All Chapters of Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat : Chapter 121 - Chapter 130

149 Chapters

Bab 121. Meminta bekal.

Yuri segera menutup panggilan itu dan melempar hpnya ke kasur.Masih dengan jantung yang berdebar hanya karena mendengar suara sekretaris Ang dari hp saja.Yuri memasuki kamar mandi dan mandi dengan kilat.Hanya dengan mengenakan jubah mandi Yuri keluar. Baru saja membuka pintu Yuri terkejut melihat sekretaris Ang sudah ada di dalam kamarnya. Berdiri menatapnya."Tuan!! Kenapa anda bisa masuk?" teriak Yuri. Merasa bingung, seingat Yuri, dia mengunci pintu nya sebelum tidur."Kamu mungkin lupa menguncinya." Jawab Ang, mendekat."Stop! Berhenti! Diam di tempat." teriak Yuri.Namun Ang tetap melangkah mendekati Yuri. Gadis itu mundur hingga membentur tembok."Tuan, mau apa?" tergugup ketika Sekretaris Ang sudah tak berjarak di depan nya. Tubuhnya sudah berada di antara tangan Sekretaris Ang yang mencengkram tembok."Aku mau berangkat ke kantor." ujar sekretaris Ang."Lalu? Kenapa malah kesini?""Menemuimu.""Iya. Saya tau tuan. Tapi untuk apa?""Karena kamu lama sekali. Aku menunggumu di
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Bab 122. Saat di kantor

Di kantor,Saat ini Sekretaris Ang tengah duduk bersandar di sofa dengan beberapa kertas di depannya. Lagi-lagi pikirannya tak bisa fokus pada kertas-kertas itu. Rupanya bayangan si bocah kelinci terus menari di pikirannya.Ang tidak sadar jika Saka sudah berdiri di hadapannya, melihat bagaimana Ang sedang tersenyum-senyum sendiri."Ehem!"Sekretaris Ang tersentak. "Tuan Muda! Anda… Anda kemari?" mendongak."Rupanya ada yang sedang terkena sumpah, nih!""Tuan Muda, Anda bicara apa?" sedikit tersipu."Sudahlah, Ang, kelinci kecil itu sangatlah manis. Sayang sekali jika sampai diambil orang," sindir Saka.Sekretaris Ang tersenyum. "Saya tidak mungkin akan membiarkan semua itu terjadi.""Kalau begitu cepatlah kamu menemui Gani Kuncoro untuk melamarnya."Ang tak menjawab, terlihat raut wajah yang tadi semangat mendadak muram."Ada apa, Ang? Apa yang kamu ragukan?" tanya Saka melihat keraguan di mata Ang.Ang menghela napas berat. "Yuri masih terlalu muda. Jika saya melamarnya untuk saat i
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Bab 123. Si Samuel lagi

"Maafkan Wulan, Bang Saka. Wulan sengaja ingin memberi kejutan. Bang Saka tidak marah kan? Lihat nih, Wulan membawa makan siang untuk Bang Saka," ucap Wulan sambil memeluk pinggang Saka.Meskipun ingin marah karena tiba-tiba Wulan bisa berada di kantornya, tapi melihat senyum manis Wulan dan perlakuannya, hati Saka seketika meleleh."Tentu tidak, Wulan. Ya Tuhan... Bang Saka senang sekali," jawab Saka sambil menciumi Wulan, lalu menoleh pada Ang."Lihat, Ang, Wulanku mengantar makan siang untukku. Mungkin Yuri membawakan makan siang untukmu juga. Benar begitu, Yuri?" lalu menoleh pada Yuri."Tentu saja, Tuan Muda. Tentu saja. Ini!" Yuri dengan semangat mengangkat tangannya yang juga menenteng sebuah rantang."Ang, lihatlah. Gadis kecilmu juga membawakan makan siang untukmu...!" seru Saka dengan bahagia, melupakan dua pria yang sedang diinterogasinya.Ang pun sumringah dengan kehadiran Yuri di sini dan segera menghampirinya."Kamu membawakan makan siang untukku?"Yuri mengangguk."Baik
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bab 124. Masih di kantor

