Home / Fantasi / Dewa Naga Terpilih / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dewa Naga Terpilih: Chapter 21 - Chapter 30

56 Chapters

21. Pergi Sekolah

Ruang makan sudah tidak sepi lagi seperti masa silam. Terdengar suara anak kecil yang merajuk meminta untuk dilayani dengan baik oleh ibunya. Situasi ini membuat kepala pelayan tersenyum simpul. Jaquer hanya diam melihat semua yang terjadi di depannya, bahkan dia yang biasanya selalu kesepian tidak berpengaruh akan kericuhan di meja makan. "Tuan, apakah perlu saya tuangkan segelas wine?"Jaquer diam, kepalanya menoleh sesaat lalu kelopak matanya berkedip sesaat. Melihat isyarat itu kepala pelayan pun berbalik dan melangkah menuju ke meja panjang tempat berjajar botol wine. Leonard yang kebetulan duduk di hadapan Jaquer menatap heran. Dia belum pernah mendengar kata wine keluar dari mulut ibunya. Maka dengan suara rendah dia pun bertanya pada Jaquer apa itu wine. "Hanya minuman penghangat tubuh, tidak lebih.""Apakah aku boleh meminumnya, Ayah?"Meilani seketika melotot tajam pada Jaquer sambil menggelengkan kepalanya. Melihat reaksi istrinya, dia bernapas berat lalu ikut menggelen
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

22. Terbuka Perlahan

Langkah Jaquer melin panjang dia seakan merasakan hal yang tidak biasa dan ini membuatnya tidak nyaman. Elang yang berjalan di belakangnya terus memberi arahan kemana dia harus melangkah. Hingga akhirnya keduanya berhenti di kamar nomer 245 sebuah hotel berkelas. Samar terdengar suara yang tidak asing di indranya. Dahinya berkerut tidak percaya. "Apakah ini nyata?""Saya juga tidak paham, Tuan. Lebih baik dibuktikan saja!"Dengan sedikit tenaga pintu dibuka paksa oleh Jaquer. Pandangannya langsung tertuju pada posisi istrinya ditindih oleh seorang pria. Langkahnya makin panjang dan langsung menghantam punggung pria itu. "Kau!""Lalu siapa yang kau inginkan, Jaquer?'" Bangsat, selama ini aku melindungimu ternyata ini balasannya!"Pukulan Jaquer melayang ke rahang pria itu, tetapi Meilani berteriak lantang sambil menempelkan pisau pada lehernya. "Jika kau pukul lagi dia maka pisau ini yang akan menancap di leherku!"Dalam helaan napas yang berat, Jaquer menoleh ke arah istrinya yan
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

23. Menjemput Sekolah

Meilani masih belum nyaman untuk membuka semua rahasia sepuluh tahun silam. Dia masih ingin melindungi nyawa suaminya dan putranya tanpa dia ketahui justru itu yang membuat Jaquer makin merasakan kasih dan cinta istrinya. "Iya sudah jika ini yang kamu inginkan, sebaiknya kita segera pulang.""Baiklah." Keduanya berjalan menuju ke mobil, dengan lembut Jaquer membukakan pintu. Melani masih enggan untuk masuk. Setelah siap, mobil melaju membelah jalan utama Kota Dongdong. Sementara di sekolah, terlihat Leonard sedang mengalami kesulitan. Dia ditekan oleh salah satu temannya dengan tuduhan mencuri. Leonard masih terus menolak tuduhan itu hingga akhirnya sebuah tamparan melayang di pipinya. "Aku sungguh tidak mengambil benda miliknya, Ibu Guru.""Jujur saja, jangan persulit dirimu, Leon. Apakah kamu ingin Mrs. Meilani akan membelamu?""Tentu saja." Pemilik barang terus mendesak pada guru agar barang itu segera dikembalikan. Baginya barang itu sangat berguna untuk hidupnya. Namun, Leon
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

