Dalvin berdiri di ambang pintu ruang tamu, wajahnya datar, tapi ada ketegangan yang jelas di matanya. Kiara, yang baru saja memasuki rumah bersama Dimas, merasakan hawa dingin menyelimuti suasana. Dimas, di sampingnya, berusaha tetap tenang, meski tak bisa menyembunyikan perasaan tidak nyaman.“Kiara, Dimas,” ulang Dalvin dengan suara lebih tegas. “Kita perlu bicara.”Kiara menatap suaminya dengan perasaan campur aduk. Setelah kejadian di rumah orangtuanya, pikiran tentang Dimas dan kehidupannya bersama Dalvin terus berkecamuk. Perkataan ibunya masih terngiang-ngiang di kepalanya, seolah memaksa untuk dipikirkan lebih jauh. Namun, ia mencoba mengesampingkan semua itu, terlebih saat melihat tatapan Dalvin yang tajam.“Ada apa, Mas?” tanya Kiara lembut, berusaha mengurangi ketegangan.Dalvin tidak langsung menjawab. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Dimas yang masih berdiri di dekat Kiara. Dengan gerakan pelan, ia menepuk kursi di ruang tamu, mengisyaratkan agar mereka duduk.“Dimas,
Baca selengkapnya