Share

Bab 173. Keputusan BU RT.

Author: Kencana Ungu
last update Last Updated: 2025-03-09 10:31:13

Novi mempersilakan Bu RT masuk dengan sangat ramah tamah, dia sibuk mengeluarkan semua makanan yang ada di dalam dapurnya dan dia juga membuatkan minuman spesial untuk Bu RT. Padahal kami yang sejak tadi di sini tidak dibuatkan apa-apa olehnya.

“Sudah tidak usah repot-repot, Novi, saya ke sini karena diundang oleh Bu Sri katanya kamu lagi berantem sama si Ita, saya ke sini mau meluruskan. Sebenarnya kalian ada masalah apa kita to the poin saja, ya, soalnya saya juga banyak kerjaan harus mendata kependudukan tugas dari pusat."

“Oh, santai aja dulu Bu RT barang sebentar saja. Ini loh aku sudah keluarin makanannya silakan dicicipi dulu masakan aku," jawab Novi sok manis.

Bu RT mencicipi kue yang disuguhkan oleh Novi. Begitu juga dengan gengnya mereka asik makan, sedangkan aku tidak mau menyentuh makanannya toh Novi pun tidak mempersilahkannya padaku. Andai dia mempersilahkannya padaku pasti aku pun akan memakan kue itu.

“Mbak Novi, ini kuenya sudah saya cicipi, ya, sekarang jelaskan dudu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 174. Kalah.

    "Bu RT, aku juga mau bilang satu lagi si Ita sudah merebut cincin emasku satu dan sudah dimasukkan ke dalam saku bajunya ini sudah masuk perampasan berarti Ita bisa dipenjarakan dong Bu RT. Bukan dipenjarakan lebih tepatnya kita laporkan ke polisi saksinya banyak ada Wak Jum Wak Sri dan yang lainnya," serobot Novi padahal Bu RT belum selesai berbicara.“Iya, betul itu Bu RT. Kami lihat sendiri tadi Ita merampas cincin emasnya Novi yang sedang dipakai," sahut Wak Jum.“Perampasan apa pun alasannya memang tidak dibenarkan, tapi di sini saya paham juga apa yang dirasakan oleh Mbak Ita mungkin Mbak Ita saking kesalnya jadi dia khilaf mengambil cincin itu dan jika nanti keputusan saya ini menyatakan bahwa yang benar adalah Mbak Novi maka saya minta kepada Mbak Ita untuk memberikan cincin itu secara baik-baik kepada Novi. Apakah kamu bersiap Mbak Ita?" tanya Bu RT padaku, aku mengangguk mantap.“Aku siap Bu RT bahkan sekali pun aku kalah dan Novi tidak mengakui bahwa dia sudah meminjam ua

    Last Updated : 2025-03-09
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 175. Tak terima.

    “Kalau kamu tetap enggak mau membayarkan uang sebesar 1 juta rupiah, maka aku akan bawa cincin ini untuk aku jual selebihnya akan aku kembalikan pada kamu. Ayo, Bu RT kita pulang! Aku rasa cukup sampai di sini. Novi kamu dan aku hubungannya cukup sampai sini tidak usah lagi kamu minta tolong padaku tidak usah lagi kamu mohon-mohon padaku. Aku sudah cukup berbaik hati selama ini padamu, tapi tidak pernah kamu anggap," tegasku.Aku segera melangkah ke luar rumah saat aku mau memakai sendalku Novi menarik jilbabku sampai aku hampir terjengkang.“Masuk dulu sini, aku kasih uang kamu yang satu juta itu cepat!" bentak Novi kepadaku.“Jangan memperlakukan aku seperti itu, Nov! Aku bukan pencuri, aku bukan penjilat, aku bukan penjahat, cepat aku tidak mau masuk nanti kamu banyak omong lagi berikan uang kamu sekarang juga!" tegasku kepada Novi.Mbak Fitri menemaniku duduk di teras. Dia sudah seperti suporter fanatik yang selalu mendukungku sedangkan Wak Jum dan gengnya terlihat bingung antara

    Last Updated : 2025-03-09
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 176. Benar Pengemis.

    "Aku berharap di dalam hatimu tidak ada dendam pada Novi, walau bagaimana pun dia adalah temanmu sejak kecil. Kalian pernah saling sayang, saling melindungi, saling tolong-menolong.” nasehat Mbak Fitri.Masya Allah ternyata Mbak Fitri sebaik ini orangnya. Aku benar-benar tidak salah memiliki tetangga seperti dia. Terima kasih, ya, Allah, Engkau mengirimkan aku tetangga-tetangga yang baik hati.“Iya, Mbak, aku enggak ada dendam dan tidak benci pada, Novi, hanya saja aku sekarang jika jarak dengan dia agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi."“Iya, betul itu. Lebih baik kita menghindari dari pada kita mendekat, tapi menjadi penyakit," jawab Mbak Fitri.Kami berpisah di persimpangan. Mbak Novi kembali ke rumahnya dan aku kembali ke rumahku. Ternyata Mas Danu sudah pulang, motornya sudah ada di halaman. Aku gegas masuk ke rumah tidak enak kalau suamiku terlalu lama menungguku.“Assalamualaikum," ucapku, lalu masuk ke dalam. Mas Danu dan yang lainnya sedang terlihat diskusi.“Mas

    Last Updated : 2025-03-09
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 177. Minta maaf.

