Semua Bab Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu: Bab 241 - Bab 250

262 Bab

Bab 241. Wajendra?

Setelah berpamitan dengan Arjuna, Naura turun dari mobil dan hendak melangkah masuk. Di pintu lobby sudah muncul Kate yang tiba sepuluh menit lebih cepat, entah kecepatan seperti apa yang wanita itu gunakan karena perlu mengantar Damian dulu ke kantor Renjana. "Nyonya," sapa Kate seperti biasa, Naura pun hanya mengangguk karena suasana hatinya masih belum begitu baik. Mereka bergegas melangkah masuk, di tengah jalan keduanya berpapasan dengan wajah yang tak asing. Stave? Tangan kanan Zafir, untuk apa dia di sini?"Nyonya Tirta," sapa Stave dengan senyum dan sedikit membungkuk. Naura berhenti melangkah, kepalanya mengangguk singkat untuk menerima sapaan Stave. "Apa ada pembahasan yang belum tuntas mengenai pembatalan kerjasama Tirta dan Wajendra?" tanya Naura langsung. Stave tersenyum karier lebih dalam, lalu menggeleng pelan. "Kebetulan sekali saya bertemu nyonya di sini, namun tujuan saya kemari bukan untuk membahas pembatalan kerjasama, nyonya.""Lalu?" tanya Naura lagi langs
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

Bab 242. Zafir Lagi. Kali Ini... Berubah?

Jam pulang kerja tiba, Naura dijemput oleh Arjuna. Arjuna membukakan pintu untuk Naura dari dalam mobil, Naura pun tersenyum menyapanya. "Kamu sudah menungguku lama?" tanya Naura khawatir. Arjuna menggeleng. "Bukan hal penting." Bibirnya balas tersenyum tipis. Setelah Naura menutup pintu dan memakai aman seat belt-nya, Arjuna pun mulai menginjak pedal gas untuk keluar dari kawasan kantor Tirta. Di dalam mobil, Arjuna menyodorkan air putih untuk Naura. "Kamu terlihat lelah hari ini, semuanya berjalan baik-baik saja?" tanya Arjuna, matanya masih fokus menatap ke jalanan. Naura mengangguk. "Aku baik-baik saja, benarkah seterlihat lelah itu?"Arjuna balas mengangguk juga. "Lumayan. Apa jadwalmu setelah ini?" "Mengurus urusan yang tersisa, masih ada tiga jadwal rapat lagi sampai akhirnya rencana matang dan proses produksi benar-benar berjalan. Bagaimana denganmu?" jawab Naura. Arjuna menoleh sekilas ke arah Naura sebelum menjawab. "Dalam waktu dua minggu ini sepertinya kita tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

Bab 243. Berinteraksi Lagi

Suasana ballroom hotel terasa sangat ramai dan megah. Naura berbincang dengan beberapa tamu yang ia kenal, setelah menginjakkan kaki di dalam gedung, Naura sengaja memisahkan diri dari Zafir. Saat ia tengah menikmati minuman yang disuguhkan pelayan yang berkeliling, tiba-tiba suara keributan yang nyaring terdengar muncul. Suara gelas yang dilempar kasar ke lantai hingga pecah tak terbentuk itu berhasil mencuri perhatian seluruh tamu. Mereka berusaha mencari asal sumber suara bantingan gelas tersebut. Belum selesai terkejut, suara teriakan wanita penuh amarah pun muncul. "BERANI-BERANINYA KAMU MUNCUL DI HADAPANKU! RENDAHAN!" Naura melipat keningnya, dia kenal suara itu. Tiara Bara. Tapi kenapa wanita itu berteriak marah?"MENJAUH DARI SUAMIKU SEKARANG JUGA!""KAU! KEMARI! KAMU LEBIH MEMILIH WANITA ITU DARIPADA AKU, ISTRIMU?!""BERHENTI MENJADI GILA, TIARA!" balas sang pemilik suara berat dengan tak kalah tinggi, pria itu adalah suami Tiara Bara. Naura menaikkan alis kirinya. Ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

