Share

Bab 218. Saling sindir.

Author: Kencana Ungu
last update Last Updated: 2025-03-11 16:07:08

Bukan berarti aku tidak menghargai diri sendiri dengan tidak membantah hinaan dari orang lain. Justru Andaikan aku membantah atau balik menghina orang lain yang sudah merendahkanku, maka apa bedanya aku dengan mereka? Untuk sesekali memang harus aku lakukan, tapi jika itu berulang kali bukan hanya aku saja yang capek, tapi jiwa dan ragaku juga.

“Danu, kapan dong bagi-bagi emasnya? Aku kepingin loh, dapat emasnya sekarang!" celetuk Mbak Ning.

“Bagi emasnya itu besok, Mbak, sewaktu puncak acara. Hari ini kan, kita masih baru pada datang, baru bertegur sapa. Lebuh baik hari ini kita gunakan untuk mengobrol santai, bercandaan. Ya, kalau acara inti nanti sewaktu pengajian 7 bulanan Mbak Asih dan juga acara syukuran kita semua baru nanti aku bagikan Antamnya,” jawab Mas Danu.

Betul apa yang dikatakan Mas Danu karena aku tidak yakin mbak Ning akan betah berlama-lama di sini. Apalagi dengan adanya Mbak Lili. Aku tahu sekali Mbak Ning tipe manusia yang tidak bisa melihat kesuksesan orang lai
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 219. Sok ratu

    "Heleh, benci aku sama si Lili kerjaannya bikin onar saja! Enggak sewaktu makan, enggak sendirian di depan teriak-teriak macam di hutan aja!” komentar Mbak Ning.“Sudah biarkan saja itu suaminya sudah ke sana. Lebih baik kita habiskan makan malam ini kalau enggak dimakan dan kita terpancing dengan kehebohan yang Lili buat makanan ini akan mubazir,” sahut bapak.Kami semua kembali makan dan mengabaikan keributan yang ada di depan. Entahlah apa yang Mbak Lili hebohkan. Aku sebenarnya pun kepo ingin melihat, tapi aku pun tidak mau meninggalkan makan malam yang sudah kami rencanakan dari jauh-jauh hari.“Ita, kalau beneran emasnya dibagi sewaktu acaranya Asih kayaknya Uwak enggak bisa lama-lama di sini, Ta. Karena Wak harus ke kebun dan juga ke sawah. Banyak sekali pekerjaan. Jika Wak tinggal lama-lama nanti gimana kalau tidak panen?” ucap Wak Tono.Aku jadi semakin tahu bagaimana karakter saudara-saudara Mas Danu. Mereka ke sini memang benar-benar hanya mengharapkan imbalan berupa Antam

    Last Updated : 2025-03-11
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 220. Datang lagi?

    “Iya, benar! Aku pun sayang sama Ita dan Danu sudah sejak dulu. Padahal kita ini kan, bukan saudara inti apalagi saudara kandung. Ya, kan, Mbak Mala. Itulah kenapa kita harus diwajibkan untuk menjadi orang yang selalu baik hati karena kalau tidak pasti akan terjadi fitnahan sana-sini yang menganggap bahwa kita baik pada Ita dan Danu hanya saat dia kaya saja,” jawab Mbak Sinta.“Iya, benar sekali. Ita, kamu yang sabar, ya? Tenang saja satu orang yang benci kamu ada seribu orang yang sayang padamu. Meskipun keluarga kandung dan keluarga intimu tidak suka dan tidak sayang padamu masih ada kami, masih ada Allah yang sayang dan juga masih banyak saudara-saudara, anak-anak yatim yang rutin kamu santuni yang sayang padamu. Jangan sedih, ya?” ucap Mbak Mala.Lagi aku dan Mas Danu hanya mengangguk saja. Memang benar apa yang diucapkan mereka berdua. Sejak dulu kami miskin pun Mbak Mala dan Mbak Sinta sayang dan cinta kepada kami. Bahkan sesekali mengunjungi kami itu sebabnya aku benar-benar

    Last Updated : 2025-03-11
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 221. Biang masalah.

