Semua Bab Suami Penggantiku Ternyata Pewaris: Bab 21 - Bab 30

128 Bab

Bab 21. Calon Pewaris

"Citra, bagaimana tanggapan kamu soal permintaan Kakek tadi?" suara Raka terdengar serius, memecah keheningan di antara mereka setelah pernyataan mengejutkan dari Kakek Bramantyo tadi. Mereka berdua duduk di dalam mobil, dalam perjalanan pulang ke rumah setelah acara pernikahan Arga dan Nadya yang berakhir dengan kecanggungan tak terduga. Raka menatap Citra dengan ekspresi yang sulit dibaca, membuat Citra merasa semakin tidak nyaman."Apa, Mas?" Citra menjawab dengan suara pelan, matanya fokus pada jalan di depan, meskipun pikirannya berkecamuk. Citra menghela napas panjang. Ia tahu sejak awal bahwa pernikahan mereka adalah perjodohan yang diatur oleh keluarga. Tapi, soal anak? Itu topik yang sangat rumit. Ia bahkan tidak yakin bagaimana harus menjawab Raka tanpa memicu diskusi yang lebih sulit."Aku... aku belum tahu harus gimana, Mas," jawab Citra akhirnya, suaranya gemetar sedikit. Ia menatap tangan yang tergenggam di pangkuannya, berusaha mencari kata-kata yang tepat."Belum ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-21
Baca selengkapnya

Bab 22. Kesalahan Terbesar

Setelah percakapan dengan ayahnya, Arga akhirnya kembali menuju kamarnya. Tarikan napas kasar terdengar dari bibir Arga. Sejak dulu dia tidak pernah bisa melawan perintah ayahnya dan kakeknya. Arga baru saja membuka pintu kamar, suara Nadya sudah terdengar, “Arga, kamu kenapa malah ikut dukung keputusan Mama? Aku kan pengen bulan madu ke Eropa.” Arga menghela napas panjang, tidak berniat merespons. Niatnya ingin istirahat, tapi baru masuk, ia sudah harus menghadapi keluhan Nadya.Tapi Nadya jelas tidak berniat membiarkan itu terjadi."Kenapa diem aja? Gak ada niat buat jelasin atau belain aku?" Nadya melanjutkan, suaranya semakin tinggi. "Sudah tidak merayakan pernikahan dengan mewah, sekarang bulan madu juga batal. Kenapa kamu nggak pernah coba melawan, sih?"Arga kembali mengabaikan Nadya, langsung menuju ke kasur tanpa menjawab satu kata pun. Ia duduk di pinggir tempat tidur, melepas jam tangan dan sepatu dengan gerakan lambat. Dalam hatinya, ia berharap Nadya akan berhenti bicar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-22
Baca selengkapnya

Bab 23. Arga Lagi

"Citra! Citra, ada yang nyariin kamu," seru Lia, teman kampus Citra, sambil berlari kecil menghampirinya yang sedang duduk di taman kampus, karena baru saja menyelesaikan bimbingannya dengan dosen. Citra yang sedang merapikan buku di meja kantin langsung menoleh dengan alis terangkat. "Siapa?" tanyanya sambil menutup buku catatan di hadapannya."Kayaknya cowok. Aku gak kenal sih, tapi dia nanyain kamu tadi di lobi," jawab Lia, sedikit terengah-engah.Citra mengerutkan kening. Siapa yang mencariku? Dalam hatinya ada sedikit rasa penasaran sekaligus waspada. Ia bukan tipe orang yang sering dicari orang, apalagi di kampus. Lagipula, siapa pria yang mencarinya tanpa ada kabar sebelumnya?"Aku coba cek dulu," ucap Citra sambil bangkit dari kursinya. Langkahnya cepat menuju lobi kampus. Namun, saat matanya menangkap sosok yang berdiri di dekat pintu masuk,Citra mengernyitkan kening, merasa heran juga terkejut.Arga?!Mau apa dia mencariku? Arga berdiri di sana dengan tatapan yang tajam,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-23
Baca selengkapnya

