All Chapters of Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.: Chapter 161 - Chapter 170

236 Chapters

Bab 162. Putar balik fakta.

Astaghfirullahaladzim ... kubaca status WA-nya Novi.“Pagi-pagi buta sudah ada orang datang ke rumah pinjam uang. Kelihatannya sih, kaya raya, rumahnya gede, bagus, ke mana-mana naiknya mobil ternyata pagi-pagi sudah pinjam uang. Yaa, elah, berarti dia lebih miskin dari aku, dong!”Aku geram sekali membaca status WA-nya Novi. Kenapa dia memutarbalikkan fakta seperti itu? Ini orang pagi-pagi sudah membuat kepalaku mendidih.Apa iya, aku harus mengikuti saran Mbak Fitri untuk melabrak dia, tapi meskipun Novi nulis status WA begitu itu, tapi tidak ada orang yang percaya dengan status dia buktinya Mbak Fitri malah marah-marah pada dia. Kalau meladeni Novi tidak akan pernah habisnya dan itu sangat buang-buang waktuku.Hidupku bukan hanya untuk mengurusi urusan orang lain. Lebih dari itu, tapi kalau dia tidak dikasih pelajaran dia bakalan selamanya menginjak-nginjak harga diriku. Salah apa aku ini pada Novi? Perasaan aku sudah selalu berbuat baik padanya, tapi masih saja dia menjelek-jelek
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 163. Dicela.

“Assalamualaikum permisi! Assalamualaikum permisi! berkali-kali kuulangi panggilan dan menggedor pintu Novi, tetapi tetap juga tidak dibukakan olehnya. Benar-benar memang dia sudah keterlaluan! Oke baiklah Novi aku akan pakai caramu!Dia benar-benar sudah tidak menghormati aku sebagai tetangga dan tidak menganggapku teman lagi. Padahal tadi pagi subuh-subuh dia memohon-mohon padaku untuk meminjamkan uang padanya. Lalu dia menyindirku lewat status WA. Aku datangi dia tidak berani nongol! Maunya apa? Kenapa dia bersikap seperti itu padaku? Padahal aku merasa tidak pernah punya salah pada dia.Bukankah seharusnya jika sudah mengenalku dari kecil, menganggapku teman, dan sekarang kami bertetanggaan, sikapnya harusnya lebih baik padaku bahkan menganggapku lebih dari saudara. Seperti aku menganggapnya begitu. Dasar saja Novi ternyata sifatnya sejak dulu tidak pernah berubah.Aku telusuri jalanan di depan rumahku dengan perasaan dongkol dan kesal. Astagfirullah pagi-pagi aku tidak boleh beg
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 164. Mulut comberan.

“Wak, aku, bukan tipe orang yang suka melupakan jasa orang lain. Ya, terserah awak saja mau percaya atau tidak. Yng jelas aku tidak ada uutang dengan Novi," jawabku kesal lalu ikut mengantri untuk belanja.“Nih, Wak, dimakan! Biar itu mulut nggak pedes kayak cabe setan!" sahut Ibuku lalu memasukkan segenggam cabe caplak jawa yang kata orang cabe setan ke mulut Wak Jum yang sedang menganga karena menertawakanku.“Apa-apaan sih, kamu, Wak, jelek-jelekin menantuku! Bibirmu itu lama-lama nanti double dan dosamu menumpuk. Ingat, dosa woi! Jangan sampai kamu menyesal nantinya. Menantuku itu orang baik tidak mungkin dia berhutang kepada orang lain," bela ibu mertuaku.“Iya, betul tuh masih aja ada yang percaya sama mulutnya Novi. Dia itu kan, ember dan juga mulut comberan. PAgi-pagi sudah bikin orang ribut saja!" sahut Mbak Fitri yang ternyata dia ada di sini belanja sayuran juga.“Sudah jangan ribut perkara uutang orang lain nggak baik. Dasar itu aja mulutnya comberan mau ikut campur aja u
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 165. Balasan SW.

