All Chapters of Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.: Chapter 211 - Chapter 220

236 Chapters

Bab 212. Support.

“Dina, Bulek, tahu bagaimana perasaanmu sejujurnya? Bulek juga bingung harus menanggapinya bagaimana, tapi kalau ini sudah menjadi keputusan kamu, maka Bulek pun angkat tangan. Bulek, akan selalu support kamu bagaimana pun kondisi dan situasimu. Bulek harap di suatu hari nanti kamu tidak akan menyesal dan Bulek berharap kamu bisa menjelaskan ini kepada kedua orang tuamu dengan sejujur-jujurnya. Kamu tahu Dina, status janda itu tidak semudah yang seperti kita lihat. Banyak aral melintangnya dan juga fitnahnya. Semoga saja kamu bisa melaluinya dan tetap menjadi wanita muslimah yang istiqomah dalam ketaqwaan dan tawadhu,” ucap Mama Atik.“Iya, aamiin, Bulek. Aku sudah memantapkan hati. Tadi aku sudah salat, sudah salat taubat, sudah memantapkan hati dan berpasrah kepada Allah. Semoga jalan yang aku pilih ini benar dan aku tidak dilaknat Tuhan walau bagaimana pun juga aku tahu hukumnya perceraian itu seperti apa dan aku berharap suatu hari nanti aku tidak akan menyesali keputusanku ini
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 213. Sovenir.

Aku dan Mama Atik kembali ke depan menyiapkan segala sesuatunya untuk acara besok.Sinta dan juga Mala bergabung dengan warga lain untuk acara masak-memasak. Sedangkan Wak Tono dan anak istrinya duduk manis di teras sambil ngopi melihat orang memasang tenda.Kakak-kakakku pun membuat grup sendiri. Mereka duduk di depan TV dan membungkus kue entah apa yang mereka bicarakan, tapi yang jelas tadi saat aku melewati mereka sedang membahas Wira dan menyayangkan sikap tegasnya Dina. Acaranya benar-benar akan berlangsung meriah karena bersamaan dengan 7 bulanan Mbak Asih. Kami tinggal menunggu satu tamu lagi, ya, itu Mbak Lili. Semoga dia sampai sini dengan selamat.Peneror itu hari ini belum beraksi sama sekali biasanya sehari bisa beraksi dua sampai tiga kali, tapi sampai sesiang ini belum. Apa mungkin orang itu adalah salah satu di antara orang-orang yang ada di rumahku ini? Aku harus sigap mengawasi mereka.Ibu dan bapakku di ruang salat sedang i’tikaf. Aku tahu perasaan mereka pasti sa
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 214. Doyanan lelaki.

"Begitu, ya, Ta? Oke, baiklah, aku akan menuruti saran kamu. Semoga dengan begitu setidaknya aku bisa membalas sedikit sekali dan aku memang sebenarnya berharap hanya Allah yang bisa membalas kebaikan-kebaikan Bulek Atik.”“Iya, Mbak, itu benar sekali! Oh, ya, souvenirnya isinya apa , Mbak? Aku belum lihat. Tadi aku sibuk dengan Wira dan juga Dina,” kataku.“Ini isinya dompet, Ta, untuk wadah uang belanja ke warung, tapi ini pasti harganya tuh enggak kurang dari Rp1.000 per item sedangkan Bulek Atik membelinya ada 500 buah Ita, belum isinya. Kamu tahu isi di dalamnya ini ada sisir, pensil, lipstik, dan juga bedak. Entah apa maksudnya. Tadi sih, aku tanya sama Bulek Atik, katanya karena anakku waktu di USG perempuan itulah alat-alat kecantikan untuk perempuan agar bisa berhias cantik untuk suaminya gitu,” jelas Mbak Asih. “Oh, ya, bagus juga ide Mamah Atik, Mbak. Semoga anakmu benar-benar perempuan, ya, Mbak, biar bisa bantu kamu nanti kalau kamu tua, tapi kalau enggak perempuan jug
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 215. Kedatangan Mbak Lili.