    Kami mengantar Mas Danu berangkat ke depan. Hari ini rencanaku dan mama adalah menyusun acara yang akan kami adakan lusa dan akan menelepon saudara-saudaraku semuanya baik dari pihakku maupun dari pihak Mas Danu.“Ita, setelah ini kita susun rencana acara yang akan kita adakan lusa sekalian acara 7 bulanannya Si Asih, tapi kita nunggu Asih agar dia bisa ikut andil dalam acaranya. Jadi dia merasa dihormati dan disayangi sama kita,” saran Mama Atik.“Iya, Mah, aku pun begitu rencananya ini aku mau mengirim undangan dulu lewat WA ke grup keluarga besar Mas Danu dan juga ke grup keluargaku. Semoga saja mereka semua mau datang, ya, Mah. Kalau tidak datang semua kan, kita tidak bisa tahu siapa pelaku.”“Bapak yakin mereka datang semua Ita dengan iming-iming kamu kasih imbalan atas kehadiran mereka sahut bapak.”“Iming-iming bagaimana, Pak? Imbalannya apa, ya, Pak? Kalau hanya imbalan uang saku kayaknya mereka tidak mau datang ke sini dan apa Mas Danu setuju Pak?”“Bapak sampai lupa, tadi Ba

    Last Updated : 2025-03-09
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 178. Iming-iming.

    [Ayo, ibu-ibu sudah, yuk, perdebatannya mari kita saling memaafkan. Yang namanya Manusia itu tempatnya salah khilaf dan juga dosa. Tidak ada manusia yang tidak berdosa karena kita hanya seorang hamba biasa. Saling memaafkan, ya, supaya amal ibadah kita diterima Allah Subhanahu Wa Ta'ala.] Tulis Bu ustazah Fatimah.[Iya, Bu Ustazah. Baiklah teman-teman ibu-ibu warga semuanya aku minta maaf atas semua kesalahan dan khilaf yang sudah aku lakukan selama ini.] tulis Mbak Fitri.[Aku juga minta maaf, ya, teman-teman semuanya kalau mulutku selama ini comel dan rombeng seperti mulutnya Wak Jum.] Komentar Mbak Wulan.[Aku juga minta maaf.] Dan masih banyak lagi komentar lainnya yang menyebutkan permintaan maaf atas diri mereka sendiri dan rata-rata semua yang ada di grup sudah meminta maaf kecuali Wak Jum dan gengnya.[Teman-teman, ibu-ibu warga semuanya terima kasih atas supportnya untukku dan aku juga minta maaf kalau banyak kesalahan karena aku, kalian jadi gaduh dan saling sikut, salin

    Last Updated : 2025-03-09
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 179. Undangan 1

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh undangan resmi kepada sanak saudara keluarga besar Mas Danu untuk menghadiri acara syukuran sekaligus silaturahmi yang akan dilaksanakan pada hari Rabu sampai dengan hari Jumat pekan depan.Diharapkan kepada saudara-saudari sekalian untuk datang. Ada pun souvenir yang akan dibagikan oleh Mas Danu adalah Antam sebesar 1 gram untuk 1 orang. Demikian undangan resmi ini. Diharapkan kedatangannya tepat waktu. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.Belum juga ada 1 menit sudah ada yang menanggapi.[Wih, Antam ... baiklah aku dan keluargaku siap datang Ita, tunggu kami, ya?] Komentar Mas Johan adik dari paman Mas Danu.[Ini seriusan souvenirnya Antam kalau satu keluarga ada 5 orang. Berarti dapat 5 gram Mbak Ita?] tanya Sinta adiknya Mas Johan.[Insya Allah. Iya, Sin, datang, ya? Ini amanah dari Mas Danu.] balasku.[Ashiap, aku pasti datang Mbak! Tunggu saja datang paling pertama pokoknya.] komentar Sinta lagi.[Kami juga pasti datang Ita.T

    Last Updated : 2025-03-10
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 180. Undangan 2.