    Mbak Asih memeluk Mbak Lili sedangkan ibu berkacak pinggang di depan Mbak Desi. Entah apa maksud kedatangan Mbak Desi ke sini yang jelas setelah kemarin dia mengungkapkan fakta bahwa selama ini sudah menjadi selingkuhannya si Wira sekarang datang lagi saat Mbak Lili dan Mas Eko berada di rumah ini.Aku rasa dia ke sini dalam keadaan sadar dan disengaja. Sebab sebelum ini Mbak Desi sama sekali tidak pernah ke sini. Apalagi setelah Mbak Lili dan Mas Eko pergi jauh dari sini. Apakah Mbak Desi masih cinta pada masa Eko atau dia datang ke sini hanya sekedar untuk memporak-porandakan kembali rumah tangga Mbak Lili dan Mas Eko yang sudah terjalin harmonis dan memiliki kemajuan yang sangat pesat?Melihat ekspresi Mbak Desi pun sebenarnya hatiku tersulut emosi. Bagaimana tidak, dia tetap duduk dengan anggun menatap ke arah ibu tanpa rasa takut ataupun sungkan sedikit pun. Sedangkan di sebelahnya ada Mbak Lili yang terus saja memaki-maki Mbak Desi dengan sebutan binatang kaki empat dan segala m

    Last Updated : 2025-03-11
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab. 222. Undangan pernikahan.

    “Tapi aku emosi kalau melihat muka dia Mas! Aku bukan tidak percaya padamu. Bahkan 100% aku percaya padamu karena kamu sudah membuktikan memilih aku dari pada si wanita brengsek ini. Perempuan mana, Mas, yang tidak emosi melihat mantan istri siri suaminya datang menampakkan batang hidungnya. Pasti semua emosi lah, Mas,” jawab Mbak Lili, tapi kini dia sudah lebih tenang. Mas Eko memeluknya.“Sekarang apa maksud tujuanmu datang ke sini Desi? Bukankah kamu kemarin sudah berjanji tidak akan pernah datang lagi ke sini saat membawa pergi adiknya Ita. Lalu kenapa kamu datang lagi? Pasti kamu berniat untuk menjahati rumah tangga anakku, kan?” tanya ibu mertuaku pada Mbak Desi.“Wah, ternyata Ibu ini selain sudah bau tanah, tapi bodoh juga, ya? Aku datang ke sini tidak tahu kalau ada Mas Eko, pria yang selalu ada di hatiku. Karena kedatanganku ke sini adalah untuk memberitahukan kepada Ita dan juga keluarganya bahwa besok adalah acara pernikahanku dengan Mas Wira,” jawab Mbak Desi.Bukan h

    Last Updated : 2025-03-11
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 223. Pelakor tak tahu diri.

    “Siapa yang mau nikah lagi? Apa Wira mau nikah lagi!?” teriak Ibu dari ruang tengah pasti ibu juga syok mendengar kabar ini.“Ibu, tenanglah jangan marah-marah dulu nanti sakit Ibu kumat lagi,” kataku pada ibu.Beliau langsung terduduk lemas di dekatku. Tangannya meremas-remas jemariku. Dingin sekali. Aku tahu ibu pun sakit hati karena tidak pernah menyangka anak laki-lakinya dengan sengaja menyakiti hati istrinya dan juga anaknya yang masih bayi.“Ibu tidak mau marah-marah, Ita. Tolong jelaskan pada Ibu. Apa benar Wira mau menikah dengan si Desi? Tadi Dina datang menangis memeluk Ibu dan bilang kalau Wira akan menikah besok, makanya Ibu ke sini. Ibu benar-benar syok rasanya. Ibu gagal menjadi orang tua karena kelakuan Wira begitu. Ibu malu, sungguh Ibu malu,” ucap Ibu sambil menangis.“Ibu betul dan Dina pun betul karena memang besok aku dan Wira akan melangsungkan pernikahan kami. Kalau Ibu berkenan dan semua yang ada di sini berkenan hadir, silakan datang ke rumahku untuk memberik

    Last Updated : 2025-03-12
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 224. Miskin asal setia.

