Share

41. Saya Bisa Diam Selamanya!

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-11 13:28:36

Dengan langkah yang terasa gamang, Amaya pergi meninggalkan kampus. Ia sudah berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh, tapi ini terlalu berat baginya.

Dituduh menjadi pelaku akan hal yang bahkan tidak pernah terpikirkan olehnya adalah sesuatu yang sangat menyakitkan.

Apalagi ditambah dengan bentakan Kelvin yang nyaring yang seolah menyudutkannya membuatnya semakin sakit hati.

Napasnya tersengal-sengal saat ia tiba di dekat gerbang dan mendengar teriakan yang datang dari belakangnya.

“Amaya!”

Amaya tak ingin menoleh, ia tidak ingin wajahnya yang berlumuran oleh air mata ini disaksikan oleh orang lain.

“May, tunggu sebentar!”

Suara itu tiba di hadapannya diserta oleh pemiliknya, Ziel.

Amaya menunduk, menyembunyikan wajahnya dari Ziel yang mengatakan, “Aku antar kamu pulang ya? Aku bisa pinjam motor temanku—”

“Nggak usah, Kak Ziel,” tolak Amaya.

“May—”

Amaya tak menjawab, ia gegas meninggalkan Ziel saat melihat taksi berwarna biru yang datang dari arah timur yang dengan cepat ia
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
amaya mode ngamuk main banting pintu. pengen nya banting kelvin tapi pasti amaya yg kalah secara kelvin badan nya segede gapura dan master taekwondo.
goodnovel comment avatar
Eva
Istri kecil Pak Dosen ngambek nih ditambah ngamuk juga hahaha
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Waduh si istri kecil ngamuk nih,..klo mreka kayak gini malah mkin gemeshhhh ... lagian si paksu knp sih ngebentak istri didepan umum seolah2 amaya tuh brslh banget,..tuh rasain istrinx ngamuk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    42. Bukan Hanya Sakit Hati

    Amaya tak ingin melihat Kelvin atau berbicara dengan pria itu. Pintu yang baru saja ia buka ia tutup dengan cepat begitu melihat wajahnya. Entah apa yang ingin dikatakan oleh pria itu, Amaya tak peduli. Tidak ada yang perlu mereka bicarakan, bukan? Harusnya Kelvin tak lupa bahwa ia sudah meminta Amaya untuk diam tadi. Amaya yang tadinya ingin keluar dari kamar dan mengambil minuman urung melakukan itu. Ia lebih memilih untuk menahan rasa hausnya. ‘Minum air kran saja nanti kalau perlu.’ Lagi pula ia masih memiliki setengah botol di atas meja. Ia duduk di tepi tempat tidur, meraba perutnya yang terasa sakit karena ditendang oleh Caecil tadi. “Kok jadi sakit banget begini kenapa?” gumamnya sendirian. Ia menggapai ponselnya dan membaca pesan dari Gafi yang mengatakan, [Kakak lagi di The Grand Bliss sekarang, buat cross check. Akan Kakak kabari kalau udah dapat hasilnya.] Setidaknya ... setelah ayahnya pergi, masih ada satu orang yang bisa diandalkan oleh Amaya. Masih ada tempat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    43. Luka Di Tubuh Amaya

    Kelvin membawa Amaya keluar dari mobil setelah memutuskan untuk melarikannya ke rumah sakit. Ia khawatir luka di perutnya itu menjadi penyebab ia pingsan.Akan menjadi persoalan yang lebih buruk jika itu membuat luka dalam di tubuhnya.“Tolong istri saya,” pinta Kelvin pada petugas yang berjaga di instalasi gawat darurat.Ia membaringkan Amaya di atas brankar yang lalu didorong oleh mereka bergegas memasuki ruangan agar mendapat pemeriksaan.Memandang wajah Amaya yang memucat membuat Kelvin dirundung kekhawatiran yang besar.Benaknya berulang kali bertanya, apa yang menyebabkannya memiliki luka seperti itu?“Pak Kelvin,” panggil Bi Mara yang diminta oleh Kelvin agar ikut dengannya. Wanita paruh baya itu mengisyaratkan agar ia mendekat saat dokter yang menangani Amaya ingin bicara dengannya.“Saya suaminya, Dokter,” ucap Kelvin. “Apa yang terjadi pada istri saya?” tanyanya cemas.“Saya yang harusnya bertanya pada Anda,” jawab dokter yang berada di samping brankar Amaya terbaring selagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    44. Keras Kepala Tak Bersuara

