Semua Bab TERPAKSA MENIKAH dengan CEO TEMPERAMEN: Bab 21 - Bab 30

57 Bab

Bab 21

"Nak Very, tumben malam-malam ke sini, ada urusan kerja?" tanya Papi dengan wajah yang bersahabat."Eh, Om, enggak kok, Om. Aku ke sini mau ada perlu sama Om," sahutnya dengan ekspresi yang kaku."Loh, kok, sama Om. Ada apa ya? Om jadi penasaran nih? Ya, udah, ayok kita ke ruang tamu!" Aku dan Mami hanya diam, kami saling bertukar pandang. Menyelami pikiran masing-masing dengan gurat penuh tanya. Sedangkan suamiku sedari tadi berdiri tak jauh dari Mas Very, dia hanya diam. Namun, dari ekspresinya terlihat rona bahagia.Mungkin kedatangan Mas Very ke sini mau membahas soal ajakan suamiku tempo hari yang katanya mau meminangku. Karena cinta suamiku yang terlalu besar pada kekasihnya hingga ia ingin segera melepasku pada lelaki lain.Kuikuti takdir-Mu Ya Robby, kupasrahkan semuanya hanya kepada-Mu. Hanya Engkau yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk para hamba-Mu."Ratna, ada apa ya Nak Very ke sini? Apa Febi cerita sesuatu sebelumnya sama kamu?" tanya Mami dengan penasaran."Enggak tah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

Bab 22

"Mas Fe_bi? Ngapain Mas Febi ke sini?" pekikku seraya mengucek-ngucek mataku yang masih sepet karena barusan sempat tertidur. Aku tak percaya dia datang menjemputku." Aku disuruh Papi jemput kamu di sini. Kamu ngapain di sini lama-lama? Sudah, ayook pulang! Bentar lagi Magrib," tegurnya kemudian dengan tatapan serius ke arahku. Pandangannya menyisir ke arah sekitaran makam."Aku kangen sama Ibu, Mas, aku masih pengen di sini nemenin Ibu. Mas Febi mendingan pulang sana!" jawabku dengan nada malas, kedua tanganku masih memeluk erat nisan ibuku. Rasanya enggan untuk beranjak."Nanti aku yang dimarahi Papi kalau kamu gak ikut pulang," paksanya dengan menarik lenganku."Iya memang hanya Papi yang peduli dan perhatian sama aku," ketusku yang masih kekeh duduk di tanah makam Ibu."Maksud kamu, aku enggak peduli gitu, sama kamu? Aku juga mau jemput kamu ke sini karena peduli, kalau aku gak peduli mah mana mau aku ke sini! Sudah, ayok pulang, hari sudah mulai gelap. Kamu gak takut apa lama-l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

Bab 23

"Ratna, sudah ditungguin Very di bawah." Lelaki yang semalam sudah melepaskan ikatan suci pernikahan kini berdiri di ambang pintu kamar. Wajahnya begitu ceria dan berbinar, seakan begitu bahagia dengan melepasku."Iya, Mas tunggu sebentar!" Kuarahkan wajahku ke sembarang arah, rasanya aku sudah malas menatap wajahnya."Kamu gak usah hawatir, Very itu orang baik. Dia pasti mau menjagamu, kalau dia macam-macam gak usah sungkan telefon aku!""Kamu gak usah pedulikan aku dan gak perlu repot-repot, kini kita sudah tak ada hubungan lagi." Aku bergegas melangkah melewatinya setelah tadi berpamitan dengan mencium tangannya untuk terakhir kalinya.Langkahku cepat seraya menenteng ransel dan tas kecil dengan menuruni anak tangga menuju ruang tamu di mana Mas Very menungguku. Mas Very sudah menungguku di ruang tamu bersama Papi dan Mami."Kamu sudah siap? Apa mau jalan sekarang?" tanya lelaki yang sudah begitu baik dan peduli sama aku."Iya, Mas, kita jalan sekarang aja," sahutku lirih.Aku b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