Samuel tampak benar-benar menyesal dengan tindakannya sebelumnya."Kenapa aku bisa sebodoh ini? Kenapa tidak bertanya dulu? Aduh, terlambat sudah..." gumam Samuel, berjalan lunglai. "Kalau aku dipecat, habis sudah... Aku harus mencari cara agar Sekretaris Ang tidak menendangku keluar."Di dalam ruangannya, Sekretaris Ang sedang duduk berhadapan dengan Yuri. Suasana terasa tegang; Sekretaris Ang masih memandang Yuri dengan tatapan serius yang membuat Yuri tidak berani menatap balik.'Aduh, kenapa ekspresinya menakutkan sekali... Seperti mau menghakimi, saja,' pikir Yuri."Jadi, aku ingin tahu," kata Ang pelan namun tegas. "Kamu datang ke sini untuk bertemu denganku atau... untuk bertemu yang lain?" tanyanya sambil tetap menatap tajam."Anda, Tuan—eh, Sayang," jawab Yuri cepat-cepat, mencoba menghindari kesalahpahaman lebih lanjut.Sekretaris Ang tersenyum tipis, lalu berkata, "Mulai sekarang, panggil aku begitu saja, seperti tadi."Yuri hanya mengangguk sambil tersenyum kecil."Apakah
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Bab 125. Belum Genap 17 tahun

"Bang Saka yang membuatnya sendiri? Kapan membuatnya? Memang ada waktu?" tanya Wulan lagi.Saka terkekeh sambil mencubit hidung Wulan. “Bukan begitu, yang membuat itu buruh, dan Bang Saka yang mengeluarkan modal dan membayarnya.”"Oh... Wulan paham. Berarti Bang Sakabosnya, begitu ya?""Cakep! Istriku pintar sekarang."Wulan tersenyum dan memeluk Saka."Senangnya, Wulan punya suami seorang bos. Banyak uangnya, jadi Wulan bisa sering-sering shopping dan ke salon. Wulan jadi ingat dulu, mau makan cokelat saja harus tunggu Yuri melempar dulu.""Yuri, anak itu menyayangiku dengan caranya sendiri. Kadang menyelinap tengah malam ke kamarku hanya untuk tidur bersama," tambah Wulan."Sudah, Wulan. Jangan mengungkit masa lalumu lagi. Yuri juga sudah bersama kita, kan? Sekarang saatnya aku akan menyenangkan hidupmu, dengan uangku dan juga hatiku. Kamu tidak boleh bersedih lagi. Wulan boleh membeli apa pun yang Wulan inginkan. Berjanjilah untuk selalu bahagia denganku," Saka mempererat pelukann
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 126. Cinta telat pria dewasa

Ang meraih tangan Yuri."Kamu tidak akan menyesal jika menikah denganku?"Yuri menggeleng. "Tidak akan. Aku ingin segera. Aku tidak ingin terlalu lama berlama-lama di luar. Aku takut terseret pergaulan yang salah. Jika sudah menikah, aku hanya ingin mengurus rumah tangga dan membangun masa depan dengan Kakak. Tidak ingin banyak permasalahan dan kebingungan seperti yang dihadapi kebanyakan orang dewasa. Kebingungan dalam hubungan dan mencari pasangan. Ujung-ujungnya berganti-ganti pasangan tanpa arah. Lebih baik menikah dini jika saling mengerti. Pasti akan indah dan bahagia," ucap Yuri.Ang terpaku dengan ucapan Yuri. 'Kenapa pemikiran gadis ini begitu dewasa. Aku saja tidak pernah sejauh itu berpikir?'"Yuri. Usia kita jauh berbeda, apa kamu tidak malu?""Kenapa mesti malu?""Kakak, aku tidak akan macam-macam. Jika kita sudah menikah nanti, aku akan di rumah saja menunggumu. Aku tidak akan melirik siapapun. Kakak itu, sudah tampan, baik hati, dan yang terpenting aku mencintaimu. Tapi
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Bab 127. Menyelinap ke kamar Yuri?

Ang menatap punggung itu, lalu mengusap wajahnya.Nampak bibirnya tersenyum getir. "Kamu benar, Tuan Muda. Aku sampai resah begini memikirkan semua ini." Ang beranjak keluar kamar. Entah kenapa langkah kakinya membawanya ke kamar Yuri. Mungkin Ang rindu pada gadis kecil itu. Padahal siang tadi seharian dia bersama Yuri. Sampai sore hingga mereka pulang bersama dari perusahaan.Ang sudah berdiri di depan pintu kamar Yuri dan mengetuk pintu.Saat pintu dibuka sang pemilik kamar, hati Sekretaris Ang kembali berdesir menatap sosok imut yang sedang berdiri menatapnya juga. Gadis kecil berwajah manis itu tersenyum padanya.'Astaga... melihat senyumnya saja aku sudah ingin sekali menerkamnya. Mana mungkin aku bisa tahan jika begini?'"Tuan Ang? Eh, Kakak. Ada apa? Ayo masuk?" tegur Yuri.Sekretaris Ang hanya mengangguk lalu melangkah masuk. Duduk di sisi ranjang milik Yuri. Yuri pun mengikutinya dengan duduk di sebelah pria itu. Pria yang saat ini sudah resmi menjadi kekasihnya. Pria yang ta
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Bab 128. Kunjungan