    "Sudah aku bilang aku nggak ngapa-ngapain Amaya!" tegas Kelvin sekali lagi. Sekretaris Gafi yang berdiri tak jauh dari mereka berusaha menghentikan perdebatan itu karena sepertinya Gafi tak segan membuat keributan di sini. Ketegangan terjadi, pasien lain yang tak bisa melihat mereka karena terhalang oleh gorden instalasi gawat darurat hanya sebatas menerka. Saat nyalang mata Gafi seperti akan mendorong Kelvin keluar dari sini dan menuntaskannya di luar ruangan, mereka samar mendengar, "Bukan dia ...." Suaranya terdengar lemah dan tak bertenaga. Mereka menoleh dengan gegas pada asal suara tersebut dan menjumpai Amaya yang sudah membuka matanya. Ia menatap kakak lelakinya yang melepas kerah kemeja Kelvin lalu menatap pria itu bergantian, sebelum Bi Mara mendekat dan bertanya, "Mau minum, Non?" Amaya mengangguk, ia dibantu bangun oleh Gafi dan menerima minuman dari Bi Mara, menyesapnya hingga hampir separuh dan mengembalikannya pada wanita paruh baya itu. "Kenapa kamu tiba-tiba

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    45. Hatinya Berubah Aneh

    Amaya melihat Kelvin tersenyum, pria itu kembali dan duduk di tepi ranjang, tak terlalu dekat dengan Amaya karena ia hampir berada di ujung.“Saya memintamu diam nggak dengan maksud memintamu diam seperti ini, Amaya,” katanya. “Saya meminta kamu buat diam karena siapapun yang mendengarmu nggak akan mendengar pembelaan diri kamu. Pertama—” Kelvin menjedanya sejenak, maniknya menatap Amaya, menguncinya dan memastikan agar ia tidak berpaling.“Pertama, hal itu masih jadi topik panas, sebagian besar dari mereka lebih memilih percaya dengan apa yang mereka lihat,” lanjutnya. “Yang kedua, kamu nggak punya bukti buat meyakinkan mereka. Yang ada kamu malah dianggap omong besar, 'kan?”“Terus, emangnya kalau nggak ada bukti juga harus terus diam dan terima buat disalahin?” tanya Amaya balik. “Pak Kelvin kalau emang lebih suka sama Caecil nggak apa-apa kok, mendingan kalian jujur aja.”Kelvin menghela dalam napasnya, samar gelengannya tampak di mata Amaya. Seolah menyiratkan bahwa ia tak begitu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    46. Saat Suami Dingin Berubah Manis

    Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit dan mendapat kunjungan dari teman-temannya, Amaya akhirnya bisa pulang. Siang menuju sore hari ini, ia baru saja keluar dari kamar untuk mengambil minuman dan melihat Kelvin yang baru pulang dari kampus. Tatapan mereka bertemu dengan canggung. Malam yang membuat mereka membicarakan soal perempuan yang membuat Kelvin jatuh cinta itu barangkali adalah penyebabnya. Amaya merasa tak enak hati karena membuat Kelvin 'terjebak' dalam pernikahan bersamanya akibat permintaan terakhir Athan, sementara Kelvin tak pernah mengatakan sebuah nama saat Amaya bertanya, 'Siapa perempuan itu?' Jawaban yang diberikan oleh Kelvin hanya satu, 'Kamu mengenalnya.' "Saya belikan ini buat kamu," kata Kelvin yang seketika membuat Amaya terjaga. Angannya kembali dari kenangan terhadap malam itu untuk melihat sesuatu yang dibawa oleh Kelvin di tangan kanannya, dan sekarang berada di depan Amaya. "A-apa ini?" tanyanya seraya menerima sebuah paper bag yang sedikit

