua masih belum ingat semuanya. Semalam sih dia sempat ingat sesuatu katanya”“Dia ingat apa?” Wi
Read more

Bab 42: Hasutan

Awalnya suasana hati William berbunga-bunga berkat wanita kesayangannya secara tidak langsung mengajaknya berkencan. Kini harus berhadapan dengan wanita ular yang menghancurkan hatinya menjadi berkeping-keping lagi. Masalahnya bukan takut pada wanita itu, lebih condong malas bertemu mantan istrinya lagi walaupun tidak sengaja berpapasan di tempat umum. Apalagi baru dibicarakan sebelumnya bahwa keluarga mantan istrinya ada yang tidak beres. Natasha berdiri dengan angkuh menyapa mantan suaminya. “Sejak kita cerai, ternyata ini mainan lu. Langsung merayu wanita baru untuk dinikahi.”William berdecak kesal berkacak pinggang. “Kenapa lu suka ajak ribut sama gua? Selain itu, kenapa lu seret Isabella ke masalah kita terus?”“Lagian lu yang selalu melibatkan teman baik gua ke dalam hidup lu!”Sebenarnya Isabella tidak tahan mendengar perdebatan sepasang mantan suami istri. Ingin berteriak untuk menghentikan perdebatan ini, tetapi sikapnya yang terlalu anggun justru membuatnya tidak bisa mela
Read more

Bab 43: Kisah Masa Lalu

Inilah yang paling ditunggu-tunggu Belinda sejak resmi menikahi Brandon. Akhirnya Brandon ingin terbuka padanya, walaupun sebenarnya tidak meminta sekarang juga untuk bercerita panjang lebar. Namun, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah suaminya berkata bahwa mereka saling berhubungan di masa lalu. Seingatnya, ia tidak mengingat momen apa pun kebersamaan dengan Brandon. “Kita saling berkaitan?”Brandon mengangguk-angguk sambil menuntun istrinya menduduki sofa ruang tamu. “Sebenarnya aku pengen cerita ke kamu semuanya. Tapi membutuhkan waktu yang sangat lama dan sekarang sudah larut malam.”Belinda menggeleng cepat sambil memeluk bantal kecil. “Tidak. Justru aku mau dengar dari ceritamu sekarang. Kenapa kamu bilang kita sebenarnya saling berhubungan? Padahal aku tidak ingat apa pun.”Sontak kali ini berbagai ingatan kembali ke dalam pikirannya. Belinda merasakan kepalanya seperti ada bom waktu. Matanya berkaca-kaca seketika mengingat sosok Brandon yang masih berpenampilan sebagai ma
Read more

Bab 44: Saling Terbuka

Dua mobil sedan saling bertabrakan itu sudah hancur parah dan mengeluarkan asap dari kap mesin mobil. Jika dilihat kondisi mobil sedan keluarga Brandon masih tidak separah dengan mobil keluarga Belinda yang sudah tidak terbentuk. Untungnya Brandon tidak terluka parah karena berkat perlindungan dari ibu kandungnya yang memeluknya sangat erat. Perlahan mengerjapkan mata sambil menepuk-nepuk Bu Yenny masih dalam kondisi tidak sadarkan diri. “Ibu … ibu … sadarlah!”Sejenak Brandon mengamati sekelilingnya dengan menangis ketakutan. Membangkitkan tubuhnya sambil memeriksa kondisi ayah kandungnya yang terluka parah. Apalagi pandangannya buram menatap tubuh sang ayah ditusuk beberapa benda tajam. Sekarang menempelkan jari telunjuk ke hidung sang ibu kandung. Merasakan ada embusan hangat, Brandon sedikit lega, kemudian melakukan aksi pertolongan pertamanya. Pintu mobil yang penyok membuatnya kesulitan mendorong. Berulang kali mengandalkan lengan kekarnya menjebol pintu mobil hingga akhirnya
Read more

Bab 45: Diskon Nilai UTS

Karena sebentar lagi ujian tengah semester akan tiba, Brandon ingin istrinya fokus pada kuliah dulu. Mengenai urusan mencari pelaku pembunuhan di masa lalu adalah tugasnya dan William. Brandon dan Belinda tetap menjalankan peran sebagai mahasiswi dan dosen di kelas. Terutama Brandon masih berperan sebagai dosen killer yang membuat satu kelas membencinya. Hari ini adalah deadline pengumpulan tugas presentasi kelompok, tidak semua mahasiswa terlihat semangat saat mengumpulkan tugas mereka. Brandon memasang tatapan menyeringai menatap semua mahasiswanya ada yang berpura-pura bodoh. “Ada yang belum buat tugas saya?!”Tidak ada satu pun yang mengaku, Brandon langsung memukul-mukul meja membuat semua orang ketakutan, termasuk Belinda, Daniel, dan Yena. “Kenapa ga ada yang jawab? Saya asumsikan semua sudah buat ya! Kalo ga buat, nilai UTS kalian akan dipotong 10 poin!”Daniel menelan saliva berat dan merasakan kakinya mati rasa akibat terlalu gugup berhadapan dengan dosen killer yang mulai
Read more