Bab 244. Naura, Zafir, dan Zevan

"Baiklah, sudah cukup." Zafir tiba-tiba berdiri, membuat semua yang duduk menatapnya termasuk Naura. "Nyonya Tirta sudah cukup memberikan kesaksiannya, kami juga tidak bisa mencampuri masalah ini lebih dalam lagi. Saya juga merasa keberatan jika acara besar Wajendra terganggu, mohon pengertiannya," timpal Zafir lagi, lalu menatap Naura dan mengulurkan tangan ke arahnya. "Mari, nyonya." Zafir tersenyum menatap Naura. Naura menatap dingin uluran Zafir, namun dia tidak bisa menolak karena jika ditolak, Naura lah yang akan dianggap tidak sopan. Naura menerima uluran tangan Zafir, dia ikut berdiri dan kemudian melangkah bersama meninggalkan ruangan. Belum tiba di ambang pintu, Naura dengan cepat melepas genggaman tangan Zafir. "Terima kasih," ucap Naura singkat, lalu hendak berjalan lebih cepat. Tetapi siapa yang menyangka, Zafir justru mengimbangi langkah cepatnya. "Bagaimana kabarmu?" tanya Zafir saat mereka berjalan cepat beriringan, nada dan gaya bicara pria itu telah berubah.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

Bab 245. Zevan Kecil Tak Bersalah

Begitu tiba di Mansion Tirta, Naura bergegas hendak turun, namun gerakannya tertahan karena tiba-tiba Kate memanggilnya. "Nyonya, maaf tunggu sebentar." Dari arah kursi kemudi Kate menatapnya dengan kening terlipat. "Ada apa?" tanya Naura bingung. "Ada sesuatu di bagian belakang Anda," jawab Kate, membuat Naura menaikkan alis kirinya dan kembali mengubah posisinya.Kate berusaha meraih benda itu dari Naura, lalu dia menatap bingung ke benda tersebut. "Gelang?" ucapnya heran. Naura menanggapi gelang itu saat Kate menyodorkannya, matanya memperhatikan gelang tersebut tak kalah heran. Dari mana munculnya gelang perak ini? Namun saat sisi satunya dibalik, ukiran nama yang tak asing pun muncul. Naura menghela napas gusar setelah membacanya. Zevan Wajendra. Bagaimana bisa gelang anak itu bisa menyangkut di bajunya?"Gelang ini milik tuan muda Wajendra?" tanya Kate tak mengerti, kemudian mendengus tipis. "Kenapa tuan Wajendra tidak mengajarkan putranya sopan santun? Anda bukan lagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

Bab 246. Makan Siang

Naura mengerjapkan matanya pelan saat alarm bawaan di ponselnya berdering. Wanita itu perlahan mengambil posisi duduk dan mematikan alarm. Pada halaman lock screen muncul beberapa pesan dari Arjuna yang mengabarkan bahwa pria itu baru saja selesai rapat bersama pamannya setengah jam yang lalu. Arjuna baru dapat beristirahat untuk tidur, di Amsterdam sana pasti langit sudah menggelap. Mereka memiliki perbedaan waktu yang cukup signifikan. Menaruh kembali ponselnya, Naura beranjak turun untuk bersiap pergi ke kantor seperti biasa. Begitu selesai, ia bergegas keluar dari kamar dan turun menuju halaman depan Mansion. Mela yang sedang menikmati teh paginya menegur putrinya yang terlihat sangat terburu-buru. "Sayang, kamu tidak sarapan dulu?" Naura menoleh sekilas, lalu kemudian memutar kembali langkahnya untuk menghampiri Mela. "Maaf, ibu. Aku sangat buru-buru sekarang, ada rapat penting hari ini, beberapa hari lalu sempat tertunda," jawab Naura jujur. Mela mengerutkan keningnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

Bab 247. Menjadi Ibu Zevan Wajendra?

Naura terbatuk pelan, lalu balik bertanya. "Kenapa Zevan terus memanggil tante dengan 'mama'?" Zevan menatap Naura bingung. "Bukankah mama adalah mama Zevan?" Naura menggeleng pelan, saat dia hendak bicara, anak itu kembali membuka mulutnya. "Kenapa mama memilih pergi dan meninggalkan Zevan? Zevan sangat kesepian..." ucap anak itu sambil kembali memeluk erat Naura. Pandangan mata Naura mendingin, namun dia tidak mencegah Zevan memeluknya. "Apa saja yang sudah papa ceritakan?" tanya Naura, ingin mengusut alasan tingkah Zevan secara langsung. "Papa bilang kita adalah keluarga, namun mama harus pergi sebentar sehingga kita tidak bisa bersama-sama dulu." Lalu ia kembali mendongak. "Kenapa kita harus berpisah, ma? Zevan sedih...."Naura menghela napas tipis. Zafir gila, bagaimana caranya dia memberitahu hal yang sebenarnya pada anak sekecil ini?"Zevan, dengar. Hidup kamu sudah lebih dari cukup. Bahkan sebenarnya, cukup atau tidaknya itu ditentukan oleh dirimu sendiri. Kehidupan seb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

