All Chapters of Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas: Chapter 41 - Chapter 50

75 Chapters

Bab 41. Sepakat Memberontak

“Apakah kalian setuju dengan rencana ini?” tanya Arya.“Setuju...! Kami setuju sekali Arya...!” seru mereka serentak.“Sudah saatnya kepemimpinan Saka Galuh yang selama ini menindas serta berbuat semena-mena pada rakyat kita gulingkan, dia tidak pernah memikirkan kesejahteraan saudara-saudara semuanya. Malahan semakin hari rakyat kian tertindas dan banyak diantara kita yang kelaparan akibat upeti yang sangat tinggi dari pihak istana.”“Kapan rencana itu akan kita laksanakan saudara Arya, kami siap ikut serta melakukan pemberontakan itu. Bukankah begitu saudara-saudara?!” seru salah seorang dari tamu undangan yang disertai riuh persetujuan dari para tamu undangan lainnya.“Lebih cepat akan lebih baik, jika saudara-saudaraku semuanya telah sepakat dengan rencana ini, lusa pagi sudah dapat kita laksanakan dengan berkumpul di satu titik sebelum menuju ke istana Kerajaan,” tutur Arya.“Kami sepakat saudara Arya, lusa pagi kami akan berkumpul di titik yang saudara kehendaki itu,” ujar salah
Read more

Bab 42. Utusan Dari Lembah Neraka

“Baiklah karena semuanya telah menyetujui, pertemuan ini kita tutup dan sebelum kami persilahkan untuk kembali ke kediaman masing-masing terlebih dahulu kami mengajak saudara-saudara semua untuk makan bersama. Terima kasih, acara ini kami tutup dan semoga kita nanti berhasil melaksanakan rencana yang mulia itu,” tutur Wayan Bima menutup acara pertemuan itu dan kemudian mengajak para undangan yang hadir untuk makan bersama.Semua jamuan yang tadi dipersiapkan di luar ruangan secara bersama-sama dibawa masuk oleh para wanita yang sedari tadi siang memasak di bagian belakang bangunan balai desa itu, setelah semuanya ditaruh di tengah-tengah dan di bagikan berupa nasi serta lauk-pauk yang dibungkus daun pisang pada tamu undangan para wanita itupun kembali ke luar ruangan.“Karena telah dibagikan, mari saudara-saudaraku semuanya kita nikmati sajian yang buat oleh para warga Desa Kuta ini,” ajak Wayan Bima.Para tamu undangan yang berada di ruangan balai desa serentak membuka bungkusan daun
Read more

Bab 43. Ternyata Pembunuh Swarna Dipa?

Sepeninggalnya mereka Brana yang masih berada di ruangan itu kembali berbincang-bincang dengan Saka Galuh, di sana juga terlihat Dursa yang duduk bersebelahan dengan utusan istana itu.“Setelah kamu berikan surat ku itu bagaimana tanggapan Pangeran Durjana?”“Beliau langsung menunjuk 2 orang buahnya dan 5 orang murid padepokan neraka itu untuk diutus ke sini yang mulia,” jawab Brana.“Hemmm, rupanya Pangeran Durjana masih seperti dulu selalu cepat menanggapi jika aku minta bantuan kepadanya. Makanya aku tak pernah memilih orang lain untuk aku bayar bahkan aku selalu membayar lebih karena memang dia sangat bisa di andalkan,” tutur Saka Galuh yang sudah sejak lama memakai jasa dari Pangeran Durjana itu.“Padepokan Neraka itu pun sekarang mengalami kemajuan pesat yang mulia, beberapa bangunan baru dan megah telah berdiri di sana. Kenapa Pangeran Durjana itu tidak menjadikan padepokan itu menjadi sebuah Kerajaan yang mulia? Padahal anak buah dan murid-murid yang mendiami padepokan itu san
Read more

