All Chapters of Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara: Chapter 201 - Chapter 210

238 Chapters

Bab 201. Pastikan ini tidak sampai di mana pun

Pegawai itu menatap Damian, kemudian uang di atas meja, kartu tipis yang sudah pasti mengiurkan jumlahnya, melebihi gajinya selama bertahun-tahun, lalu kembali menatap Damian.Tatapan pria itu menunjukkan bahwa ia tidak memberi ruang untuk penolakan. Setelah beberapa detik hening yang tegang, pegawai itu akhirnya mengangguk pelan dengan pasrah.“Baik, Tuan Damian,” katanya dengan suara kecil, meskipun tangannya sedikit gemetar.“Saya… akan menunda proses ini. Tetapi Anda harus menandatangani surat penarikan permohonan. Kami memiliki hakim yang memutuskan dan-”"Kamu akan mengurus semuanya! Katakan bila isi dalam kartu itu kurang!" sela Damian lalu mengambil pena tanpa berkata-kata, menandatangani surat itu dengan cepat dan menyerahkan kembali formulir tersebut. Setelah semuanya selesai, Damian mengambil dokumen perceraian yang masih lengkap lalu melangkah pergi tanpa menoleh lagi.“Pastikan ini tidak sampai ke mana pun,” ujar Damian singkat sebelum berlalu, meninggalkan pegawai itu ya
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 202. Kecelakaan

Bayangan Savanah kembali menghantui pikirannya. Senyum lembutnya, suara tawa yang dulu mengisi hari-hari kebersamaan nan singkat, dan tatapan penuh kasih sayang yang kini telah berubah menjadi luka dan jarak. Ia menyadari bahwa meskipun ia telah melepaskan Savanah, hatinya tetap terikat pada wanita itu.Kecemburuannya terhadap Roni dan sebuah pengkhianatan!Namun, kesadaran itu datang terlambat.Saat pikirannya melayang, sebuah mobil di depan mendadak berhenti. Damian mencoba mengerem, tetapi roda motor tergelincir di atas aspal yang licin karena laju motornya cukup kencang.Tubuhnya terpental ke udara sebelum jatuh keras ke sisi jalan."Aarghhh!"Dunia seolah berhenti sejenak, hanya menyisakan suara hujan yang terus mengguyur tubuhnya yang terkapar di tengah genangan air.Di tempat lain, Savanah duduk di dalam mobil bersama Roni, tiba-tiba memegang ulu hatinya yang terasa berdesir ringan."Ughh." Savanah merasa aneh.Hujan deras membuat kaca mobil berkabut, tetapi ia terus memandang
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 203. Tidak pernah menyerah

Damian menghela napas panjang, menutup matanya. “Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, Savanah. Aku kehilangan semuanya. Bahkan diriku sendiri.” Savanah meremas tangan Damian dengan lembut. “Kau tidak kehilangan segalanya, Damian. Kau masih punya waktu untuk memperbaiki semuanya. Tetapi kau harus mulai dengan mencintai dirimu sendiri.”"Bukankah kamu akan menjadi seorang Ayah? Keisha pasti akan melahirkan seorang bayi yang lucu dan mirip denganmu. Tampan dan berwibawa.""Menurutmu aku berwibawa?" tanya Damian.Savanah melepas tangannya, tetapi Damian menariknya kembali sehingga Savanah jatuh ke dalam pelukan Damian."Damian..." mereka saling menatap sampai akhirnya Damian mendekatkan wajahnya lalu memberi ciuman yang intens kepada Savanah."Matamu tidak bisa membohongiku, Savanah, Kau mencintaiku." Savanah mendorong tubuh Damian agar melepaskannya, dia mundur seketika,  "tida
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 204. Kesedihan Savanah