Bab 248. Tiara Bara

Naura berjalan keluar dari restoran dengan langkah yang cepat, dia bahkan lupa berpamitan dengan Zevan saking kesalnya dengan Zafir. Di tengah ribut pikirannya, dengan tidak sengaja bahunya menabrak seseorang. Naura dengan cepat berhenti dan menatap cemas ke orang tersebut. "Maaf, saya tidak bermaksud. Apa Anda baik-baik saja?" tanya Naura. Orang yang ditabrak itu mengenakan pakaian mantel tebal padahal sekarang musim panas, terlebih dia juga mengenakan kacamata hitam, membuat wajahnya tidak terlalu jelas. Namun saat orang itu mengangkat pandangannya, Naura tertegun. "Nyonya Bara?" ucapnya bingung. Tiara Bara yang ketahuan pun dengan cepat berusaha menutup wajahnya mengenakan lengan mantel yang tebal, namun tak ada gunanya, Naura telah mengenali wanita itu. "Apa yang sedang terjadi? Anda baik-baik saja?" tanya Naura lagi, lalu matanya melirik ke koper yang Tiara Bara bawa. Tiara Bara menunduk lebih dalam, Naura yang merasa ada yang tidak beres pun berusaha untuk bertanya kemb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

Bab 249. Zafir Masih Di Sini

Zafir turun dari mobil sambil menggendong Zevan yang tertidur. Pria itu segera menyerahkan anaknya pada pelayan untuk dibawa ke kamar. Sebelum berpisah, Zafir menyempatkan diriuntuk mengecup singkat dahi Zevan. "Kabari aku jika dia terbangun tiba-tiba lagi," ucap Zafir, lalu melangkah pergi meninggalkan anaknya dengan seorang pelayan menuju ruang kerja. "Bagaimana hasilnya?" tanya Zafir pada Stave yang mengikutinya dari belakang. Stave dengan cepat membuka ponselnya untuk mencari sesuatu. "Ah... Respon masyarakat terkait mega grand opening kemarin sangat baik. Banyak request pesanan dalam jumlah besar pada pabrik, tidak ada--""Bukan itu." Potong Zafir, hingga akhirnya mereka tiba di ruang kerjanya. Stave menatap Zafir bingung, sedangkan yang ditatap dengan santai duduk di kursi kerjanya. "Makan siang Zevan dan Naura," ucap Zafir, membuat Stave ber-oh ria di dalam hati. Stave terbatuk singkat. "Mereka yang mengawasi melaporkan bahwa nyonya Tirta hampir saja membahas nyo-- ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

Bab 250. Wanita dan Perjudian

Saat Naura dan Tiara telah tiba di Mansion Tirta, Naura segera memerintahkan pelayan untuk membawa Tiara ke kamar tamu. Mereka berpisah untuk membersihkan diri, Naura kembali ke kamarnya dan melakukan aktivitas seperti biasa. Selesai membersihkan diri, dia bergegas menuju ruang kerja dan memilih menunggu Tiara sambil tetap mengurus pekerjannya. Setengah jam... Satu jam... Dua jam.... Naura sudah menunggu cukup lama, tapi kenapa wanita itu belum muncul juga?"Di mana nyonya Bara?" tanya Naura pada Kate. Kate yang sedang sibuk memilah-milah dokumen di sofa tengah ruangan pun menggeleng pelan. "Saya akan segera memeriksanya," ucap Kate, lalu berdiri dan melangkah keluar. Tak lama ia kembali, raut wajahnya nampak bingung. "Tidak ada jawaban apa pun dari dalam kamarnya, nyonya."Naura tertegun, mendadak hatinya mulai merasa cemas. Dengan cepat ia berdiri dan melangkah menuju kamar tamu yang ditempati Tiara. Naura mengetuk pintu itu sebanyak tujuh kali, namun tetap tidak ada jawaba
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
222324252627
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status