    "Benar apa yang dikatakan Lili, bahwa aku pun tidak akan pernah mau denganmu. Dulu, aku mau denganmu Itu bukan karena cinta, tapi karena kasihan padamu. Akan tetapi kalau kamu terlanjur cinta padaku itu masalahmu bukan masalahku. Apalagi kamu besok sudah jadi istri orang, jadi sebaiknya belajarlah jadi perempuan baik yang nurut sama suami dan sepertinya tidak ada yang perlu kita bahas lagi. Silakan kamu pergi dari sini. Bukankah tuan rumah pun sudah mengusirmu? Apa kamu tidak tahu malu dan tidak punya harga diri diusir berkali-kali, tapi tetap saja tidak mau pergi? Katanya sosialita elit, tapi tidak punya otak untuk berpikir. Kalau aku jadi kamu sih, tidak mau harga Diriku diinjak-injak. Lebih baik aku pergi dari sini,” kata Mas Eko.“Tega kamu, ya, Mas! Jahat! kamu bilang kayak gitu. Dulu kamu bilang cinta sama aku. Sekarang di hadapan semua orang kamu bilang tidak cinta. Apa kamu takut di tempeleng sama istrimu yang galak itu?” jawab Mbak Desi.“Istriku memang galak, tapi istriku ti

    Last Updated : 2025-03-12
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 225. Terpukul.

    "Bu-ibu! Ibu kenapa!?” teriak Mbak Ning.Aku yang masih berada di ruang tamu langsung berlari ke ruang tengah. Tadi memang ibu langsung masuk ke dalam tanpa berpamitan pada kami.Ternyata Ibu terjatuh di lantai, kami langsung membawa ibu ke sofa ruang tengah dan memberikan pertolongan pertama. Melepas semua kaitan baju yang ada badannya agar ibu bisa leluasa bernapas seperti ikatan bra dan juga kancing gamis.“Ita, Ibu kenapa sih, kok, dari depan tiba-tiba pingsan gini. Kamu apakan Ibu?” tanya Mbak Nur. Dia menuduhku seolah aku yang membuat ibu pingsan.“Tidak aku apa-apain, Mbak! Tadi di depan memang ada keributan si Desi yang datang. Katanya dia mau nikah sama Wira besok. Mungkin Ibu syok, makanya sampai sini langsung pingsan,” jawabku jujur. Aku tidak mau menutup-nutupi lagi tentang masalah Wira.“Apa!” teriak Mbak Nur, Mbak Ning, dan juga Mbak Susi secara bersamaan.Pasti mereka syok dengan apa yang mereka dengar pasalnya mereka sangat mengelu-elukan Wira dan selalu saja membela W

    Last Updated : 2025-03-12
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 226. Madu busuk untuk Dina.

    Mbak Nur ini adalah satu-satunya kakakku yang pikirannya bisa berubah-ubah seper sekian detik bisa dibilang orangnya plin-plan tidak teguh pendirian.“Sudah-sudah jangan bahas yang ke mana-mana dulu. Kita ke pokok inti masalahnya, jadi besok si Wira mau nikah lalu kita datang gitu? Maksudnya si rentenir itu ngundang ke sini apa nyuruh kita datang ke sana, Bu?” tanya Mbak Susi pada ibu sementara Ibu hanya menggeleng saja dan melambaikan tangannya. Aku rasa ibu pun tidak tahu apa yang harus beliau lakukan.“Ita, ini undangannya aku buang aja ke tong sampah enggak usah kalian ada yang datang ke sana. Keenakan si rentenir Desi itu. Dasar perempuan tidak punya otak, bisanya nyakitin perempuan lain,” sahut Mbak Lili, dia mau membuang undangan itu ke tong sampah dekat pintu ruang tengah.“Ya, ampun jadi benar? Jadi, otakku kenapa bisa ngelag begini, ya? Berarti tadi Lili teriak-teriak marah karena di depan ada Desi, pantas dong, kalau Lili begitu. Kamu pasti takut kan, kalau Desi bakalan ng

    Last Updated : 2025-03-12

Latest chapter

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 237. Ending.