24. Hilangnya Liontin Giok

Sosok Jaquer berjalan dengan gagah dan sombong diikuti Melani yang berjalan tergesa mendahului. Dia langsung berdiri meraih lengan Leonard agar berdiri di dekatnya. Selanjutnya Meilani mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi Leonard. "Kamu tidak apa kan, Leon?"Leonard menggelengkan kepala, tetapi tatapannya tertuju pada sosok Jaquer yang menguarkan aura dingin. Pandangan Leonard begitu serius pada setiap perubahan reaksi pria tersebut yang diinfokan ibunya dialah ayah biologisnya. "Siapa Anda hingga berkata keras, Hah. Apakah Anda tahu siapa suamiku?" Wanita bergaun merah menyala dan bermake up tebal berkata sambil menunjuk ke muka Jaquer. Kepala sekolah terdiam dengan tubuh bergetar, sepertinya dia tahu identitas apa yang dibawa oleh Jaquer. Namun, kepala sekolah tidak bisa berkata seakan suaranya terhenti di tenggorokan. Bukan hanya suaranya yang terhenti, tetapi otaknya seakan pun tidak mau bergerak. Tapak tangannya mencengkeram bibir meja untuk mengurangi kecerobohan lisan dan g
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

25. Bukti Mulai terlihat

Jaquer segera merokok sakunya, dia terlihat serius berbicara dengan lawan bicaranya. Nada dingin dan serius membuat tubuh Mr. Yohan bergetar hebat. Apalagi Jaquer ada menyebut satu nama tokoh penting di tempatnya bekerja. "Sudahkah, Mah, sebaiknya kita mengalah!" bisik Mr. Yohan pada istrinya. "Tidak bisa. Aku tidak terima, harusnya kamu dukung aku dong!"Perkelahian mulut suami istri itu terus berlanjut meskipun dalam suara yang rendah. Jaquer hanya menatap tajam dan dingin. Sementara Meilani mulai ketakutan dan memeluk lengan suaminya tanpa bersuara. "Tenanglah, Mei!"Suara Jaquer masih bisa didengar oleh kepala sekolah, hal ini menimbulkan pertanyaan dalam otaknya. Lelaki berusia senja itu menatap pada sepasang suami istri lalu mendekat dan memberi saran agar memilih Damai saja dalam menghadapi sosok dingin itu. "Tidak bisa, anak itu harus meminta maaf lebih dulu baru aku bebaskan!" tolak Mrs. Yohan. "Bukankah liontin itu sudah ketemu, Nyonya. Jadi aku tidak perlu minta maaf."
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

26. Mulai Membangun Kepercayaan

Hingga menjelang larut malam barulah mobil Jaquer memasuki gerbang rumah utama. Setelah memberikan kunci pada pelayan, dia langsung melangkah masuk ke dalam dan disambut kepala pelayan. "Bagaimana dengan istri dan anakku, Ramon?" kata Jaquer sambil melempar mantel miliknya. "Mereka tidur dalam satu kamar, Tuan. Semua sudah saya siapkan, tetapi Nyonya inginkan tidur satu kamar dengan tuan muda."Jaquer terus melangkah tanpa memberi reaksi atas penjelasan Ramon hingga sampai di dalam kamarnya barulah dia bicara, "siapkan air hangat untukku!"Tanpa berkomentar, Ramon masuk lebih dalam ke kamar mandi pribadi milik Jaquer. Dia mulai menata dan mengatur suhu air sesuai yang diinginkan oleh majikannya. Tidak lupa dia menyiapkan wine dan gelas khusus serta aromaterapi. "Semua sudah siap, Tuan. Silakan!"Ramon berjalan menuju ke ruang ganti Jaquer, dia juga menyiapkan piyama khusus dan diletakkan di atas tempat tidur. Setelah merasa cukup, pria tua itu keluar dari kamar Jaquer. Saat pintu
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

27. Mencoba Berbincang

Setelah yakin istrinya tidur, Jaquer bangun. Dia melangkah menuju ke ruang kerja, tidak lupa dengan handphone miliknya. Setelah berada di ruang kerja dia menghubungi Elang. "Bagaimana?""Ternyata saat itu nyonya sedang ditekan oleh kedua orang tuannya, Tuan. Dia harus memilih putranya atau nyawa Anda.""Tetapi untuk apa? Bukankah semua sudah diberikan istriku pada mereka?"Diam, tidak ada jawaban dari seberang. Hanya suara kertas yang dibolak-balik. Jaquer masih setia menunggu jawaban Elang. "Bagi mereka Anda adalah menantu yang tidak diinginkan. Miskin dan tidak berpendidikan. Untuk itulah mereka membuat Anda, Tuan.""Baiklah, lalu siapa itu Thomson?""Dia tuan muda kedua keluarga Thomson kota sebelah.""Berani sekali dia mendekati istri. Mungkinkah dia yang dijodohkan kala itu?" Jaquer menghentikan kalimatnya sesaat, lalu dia berkata, "selidiki lebih jelas lagi!"Sambungan telepon diputus secara sepihak oleh Jaquer. Untuk sesaat dia melihat kiriman email dari Elang dan Alexandria.
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