Sore ini saudara-saudaraku sedang karaukean. Mereka menyanyikan lagu gembira ada yang Nasida Ria, pop, campursari ada juga band yang lebih kocak lagi adalah Mbak Sinta dan juga Mbak Mala, mereka nyanyi lagu-lagu Tik Tok yang sedang viral sungguh menambah meriahnya suasana sore ini.Kami dikejutkan dengan kedatangan mobil baru tak tanggung-tanggung mobil Alphard. Otomatis semua orang tertuju melihatnya. Di belakang mobil Alphard ada mobil Mas Danu yang baru pulang dari toko. “Wow, mobil Alphard siapa itu? Wah, Ita, kayaknya kamu kalah saing, deh! Kamu harus beli juga mobil Alphard,” ucap mbak Ning. Aku menanggapinya sebagai angin lalu saja.Aku tidak ingin mobil yang bagus-bagus yang dikasih oleh bapaknya Mas Danu pun masih sangat layak dipakai. Untuk apa beli mobil bagus-bagus? Lebih baik aku sedekahkan uangnya nanti jika aku membutuhkannya baru aku berniat membelinya.Sepasang kaki jenjang dengan sendal high heels turun dari mobil mewah itu. Dan ketika pemiliknya keluar barulah kami
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 216. Pamer.

“Ya, menurutku memang begitu karena mau ada acara 7 bulanan, jadi Mbak Asih berpenampilan seperti ini. Oh, ya, aku ada oleh-oleh untuk Mbak Asih dan juga Ibu. Pokoknya aku jamin Pasti kalian suka," ucap Mbak Lili. Bayangkan semenjak tadi dia mengabaikan aku padahal ini rumahku. “Aku tidak perlu oleh-oleh dari kamu, Li. Kamu datang ke sini pun aku sudah sangat bahagia. Boleh aku gendong keponakanku yang lucu ini?” tanya Mbak Asih.“Boleh, dong! Ini gendong saja namanya Marcel Darwin. Aku enggak mau memberi namanya asal-asalan, jadi kukasih nama ala-ala orang eropa biar keren gitu, deh! Nanti anak Mbak Asih juga gitu, ya, dikasih nama itu yang bagus yang anak-anak orang Barat itu biar bagus dan keren,” ucap Mbak Lili lagi. Sedang Mbak Asih hanya diam saja, dia lebih fokus kepada anak Mbak Lili yang benar-benar comel sekali. Dia cantik, dan putih seperti ibunya.“Oh, ya, sebenarnya kita ini mau ada acara apa sih, Bu? Katanya Ita mau ada acara kumpul-kumpul keluarga gitu ya? Sebenarnya,
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 217. Trik basi!

“Au, duh! Asin banget sih ini! Siapa yang masak? Ya, Allah ... enggak bisa masak apa kamu, Ta? Kamu juga orang kaya kenapa enggak cari pembantu yang profesional! Masa nyuguhin tamu dengan masakan kayak gini, asin banget rasanya! Kamu tahu kan, kalau aku ini lagi diet enggak bisa makan asin-asinan. Kenapa kamu malah ngasih kami suguhan sayur asin begini. Kamu sengaja mau merusak kecantikan aku?” omel Mbak Lili.“Tamu dilarang komentar! Makan saja apa yang disuguhkan tuan rumah. Lili jangan menyakiti hati orang lain, kalau kamu tidak suka tinggalkan saja jangan kamu cela makanan itu, pamali!” sahut Mbak Asih.Masya Allah ... Mbak Asih Memang benar-benar luar biasa. Biasanya kalau Mbak Lili ngomel begitu Mbak Asih pun akan menyahuti omelannya dan mereka berdua menyerangku. Itu yang terjadi selama ini, tapi hari ini aku merasa tersanjung sekali sebab Mbak Asih membelaku di depan semua orang termasuk Mbak Lili langsung.“Kamu apaan sih, Mbak Asih, malah belain Ita. Iya, sih, aku tahu Mbak
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 218. Saling sindir.

Bukan berarti aku tidak menghargai diri sendiri dengan tidak membantah hinaan dari orang lain. Justru Andaikan aku membantah atau balik menghina orang lain yang sudah merendahkanku, maka apa bedanya aku dengan mereka? Untuk sesekali memang harus aku lakukan, tapi jika itu berulang kali bukan hanya aku saja yang capek, tapi jiwa dan ragaku juga.“Danu, kapan dong bagi-bagi emasnya? Aku kepingin loh, dapat emasnya sekarang!" celetuk Mbak Ning.“Bagi emasnya itu besok, Mbak, sewaktu puncak acara. Hari ini kan, kita masih baru pada datang, baru bertegur sapa. Lebuh baik hari ini kita gunakan untuk mengobrol santai, bercandaan. Ya, kalau acara inti nanti sewaktu pengajian 7 bulanan Mbak Asih dan juga acara syukuran kita semua baru nanti aku bagikan Antamnya,” jawab Mas Danu.Betul apa yang dikatakan Mas Danu karena aku tidak yakin mbak Ning akan betah berlama-lama di sini. Apalagi dengan adanya Mbak Lili. Aku tahu sekali Mbak Ning tipe manusia yang tidak bisa melihat kesuksesan orang lai
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 219. Sok ratu