Savanah hanya bisa memandangnya dengan mata berkaca-kaca. Di dalam hatinya, ia tahu bahwa ini belum benar-benar berakhir. Bahkan setelah perceraian itu, ikatan di antara mereka masih terlalu kuat untuk diabaikan.Savanah duduk di kursi plastik keras di lorong rumah sakit, memijat pelipisnya yang mulai terasa berdenyut. Hujan di luar masih mengguyur deras, suara tetesan air yang menghantam jendela besar di ujung koridor terasa begitu kontras dengan kekacauan yang memenuhi pikirannya. Hanya dalam beberapa hari terakhir, hidupnya terasa seperti berubah menjadi medan pertempuran tanpa akhir. Ibunya, Suzie, masih terbaring lemah di ruang perawatan intensif.Di sisi lain rumah sakit, pamannya, Robert, tetap bersikeras tidak mau keluar meskipun kondisinya sudah membaik. Dan sekarang, Damian—terbaring lemah di ruang perawatan akibat kecelakaan dan hipotermia. “Kenapa semuanya harus terjadi sekaligus?” gumam Savanah pe
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 205. Sebaiknya kamu pergi, Savanah!

Roni tersenyum kecil, meskipun wajahnya penuh keseriusan. “Dan aku akan membantumu sampai kau bisa mencapai itu, Savanah. Satu per satu, kita selesaikan semuanya bersama.” Savanah menatap Roni dengan mata yang masih basah, tetapi kali ini ada sedikit rasa lega di dalamnya. Ia tahu bahwa jalan di depannya masih panjang dan penuh tantangan, tetapi untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa bahwa ia tidak sepenuhnya sendirian.Malam itu, setelah memastikan bahwa ibunya dan Damian sudah dalam perawatan yang baik, Savanah kembali ke Salvastone Bar. Bar itu sepi, hanya ada satu atau dua pegawai yang masih membereskan meja. Savanah berjalan ke lantai atas, masuk ke dalam kamarnya, lalu duduk di tepi ranjang. Ia memandang keluar jendela, melihat sisa-sisa hujan yang menetes dari atap. “Aku harus kuat,” bisiknya pada dirinya sendiri. “Untuk Ibu, untuk anak Damian, untuk diriku send
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 206. Kelicikan Keisha

Savanah merasakan dadanya sesak. Ia ingin melawan, ingin mengatakan sesuatu untuk membela posisinya, tetapi kehadiran Keisha begitu dominan, begitu penuh dengan energi negatif yang membuatnya kehilangan kata-kata. “Kau tidak punya hak untuk menentukan siapa yang boleh berada di sini,” balas Savanah akhirnya, mencoba terdengar tegas. Keisha tertawa kecil, meskipun tawa itu tidak menunjukkan kebahagiaan. “Oh, Savanah, bukankah itu ironis? Kau di sini merawat mantan suamimu, sementara aku membawa anaknya. Siapa di antara kita yang lebih penting baginya sekarang?” Kata-kata itu menusuk hati Savanah, tetapi ia tidak menunjukkan kelemahannya. Ia menggenggam tasnya dengan erat, mencoba menahan air mata yang mulai menggenang di matanya. “Percayalah, Keisha,” kata Savanah dengan suara rendah tetapi tegas, “aku tidak peduli dengan permainanmu. Aku hanya ada di sini kar
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 207. Konfrontasi di Kamar Robert

Damian menoleh dengan pandangan tajam, kesabarannya habis. "Keisha, diamlah! Kau tidak tahu apa-apa tentang Savanah!" Kata-kata itu membuat Keisha tertegun, tetapi amarahnya membara, bersiap melancarkan serangan lain. Keisha menggertakkan giginya, amarahnya jelas terlihat di wajahnya. Namun, ia segera mengatur ekspresi, mencoba kembali ke nada lembutnya yang penuh manipulasi. “Aku tidak tahu apa-apa tentang Savanah?” ulang Keisha, pura-pura terkejut. “Damian, aku hanya peduli padamu. Aku ingin memastikan kau tidak kembali terjebak dengan wanita yang tidak pantas.” Damian menghela napas panjang, mencoba menahan diri agar tidak meledak. “Keisha, aku sudah cukup lelah. Kalau kau tidak bisa berhenti bicara, tolong keluar dari kamar ini.” Keisha tersenyum kecil, meskipun matanya menyiratkan rasa sakit yang ia ubah menjadi kebencian. “Tentu, Da
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 208. Syarat yang sulit