28. Ijin Berkuda

Jaquer tersenyum sendiri di balik kemudi. Setelah mengantar Leonard ke sekolah, dia langsung berbalik arah kembali ke rumah. Hingga mobil itu terparkir di depan rumah senyumnya masih terlukis sempurna. Jaquer masuk sambil sesekali bersiul menyuarakan kegembiraan hati. Hal ini membuat Meilani menatapnya heran. "Hai, sepertinya lagi dapat jempot ya!""Hanya rencana main kuda bersama jagoanku," jawab Jaquer santai sambil mencomot biskuit hasil karya istrinya. "Tidak bisakah permisi saat mengambil sesuatu yang bukan milikmu?!"Jaquer langsung berhenti melangkah dan berbalik menghadap pada Meilani. Pandangannya fokus pada manik mata wanita yang masih istrinya itu. Mendapat tatapan yang serius membuat nyali Meilani sedikit menurun. Namun, sesaat kemudian dia membalas tatapan itu. "Dimana letak salahku jika biskuit itu hasil karyaku?"Jaquer makin dingin, auranya menyebar menekan emosi Meilani membuat wanita itu merinding. Dia berjalan mundur berusaha menghindari interaksi berlebih yang
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

29. Preman

Meilani terpaku di tempatnya semula tanpa berniat untuk mengikuti langkah Jaquer. Dia lebih memilih diam tanpa kata apapun menatap kepergian suaminya. Setelah tidak nampak punggung Jaquer, Meilani pun mulai menata peralatannya. Dia menyusun peralatannya di atas motor roda tiga. Tanpa Meilani ketahui sesungguhnya Jaquer sedang mengamati pergerakan yang dilakukan istrinya itu. "Hari makin siang, sebaiknya aku segera berangkat sebelum semua terlupakan."Melani bergegas melangkah keluar dari rumah mewah, dia menjalankan kendaraan roda tiganya dan tanpa disadari Jalur telah mengamati semua dari lantai dua. Bibir pria itu tersenyum. 'Mau sampai kapan kamu sembunyikan semua, Mei?'Jalan kota menuju taman terlihat sepi membuat kendaraan Meilani segera sampai. Wanita itu mulai berjualan di pinggir jalan yang sedikit lebih longgar. Rupanya tidak hanya Meilani saja yang berjualan di sana. "Hai, Ms. Meilani. Apakah cuaca hari ini mendukung kita?""Semoga saja, aku sedang berusaha untuk anakku
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

30. Perkelahian

Jaquer menatap tajam pada Alex. Pria yang berusaha melecehkan wanitanya. Namun, Alex justru menertawakan tatapan dingin Jaquer. "Bagaimana rasanya dihina oleh wanita, Jaquer? Dia adalah milikku."Kedua tangan Jaquer mengepal kuat, dia tidak tahan lagi dengan ocehan Alex yang merendagkannya. "Apa kau tidak kenal denganku, Alex?""Hah, siapa kau hingga aku harus mengenalmu, Sampah!"Tanpa memberi aba-aba, Alex langsung melancarkan serangan ke arah Jaquer. Selarik cahaya meluncur deras mengarah ke Jaquer, tetapi dia sama sekali tidak bergerak dari posisinya. "Jaqu, awas!" Meilani berteiak memberi peringatan pada Jaquer akan serangan Alex. Akan tetapi, Jaquer tidak memedulikan suara istrinya. Hal ini membuat Meilani segera bangkit dari posisi jongkoknya lalu berlari mencoba menghadang sinar tersebut. Melihat perjuangan istrinya, hati Jaquer tercubit. Tanpa menggeser tubuhnya, Jaquer menjentikkan jari ke arah wajah Alex hingga seberkas sinar meluncur. Hal ini membuat Alex terhenyak ka
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status