[Dasar manusia tidak tahu diri, tidak bersyukur tidak tahu diuntung, sudah dibantu malah memutar balikan fakta. Semoga saja kamu tidak bertemu dengan orang yang sifatnya sama denganmu. Pagi-pagi datang memohon-mohon meminjam uang setelah dapat bukanya mengucapkan terima kasih malah mengatakan yang tidak-tidak tentang aku.]Kutulis status di WA-ku panjang lebar agar semua orang-orang yang ada di sini, tetangga-tetanggaku bisa membacanya. Aku sudah benar-benar gerah dengan sikap Novi Yang keterlaluan padaku.Kutinggalkan ponselku di atas nakas lalu membantu Mama Atik dan ibuku untuk masak. Sebentar lagi pasti Mas Danu akan pulang.“Kamu kenapa, Ta, kok senyum-senyum begitu?” tanya ibu penuh selidik.“Tidak apa-apa, Bu, hanya ingat kejadian lucu tadi di warung,” jawabku.“Kejadian apa itu? Ibu, jadi kepo, nih! Duh bahasanya sudah kayak Si Nopi saja kepo,” ujar ibu.“Jadi ceritanya, Bu, tadi pagi subuh-subuh Novi itu datang ke sini pinjam uang sama aku satu juta katanya uangnya untuk be
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 166. Nasihat.

“Iya, Mah, Bu. Terima kasih sudah mengingatkan aku, tapi aku sudah kadung bikin status unek-unek di story WA.”“Ya, sudah tidak apa-apa biar kamu merasa puas kali ini Ibu maklum, tapi lain kali jangan kamu ulangi lagi, ya, Nak? Ibu tidak mau loh anak Ibu yang Ibu banggakan ini terpengaruh oleh lingkungan yang kotor.”“Astaghfirullahaladzim ... Iya, Bu, insya Allah aku tidak akan mengulangi lagi. Terima kasih Mama dan Ibu sudah selalu mmenasihatiku.”“Iya, kan, ini memang sudah tugas orang tua untuk selalu mengingatkan anaknya jika anaknya tersesat di jalan yang salah. Sudah kamu makan saja dulu. Lupakan masalahmu kalau kamu makan sambil mengingat-ingat kejadian yang bikin kamu emosi tidak akan pernah jadi daging makanan yang kamu telan itu,” jawab mamah Atik.“Iya, Mah. Terima kasih, ya, sudah masakin nasi goreng yang super enak ini kalau kita buka restoran dan ada menu nasi gorengnya, Mama wajib yang masak, rasanya enak banget. Pasti laris dan keuntungannya juga banyak,” pujiku pada
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 167. Tak terima.

Setelah selesai sarapan aku segera beres-beres rumah. Hari ini rencananya akan berbelanja untuk acara esok yang akan kami adakan 5 hari lagi.Ting!WA dari Novi.[Ita maksudmu apa nulis status begitu, kamu menyindirku?Kamu tidak ikhlas menolongku. Oke, aku, kembalikan uang kamu, tapi tolong dong, kamu nggak usah bikin status-status begitu! Kamu merendahkan sekali. Jadi manusia baru kaya begitu saja sudah sombong.][Sepertinya kamu harus berkaca pakai kaca yang besar, kalau tidak ada datanglah ke rumahku sini. Berkaca di sini kamu kan, yang memulainya duluan, Nov! Kamu update status menyinggung aku bahwa aku ini berutang padamu subuh-subuh padahal kan, kamu yang hutang sama aku, jadi manusia itu jangan suka memutarbalikkan fakta. Ingat dosa, ingat mati, memangnya aku tidak tahu apa yang kamu lakukan di belakangku? Banyak orang yang laporan padaku.] balasku berapi-api, kalau dia benar-benar mengajak perang maka aku akan ladeni.[Eh, fitnah itu, siapa yang bilang begitu. Aku tidak ada u
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 168. Siapa?

[Aku tidak peduli, pokoknya cepat kembalikan uangku! Aku sudah benar-benar marah padamu, aku sudah tidak percaya lagi padamu. Terserah kamu masih mau berteman denganku atau tidak karena itu sama sekali tidak membuatku rugi.][Iyalah baik, aku ke sana, tunggu!]Dengan senang hati aku menunggu kedatangan Novi, semoga saja kali ini dia tidak berbohong dan tidak banyak alasan. Kalau sampai dia tidak datang ke sini maka aku yang akan datang menghampiri ke rumahnya. Dia yang memulai, dia pun yang harus mengakhiri.Brak! tiba-tiba saja kacaku kembali dilempar oleh seseorang dengan batu yang sangat besar, kami yang sedang asyik bersantai di ruang TV pun bergegas lari ke depan.Tidak ada siapa-siapa hanya ada batu bata besar dengan bungkusan plastik hitam. Bapak lari ke jalan dan celingak-celinguk mencari apakah ada orang yang patut dicurigai.“Mbak Asih dari mana?" tanyaku pada Mbak Asih. Dia sepertinya dari minimarket karena menenteng plastik berlogo minimarket terkenal dengan segala isinya
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 169. Mendatangi Novi.