Pagi ini benar, mereka telah bersiap untuk pergi ke Perumahan Indah Permai di mana di sana lah keluarga Wulan sekarang tinggal.Saka sudah ada di ruang depan bersama Sekretaris Ang. Nampak kedua pria itu berulang kali menoleh ke arah tangga."Kenapa lama sekali sih?" keluh Saka."Sabar, Tuan muda, begitulah wanita," sahut Sekretaris Ang yang paham jika Saka tidak sabar menunggu kedua kakak beradik yang lama sekali turunnya."Kamu benar, Ang. Hahaha... Wulan-ku sekarang ini sedang lagi senang-senangnya berdandan. Jangankan mau keluar seperti ini, mau tidur saja aku sampai bosan menunggunya," ucap Saka.Ang pun tergelak."Apalagi Yuri. Kelinci kecil itu pasti sedang dempulan, poles sana sini. Haduh... dasar wanita. Apapun bentuknya, berdandan sudah menjadi keharusan yang tidak bisa terlupakan."Kedua pria itu terbahak menertawakan pasangan mereka masing-masing."Tapi Wulan-ku terlihat cantik, bukan? Apalagi jika berdandan," ucap Saka di tengah tawanya."Kelinci kecilku juga semakin mani
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Bab 129. Keadaan Terbalik

Ang tersenyum, kali ini menoleh kembali."Kamu tenang saja, Nona, sebentar lagi kita akan menjadi dekat. Bahkan menjadi keluarga," sahut Ang.'Hah! Apa maksudnya? Menjadi dekat, menjadi keluarga?' Jihan penuh tanda tanya."Tuan, maksud Anda?""Kamu akan segera tahu, Nona."Belum sempat Jihan bertanya lagi, Gani Harmoko sudah berdiri di depan pintu, langsung menghampiri mereka. Melihat kedatangan Gani Harmoko, Sekretaris Ang yang biasanya selalu tenang jika bertemu dengan Gani dalam urusan apa pun, kali ini lain, pria itu langsung berdiri dan mengangguk hormat dengan jantung yang berdegup keras. Antara gugup dan sungkan. Bukan hanya itu, tapi Sekretaris Ang menyambut tangan Gani Harmoko dan menciumnya, membuat baik Jihan maupun Gani sendiri tercengang dengan tingkah Sekretaris Ang yang tak biasa itu."Tuan Sekretaris, apa yang Anda lakukan?" tanya Gani yang juga cepat-cepat menunduk memberi hormat pada pria itu."Maafkan saya, Tuan Gani. Saya hanya ingin memberi hormat kepada mertua Tu
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 130. Sebuah Kehormatan.

"Ya Tuhan! Seharusnya kami bangga! Tapi tidak. Kami malu, Tuan, kami malu! Pantaskah kami menerima kehormatan yang bertubi-tubi ini?" ucap Tiara, sudah berurai air mata. Gani Harmoko menepuk-nepuk halus punggung Tiara untuk menenangkan istrinya. Ia paham bagaimana perasaan Tiara saat ini. Rasa bersalah masih begitu membekas di hati istrinya itu. Kemudian pria separuh baya ini mulai angkat bicara kembali. "Tuan Sekretaris, mohon maafkan saya jika saya lancang. Tapi sebagai Ayah Yuri, saya wajib bertanya pada Anda. Apa Anda sudah memikirkan risiko yang mungkin akan Anda hadapi jika menikahi Yuri yang masih terlalu muda ini? Dan apakah Anda tidak malu mempunyai istri dari putri seorang orang tua yang hina dan tidak tahu diri seperti kami ini? Orang tua yang pernah menjual anaknya sendiri demi uang. Kami tidak akan pernah melupakan hal paling memalukan itu, Tuan," ucap Gani Harmoko, menatap tegas ke arah Sekretaris Ang. "Tuan Gani Harmoko, saya tidak pernah bisa mengatur hati saya ak
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status