Bab 46: Ditindas Pengganggu

Urusan sama Daniel sudah selesai. Sekarang tersisa Isabella yang masih belum terselesaikan. Apalagi penampilan Isabella hari ini lebih anggun daripada biasanya membuat Belinda iri. Penampilannya hari ini berbalut kasual, ia merasa kecantikannya terbanting. Brandon tidak merasa tidak nyaman dengan kehadiran Isabella. Masih menyambut dengan senyuman sopan sambil menjauhkan tangannya dari sang istri di bawah meja. “Iya nih. Kebetulan lagi pengen makan di sini saja.”“Makan siang bareng mahasiswa lu sendiri. Tumben amat.” Tatapan Isabella menyeringai pada Belinda yang terlihat sedikit gugup. “Karena hari ini mereka bertiga berhasil membuat gua ga marah-marah di kelas. Makanya sebagai hadiahnya, gua traktir mereka makan.”Mendengar jawaban Brandon sangat tidak masuk akal, Isabella berusaha menahan tawa sambil menatap kursi yang diduduki Belinda. “Bolehkah gua ikut bergabung kalian?”“Memangnya sudah ga ada kursi lagi?”“Lu ga lihat ga ada tempat kosong sekarang?”Brandon menatap sekelili
Read more

Bab 47: Meluruskan Kesalahpahaman

Bicara soal sikap Isabella, tentu saja Belinda masih marah besar sampai tubuhnya kepanasan padahal temperatur AC sudah diatur suhu paling rendah. Masih memedulikan buku teks sambil menggunakan stabilo menggaris bawahi kalimat penting dalam satu paragraf. Melihat istrinya masih bersikap dingin padanya, tentunya Brandon tidak ingin mereka bertengkar hanya karena masalah kecil. Ia memasuki ruang kerja perlahan, kemudian berjongkok di sebelah sang istri dengan memasang wajah memelas. “Kamu mau dengar cerita tadi siang saat kamu meninggalkan aku?” tanyanya dengan lembut. “Kamu ga lihat aku sedang belajar?” sahut Belinda dengan galak. “Kumohon, aku mau meluruskan semuanya biar kamu ga salah paham.”Akhirnya Belinda menutup buku teks sambil menutup stabilo kuning. Ia kembali memasang tatapan malas pada suaminya dan melipat kedua tangan di dada. “Kamu mau cerita apa?”“Sebenarnya tadi siang aku merasa tidak nyaman makan bersama Isabella.”Belinda berdecak kesal. “Kalo tidak nyaman, kenap
Read more

Bab 48: Konsultan Cinta

Brandon sudah menduga teman dekatnya memiliki perasaan istimewa padanya dan pada akhirnya detik ini juga menyatakan isi hati sesungguhnya, sudah merasakannya sejak masih remaja hingga sekarang. Terutama terlihat jelas saat makan siang kemarin Isabella sangat agresif sampai mengusir Belinda terang-terangan. Walaupun Isabella terkadang egois, Brandon tidak bisa membencinya. Maka dari itu, ia memutuskan mengatakan semua fakta sejujurnya agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi, sama seperti halnya antara Belinda dan Daniel. “Isabella, terima kasih sudah jujur ke gua.” Brandon menghembuskan napas dengan lemas. “Tapi gua ga bisa terima perasaan lu.”Isabella tidak terkejut sama sekali, justru sudah siap mental mendengarkan jawaban ini. “Gua tau alasannya kenapa, Brandon. Karena lu sudah nikah kan.”Brandon membulatkan mata hingga batuk tersedak saat menyesap secangkir jus jeruk. “Kok lu bisa tau? Padahal gua kan belum pernah kasih tau lu.”“Gua tau dari Natasha. Dia ceritakan semuanya ke g
Read more

Bab 49: Belahan Jiwa

Di sisi lain, setelah mendengar semua ceramah disampaikan teman baiknya, Isabella langsung mengunjungi kediaman William, meskipun hari sudah malam. Jantungnya yang terus berdebar sepanjang perjalanan membuatnya tidak bisa menahannya lagi. Saat tiba di depan apartemen William, ia berusaha menutupi air matanya agar tidak dipertanyakan. Namun, sejak meninggalkan restoran hingga sekarang, ia terus melampiaskan air mata kesedihan, sehingga menyerah dan menekan tombol bel apartemen. Tidak sampai satu menit, pintu kediaman ini terbuka. William membelalakan mata menatap teman baiknya mendatanginya di saat larut malam, ditambah teman baiknya ini menangis di malam hari membuatnya langsung cemas. “Kamu kenapa, Isabella?”Isabella menangis tersedu-sedu. “Wil…”William langsung menarik tangan Isabella memasuki kediamannya, kemudian mengunci pintu dengan rapat. Saat memasuki kediaman ini, Isabella melampiaskan tangisannya begitu pecah membuat William merasakan hatinya hancur berkeping-keping. Sp
Read more

Bab 50: Penyelamat Saat UTS

Brandon murka mengamati salah satu mahasiswa yang duduk di belakang Belinda berusaha ingin menyontek. Sengaja tidak menampakkan kemurkaannya selama ujian berlangsung, karena tidak ingin mengganggu konsentrasi istrinya sedang serius mengerjakan soal ujian. Saat jam ujian berakhir, semua mahasiswa mengumpulkan lembar jawaban dan soal di meja dosen. Brandon sengaja menahan istrinya dan mahasiswa itu, sedangkan sisanya diizinkan keluar dari kelas. Belinda masih bingung permasalahan apa yang diperbuatnya sampai dipanggil tiba-tiba begini. Apalagi tidak biasanya suaminya menahannya bersama satu mahasiswa yang bukan teman baiknya. “Ada apa, Pak?” tanyanya dengan gugup. Brandon menaikkan alis kanan dan melipat kedua tangan di dada. “Kenapa kamu kelihatan gugup padahal saya tidak berniat mengomeli kamu, Belinda?”“Lalu, kenapa Pak Brandon menahan saya di kelas?”Sorot mata Brandon menajam pada mahasiswa yang berdiri di sebelah Belinda masih tidak menunjukkan rasa berdosa. “Saya mau kasih t
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status