    Wak Tono melotot begitu juga dengan istrinya. Pasti mereka benar-benar tidak menyangka bahwa aku akan nekat seperti ini mempolisikan mereka berdua.“Sabar Ita, sabar dulu. Kita dengarkan dulu penjelasan Wak Tono. Barangkali itu memang bukan barang milik Wak Tono atau mungkin memang punya dia, tapi tidak untuk dipakai mencelakai kamu ataupun Danu,” bela Mbak Ning.“Kalau tidak tahu apa-apa enggak usah banyak komentar Mbak. Lama-lama mulut Mbak Ning, aku sumpel pakai paku ini. Aku tidak butuh saran dari Mbak Ning dan Mbak Ning tidak usah mencampur urusan rumah tanggaku. Aku sudah benar-benar kesal dan batas ambang sabarku sudah habis, Mbak! Pokoknya aku mau kita selesaikan ini secara hukum. Wak Tono dan istrinya harus benar-benar dihukum dengan setimpal karena ini membahayakan nyawa orang lain,” tegasku. Mbak Ning diam saja mungkin dia takut akan aku masukkan ke penjara juga jika membantah ucapanku.“Benar sekali apa yang dikatakan oleh Ita. Baik Wak Tono maupun istrinya harus kita pro

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 236. Terungkap.

    "Hentikan! Tolong hentikan dan jangan kamu pukuli suamiku!” sela istri Wak Tono seraya memukul-mukul punggung Mas Danu. Aku yang geram pun langsung mendorong tubuh tua istri Wak Tono hingga dia tersungkur tepat di bawah kaki suaminya.“Jahat! Kalian jahat!” teriak istri Wak Tono lagi dan berusaha bangun untuk menyerangku. Badannya yang gemuk membuatnya susah untuk leluasa bergerak sedangkan wajah Wak Tono sudah babak belur. Wak Tono diseret oleh Pak RT dan beberapa warga ke rumah kami.Istri Wak Tono terus saja meraung-raung menangisi suaminya. Semua saudara-saudara yang sudah terlelap tidur pun terpaksa bangun untuk melihat apa yang terjadi di sini, bahkan ibu mertuaku dan Mbak Lili yang berada di rumahnya pun tergopoh-gopoh menghampiri kami.“Ada apa ini, Ita? Kenapa istrinya Wak Tono menangis begitu?” tanya ibuku.“Mereka itu penjahat, Bu! Ternyata yang meneror keluarga kita selama ini adalah Wak Tono dan juga istrinya. Itu sebabnya istrinya Wak Tono menangis karena Wak Tono sudah

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 235. Tak salah.

    Aku bergegas keluar. Tak pedulikan panggilan Mamah Atik dan juga Ibuku. Rupanya mereka juga belum tidur. Mungkin sedang menyusun rencana untuk acara besok. Sedangkan Dina tadi tidak aku memperbolehkan ikut karena dia harus tetap tinggal di kamar untuk menjaga anak-anak.Teras depan langsung sepi sepertinya bapak-bapak yang ikut mengobrol tadi langsung menuju ke samping kamarku. Ya, Allah aku deg-degan sekali. Takut sesuatu terjadi pada Mas Danu karena dia jalannya saja susah agak pincang kalau dia berduel dengan orang yang mengetuk jendelaku tentu saja dia kalah.Aku yakin sekali bahwa itu adalah manusia, kalau hantu tentu saja tidak akan seperti itu. Mana bisa hantu melakukan hal-hal yang bisa dilakukan oleh manusia. Walaupun ada itu hanya dalam cerita saja.“Wak, kenapa di luar begini? Apa Wak dengar keributan juga?” tanyaku pada istri Wak Tono, tapi istri Wak Tono diam saja justru jalannya terburu-buru menghampiri kerumunan. Rupanya dia pun penasaran sama sepertiku.Memang sih,

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 234. Tertangkap.