Bab 24. Cemburu

Citra menutup pintu rumah dengan pelan, dan melangkah masuk. Hatinya masih dipenuhi dengan perasaan campur aduk setelah bertemu lagi dengan Arga. Dirinya tak menyangka bahwa Arga akan menemuinya dan membicarakan hal gila sehari setelah pernikahannya dengan Nadya. Begitu kakinya melangkah menuju ruang tengah, Citra dapat melihat Raka yang sedang duduk di sofa sambil menatap layar laptopnya dengan raut wajah serius. “Mas, aku sudah pulang,” Citra menyapa Raka dengan lembut. Namun, sedetik kemudian ia merasa heran, karena Raka tak membalas sapaannya. Apa pria itu tidak mendengar suaranya?Lalu, Citra semakin menghampiri Raka sebelum akhirnya kembali berkata, “Mas, sudah makan?” Raka kini mendongakan kepalanya menatap Citra sesaat, kemudian kembali mengalihkan pandangannya pada laptop. “Ya,” jawabnya singkat. Kening Citra mengernyit, masih merasa heran. Seingatnya, dia tidak berbuat salah. Dia tidak pulang larut malam, sehingga harus mengabarkan Raka. Selain itu, hubungan mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-25
Baca selengkapnya

Bab 25. Menjadi Lebih Dekat

Melihat Raka yang diam saja dan nampak enggan menjawab, Citra jadi salah tingkah.“Ehh.. itu aku hanya asal bertanya saja kok, Mas. Gak perlu dianggap serius,” Citra kemudian mengalihkan pandangannya pada layar TV di depan, yang sejak tadi bersuara namun tak satupun dari dirinya atau Raka memberi perhatian. “Citra,” suara Raka terdengar lembut memanggilnya, “Maaf, seharusnya aku bertanya lebih dulu.”Citra menatap Raka dengan sedikit kaget. Ia tidak menyangka Raka akan minta maaf. Citra tersenyum tipis, mencoba meredakan ketegangan yang masih tersisa, “Gapapa, Mas. Tapi, bagaimana jika kita membuat perjanjian lain?”Raka menaikan satu alisnya.Dengan cepat Citra kembali melanjutkan, “Perjanjian untuk lebih terbuka satu sama lain.”“Baiklah. Lalu, bagaimana dengan perjanjian sebelumnya mengenai jangan mencampuri urusan masing-masing?” Citra nampak menimbang ucapan Raka beberapa saat, “Aku rasa kita bisa menyesuaikan perjanjian itu. Jika memang Mas atau aku merasa keberatan untuk men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-26
Baca selengkapnya

Bab 26. Aku Istri Pewaris

"Arga, kamu lihat deh, sepatu ini bagus nggak?" suara Nadya terdengar ceria. Dia sedang memamerkan sepatu berharga jutaan yang baru saja dilihat di layar ponselnya.Arga tidak mengangkat kepalanya dari laptop. Jemarinya masih terus mengetik, ekspresi serius tergurat di wajahnya. "Kamu nggak capek belanja terus, Nad?" tanyanya dengan nada datar, lebih seperti pernyataan daripada pertanyaan.Nadya mendesah pelan, meletakkan ponselnya di atas meja, "Belanja itu hiburan buat aku, Ga," jawab Nadya akhirnya. "Kamu kan tahu, sejak aku resign, aku jadi di rumah terus. Aku butuh sesuatu buat ngisi waktu."Arga menutup laptopnya dengan sedikit keras, "Waktu? Kalau begitu mending kamu balik bekerja lagi saja, daripada belanja terus. Kondisi perusahaan lagi nggak bagus," ujarnya, nadanya mulai meninggi.Pasalnya baru beberapa hari mereka menikah, namun Nadya sudah begitu boros. Hampir setiap hari, Nadya berbelanja di mall maupun melalui online. Dan harga belanjaannya itu cukup fantastis. Tas seh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

Bab 27. Proyek Rahasia

Arga melangkah keluar dari kamarnya, bergegas menuju garasi. Namun, langkahnya terhenti begitu matanya menangkap sosok Raka yang baru saja keluar dari ruang kerja kakeknya. “Bang Raka? Untuk apa dia sudah ada di sini pagi-pagi,” gumam Arga, kembali merasa cemas. Terutama ketika menyadari bahwa tidak ada kehadiran Citra. Artinya Kakek hanya berbincang berdua dengan Raka. Karena rasa penasaran, dia pun menghampiri Raka,“Kenapa Bang Raka ada di sini?” Raka menaikan sebelah alisnya, “Sejak kapan aku harus melapor setiap datang ke sini?” “Bu-bukan seperti itu. Aku hanya ingin tahu ada urusan apa Bang Raka dengan kakek,” suara Arga terdengar sedikit gugup, ia bahkan tak berani membalas tatapan Raka. Mendengar hal itu, mata Raka mengernyit. “Itu urusan pribadi,” jawab Raka singkat, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Raka hendak pergi, namun kemudian kembali berbalik dan menatap Arga dengan tajam, “Dengar, aku tidak suka kau memaksa bertemu dengan istriku. Jangan lakukan itu lagi.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-28
Baca selengkapnya

