All Chapters of Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan : Chapter 41 - Chapter 50

184 Chapters

41. Saya Bisa Diam Selamanya!

Dengan langkah yang terasa gamang, Amaya pergi meninggalkan kampus. Ia sudah berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh, tapi ini terlalu berat baginya.Dituduh menjadi pelaku akan hal yang bahkan tidak pernah terpikirkan olehnya adalah sesuatu yang sangat menyakitkan.Apalagi ditambah dengan bentakan Kelvin yang nyaring yang seolah menyudutkannya membuatnya semakin sakit hati.Napasnya tersengal-sengal saat ia tiba di dekat gerbang dan mendengar teriakan yang datang dari belakangnya.“Amaya!”Amaya tak ingin menoleh, ia tidak ingin wajahnya yang berlumuran oleh air mata ini disaksikan oleh orang lain. “May, tunggu sebentar!” Suara itu tiba di hadapannya diserta oleh pemiliknya, Ziel. Amaya menunduk, menyembunyikan wajahnya dari Ziel yang mengatakan, “Aku antar kamu pulang ya? Aku bisa pinjam motor temanku—”“Nggak usah, Kak Ziel,” tolak Amaya. “May—”Amaya tak menjawab, ia gegas meninggalkan Ziel saat melihat taksi berwarna biru yang datang dari arah timur yang dengan cepat ia
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

42. Bukan Hanya Sakit Hati

Amaya tak ingin melihat Kelvin atau berbicara dengan pria itu. Pintu yang baru saja ia buka ia tutup dengan cepat begitu melihat wajahnya. Entah apa yang ingin dikatakan oleh pria itu, Amaya tak peduli. Tidak ada yang perlu mereka bicarakan, bukan? Harusnya Kelvin tak lupa bahwa ia sudah meminta Amaya untuk diam tadi. Amaya yang tadinya ingin keluar dari kamar dan mengambil minuman urung melakukan itu. Ia lebih memilih untuk menahan rasa hausnya. ‘Minum air kran saja nanti kalau perlu.’ Lagi pula ia masih memiliki setengah botol di atas meja. Ia duduk di tepi tempat tidur, meraba perutnya yang terasa sakit karena ditendang oleh Caecil tadi. “Kok jadi sakit banget begini kenapa?” gumamnya sendirian. Ia menggapai ponselnya dan membaca pesan dari Gafi yang mengatakan, [Kakak lagi di The Grand Bliss sekarang, buat cross check. Akan Kakak kabari kalau udah dapat hasilnya.] Setidaknya ... setelah ayahnya pergi, masih ada satu orang yang bisa diandalkan oleh Amaya. Masih ada tempat
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

43. Luka Di Tubuh Amaya

Kelvin membawa Amaya keluar dari mobil setelah memutuskan untuk melarikannya ke rumah sakit. Ia khawatir luka di perutnya itu menjadi penyebab ia pingsan.Akan menjadi persoalan yang lebih buruk jika itu membuat luka dalam di tubuhnya.“Tolong istri saya,” pinta Kelvin pada petugas yang berjaga di instalasi gawat darurat.Ia membaringkan Amaya di atas brankar yang lalu didorong oleh mereka bergegas memasuki ruangan agar mendapat pemeriksaan.Memandang wajah Amaya yang memucat membuat Kelvin dirundung kekhawatiran yang besar.Benaknya berulang kali bertanya, apa yang menyebabkannya memiliki luka seperti itu?“Pak Kelvin,” panggil Bi Mara yang diminta oleh Kelvin agar ikut dengannya. Wanita paruh baya itu mengisyaratkan agar ia mendekat saat dokter yang menangani Amaya ingin bicara dengannya.“Saya suaminya, Dokter,” ucap Kelvin. “Apa yang terjadi pada istri saya?” tanyanya cemas.“Saya yang harusnya bertanya pada Anda,” jawab dokter yang berada di samping brankar Amaya terbaring selagi
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