    “Iya, Din, Betul kata kamu. Makanya tadi pas Mbak ke sana, ya, hanya ngasih saran sekedarnya saja. Sepertinya juga Mas Roni tadi ketakutan karena aku ancam akan kupolisikan kalau masih memaksa Mbak Asih dengan kekerasan.”“Ya, Allah ngeri banget, sih! Mas Roni benar-benar nekat!” ujar Dina.“Ya, begitulah kalau orang sudah nekat pasti segala cara akan dilakukan. Sebentar, ya, Din, aku mau WA Mas Danu dulu. Tadi mau manggil dia enggak enak karena sedang ngobrol sama Pak RT dan juga bapakku.”[Mas, ada yang ketuk-ketuk jendela kamar kita. Sewaktu Dina berniat untuk melihatnya, tapi tidak ada siapa-siapa. Tolong Mas Danu awasi barangkali setelah ini akan ada ketukan selanjutnya.] terkirim dan langsung dibaca oleh Mas Danu.[Iya, Sayang! Ini Mas juga sambil ngawasin saudara-saudara kita. Karena tadi Mas seperti melihat bayangan hitam menyelinap. Mas pikir hanya halusinasi saja.][Iya, Mas. Sepertinya yang meneror keluarga kita mulai beraksi lagi, setelah tiga hari kemarin dia tidak mela

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 233. Beraksi lagi.

    "Mbak, Mbak, itu apa seperti bayangan hitam?” tanyaku pada Mbak Mala. Dia justru memegang lenganku dengan erat. Mbak Mala ketakutan.“Duh, apa, ya, aku pun tidak tahu Ita? Aku takut. Ayo, ah, kita masuk rumah saja!” ajak Mbak Mala seraya menyeret lenganku untuk segera masuk ke dalam rumah.“Itu manusia loh, bukan hantu. Kakinya saja tadi napak tanah, tapi dia tidak melihat kita. Mungkin dia terburu-buru. Ayo, Mbak, kita, intip!” ajakku pada Mbak Mala.“Enggak maulah, Ta, aku takut!” tolak Mbak Mala kemudian dia buru-buru menutup pintu aku pun mengekorinya.“Tuh, kan, Ta, semuanya sudah tidur hanya para bapak-bapak saja itu di depan yang sedang main gaple. Ayolah, kita tidur juga biar besok bisa bangun pagi! Mungkin tadi itu beneran hantu tahu, Ta. Kita sih, malam-malam kelayapan,” ucap Mbak Mala. Lucu sekali ekspresinya dia. Mbak Mala menunjukkan bahwa dia benar-benar ketakutan.“Iya, Mbak Mala tidur sana. Terima kasih infonya nanti kalau misalnya beneran ada apa-apa kita selidiki b

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 232. Bayangan hitam.

    “Mbak Asih, kamu tidak apa-apa, Mbak? Bagaimana perutmu apa sakit? tanyaku khawatir pada Mbak Asih. Mbak Asih hanya menggeleng saja mulutnya terus saja beristighfar. Kasihan sekali. Aku tidak tega melihat dia begini.“Ayo, Ibu, Mbak Lili, Mbak Mala sudah jangan hiraukan Mas Roni dulu. Kita tolong Mbak Asih. Kasihan dia sedang hamil pasti perutnya sakit karena tersungkur begini. Ini pasti Mas Roni kan, yang sudah mendorong Mbak Asih,” kataku lagi. Mereka bertiga bergegas menghampiri untuk membantu Mbak Asih berdiri dan pindah duduk ke sofa.“Iya, benar sekali ini ulah si Roni laknat itu! Padahal Asih sudah menolaknya berkali-kali ini tetap saja si Roni memaksanya untuk kembali. Asih tidak mau lalu si Roni mendorong Asih. Dia itu tidak punya otak dan pikiran padahal Asih sedang hamil besar. Ibu benar-benar benci pada dia. Kalau bisa jebloskan saja Roni ke penjara!” ucap ibu.“Mana bisa begitu, Bu, kalian tidak berhak mengatur hidupku dan juga Asih. Aku ini masih suami sahnya Asih, ja

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 231. Datang lagi.

