All Chapters of Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.: Chapter 171 - Chapter 180

236 Chapters

Bab 172. Kedatangan Bu RT.

“Dasar kamu, Ita, mulutmu makin menjadi, ya, aku diamkan dari tadi. Tentu saja cincinku itu asli, awas kamu kalau sampai jual cincin itu. Aku tidak akan pernah biarkan kamu bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Ayo, cepat kembalikan cincinku terlihat lagi!"“Aku pun tidak akan pernah menyerah untuk menagih hutang, kamu kan, yang bilang sendiri tadi kalau kamu akan bayar, Nov. Tenang saja cincin ini tidak akan aku jual selagi kamu mau membayar hutangmu itu,"“Sudahlah aku pusing, aku akan panggil Bu RT saja,” sahut Wak Sri, dia gegas ke luar menuju rumahnya Bu RT. Baguslah kalau dia manggil maka urusan akan cepat kelar.“Kamu kenapa terlihat cemas begitu, Nov, kamu takut berhadapan dengan Bu RT dan juga aku. Karena kamu tahu bahwa kebusukan kamu akan terbongkar?" kataku pada Novi, dia kembali membusungkan dadanya dan mencebikkan bibirnya padaku.“Takut sama kamu enggak ada dalam kamus hidupku, Ita. Kamu 'tuh siapa hanya orang rendahan. Aku tidak takut,” jawab Novi. Ucapannya da
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 173. Keputusan BU RT.

Novi mempersilakan Bu RT masuk dengan sangat ramah tamah, dia sibuk mengeluarkan semua makanan yang ada di dalam dapurnya dan dia juga membuatkan minuman spesial untuk Bu RT. Padahal kami yang sejak tadi di sini tidak dibuatkan apa-apa olehnya.“Sudah tidak usah repot-repot, Novi, saya ke sini karena diundang oleh Bu Sri katanya kamu lagi berantem sama si Ita, saya ke sini mau meluruskan. Sebenarnya kalian ada masalah apa kita to the poin saja, ya, soalnya saya juga banyak kerjaan harus mendata kependudukan tugas dari pusat."“Oh, santai aja dulu Bu RT barang sebentar saja. Ini loh aku sudah keluarin makanannya silakan dicicipi dulu masakan aku," jawab Novi sok manis.Bu RT mencicipi kue yang disuguhkan oleh Novi. Begitu juga dengan gengnya mereka asik makan, sedangkan aku tidak mau menyentuh makanannya toh Novi pun tidak mempersilahkannya padaku. Andai dia mempersilahkannya padaku pasti aku pun akan memakan kue itu.“Mbak Novi, ini kuenya sudah saya cicipi, ya, sekarang jelaskan dudu
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 174. Kalah.

"Bu RT, aku juga mau bilang satu lagi si Ita sudah merebut cincin emasku satu dan sudah dimasukkan ke dalam saku bajunya ini sudah masuk perampasan berarti Ita bisa dipenjarakan dong Bu RT. Bukan dipenjarakan lebih tepatnya kita laporkan ke polisi saksinya banyak ada Wak Jum Wak Sri dan yang lainnya," serobot Novi padahal Bu RT belum selesai berbicara.“Iya, betul itu Bu RT. Kami lihat sendiri tadi Ita merampas cincin emasnya Novi yang sedang dipakai," sahut Wak Jum.“Perampasan apa pun alasannya memang tidak dibenarkan, tapi di sini saya paham juga apa yang dirasakan oleh Mbak Ita mungkin Mbak Ita saking kesalnya jadi dia khilaf mengambil cincin itu dan jika nanti keputusan saya ini menyatakan bahwa yang benar adalah Mbak Novi maka saya minta kepada Mbak Ita untuk memberikan cincin itu secara baik-baik kepada Novi. Apakah kamu bersiap Mbak Ita?" tanya Bu RT padaku, aku mengangguk mantap.“Aku siap Bu RT bahkan sekali pun aku kalah dan Novi tidak mengakui bahwa dia sudah meminjam ua
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 175. Tak terima.