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    47. Di Atas Ranjang Kelvin Indra

    Amaya sibuk memasukkan beberapa baju terakhirnya di dalam lemari yang ada di kamar Kelvin. Seperti yang dikatakan oleh pria itu tadi siang, Amaya akan mulai pindah ke kamarnya mulai malam ini sebab Bi Mara besok akan bekerja sekaligus tinggal di rumah ini. Sebelum wanita itu menaruh curiga bahwa selama ini mereka berdua pisah kamar dan mengatakan apa yang ia lihat pada Riana atau Rajendra, Amaya setuju untuk untuk pindah ke kamar ini. Ia tak menyangka bahwa kamar miliknya lebih luas dari yang ia pikirkan. Lebih luas daripada kamar Amaya yang ada di rumah sebelumnya yang kini ditempati oleh keluarga kecil Gafi. “Nggak muat?” tanya Kelvin yang tiba-tiba muncul di belakang Amaya. Membuat gadis itu berbalik dan menyembunyikan sesuatu yang ia bawa di belakang punggungnya. “M-muat kok,” jawab Amaya dengan cepat. Melihat Kelvin yang tak kunjung beranjak, membuat Amaya memintanya untuk pergi. “B-bisa tolong Pak Kelvin pergi sebentar? Saya belum selesai masukin baju saya.” Kelvin mengin

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    48. Dosen Ganteng Dan Primadona Kampus

    “Sana kalian keluar nonton konser,” celetuk salah satu dosen muda teman sebaya Kelvin yang tak jauh dari mereka berada. “Nge-date lah sekali-kali, Vin! Biar nggak jadi bujang lapuk!” imbuh yang lainnya. “Pak dosen ganteng sama cewek paling cantik di kampus, cocok juga kedengarannya.” “Jangan diam aja!” tegur Arsha seraya menyenggol lengan Kelvin agar ia tak terus melamun memandangi Amaya. Mempertimbangkan agar ia dan Amaya tak digoda lebih jauh oleh teman-temannya, Kelvin mengangguk saat menjawab, “Boleh, ayo kita keluar, Amaya.” Amaya sekilas menundukkan kepalanya pada semua orang yang ada di dalam sebelum berjalan lebih dulu meninggalkan ruangan diikuti oleh Kelvin yang berjalan di belakangnya. “CIEEE ....” Sekali lagi sorakan mengantar kepergian mereka, bersaing dengan hentakan musik yang terdengar bergemuruh dari arah konser berlangsung. “Kamu mau ngomong sesuatu sama saya?” tanya Kelvin saat mengimbangi langkah Amaya. Mereka berjalan di sepanjang lorong, mencari tempat ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    49. Gara-gara Kaos Biru

    “Sorry, nggak sengaja,” ucap mahasiswa tersebut yang dengan cepat ditepis oleh Amaya.“Aku yang salah, sorry. Mau aku ganti nggak minumannya?”“Eh—nggak, nggak ....” Melihat Kelvin yang berdiri di dekat Amaya membuat beberapa mahasiswa yang tadi bertabrakan dengan Amaya menunduk untuk menyapanya—meski mereka sedikit kikuk karena seperti baru saja memergoki mereka berduaan di sini.Baru setelah saling mengucapkan maaf mereka pergi dari sana. Meninggalkan Amaya yang mengusap bagian depan pakaiannya.Meski basahnya tidak terlalu parah, tapi noda kecoklatan itu menyisakan bekas yang sangat kentara pada pakaiannya yang berwarna putih.“Pulang saja,” kata Kelvin yang membuat Amaya yang semula sibuk melindungi bagian depan tubuhnya dengan cepat menoleh padanya. “Sayang banget ... padahal konsernya belum selesai,” jawabnya.“Atau kamu mau ganti baju dulu?” “Saya nggak punya baju ganti. Kayaknya saya bilang pulang duluan aja deh ke Alin sama—”“Saya ada,” potong Kelvin yang membuat Amaya ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15