"Heleh, benci aku sama si Lili kerjaannya bikin onar saja! Enggak sewaktu makan, enggak sendirian di depan teriak-teriak macam di hutan aja!” komentar Mbak Ning.“Sudah biarkan saja itu suaminya sudah ke sana. Lebih baik kita habiskan makan malam ini kalau enggak dimakan dan kita terpancing dengan kehebohan yang Lili buat makanan ini akan mubazir,” sahut bapak.Kami semua kembali makan dan mengabaikan keributan yang ada di depan. Entahlah apa yang Mbak Lili hebohkan. Aku sebenarnya pun kepo ingin melihat, tapi aku pun tidak mau meninggalkan makan malam yang sudah kami rencanakan dari jauh-jauh hari.“Ita, kalau beneran emasnya dibagi sewaktu acaranya Asih kayaknya Uwak enggak bisa lama-lama di sini, Ta. Karena Wak harus ke kebun dan juga ke sawah. Banyak sekali pekerjaan. Jika Wak tinggal lama-lama nanti gimana kalau tidak panen?” ucap Wak Tono.Aku jadi semakin tahu bagaimana karakter saudara-saudara Mas Danu. Mereka ke sini memang benar-benar hanya mengharapkan imbalan berupa Antam
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 220. Datang lagi?

“Iya, benar! Aku pun sayang sama Ita dan Danu sudah sejak dulu. Padahal kita ini kan, bukan saudara inti apalagi saudara kandung. Ya, kan, Mbak Mala. Itulah kenapa kita harus diwajibkan untuk menjadi orang yang selalu baik hati karena kalau tidak pasti akan terjadi fitnahan sana-sini yang menganggap bahwa kita baik pada Ita dan Danu hanya saat dia kaya saja,” jawab Mbak Sinta.“Iya, benar sekali. Ita, kamu yang sabar, ya? Tenang saja satu orang yang benci kamu ada seribu orang yang sayang padamu. Meskipun keluarga kandung dan keluarga intimu tidak suka dan tidak sayang padamu masih ada kami, masih ada Allah yang sayang dan juga masih banyak saudara-saudara, anak-anak yatim yang rutin kamu santuni yang sayang padamu. Jangan sedih, ya?” ucap Mbak Mala.Lagi aku dan Mas Danu hanya mengangguk saja. Memang benar apa yang diucapkan mereka berdua. Sejak dulu kami miskin pun Mbak Mala dan Mbak Sinta sayang dan cinta kepada kami. Bahkan sesekali mengunjungi kami itu sebabnya aku benar-benar
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 221. Biang masalah.

Mbak Asih memeluk Mbak Lili sedangkan ibu berkacak pinggang di depan Mbak Desi. Entah apa maksud kedatangan Mbak Desi ke sini yang jelas setelah kemarin dia mengungkapkan fakta bahwa selama ini sudah menjadi selingkuhannya si Wira sekarang datang lagi saat Mbak Lili dan Mas Eko berada di rumah ini.Aku rasa dia ke sini dalam keadaan sadar dan disengaja. Sebab sebelum ini Mbak Desi sama sekali tidak pernah ke sini. Apalagi setelah Mbak Lili dan Mas Eko pergi jauh dari sini. Apakah Mbak Desi masih cinta pada masa Eko atau dia datang ke sini hanya sekedar untuk memporak-porandakan kembali rumah tangga Mbak Lili dan Mas Eko yang sudah terjalin harmonis dan memiliki kemajuan yang sangat pesat?Melihat ekspresi Mbak Desi pun sebenarnya hatiku tersulut emosi. Bagaimana tidak, dia tetap duduk dengan anggun menatap ke arah ibu tanpa rasa takut ataupun sungkan sedikit pun. Sedangkan di sebelahnya ada Mbak Lili yang terus saja memaki-maki Mbak Desi dengan sebutan binatang kaki empat dan segala m
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more
PREV
1
...
192021222324
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status