“Kalau kamu tetap enggak mau membayarkan uang sebesar 1 juta rupiah, maka aku akan bawa cincin ini untuk aku jual selebihnya akan aku kembalikan pada kamu. Ayo, Bu RT kita pulang! Aku rasa cukup sampai di sini. Novi kamu dan aku hubungannya cukup sampai sini tidak usah lagi kamu minta tolong padaku tidak usah lagi kamu mohon-mohon padaku. Aku sudah cukup berbaik hati selama ini padamu, tapi tidak pernah kamu anggap," tegasku.Aku segera melangkah ke luar rumah saat aku mau memakai sendalku Novi menarik jilbabku sampai aku hampir terjengkang.“Masuk dulu sini, aku kasih uang kamu yang satu juta itu cepat!" bentak Novi kepadaku.“Jangan memperlakukan aku seperti itu, Nov! Aku bukan pencuri, aku bukan penjilat, aku bukan penjahat, cepat aku tidak mau masuk nanti kamu banyak omong lagi berikan uang kamu sekarang juga!" tegasku kepada Novi.Mbak Fitri menemaniku duduk di teras. Dia sudah seperti suporter fanatik yang selalu mendukungku sedangkan Wak Jum dan gengnya terlihat bingung antara
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 176. Benar Pengemis.

"Aku berharap di dalam hatimu tidak ada dendam pada Novi, walau bagaimana pun dia adalah temanmu sejak kecil. Kalian pernah saling sayang, saling melindungi, saling tolong-menolong.” nasehat Mbak Fitri.Masya Allah ternyata Mbak Fitri sebaik ini orangnya. Aku benar-benar tidak salah memiliki tetangga seperti dia. Terima kasih, ya, Allah, Engkau mengirimkan aku tetangga-tetangga yang baik hati.“Iya, Mbak, aku enggak ada dendam dan tidak benci pada, Novi, hanya saja aku sekarang jika jarak dengan dia agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi."“Iya, betul itu. Lebih baik kita menghindari dari pada kita mendekat, tapi menjadi penyakit," jawab Mbak Fitri.Kami berpisah di persimpangan. Mbak Novi kembali ke rumahnya dan aku kembali ke rumahku. Ternyata Mas Danu sudah pulang, motornya sudah ada di halaman. Aku gegas masuk ke rumah tidak enak kalau suamiku terlalu lama menungguku.“Assalamualaikum," ucapku, lalu masuk ke dalam. Mas Danu dan yang lainnya sedang terlihat diskusi.“Mas
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 177. Minta maaf.

Kami mengantar Mas Danu berangkat ke depan. Hari ini rencanaku dan mama adalah menyusun acara yang akan kami adakan lusa dan akan menelepon saudara-saudaraku semuanya baik dari pihakku maupun dari pihak Mas Danu.“Ita, setelah ini kita susun rencana acara yang akan kita adakan lusa sekalian acara 7 bulanannya Si Asih, tapi kita nunggu Asih agar dia bisa ikut andil dalam acaranya. Jadi dia merasa dihormati dan disayangi sama kita,” saran Mama Atik.“Iya, Mah, aku pun begitu rencananya ini aku mau mengirim undangan dulu lewat WA ke grup keluarga besar Mas Danu dan juga ke grup keluargaku. Semoga saja mereka semua mau datang, ya, Mah. Kalau tidak datang semua kan, kita tidak bisa tahu siapa pelaku.”“Bapak yakin mereka datang semua Ita dengan iming-iming kamu kasih imbalan atas kehadiran mereka sahut bapak.”“Iming-iming bagaimana, Pak? Imbalannya apa, ya, Pak? Kalau hanya imbalan uang saku kayaknya mereka tidak mau datang ke sini dan apa Mas Danu setuju Pak?”“Bapak sampai lupa, tadi Ba
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 178. Iming-iming.

[Ayo, ibu-ibu sudah, yuk, perdebatannya mari kita saling memaafkan. Yang namanya Manusia itu tempatnya salah khilaf dan juga dosa. Tidak ada manusia yang tidak berdosa karena kita hanya seorang hamba biasa. Saling memaafkan, ya, supaya amal ibadah kita diterima Allah Subhanahu Wa Ta'ala.] Tulis Bu ustazah Fatimah.[Iya, Bu Ustazah. Baiklah teman-teman ibu-ibu warga semuanya aku minta maaf atas semua kesalahan dan khilaf yang sudah aku lakukan selama ini.] tulis Mbak Fitri.[Aku juga minta maaf, ya, teman-teman semuanya kalau mulutku selama ini comel dan rombeng seperti mulutnya Wak Jum.] Komentar Mbak Wulan.[Aku juga minta maaf.] Dan masih banyak lagi komentar lainnya yang menyebutkan permintaan maaf atas diri mereka sendiri dan rata-rata semua yang ada di grup sudah meminta maaf kecuali Wak Jum dan gengnya.[Teman-teman, ibu-ibu warga semuanya terima kasih atas supportnya untukku dan aku juga minta maaf kalau banyak kesalahan karena aku, kalian jadi gaduh dan saling sikut, salin
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 179. Undangan 1