Bab 44. Arga Komang Senang

“Paman Wayan tidak perlu kuatir, aku telah memberitahu beberapa prajurit sebelum berangkat ke pertemuan di balai desa jika aku ada keperluan ke luar. Memang aku tengah ditugaskan untuk memperketat penjagaan di istana bersangkutan dengan adanya seorang pengacau yang tidak berhasil kami tangkap yaitu Arya, akan tetapi kalau pun nanti Saka Galuh bertanya dapat aku jelaskan nanti setibanya aku di istana itu,” tutur Arga Komang dengan sikap tenang tak ada kecemasan sama sekali.“Jadi kamu ditugaskan untuk memperketat penjagaan di kawasan istana?”“Benar Paman, tapi itu di khususkan untuk orang-orang dari luar yang tidak dikenal. Kalau para warga desa yang datang sekedar duduk-duduk di taman tidak ada larangan,” Arga Komang menjawab pertanyaan yang disertai sikap terkejutnya Wayan Bima.“Sepertinya Saka Galuh memang menganggap kamu merupakan ancaman yang serius, Arya. Buktinya ia meminta penjagaan ketat di kawasan istana seperti yang di jelaskan Arga,” ujar Wayan Bima.“Bisa jadi begitu Pam
Read more

Bab 45. Kebiasaan Sesumbar

“Kalau begitu tidak usah Panglima mencaritahu lagi ke luar, cukup berjaga-jaga di dalam kawasan istana ini saja. Oh ya, perkenalkan tamu kita ini berasal dari Pulau Jawa,” ujar Saka Galuh seraya memperkenalkan Gento Geni dan rombongannya.Arga Komang dan para utusan dari lembah neraka itu saling bersalaman dan memperkenal diri, setelah itu mereka kembali di persilahkan duduk di kursi masing-masing.“Saudara Gento dan Lakas Geni beserta rombongan sengaja aku datangkan dari Pulau Jawa untuk membantu kita menangkap pengacau itu hidup atau mati, karena tidak boleh seorangpun jua menentang apalagi sampai membuat pihak istana Kerajaan terancam,” Saka Galuh menjelaskan.“Sejauh mana pengacau itu telah membuat yang mulia dan penghuni istana ini terancam?” tanya Gento Geni.“Sampai detik ini pengacau itu belum berani muncul dan mengacau di kawasan istana, akan tetapi dikuatirkan dalam waktu dekat bukan tidak mungkin dia akan menyusup ke sini. Makanya aku segera meminta bantuan dari kalian,” tu
Read more

Bab 46. Arga Komang Dan Istrinya

Arga Komang sangat pandai menguasai situasi hingga ia tak dicurigai kembali ke istana saat malam sudah tiba, alasan yang ia berikan membuat Saka Galuh dan yang lainnya percaya begitu saja. Padahal jika mereka mengetahui terutama raja Kerajaan Dharma itu, pasti ia akan marah besar dan Arga Komang bisa saja dihukum berat berikut keluarganya.Tugas yang akan dilakukan Arga Komang berikutnya tidaklah mudah untuk menyakinkan sebagai besar dari para prajurit istana itu untuk tidak melakukan perlawanan pada warga desa yang di pimpin oleh Arya untuk memberontak lusa pagi, tentu dia akan menyusun strategi agar semuanya berjalan dengan lancar tampa diketahui oleh Saka Galuh begitu pula dengan Gento Geni dan gerombolannya.Setiba di kediamannya Arga Komang di sambut istrinya, sementara putranya yang masih berusia 5 tahun baru saja terlelap tidur di ruang depan menunggu Ayahandanya itu pulang hingga Sendayu nama istri Arga Komang memindahkannya ke dalam kamar.“Sudah malam Kang Mas baru kembali,
Read more

Bab 47. Siasat Arga Komang

“Ya Kang Mas, hati-hati jangan sampai ketauan,” Arga Komang hanya tersenyum dan anggukan kepalanya, kemudian ia keluar dari kediamannya itu menuju ruangan Panglima tempat biasa ia bertugas.Di dalam sebuah ruangan yang biasa digunakan Saka Galuh berpesta, tampak ramai karena di sana dia tidak sendiri saja dilayani oleh para wanita penghibur yang sekaligus dijadikan selir oleh Saka Galuh. Gento dan Lakas Geni serta 5 orang murid padepokan neraka itu ikut berpesta di sana dengan meneguk arak, menikmati berbagai makanan dan buah-buahan segar yang dilayani oleh wanita penghibur.“Ayo saudara-saudaraku kita nikmat malam ini, Ha.. Ha.. Ha!” seru Saka Galuh yang sudah mulai dirasuki pengaruh arak yang ia minum.“Ini merupakan kehormatan dan kebahagian bagi kami karena yang mulia mengundang kami berpesta di ruangan ini, araknya nikmat begitu pula dengan para wanitanya cantik-cantik semua. He.. He.. He!” Lakas Geni terkekeh-kekeh sambil terus meneguk arak di dalam kendi yang ia pegang.Para wa
Read more

