Semua Bab Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu: Bab 181 - Bab 190

210 Bab

Bab 181. Gelombang Gelisah

Sehari setelah kejadian tidak mengenakkan kemarin, Naura kini kembali fokus bekerja. Wanita itu membuang paksa berbagai macam perasaan mengganggu di sekitarnya, kewajibannya pada perusahaan harus lebih diutamakan. Meskipun tak dapat dipungkiri perasaan bingung dan khawatirnya pada Arjuna, dia tidak memiliki pilihan lain selain fokus. "Sudah sampai mana?" tanya Naura pada Althaf yang sibuk memilih tumpukkan kertas dokumen perusahaan di meja sofa tengah ruangan. "Sebentar, aku perlu memisahkan beberapa," jawab Althaf cepat, tangannya bergerak lincah memilah-milah dokumen. Naura kembali menatap layar monitornya, perempuan itu mendadak bekerja jauh lebih cepat dari biasanya. Gerakannya gesit, seolah ia adalah robot pekerja. Sepertinya perasaan patah hati sangat membakar jiwa bekerja Naura. "Ini," ujar Althaf sambil menyerahkan beberapa lembar kertas dokumen. "Terima kasih," jawab Naura cepat, lalu mulai memeriksanya. Althaf menatap Naura dengan kening terlipat. Bukankah semangat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

Bab 182. Ada Apa Dengan Kita?

Naura dengan cepat mengalihkan pandangannya. Jantungnya berdegup cepat diam-diam, ah... Seharusnya dia tidak melihat ini. Ketika Naura hendak beranjak menjauh, suara Diandra yang menyapa ramah terdengar. "Hai, Naura benar?" Naura diam-diam menggigit bibir dalamnya, lalu menatap ke arah mereka lagi dan tersenyum tipis. Arjuna tampak biasa saja meskipun pria itu telah melihat Naura, seolah tak ada sesuatu yang penting. "Nona Diandra?" balas Naura, berusaha tersenyum. "Mengapa Anda seperti menghindari kami? Anda baik-baik saja?" tanya Diandra, bibirnya tersenyum ramah ke arah Naura. Sosok 'gila' wanita itu di penjara beberapa waktu lalu seolah tak pernah ada. Naura mengerutkan keningnya, menatap Diandra langsung dengan sorot mata dinginnya. "Maaf, menghindar? Tidak, sepertinya Anda salah paham. Saya bahkan baru menyadari kehadiran Anda berdua di sini, karena sibuk mencari seseorang," jawab Naura sambil tersenyum formal. Diandra melirik Arjuna. "Apa Anda mencari Aran?" Naura di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

Bab 183. Dua Insan Gelisah

"Ada apa?" Damian melirik sosok Arjuna yang bersandar pada kursi mobil belakang melalui spion dalam. Arjuna hanya menggeleng singkat sambil memejamkan mata, seolah tengah memberi peringatan pada semua orang untuk tidak mengganggunya. Damian tersenyum tipis sambil memakai seat belt mobil. "Kamu menyesal?" Hening sejenak, sampai akhirnya Arjuna kembali membuka kedua matanya. Mata hijau emerald itu seolah memancarkan cahaya dingin. "Apa dia pria yang sempat kau ceritakan?" tanya Arjuna, membuat Damian menaikkan alis kirinya sekilas. "Maksudmu Althaf? Aku dengar dia adalah tangan kanan baru nyonya Tirta sekarang," jawabnya dengan nada meledek Arjuna. Arjuna kembali memejamkan matanya. "Lalu kenapa? Menilai dari portofolio, pria itu cukup kompeten." Damian terkekeh. "Benar, bagaimana dia juga kompeten dalam memikat hati wanita?"Arjuna mengerutkan keningnya dalam, mulai mengerti maksud Damian. Hingga tak lama ia kembali membuka kedua matanya. "Terus awasi Naura, pastikan pihak-pih
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