Savanah terdiam sejenak, mencoba memahami apa yang sebenarnya diminta oleh Robert. “Sarah melakukannya sendiri, Paman. Dia menghancurkan reputasiku dengan video itu. Kenapa aku harus membantunya?”"Lalu dia melibatkan Damian. Pengaruhnya ke saham milik keluarga  Pangestu, secara tidak langsung, berita negatif seperti itu memiliki efek cukup signifikan terhadap penurunan saham. Ini menyebabkan kerugian yang cukup besar dan pencemaran nama baik Damian sendiri." Robert mendengus dengan raut wajah tidak peduli. “Karena kau ingin aku keluar dari rumah sakit, tentu saja. Aku bisa tetap di sini selama yang aku mau, dan aku yakin kau tidak ingin itu terjadi. Jadi, bebaskan Sarah, dan kita bisa bicara tentang langkah selanjutnya.” Savanah merasa darahnya mendidih. Ini adalah manipulasi yang terang-terangan, tetapi ia tahu bahwa ia tidak memiliki pilihan lain. “Baik,” katanya akhirny
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 209. Kita butuh Damian.

Pengorbanan yang ia buat hari ini terlalu besar, dan ia tidak tahu apakah ia bisa memaafkan dirinya sendiri karena membiarkan Robert menang. Namun, dia juga tidak menginginkan semua yang ingin dirampas Pamannya.Mendiang Ayahnya juga pasti tidak menginginkan permusuhan di antara mereka. Air mata mengalir di pipinya saat ia duduk sendirian di koridor rumah sakit. “Berapa banyak lagi yang harus kukorbankan?” bisiknya pelan. Namun, di dalam hatinya, Savanah tahu bahwa ia harus tetap berdiri, tidak peduli seberapa berat jalan yang harus ia tempuh.Setelah memastikan Robert pergi, Savanah melangkah ke ruang inap ibunya. Suzie terbaring lemah di ranjang, wajahnya pucat tetapi matanya terbuka, menatap putrinya dengan lembut. “Bu,” bisik Savanah sambil mendekat dan duduk di tepi ranjang. Suzie tersenyum kecil, meskipun wajahnya penuh kelelahan. “Kau terlihat lelah,
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 210. Harga yang Harus Dibayar

Malam itu, Savanah melangkah pelan menuju kamar Damian. Ia tahu keputusannya untuk datang menemui pria itu tidak mudah, tetapi ia tidak punya pilihan lain. Demi memenuhi tuntutan Robert dan menyelamatkan keluarganya dari kerumitan yang lebih dalam, ia harus membujuk Damian untuk mencabut tuntutannya terhadap Sarah.Ketika ia tiba di depan pintu, perasaan ragu sempat menghantuinya. Namun, ia menguatkan hati dan mengetuk pintu.“Masuk,” terdengar suara Damian dari dalam.Savanah membuka pintu perlahan. Di dalam, Damian duduk bersandar di ranjang rumah sakit, wajahnya masih terlihat lelah tetapi matanya tajam seperti biasa. Pria itu merasa lega karena melihat Savanah berkunjung. Sudah dua hari dia menunggu kehadiran Savanah.Di sisi lain kamar, Keisha duduk di kursi dengan wajah cemberut. Wajah Keisha sudah terlihat segar, tetapi wanita itu masih enggan keluar dari Rumah Sakit, sementara Damian masih membutuhkan beberapa perawatan untuk daya geraknya.Savanah menghela napas dalam-dalam,
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more
PREV
1
...
192021222324
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status