Bab 28. Makin Penasaran

Citra, yang baru saja pulang dari kafe tempatnya bekerja, tersenyum lebar. Melihat Raka yang sedang duduk di ruang tengah, tanpa sadar Citra langsung bercerita, “Hari ini seru banget, Mas! Aku pikir bakalan canggung atau gimana, tapi ternyata semuanya asyik. Suasananya hangat, terus pelanggan-pelanggannya juga ramah.”Raka mengalihkan perhatiannya dari layar dan kini menatap Citra yang nampak berbinar. Raka ikut tersenyum tipis.“Oh, ya ngomong-ngomong, aku sempat salah mengira pemilik kafe. Rupanya bukan Pak Bagus pemiliknya.” Raka mengangguk, mendengarkan dengan seksama. “Oh ya? Jadi, kamu udah ketemu pemilik aslinya?”Citra menggeleng. “Belum, aku dengar dari teman di sana katanya pemiliknya jarang nongol. Tapi aku penasaran juga, siapa sih yang punya kafe itu. Kamu tahu gak, Mas?” tanya Citra sambil menatap Raka dengan alis sedikit terangkat, penuh rasa ingin tahu.Pasalnya Raka yang merekomendasikan dirinya, jadi Citra berfikir mungkin Raka mengetahui hal itu. Raka tersenyum t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-28
Baca selengkapnya

Bab 29. Surprise

"Surprise!" Nadya berseru dengan penuh semangat begitu Arga masuk ke dalam kamar.Arga yang baru saja pulang kerja terkejut mendapati suasana kamar gelap, hanya diterangi oleh lilin-lilin kecil di sekitar tempat tidur. Di sudut kamar, ada meja kecil dengan botol wine yang belum dibuka dan dua gelas kristal yang berkilauan di bawah nyala lilin. Nadya berdiri di depan tempat tidur, hanya mengenakan lingerie, menatap Arga dengan senyum menggoda."Ini semua aku siapkan untukmu, sayang," lanjut Nadya sambil perlahan melangkah mendekati Arga, matanya memancarkan harapan akan respons yang ia tunggu-tunggu.Namun, bukannya terpesona atau tergoda, Arga hanya menatapnya datar. "Kenapa gelap begini? Aku hampir jatuh tadi."Nadya yang berharap reaksi berbeda dari Arga merasa sedikit kecewa, tapi tetap mencoba mempertahankan semangatnya. "Aku ingin membuat suasana romantis. Kamu kan pasti capek habis kerja. Aku pikir ini bisa jadi kejutan yang menyenangkan."Arga melepas jas kerjanya dan meletakk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-29
Baca selengkapnya

Bab 30. Menerima Bantuan

"Aku perlu kasih tau Mas Raka gak, ya?" Gumam Citra pelan. Pikirannya bergejolak, mengingat kejadian pagi tadi saat Arga kembali menemuinya di kampus. Arga memang tidak berbuat hal yang mengganggu secara langsung seperti waktu itu, tapi kehadirannya sudah cukup membuat Citra merasa tidak nyaman."Apa aku berlebihan kalau kasih tahu dia?" Citra terus berbicara pada dirinya sendiri. Setelah beberapa menit ragu, akhirnya Citra memutuskan untuk mengirimkan pesan singkat pada Raka. Jari-jarinya bergerak cepat di atas layar ponsel, mengetik pesan sederhana:"Arga tadi datang ke kampus, Mas. Dia cuma datang untuk ngasih makanan, tapi aku udah tegur dia lagi."Pesan itu singkat dan langsung pada intinya. Citra menghela napas setelah menekan tombol kirim, merasa lega. Tak lama kemudian, ponselnya bergetar, tanda pesan balasan masuk."Oke."Balasan singkat dari Raka membuat Citra sedikit mengernyitkan kening, merasa heran. Citra mulai merasa serba salah."Apa aku terlalu berlebihan?" Citra m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status