[Huh, dasar ya. Songong banget baru kayak begitu saja sudah sok iyes!] [Sugeh munggah bale!]Lagi lagi Novi masih update status tidak jelas memang anak ini kudu aku gertak sekalian. Baiklah Novi kita mulai permainan kita biar semua orang tahu siapa yang salah dan siapa yang benar. Sebenarnya cukup aku diam saja pun semua orang bakalan tahu, tapi jika aku tetap diam kamu akan semena-mena dan merendahkanku.“Mah, titip Kia, ya, sebentar aku mau keluar," pintaku pada Mama Atik yang sedang asyik nonton TV.“Mau ke mana, Ta, keluar kok enggak pakai baju rapi. Pakai baju rumahan gitu memang mau ketemu siapa?" tanya Mama Atik.“Mau ketemu manusia tidak tahu diri, sudah aku baik-baikin, sudah aku lembutin, masih saja. Merasa sok jadi korban, masih saja merendahkan aku pokoknya titip Kia ya, Mah, aku mau perang sampai titik darah penghabisan," jawabku.Mamah Atik dan ibuku malah tertawa mendengarkan penjelasanku.“Mama, Ibu, tidak ada yang lucu enggak usah tertawa begitu," rajukku.“Mamah i
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 170. Novi Playing victim

“Oh, ya, lalu percakapan kamu tadi malam dengan Bosmu gimana. Sudahlah, Nov, itu juga bukan urusanku. Aku tidak akan merendahkan kamu kalau kamu tidak merendahkanku intinya aku datang sini untuk mengambil uangku. Cepatlah bayar! Utangmu itu sedikit kan, cuma satu juta, lagi pula kamu kaya, barang-barang mewah dan juga branded-branded masa utang satu juta enggak bisa bayar, kan kamu sendiri yang nantangin aku untuk meminta uang kamu ke sini."“Wah aku jadi bingung nih, yang benar Ita atau Novi, ya, tapi kalau dilihat-lihat sih, semuanya benar dan semuanya salah karena dua-duanya sama-sama kaya, ya, kan ibu-ibu? Kalian gimana? Kalau aku netral aja deh, yang menang itulah yang aku dukung," sahut Wak Jum, wanita tua satu ini juga benar-benar menyebalkan“Jelas akulah pemenangnya, Wak Jum aja enggak ngeliat tadi kan, sudah masuk rumahku dan sudah melihat barang-barang mewahku, perhiasan-perhiasanku, masa iya, aku utang satu juta sama, Ita,” jawab Novi, dia mengibas-ngibaskan jari-jarinya y
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 171. Cincin jaminan.

“Eh, Ita, jangan sembarang masuk rumah orang, ya. Atau aku bilangin ke Pak RT, dasar kamu, ya, tidak punya adab sama sekali,” ucap Novi, dia menarik lenganku agar aku pergi keluar dari rumahnya.“Silakan saja laporin ke Pak RT. Aku pun tidak takut! Yang tidak punya adab itu kamu, Nov, dari aku sudah bicara baik-baik padamu sudah menagih hutangmu dengan baik, tapi kamu malah mengabaikan aku."“Aku bukan mengabaikan kamu,ya, Ita, aku hanya membela diri. Ibu-Ibu tolong dong, jangan cuma diam aja ini jelas-jelas, Ita mau merusak rumahku semua barang-barang yang di sini harganya mahal-mahal kalau sampai rusak aku bisa rugi," katanya meminta tolong pada gengnya. “Waduh kalau gini caranya mendingan kita lapor RT saja deh, biar Ita dan Novi yang menangani Bu RT. Aku tidak mau ikut-ikutan," jawab Wak Jum, tapi dia pun tidak beranjak dari tempatnya kurasa dia pun menikmati pemandangan yang terjadi di sini dasar manusia-manusia tidak punya akhlak.“Kalian jangan ikut campur masalahku dan Nov
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
24
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status