Bab 48. Bukan Pamer

Para prajurit yang ditunjuk Arga Komang malam itu berhasil mengajak para rekannya untuk mengikuti apa yang diminta dan disarankan Panglima Kerajaan, semua berjalan lancar tampa ada kecurigaan muncul dikalangan para prajurit istana yang ada sebagian setia pada Saka Galuh.Orang-orang yang ditunjuk sangat mudah mempengaruhi para rekannya sesama prajurit, karena memang mereka kerap dijadikan ketua jika para prajurit dibagi menjadi beberapa kelompok besar.****Malam itu juga sebagian besar dari prajurit istana setuju untuk melaksanakan perintah Panglima untuk tidak menyerang para warga desa yang di pimpin oleh Arya dalam melakukan pemberontakan lusa pagi, mereka justru akan bergabung dengan para warga untuk mewujudkan rencana melengserkan Saka Galuh dari tahtanya.Siang itu di seluruh desa-desa di kawasan Pulau Dewata dikumpulkan oleh kepala desa masing-masing, di tempat berkumpul para warga desa itu kepala desa menyampaikan isi pertemuan mereka di balai Desa Kuta. Seluruh warga desa men
Read more

Bab 49. Siap Berjuang

“Sudah cukup dan terima kasih, sekarang jika kalian hendak kembali ke rumah masing-masing kami persilahkan,” ucap Wayan Bima.“Baiklah, kami mohon diri dulu,” ujar mereka. Wayan Bima, Arya dan Seno yang berdiri di pendapa anggukan kepala disertai senyuman.“Apa Paman yakin para warga di desa-desa seluruh kawasan Pulau Dewata ini akan ikut dalam aksi kita besok pagi? Kalau tidak ikan-ikan yang begitu banyak di dalam peti-peti itu akan banyak sekali tersisanya nanti,” tanya Arya yang kembali duduk di pendopo beriringan dengan Wayan Bima dan Seno.“Aku yakin sekali Arya, karena para warga di desa-desa seluruh kawasan Pulau Dewata ini pasti sangat mendukung rencana kita itu. Mereka akan bersama-sama ikut serta berkumpul besok pagi di Desa Waru,” tutur Wayan Bima sangat yakin.Tak beberapa lama dari arah depan nampak sosok pria berjalan ke arah pendopo itu, Wayan Bima, Arya dan Seno tersenyum karena mengenali sosok pria yang datang itu.“Mari silahkan duduk Wijaksa,” sapa Wayan Bima sembar
Read more

Bab 50. Berkumpul Di Satu Titik

“Saudara Lakas dan Gento Geni ingin bicara sesuatu pada yang mulia, silahkan saudaraku bicarakan saja langsung pada yang mulia,” ujar Arga Komang sembari mempersilahkan Gento dan Lakas Geni bicara.“Terima kasih Panglima, begini yang mulia setelah kami melakukan tugas yang diperintahkan sejak tadi pagi untuk bergabung dengan para prajurit istana ini berjaga-jaga di seputaran istana Kerajaan, agaknya tipis kemungkinan pengacau itu akan muncul. Kalau diperkenankan kami hendak mencari pengacau itu di luar hingga tujuan dari tugas kami segera dapat kami wujudkan menangkap pengacau itu hidup atau mati,” tutur Gento Geni.“Benar yang mulia, cepat selesainya akan lebih baik dan kami bisa kembali ke Pulau Jawa,” tambah Lakas Geni.“Hemmm, aku mengerti kalian tidak sabar untuk segera menangkap pengacau itu. Baik akan aku ijinkan kalian mencari dia di luar sana akan tetapi tidak hari ini melainkan mulai besok siang saja, nanti kalian akan dipandu oleh beberapa prajurit istana sementara Panglima
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status