44. Keras Kepala Tak Bersuara

"Sudah aku bilang aku nggak ngapa-ngapain Amaya!" tegas Kelvin sekali lagi. Sekretaris Gafi yang berdiri tak jauh dari mereka berusaha menghentikan perdebatan itu karena sepertinya Gafi tak segan membuat keributan di sini. Ketegangan terjadi, pasien lain yang tak bisa melihat mereka karena terhalang oleh gorden instalasi gawat darurat hanya sebatas menerka. Saat nyalang mata Gafi seperti akan mendorong Kelvin keluar dari sini dan menuntaskannya di luar ruangan, mereka samar mendengar, "Bukan dia ...." Suaranya terdengar lemah dan tak bertenaga. Mereka menoleh dengan gegas pada asal suara tersebut dan menjumpai Amaya yang sudah membuka matanya. Ia menatap kakak lelakinya yang melepas kerah kemeja Kelvin lalu menatap pria itu bergantian, sebelum Bi Mara mendekat dan bertanya, "Mau minum, Non?" Amaya mengangguk, ia dibantu bangun oleh Gafi dan menerima minuman dari Bi Mara, menyesapnya hingga hampir separuh dan mengembalikannya pada wanita paruh baya itu. "Kenapa kamu tiba-tiba
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

45. Hatinya Berubah Aneh

Amaya melihat Kelvin tersenyum, pria itu kembali dan duduk di tepi ranjang, tak terlalu dekat dengan Amaya karena ia hampir berada di ujung.“Saya memintamu diam nggak dengan maksud memintamu diam seperti ini, Amaya,” katanya. “Saya meminta kamu buat diam karena siapapun yang mendengarmu nggak akan mendengar pembelaan diri kamu. Pertama—” Kelvin menjedanya sejenak, maniknya menatap Amaya, menguncinya dan memastikan agar ia tidak berpaling.“Pertama, hal itu masih jadi topik panas, sebagian besar dari mereka lebih memilih percaya dengan apa yang mereka lihat,” lanjutnya. “Yang kedua, kamu nggak punya bukti buat meyakinkan mereka. Yang ada kamu malah dianggap omong besar, 'kan?”“Terus, emangnya kalau nggak ada bukti juga harus terus diam dan terima buat disalahin?” tanya Amaya balik. “Pak Kelvin kalau emang lebih suka sama Caecil nggak apa-apa kok, mendingan kalian jujur aja.”Kelvin menghela dalam napasnya, samar gelengannya tampak di mata Amaya. Seolah menyiratkan bahwa ia tak begitu
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

46. Saat Suami Dingin Berubah Manis

Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit dan mendapat kunjungan dari teman-temannya, Amaya akhirnya bisa pulang. Siang menuju sore hari ini, ia baru saja keluar dari kamar untuk mengambil minuman dan melihat Kelvin yang baru pulang dari kampus. Tatapan mereka bertemu dengan canggung. Malam yang membuat mereka membicarakan soal perempuan yang membuat Kelvin jatuh cinta itu barangkali adalah penyebabnya. Amaya merasa tak enak hati karena membuat Kelvin 'terjebak' dalam pernikahan bersamanya akibat permintaan terakhir Athan, sementara Kelvin tak pernah mengatakan sebuah nama saat Amaya bertanya, 'Siapa perempuan itu?' Jawaban yang diberikan oleh Kelvin hanya satu, 'Kamu mengenalnya.' "Saya belikan ini buat kamu," kata Kelvin yang seketika membuat Amaya terjaga. Angannya kembali dari kenangan terhadap malam itu untuk melihat sesuatu yang dibawa oleh Kelvin di tangan kanannya, dan sekarang berada di depan Amaya. "A-apa ini?" tanyanya seraya menerima sebuah paper bag yang sedikit
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

47. Di Atas Ranjang Kelvin Indra

Amaya sibuk memasukkan beberapa baju terakhirnya di dalam lemari yang ada di kamar Kelvin. Seperti yang dikatakan oleh pria itu tadi siang, Amaya akan mulai pindah ke kamarnya mulai malam ini sebab Bi Mara besok akan bekerja sekaligus tinggal di rumah ini. Sebelum wanita itu menaruh curiga bahwa selama ini mereka berdua pisah kamar dan mengatakan apa yang ia lihat pada Riana atau Rajendra, Amaya setuju untuk untuk pindah ke kamar ini. Ia tak menyangka bahwa kamar miliknya lebih luas dari yang ia pikirkan. Lebih luas daripada kamar Amaya yang ada di rumah sebelumnya yang kini ditempati oleh keluarga kecil Gafi. “Nggak muat?” tanya Kelvin yang tiba-tiba muncul di belakang Amaya. Membuat gadis itu berbalik dan menyembunyikan sesuatu yang ia bawa di belakang punggungnya. “M-muat kok,” jawab Amaya dengan cepat. Melihat Kelvin yang tak kunjung beranjak, membuat Amaya memintanya untuk pergi. “B-bisa tolong Pak Kelvin pergi sebentar? Saya belum selesai masukin baju saya.” Kelvin mengin
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