Bab 184. Aku Tetap Mencintainya

Selesai dari kejadian tidak membingungkan kemarin antara dirinya dan Arjuna, Naura kini kembali beraktivitas seperti biasa. Tetapi di penghujung minggu ini dia memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas di luar Mansion, wanita itu mengurus pekerjaannya dari ruang kerja pribadinya. Meskipun telah berusaha keras untuk fokus, kepala Naura selalu lagi dan lagi mengingat kejadian kemarin. Tak jarang matanya teralihkan pada cincin pertunangan mereka, lalu ia akan menggelengkan kepala untuk menyadarkan pikirannya kembali fokus. Di tengah kesibukannya, ketukan pintu terdengar. Tanpa melirik pun Naura tahu siapa yang datang, Althaf. Berbeda dengan Kate, wanita itu akan bicara meminta izin setelah mengetuk. Sementara Althaf, dia hanya akan mengetuk dan menunggu jawaban tanpa bertanya. "Masuk," ucap cepat. Pintu ruangan kerjanya terbuka, tanpa Naura ketahui Althaf masuk dengan membawa nampan berisi sepotong cheesecake. "Untukmu," ujar Althaf setelah meletakkan piring kecil cheesecake di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

Bab 185. Sang Putra Mahkota

Kate melangkah seperti biasa di koridor megah Mansion Tirta menuju ruang kerja Naura. Langit sudah gelap, dia baru saja kembali dari kantor untuk mengambil beberapa dokumen yang tertinggal. Kate mengetuk pintu ruang kerja Naura. "Nyonya, saya Kate." Tetapi sudah diulang sebanyak tiga kali tetap tidak mendapatkan jawaban apa pun. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk masuk, dengan hati-hati membuka pintu ruangan Naura dan mendapati atasannya duduk dengan mata terpejam. Kate tersenyum tipis, kemudian mencari selimut tipis di pojok ruangan dan memakaikannya pada Naura. Dengan telaten dia mematikan seluruh barang elektronik seperti komputer, iPad, dan ponsel. Dia sudah melayani Naura delapan tahun lebih dan di penghujung tahun ini adalah tahun kesembilannya. Kate tidak pernah menyesal untuk mengikuti langkah Naura. Meskipun awalnya dia berasal di bawah naungan Wajendra, tetapi dia memilih mengundurkan diri begitu Naura bercerai dengan Zafir. Jangan ragukan lagi keloyalan Kate sebaga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

Bab 186. Kematian Tak Wajar

Pagi hari seperti biasa Naura sarapan bersama Mela di meja makan. Meskipun putrinya tidak bercerita, tetapi Mela tahu kalau Naura menyembunyikan sesuatu.Apa lagi rumor bahwa hubungan Naura dan Arjuna yang memburuk di kalangan para pekerja semakin menyebar. "Bagaimana pekerjaanmu akhir-akhir ini?" tanya Mela berbasa-basi. Naura tersenyum tipis. "Semuanya baik, beberapa waktu lalu sempat terjadi masalah namun telah normal kembali." "Istirahatkan tubuhmu jika lelah, jangan memaksanya terlalu keras, sayang," ucap Mela penuh kekhawatiran. Naura tersenyum lagi. "Tentu, ibu tidak perlu khawatir.""Bagaimana dengan Arjuna?" tanya Mela, mengeluarkan pertanyaan utamanya. Senyum di bibir Naura perlahan menghilang. "Arjuna? Dia baik, ada apa?"Mela menggeleng pelan. "Bukan tentang Arjuna secara langsung, tetapi ini antara kamu dan Arjuna. Bagaimana hubungan kalian?"Pandangan mata Naura sedikit turun. "Baik."Mela memperhatikan dalam raut wajah Naura yang mendadak layu, kemudian meletakkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

Bab 187. Takut Terulang Kembali

Banyak orang-orang besar dunia yang menghadiri Mansion Bara, seperti presiden atau raja negara maju, lalu selebritis dan kumpulan orang-orang terkaya di dunia, baik yang dicatat secara terbuka pada media atau yang tidak. Di tengah lamunannya, Naura tidak sengaja menangkap sosok Diandra. Dengan cepat matanya melirik ke arah lain, Naura tidak berminat untuk berbicara dengan wanita itu. Apa lagi saat ini banyak media yang datang, interaksi mereka pasti menjadi camilan media.Tetapi di luar harapannya, Diandra justru melangkah menghampirinya dan menyapa ramah. "Selamat pagi nyonya Tirta," ucapnya, membuat Naura mau tidak mau menatapnya. Naura tersenyum tipis. "Pagi, nona Diandra." "Apa Anda melihat Aran?" tanya Diandra tanpa malu, membuat Naura menatapnya dingin. "Maksud Anda tunangan saya?" balas Naura, menekankan kata 'tunangan', membuat Diandra sekilas menyimpan siluet tajam.Belum sempat Diandra menjawab, dari arah belakang mereka muncul Arjuna. Menyadari tatapan Naura yang ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