Bab 24

Malam kian larut, tapi mataku sulit untuk terpejam. Padahal sudah ngantuk banget. Pikiranku teringat ucapannya pas pulang kerja kalau dia punya kunci cadangan. Aku takut kalau dia tiba-tiba menyusup masuk, apalagi pintu kamar ini tak ada selotannya.Tenggorokan ini terasa kering, tadi aku lupa membawa masuk air minum. Dengan perasaan khawatir aku melangkah keluar untuk ke dapur mengambil air minum. Perlahan aku buka pintu kamar agar tak bersuara, jalan pun mengendap seperti maling.Untung dia dah pulas, kalau tidak apa jadinya, gumamku lirih." Eheem. Mau ngapain?" "Eh, Mas Very. Mas Very belum tidur? Ini aku mau ambil air minum, tenggorokanku kering," desisiku berbasa-basi dengan wajah pucat pasi.Dia berjalan mendekat, semakin dekat hingga badanku gemeteran. Kutelisik wajahnya, rasa takut menggelayutiku. Ia baru keluar dari kamarnya."Kamu kenapa, ngeliat aku kayak liat setan?" "Oh, enggak, Mas aku ...," jawabku lagi dengan tergagap."Aku tahu kamu takut kalau aku tidur di sini.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

Bab 25

"Ratna kamu jalan duluan ya ke sana! Pilih apa saja yang kamu mau, nanti aku nyusul! Sekarang aku mau ngobrol dulu sebentar sama Rahel." "Iya, Mas. Baik." Aku berlalu pergi menuju Supermarket untuk membeli kebutuhan sehari-hari.Aku menurunkan semua belanjaan di meja kasir, "Totalnya 1,5 juta, Mba, mau bayar cas atau kartu?" tanya pegawai itu ramah."Pake kartu aja, Mba, aku gak punya uang cas," sahutku menimpali. Dan saat aku hendak menyerahkan kartu ATM itu, tiba-tiba seseorang menyodorkan kartu ATM ke arah pegawai supermarket itu."Pakai ini saja, simpan lagi ATM mu!" pungkasnya.Sontak aku langsung menoleh ke arahnya"Mas Very, gak papa, Mas pake ATM aku saja. Kan, semua belanjaan ini buat kebutuhanku," cicitku."Buat kebutuhan kita, kan nanti aku bakal sering mampir untuk nyobain masakan kamu," sahutnya lagi. Dan aku hanya tersenyum menanggapi ucapannya. "Pengantin baru ya, Mba?" tanya pegawai itu lagi yang tertulis namanya Rara di tanda pengenalnya.Kami saling melempar pan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Bab 26

"Mulai, deh lebainya," gerutuku seraya menyuapkan makanan ke mulut."Hahahah ... lah, emang kenapa? Kalau bisa, why not?" sahutnya dengan terkekeh.Isshh ... semenjak kenal dan dekat dengannya, aku jadi sering tertawa. Padahal aku sudah lama gak tertawa lepas kek gini, bahkan sampai lupa rasanya tertawa itu gimana. Apalagi semenjak aku menikah dengan mantan suamiku, aku tak pernah bisa tertawa. Yang ada hanya kelukaan yang melanda."Mas, aku tiap hari bosan di dalam rumah terus tanpa aktivitas. Aku pengen bekerja biar ada kegiatan, bisa gak Mas Very carikan aku pekerjaan?" tuturku menjelaskan."Oh, soal itu. Kamu maunya kerja apa? Biar nanti aku bantu." Tangannya tak berhenti menyuapkan makanan ke mulut. Sesekali ia menatapku dengan tatapan penuh arti."Kerja apa saja aku mau, yang penting aku bisa kerja." Seketika aku menghentikan aktivitas makanku"Gimana kalau kerja jadi asisten pribadiku di rumah? Kamu hanya perlu melayaniku, menyiapkan kebutuhanku dan tak perlu melakukan yang la
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Bab 27

"Iya, gue belum apa-apain dia, habisnya gue gak ada gairah buat ni_dvrin dia. Dia bukan cewek idaman gue, liatnya aja udah malas, gimana mau menyentuhnya!" ucap Febi akhirnya."Loe kenapa senyum-senyum gitu, loe masih waras kan? Kalau loe dah gi_l4 biar gue ambil alih aja posisi loe di kantor!""Apaan sih, gak lucu tau!" kelit Very."Lagian ... ngelamun mulu. Loe kenapa nanya begitu, sih? Gelagatnya mencurigakan, jangan bilang kalau loe mau nid_vrin dia?" "Si_4lan loe, loe pikir gue cowok apaan? Emangnya loe, maen nid_vrin anak orang aja tanpa menghalalkan dulu!""Ya, kalau dianya mau, emang kenapa? Orang gue juga gak maksa-maksa banget, kok. Tanpa meminta juga dia sudah ngasih duluan, ya, kaya kv_cing aja kalau disodorin ikan juga pasti langsung nubruk. Kalau gak ditubruk mubazir, tau!""Oh, jadi loe sama ma kucing garong? Pantas!" "Ku_r4n9 ajar loe, ngatain gue kucing garong! Makanya buruan loe cari cewek yang bisa diajak ke kamar, kalau dah tahu rasanya pasti loe bakal k3_t4gihan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Bab 28