48. Dosen Ganteng Dan Primadona Kampus

“Sana kalian keluar nonton konser,” celetuk salah satu dosen muda teman sebaya Kelvin yang tak jauh dari mereka berada. “Nge-date lah sekali-kali, Vin! Biar nggak jadi bujang lapuk!” imbuh yang lainnya. “Pak dosen ganteng sama cewek paling cantik di kampus, cocok juga kedengarannya.” “Jangan diam aja!” tegur Arsha seraya menyenggol lengan Kelvin agar ia tak terus melamun memandangi Amaya. Mempertimbangkan agar ia dan Amaya tak digoda lebih jauh oleh teman-temannya, Kelvin mengangguk saat menjawab, “Boleh, ayo kita keluar, Amaya.” Amaya sekilas menundukkan kepalanya pada semua orang yang ada di dalam sebelum berjalan lebih dulu meninggalkan ruangan diikuti oleh Kelvin yang berjalan di belakangnya. “CIEEE ....” Sekali lagi sorakan mengantar kepergian mereka, bersaing dengan hentakan musik yang terdengar bergemuruh dari arah konser berlangsung. “Kamu mau ngomong sesuatu sama saya?” tanya Kelvin saat mengimbangi langkah Amaya. Mereka berjalan di sepanjang lorong, mencari tempat ya
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

49. Gara-gara Kaos Biru

“Sorry, nggak sengaja,” ucap mahasiswa tersebut yang dengan cepat ditepis oleh Amaya.“Aku yang salah, sorry. Mau aku ganti nggak minumannya?”“Eh—nggak, nggak ....” Melihat Kelvin yang berdiri di dekat Amaya membuat beberapa mahasiswa yang tadi bertabrakan dengan Amaya menunduk untuk menyapanya—meski mereka sedikit kikuk karena seperti baru saja memergoki mereka berduaan di sini.Baru setelah saling mengucapkan maaf mereka pergi dari sana. Meninggalkan Amaya yang mengusap bagian depan pakaiannya.Meski basahnya tidak terlalu parah, tapi noda kecoklatan itu menyisakan bekas yang sangat kentara pada pakaiannya yang berwarna putih.“Pulang saja,” kata Kelvin yang membuat Amaya yang semula sibuk melindungi bagian depan tubuhnya dengan cepat menoleh padanya. “Sayang banget ... padahal konsernya belum selesai,” jawabnya.“Atau kamu mau ganti baju dulu?” “Saya nggak punya baju ganti. Kayaknya saya bilang pulang duluan aja deh ke Alin sama—”“Saya ada,” potong Kelvin yang membuat Amaya ter
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

50. Melepas Baju Di Dalam Mobil

[Selamat tidur kekasih gelapku … Sephia!] Amaya meremas tangannya erat-erat, membutuhkan waktu baginya untuk memproses apa yang baru saja dikatakan oleh Alin, yang tengah bersaing dengan hiruk-pikuk yang terjadi di sekitarnya. Lagu terus mengalir, membuat penonton yang ada di barisan depan tenggelam dalam liriknya sementara penonton yang ada di belakang sedang menyebut bahwa benar selama ini Amaya diam-diam menjalin hubungan dengan Kelvin. “Kenapa?” tanya Kelvin, menunduk mengintip manik Amaya yang bergerak gugup saat ia menjawab, “D-di punggung saya ... a-ada nama Bapak.” Sepasang mata Kelvin membola dibuatnya. Ia satu langkah mundur, memeriksa punggung Amaya dan matanya terpejam tak berdaya sebab itu benar. KELVIN INDRA ASGARTAMA, terbordir dengan rapi di kaos berkerah yang tengah dikenakan oleh Amaya. Kelvin tak tahu jika di bagian belakangnya ada namanya seperti itu. Dan Amaya pasti juga tidak memeriksanya lagi tadi sewaktu berganti pakaian di dalam mobil. Selain keadaannya
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more
PREV
1
...
34567
...
19
DMCA.com Protection Status