Bab terbaru

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    271. Mari Menua Bersamaku

    Amaya merasa hatinya sedang tak karuan sekarang melihat Kelvin yang menjatuhkan air mata. Saat manik mereka bertemu, Amaya melihat betapa pria itu sangat tulus meletakkan seluruh perasaannya dan seolah menunggu agar hari ini tiba.Gafi tersenyum saat memandang keduanya bergantian sebelum ia memindah tangan Amaya pada Kelvin.Pembawa acara meminta agar Gafi kemudian memberikan ruang dan tempat untuk kedua pengantin yang tengah berbahagia.Amaya tak bisa memalingkan wajahnya, ia terpesona, terperangkap pada Kelvin saat pria itu terus menatapnya dengan teduh.Gerakan bibirnya yang tanpa suara sedang mengatakan, ‘Cantik sekali.’Dan tentu saja itu diketahui oleh semua orang yang hadir di sana dan itu membuat tubuh Amaya meremang.Apalagi saat pembawa acara mengatakan, “Bapak-Ibu tamu undangan sekalian, sepertinya kedua mempelai kita ini sudah tidak sabar untuk mengatakan apa yang mereka rasakan selama ini,” ujarnya. “Mari kita dengarkan terlebih dahulu sepatah dua patah kata dari masing-

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    270. Saat Kita Berjumpa

    Kelvin menghela dalam napasnya saat ia menunduk, memastikan bahwa groom boutonniere yang tersemat di dadanya benar dalam keadaan yang rapi.“Vin?” panggil sebuah suara yang tak asing di telinganya sehingga ia mengangkat kepalanya dengan cepat.Ia menjumpai Gafi yang muncul di dekat pintu berdaun dua di dalam kamar hotelnya entah sejak kapan.Kelvin yang melamun, atau memang kedatangannya yang memang tanpa suara?Entahlah ... yang jelas ia memang ada di sini bersamanya, dan mungkin memang sengaja menemuinya.“Kak Gaf?” balasnya seraya menunjukkan senyuman.“Gugup?”“Banget,” jawabnya. Tak menemukan kata lain untuk menggambarkan bagaimana perasaannya sekarang ini selain gugup.Gugup untuk bertemu Amaya, gugup untuk melihatnya dalam balutan gaun pengantinnya yang cantik.Gugup, karena ia bisa saja tak bisa menahan diri nanti dan mencium Amaya secara tiba-tiba.“Setelah ini, aku akan membawa Amaya buat ketemu sama kamu, Vin,” ucap Gafi mula-mula. “Aku sudah pernah bilang ini ke kamu. Tapi

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    269. D-day

    “Apa ini, May?” tanya Randy sembari mengambil salah satu kotak susu yang ada di hadapan Amaya.Karena Amaya terlambat mencegahnya, dan karena memang gerakan Randy sangat cepat, Amaya akhirnya membiarkannya saja.“Kok ... susu ibu hamil?” tanya Alin dengan nada bicara yang lirih. Yang barangkali hanya mereka saja yang bisa mendengarnya.“Kita mau dapat keponakan?” sahut Naira yang disambut anggukan dari Amaya.“Alasan kenapa resepsinya dimajuin tuh karena itu,” aku Amaya dengan jujur.Randy hampir melompat kesenangan jika Alin tak mencegahnya.Ia juga hampir berteriak jika Naira tak mengisyaratkan agar ia sebaiknya diam dan tetap menjaga mulutnya itu terkunci rapat."Demi apa, demi apa kita bakalan punya keponakan?" Heboh, seperti biasanya dan Amaya dibuat terharu dengan mereka yang turut senang dengan kabar yang ia berikan ini."Maaay! Kamu bakalan jadi hot mommy dong?" Naira sepertinya sudah membayangkan terlalu jauh.Mereka saling pandang untuk menyetujui ungkapan itu sebelum kompa