"M_maaf." Aku segera menarik diri dari pelukannya. Mengerjap berkali-kali karena aku sudah terhipnotis dengan menatap dalam netranya."Kamu gak papa? Apa ada yang sakit?" Very menatapku penuh kekhawatiran."Eng_gak, aku gak papa. Terima kasih ya, kalau gak ada Mas Very mungkin aku sudah jatuh." "It's oke, ya udah, ayok kita masuk. Sini biar aku aja yang bawa!" "Ratna, sini, ayok kita makan sama-sama! Nih aku sudah siapin buat kamu." "Iya, Mas, terima kasih ya, maaf, gara-gara aku di sini Mas Very jadi repot." Dia bukan siapa-siap aku, tapi dia begitu baik dan peduli banget sama aku. Aku yang kini hidup sebatang kara merasa bersyukur dan senang banget dipertemukan dengan orang sepertinya."Sudah, jangan ngomong terima kasih terus. Nanti aku jadi gede kepala loh," Kami makan sambil ngobrol dan sesekali becanda bareng. Lelaki berwajah oriental itu kerap kali menatapku diam-diam, aku bisa melihatnya dari sudut mataku. "Ratna, aku langsung pulang ya, sudah jam 8.30 malam," pamitnya k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Bab 29

"Ini ada semut di atas kepalamu, takutnya nanti masuk ke mata."Aku hanya tersenyum malu melihat tingkahku barusan. Kemudian dia melajukan mobilnya melewati perumahan komplek yang begitu hening dan tenang. Hanya ada beberapa kendaraan roda empat yang melintas."Ayok, kita ke sana!" ajaknya dengan berjalan di sampingku dan mengimbangi langkahku yang pelan."Ratna, kamu mau makan apa? Kamu pilih apa saja yang kamu suka, gak usah malu!" Ia menyodorkan buku menu yang sudah tersedia di meja."Mas, samain aja menunya. Cepat ya gak pake lama!" Ia menatap ke arah pelayan itu yang sedang mencatat riques kami. "Ratna, apa kamu pernah dibawa ke sini oleh Febi?" "Enggak pernah, Mas Febi gak pernah mengajakku makan di luar," cicitku kesal."Masa, sih? Ini kan tempat favoritnya, dia sering ngajak aku ke sini. Kadang juga ngajak yang lainnya," "Mungkin dia malu mengajakku ke sini, dengan penampilanku yang udik ini," cebikku dengan wajah tertunduk pilu."Bukannya waktu itu kamu diajak Febi ke caf
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

Bab 30

"Ratna, apa kamu pernah memakaikan dasi untuk Febi?" Tatapannya seakan tak sabar menanti jawaban dariku. Isshh ... kebiasaan banget deh, selalu nanyain soal Febi. Orang dah sering aku bilang juga kalau pernikahanku itu pernikahan semu. Jadi, gak melakukan rutinitas seperti pasangan suami istri pada umumnya."Gak pernah." Aku masih fokus menatap lurus tepat di dada kekarnya."Jadi, aku orang pertama yang kamu pakaikan dasi?" Ia menaikkan kedua alisnya saat aku menatapnya sekilas."Sudah, Mas." Tanganku beralih menata kerah kemejanya. Aku mundur tiga langkah menjauh darinya."Ok, terima kasih ya. Aku langsung jalan sekarang. Kamu tolong, beresin kamar ini dan juga ruangan kerjaku! Kamu gak perlu bantuin di bawah, semua sudah ada tugasnya masing-masing!" tukasnya penuh penekanan dengan wajah yang serius.Segera aku meraih tas kerjanya yang sudah aku siapkan tadi dan menyerahkan padanya."Kamu bawa tas itu dan anterkan aku sampai ke depan!" titahnya dengan tersenyum tipis. Aku menatapn
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status