Bab 188. Damian, Pacar Nona Kate

Kate sibuk mengutak-atik layar iPad-nya, dia bahkan tetap mengurus pekerjaan meskipun sedang berada di rumah duka. Tak lama tiba-tiba sebuah datang menghampirinya sambil membawa sebotol minuman soda. "Untukmu," ucap pemilik tangan tersebut. Kate mengangkat pandangannya, lalu mendapati sosok Damian yang menyodorkan botol soda. "Tanganku bisa copot jika kamu tidak segera mengambil botol ini sekarang," ucap Damian, membuat Kate mengerutkan keningnya dan mau tidak mau menerima botol soda Damian. Damian tersenyum tipis. "Luar biasa, bahkan di rumah duka pun kau masih sanggup bekerja. Nyonya Tirta benar-benar mempekerjakan robot." Kate mendengus tipis. "Terima kasih, tuan Damian." Lalu meletakkan botol soda itu di kursi sebelahnya. Damian menghela napas tipis. "Kamu harus belajar hidup seperti manusia biasa, aku tidak pernah melihatmu bersantai sejak awal kita bertemu." Kate menaikkan alis kirinya, menatap Damian heran. "Benarkah?" Nadanya terdengar menjengkelkan di kup
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

Bab 189. Berbaikan?

Naura dan Aimee kembali masuk ke dalam ruang duka, kali ini dirinya mengambil posisi yang lebih jauh dari lokasi Arjuna dan Diandra. Sedangkan Aimee hanya mengikutinya, Naura pun membiarkan hal itu terjadi karena merasa Aimee adalah teman bicara yang baik. "Banyak sekali tokoh besar di sini," ucap Aimee, membuat Naura menoleh padanya dan tersenyum tipis. "Tuan Bara memang konglomerat besar urutan keempat di negara ini, tidak mengherankan," balas Naura sambil memperhatikan peti tuan Bara yang mulai ditutup. "Apa keluarga sembilan pilar negara selalu memiliki keterkaitan satu sama lain baik dari sisi politik dan bisnis?" tanya Aimee penasaran. Naura menggeleng. "Tidak seluruhnya dan tidak diwajibkan harus bekerja sama. Presiden memberi sembilan penghormatan keluarga penguasa secara langsung karena memang dianggap mampu menopang laju negara dalam berbagai aspek. Tiap keluarga memiliki jenis bisnis atau peran yang berbeda, namun sebagian besar mereka adalah pebisnis."Kemudian Naura
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

Bab 190. Phantom | Hanya Aku, Arjuna

Naura melangkah masuk ke gedung kantor Tirta seperti biasa, namun begitu tiba di ruangannya dia segera menghempaskan punggungnya ke kursi kerja. Althaf menyadari hal itu, lalu bertanya,"Apa ada sesuatu yang buruk di ruang duka tadi?"Naura menjawab dengan mata terpejam. "Beberapa."Althaf mengerutkan keningnya khawatir. "Ada apa?" Naura membuka matanya, lalu melirik Althaf sekilas. "Beberapa dari mereka berbicara bahwa kematian tuan Bara tidak wajar.""Maksudnya... Dibunuh?" tanya Althaf ragu. Naura mengangguk. "Kemungkinan besar seperti itu, bagaimana menurutmu?"Althaf menaikkan alis kirinya. "Aku bahkan tidak mengenal tuan Bara, dia pebisnis?"Naura mengangguk lagi. "Iya, bahkan seharusnya dia tidak memiliki musuh yang begitu banyak dan serius sampai mengancam nyawa. Tuan Bara adalah pebisnis konglomerat yang jujur, bahkan di antara sembilan keluarga, keluarga Bara yang memiliki tingkat 'kebersihan' tertinggi.""Apa karena itu?" balas Althaf, lalu melanjutkan,"Semakin besar caha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
161718192021
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status