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    268. Menuju Resepsi

    Mengetahui bahwa sorakan itu ditujukan untuknya, Amaya dengan cepat menurunkan ponselnya. Ia menggigit bibirnya, malu karena Kelvin benar-benar tak sungkan lagi menunjukkan hubungan mereka yang telah menjadi rahasia umum bahwa mereka memang menikah. Antusias itu rupanya menjadi bahan bakar bagi semua mahasiswa untuk mengikuti bincang santai tersebut. Pembicara yang dimaksudkan Kelvin lalu datang, beliau adalah seorang pengusaha yang mengatakan perjalanan bisnisnya lebih dari dua puluh tahun untuk bisa berjaya hingga hari ini yang salah satu landasannya adalah stabilitas sistem keuangan. Barangkali bukan hanya pembicaranya saja yang memang sudah berpengalaman, tapi bagaimana cara hostnya memancing agar beliau menyampaikan informasi, sepak terjangnya dalam dunia bisnis. Aah ... atau ini hanya perasaan Amaya saja yang sangat senang bisa melihat Kelvin seperti itu? Mungkin tahun ini adalah gilirannya menjadi host karena tahun sebelumnya Lucy lah yang bertugas. Dan mendengar dari

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    267. Dosen Tampan Itu Suamiku

    Amaya mengangguk saat pipinya terasa panas. "Padahal mau kasih kejutan nanti pas kita bahas soal resepsi yang mau dibikin maju," jawab Amaya. "Tapi si bocil Arsen ini malah tahu duluan." Amaya memandang pada Arsen yang ada di pangkuan Kelvin dan tersenyum menunjukkan barisan giginya. "Dari mana kamu tahu kalau Aunty May mau punya baby, Sen?" Kali ini Kelvin yang bertanya. "Cuma asal ngomong aja, Uncle Vin," jawabnya. "Soalnya tadi Arsen lihat Aunty May ngusap perut, persis kayak mamanya teman Arsen yang juga lagi hamil." Ia sekali lagi meringis sementara kabar gembira itu tentu saja disambut dengan senang hati oleh Gafi dan Serena. "Selamat ya ...." kata Serena. Amaya memandang Gafi yang hanya terdiam. Mata mereka bertemu, di kedua sudut netra kakak lelakinya itu, Amaya bisa melihat butiran bening yang barangkali sedang sekuat tenaga coba ia tahan agar tak jatuh. Melihatnya seperti itu membuat Amaya kembali terenyuh. Matanya bicara lebih banyak bahwa ia bahagia, dengan tak bi

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    266. Ucapan Menyentuh Hati

    Rajendra dengan cepat bangun karena Riana sudah mendekat ke arahnya dan dilihat dari tangannya itu, sepertinya ia akan mencubit Rajendra. Yang telah mengubah suasana yang harusnya haru karena Kelvin dan Amaya membawa kabar baik menjadi lawak. "Kebiasaan kalau ada orang seneng selalu ngerusak momen!" kata Riana, hampir berseru pada Rajendra yang berlindung di balik sofa. Melihat itu ... sepertinya Amaya tahu ingin menjadi seperti apa ia di masa yang akan datang. Seperti Rajendra dan Riana yang awet muda dengan interaksi mereka. "Ya ngomong apa emangnya loh?!" tanya Rajendra, memandang istri, anak lelaki dan menantunya bergantian. "Bukannya Kelvin nawarin cucur?" "Cucu, Pa!" jawab Riana. "Mereka mau bilang kalau kita bakalan punya cucu!" Kedua mata Rajendra melebar dengan bibirnya yang terbuka tanpa kata. Untuk beberapa saat beliau terus seperti itu hingga anggukan Kelvin dijumpainya dan ia akhirnya bersuara. "Papa nggak tahu harus ngomong apa," ucapnya. "Congrats, Vin. Kamu jug