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh undangan resmi kepada sanak saudara keluarga besar Mas Danu untuk menghadiri acara syukuran sekaligus silaturahmi yang akan dilaksanakan pada hari Rabu sampai dengan hari Jumat pekan depan.Diharapkan kepada saudara-saudari sekalian untuk datang. Ada pun souvenir yang akan dibagikan oleh Mas Danu adalah Antam sebesar 1 gram untuk 1 orang. Demikian undangan resmi ini. Diharapkan kedatangannya tepat waktu. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.Belum juga ada 1 menit sudah ada yang menanggapi.[Wih, Antam ... baiklah aku dan keluargaku siap datang Ita, tunggu kami, ya?] Komentar Mas Johan adik dari paman Mas Danu.[Ini seriusan souvenirnya Antam kalau satu keluarga ada 5 orang. Berarti dapat 5 gram Mbak Ita?] tanya Sinta adiknya Mas Johan.[Insya Allah. Iya, Sin, datang, ya? Ini amanah dari Mas Danu.] balasku.[Ashiap, aku pasti datang Mbak! Tunggu saja datang paling pertama pokoknya.] komentar Sinta lagi.[Kami juga pasti datang Ita.T
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 180. Undangan 2.

[Cantiklah. Mamanya cantik pasti anaknya juga cantik. Entah deh aku bisa datang atau tidak, tapi kalau tidak datang aku tetap memantau kalian dari grup.][Hai, kalau Mbak Lili enggak datang duitnya aja deh yang datang. Banyak ponakan nih, kan udah jadi orang kaya mobil aja dibeliin sebagai hadiah ulang tahun pernikahan.] jawab Johan. Dia memang mata duitan di antara kami semua, makanya saat aku mengiming-imingi souvenir emas 1 gram Antam dia semangat sekali untuk datang.Apalagi dia punya anak tiga otomatis sekali datang dia dapat duit kurang lebih 5 juta rupiah lebih. Kalau bukan Mas Danu yang mengadakan acara ini maka tidak ada lagi selain sultan-sultan. Padahal kami ini bukan Sultan.[Berisik kamu Johan! Duit mulu yang kamu bahas! Kalian enggak ada obrolan lain apa, ya? Aku usahakan datang. Nanti aku akan bilang ke Mas Eko. ] Tulis Mbak Lili.Karena masalahnya clear dan grup dengan senang hati menerima undanganku saatnya aku mengundang grup keluargaku.***Assalamualaikum warahma
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 181. Wejangan.

[Mbak Ning, datang aja enggak usah malu. Aku pun enggak akan gigit Mbak Ning, kok, dan satu lagi aku juga tidak akan kasih tahu ke orang-orang kalau Mbak Ning, habis punya utang sama aku 2 juta rupiah.][Apa!][Apa!][Apa!] Komentar Mbak, Nur Mbak Susi, dan juga Wira bersamaan.[Ita, kamu jangan kurang ajar ya, mana ada Mbak Ning utang-utang sama kamu. Dia itu orang kaya, lho?] Tulis Mbak Nur.[Untuk apa aku kurang ajar sama Mbak Ning, dia itu kan, Kakak aku.Aku hanya mengutarakan isi hatiku saja bahwa Mbak Ning itu memang berhutang Rp2.000.000 padaku. Pada awalnya Mbak Ning, itu berniat hutang 100 juta karena tidak aku kasih akhirnya kuberikan saja 2 juta rupiah.][Apa! Ya, ampunan ... 100 juta?! Gila, banyak amat! Untuk apa Mbak Ning pinjam uang sebanyak itu?] tanya Mbak Susi.[Katanya sih, untuk modal usaha, tapi karena aku juga butuh uang untuk modal usaha, jadi tidak aku pinjami.][Apakah itu benar Mbak Ning? Kok Mbak Ning diem aja, sih? Enggak komentar padahal online loh, dan
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
24
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status