    Aku mengikuti Mbak Mala ke luar rumah dan terpaksa meninggalkan piring makan malamku. Untungnya tinggal sedikit lagi. Gampanglah nanti bisa aku habiskan.Malam ini rembulan memang bersinar terang sekali sepertinya memang hari ini tanggal 15, jadi bulan purnama bertengger cantik di langit malam.Sejujurnya memang dari awal Wak Tono datang ke rumah aku sudah sedikit tidak sreg dengan segala tingkah lakunya. Seperti ucapannya yang terkesan selalu ketus, selalu menyudutkanku dan Mas Danu dan juga seperti mengawasi keadaan rumahku.“Mbak Mala apa beneran tadi Wak Tono ke sini?” tanyaku pada Mbak Mala, dia hanya mengangguk dan terus menggandeng tanganku.“Iya, Ita. Tadi aku lihat Wak Tono tlewat sini terus ke arah sana, ke pohon jeruk kamu dan membakar sesuatu seperti yang aku jelaskan tadi,” jawab Mbak Mala.“Baiklah kalau gitu, ayo kita cek ke sana!” Kami berdua gegas mengecek pohon jeruk yang dimaksud oleh Mbak Mala. Aku menggunakan senter HP untuk lebih menerangi jalanan kami karena me

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 230. Wak Tono.

    "Ya, Allah ... sungguh mulia hatimu, Dina. Bapak jadi malu karena tidak bisa mengontrol emosi. Bapak begitu mendengar kabar dari Danu bahwa Wira besok akan menikah sungguh Bapak benar-benar malu. Maafkan kekhilafan Bapak Dina,” ucap bapak dengan tulus.“Iya, Pak. Aku memaafkan semua orang-orang yang menyakitiku karena aku merasa lebih tenang dan damai jika aku berbuat demikian. Sudahlah lebih baik kita jangan bahas Mas Wira lagi nanti selera makanku jadi turun kasihan kan, cucu Bapak dan Ibu, jadi asinya nanti enggak berkualitas kalau aku makannya tidak banyak.”“Iya, iya, betul. Benar apa yang kamu bilang, ya, sudah Bapak kembali ke depan untuk menemui Danu. Kamu tetap di sini dengan ibu dan juga kakak-kakakmu. Terima kasih sudah menjadi menantu Bapak yang baik hati. Terima kasih Dina,” ucap bapak lagi sebelum pergi meninggalkan kamar ini. Matanya berkaca-kaca, tangannya mengelus pundak Dina.Aku tahu Dina pun menahan gejolak yang ada di hatinya itu terbukti dari tatapan Dina yang s

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 229. Tegarnya hati.

    "Ya, Allah, Dina! Kamu yang sabar, ya, sayang? Di sini ada Bulek yang akan selalu membelamu. Apa pun yang terjadi Bulek akan menjadi garda terdepan untuk kamu. Apalagi hanya laki-laki pecundang macam Wira. Bulek akan polisikan dia, sampai bertekuk lutut padamu. Memang Tuhan itu menunjukkan siapa sebenarnya suamimu itu, Dina. Di saat kamu berhijrah ke jalan Allah menjalani hidup menjadi lebih baik justru suamimu perbuatannya makin tidak terkendali. Makin bobrok sehingga melupakan anak istrinya. Tenanglah Dina. Jangan kamu tangisi laki-laki seperti itu. Jangan pernah kamu bersedih karena ulahnya. Allah sudah merencanakan masa depanmu yang jauh lebih indah dari pada ini. Bulek yakin suatu hari nanti kamu akan mendapatkan jodoh yang lebih baik dari Wira. Kamu masih muda, cantik, saleha pasti banyak laki-laki yang jauh di atas Wira yang mau dengan kamu. Percayalah pada Bulekmu ini Dina, kesedihan kamu kesedihan Bulek juga. Sakitmu sakitnya Bulek juga," ucap Mamah Atik seraya memeluk Din

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status