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    265. Mommy And Daddy To Be

    Seperti yang mereka rencanakan semalam, sepulang dari kampus, Amaya pergi bersama dengan Kelvin ke rumah sakit. Mereka melakukan pendaftaran lebih dulu dan menuju ke ruang pemeriksaan ibu hamil. Amaya duduk di kursi tunggu, berdiam diri tanpa mengatakan apapun dan itu membuat Kelvin yang ada di sebelah kanannya menyentuh tangan Amaya dan membuat jemari mereka saling mengait. "Kok diam aja?" tanyanya. "Kenapa, Sayang?" "Nggak apa-apa, Mas Vin, cuma gugup aja." Kelvin tersenyum mendengarnya, mengguncang lirih tangan Amaya sembari mendekatkan wajahnya untuk berbisik, "Sama, aku juga gugup." Amaya memandang Kelvin setelah matanya mengedar pada semua orang yang ada di sana dan duduk untuk menunggu nomor antrian. "Kayaknya kita dikira pasangan yang nggak bener deh." Amaya menyenggol lengan Kelvin yang kedua alisnya terangkat penuh kebingungan. "Nggak bener kenapa, Sayang? Cuma perasaan kamu mungkin ...." "Hm, semoga aja begitu. Takut aja dikira pasangan kumpul kebo soalnya dari pasi

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    264. Dua Garis Merah

    Amaya mengatakannya setelah ia memastikan bahwa hasil yang ditunjukkan oleh test pack yang ada di tangannya itu adalah benar bergaris dua. Ia menunduk, menggigit bibir saat meremas ujung test pack itu erat-erat. Air matanya hampir luruh sebab Kelvin hanya berdiam diri saat ia mengaku hamil. Ekspresinya seperti ... entahlah. Ia hanya diam saja tanpa mengatakan satu kalimat pun. Jangankan kalimat ... sepatah kata pun tak ada sama sekali. Bagaimana jika sudah begini? Bukannya Kelvin yang mau mereka memiliki anak? Kenapa dia hanya diam saja? Pikiran Amaya berkecamuk. "Kamu baru tahu?" tanya Kelvin setelah keheningan yang cukup lama. Amaya mengangguk, tak menunjukkan wajahnya pada Kelvin saat pria itu selangkah mendekat mengikis sekian meter yang semula memisahkan mereka. "Sayang?" panggil Kelvin pada Amaya yang menghindari tatapan matanya. Kelvin menunduk, menyentuh dagu Amaya sehingga ia menengadah dan ia dibuat terkejut melihatnya. "Loh? Kok nangis kenapa?" tanya Kelvin seray

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    263. Sembilan Belas Hari

    Karena merasa pusing, Amaya lebih dulu masuk ke dalam kamar. Ia berpamitan pada Kelvin dan orang tuanya yang masih berbincang di ruang tengah, biasanya mereka akan pulang sekitar jam delapan atau setengah sembilan—mungkin bisa lebih. Rajendra biasanya akan membicarakan beberapa hal dengan Kelvin soal bisnis mereka. Dan ... Amaya tidak bisa menunggu selama itu. Setelah makan rasanya ia sedikit pening sehingga harus duduk di tempat yang lebih tenang, di dalam kamar misalkan. Ia baru saja berganti pakaian dan menggosok gigi, mencuci muka dan hendak keluar dari kamar mandi. Tapi langkahnya terhenti saat benaknya mengatakan agar sebaiknya ia membuka laci yang ada di bawah wastafel itu. 'Lihat nggak ya?' tanyanya pada diri sendiri. 'Hm ....' Ini tentang yang tadi sempat ia pikirkan di ruang makan. Tentang dirinya yang berdiam diri dan alasan kenapa ia tiba-tiba mual. Gejala yang sama yang dialami oleh mendiang ibunya dulu. 'Kalau dari tanggal biasanya aku harusnya datang bulan, e

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status