    [Cantiklah. Mamanya cantik pasti anaknya juga cantik. Entah deh aku bisa datang atau tidak, tapi kalau tidak datang aku tetap memantau kalian dari grup.][Hai, kalau Mbak Lili enggak datang duitnya aja deh yang datang. Banyak ponakan nih, kan udah jadi orang kaya mobil aja dibeliin sebagai hadiah ulang tahun pernikahan.] jawab Johan. Dia memang mata duitan di antara kami semua, makanya saat aku mengiming-imingi souvenir emas 1 gram Antam dia semangat sekali untuk datang.Apalagi dia punya anak tiga otomatis sekali datang dia dapat duit kurang lebih 5 juta rupiah lebih. Kalau bukan Mas Danu yang mengadakan acara ini maka tidak ada lagi selain sultan-sultan. Padahal kami ini bukan Sultan.[Berisik kamu Johan! Duit mulu yang kamu bahas! Kalian enggak ada obrolan lain apa, ya? Aku usahakan datang. Nanti aku akan bilang ke Mas Eko. ] Tulis Mbak Lili.Karena masalahnya clear dan grup dengan senang hati menerima undanganku saatnya aku mengundang grup keluargaku.***Assalamualaikum warahma

    Last Updated : 2025-03-10
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 181. Wejangan.

    [Mbak Ning, datang aja enggak usah malu. Aku pun enggak akan gigit Mbak Ning, kok, dan satu lagi aku juga tidak akan kasih tahu ke orang-orang kalau Mbak Ning, habis punya utang sama aku 2 juta rupiah.][Apa!][Apa!][Apa!] Komentar Mbak, Nur Mbak Susi, dan juga Wira bersamaan.[Ita, kamu jangan kurang ajar ya, mana ada Mbak Ning utang-utang sama kamu. Dia itu orang kaya, lho?] Tulis Mbak Nur.[Untuk apa aku kurang ajar sama Mbak Ning, dia itu kan, Kakak aku.Aku hanya mengutarakan isi hatiku saja bahwa Mbak Ning itu memang berhutang Rp2.000.000 padaku. Pada awalnya Mbak Ning, itu berniat hutang 100 juta karena tidak aku kasih akhirnya kuberikan saja 2 juta rupiah.][Apa! Ya, ampunan ... 100 juta?! Gila, banyak amat! Untuk apa Mbak Ning pinjam uang sebanyak itu?] tanya Mbak Susi.[Katanya sih, untuk modal usaha, tapi karena aku juga butuh uang untuk modal usaha, jadi tidak aku pinjami.][Apakah itu benar Mbak Ning? Kok Mbak Ning diem aja, sih? Enggak komentar padahal online loh, dan

    Last Updated : 2025-03-10

Latest chapter

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 237. Ending.

    Wak Tono melotot begitu juga dengan istrinya. Pasti mereka benar-benar tidak menyangka bahwa aku akan nekat seperti ini mempolisikan mereka berdua.“Sabar Ita, sabar dulu. Kita dengarkan dulu penjelasan Wak Tono. Barangkali itu memang bukan barang milik Wak Tono atau mungkin memang punya dia, tapi tidak untuk dipakai mencelakai kamu ataupun Danu,” bela Mbak Ning.“Kalau tidak tahu apa-apa enggak usah banyak komentar Mbak. Lama-lama mulut Mbak Ning, aku sumpel pakai paku ini. Aku tidak butuh saran dari Mbak Ning dan Mbak Ning tidak usah mencampur urusan rumah tanggaku. Aku sudah benar-benar kesal dan batas ambang sabarku sudah habis, Mbak! Pokoknya aku mau kita selesaikan ini secara hukum. Wak Tono dan istrinya harus benar-benar dihukum dengan setimpal karena ini membahayakan nyawa orang lain,” tegasku. Mbak Ning diam saja mungkin dia takut akan aku masukkan ke penjara juga jika membantah ucapanku.“Benar sekali apa yang dikatakan oleh Ita. Baik Wak Tono maupun istrinya harus kita pro

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 236. Terungkap.

    "Hentikan! Tolong hentikan dan jangan kamu pukuli suamiku!” sela istri Wak Tono seraya memukul-mukul punggung Mas Danu. Aku yang geram pun langsung mendorong tubuh tua istri Wak Tono hingga dia tersungkur tepat di bawah kaki suaminya.“Jahat! Kalian jahat!” teriak istri Wak Tono lagi dan berusaha bangun untuk menyerangku. Badannya yang gemuk membuatnya susah untuk leluasa bergerak sedangkan wajah Wak Tono sudah babak belur. Wak Tono diseret oleh Pak RT dan beberapa warga ke rumah kami.Istri Wak Tono terus saja meraung-raung menangisi suaminya. Semua saudara-saudara yang sudah terlelap tidur pun terpaksa bangun untuk melihat apa yang terjadi di sini, bahkan ibu mertuaku dan Mbak Lili yang berada di rumahnya pun tergopoh-gopoh menghampiri kami.“Ada apa ini, Ita? Kenapa istrinya Wak Tono menangis begitu?” tanya ibuku.“Mereka itu penjahat, Bu! Ternyata yang meneror keluarga kita selama ini adalah Wak Tono dan juga istrinya. Itu sebabnya istrinya Wak Tono menangis karena Wak Tono sudah

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 235. Tak salah.

    Aku bergegas keluar. Tak pedulikan panggilan Mamah Atik dan juga Ibuku. Rupanya mereka juga belum tidur. Mungkin sedang menyusun rencana untuk acara besok. Sedangkan Dina tadi tidak aku memperbolehkan ikut karena dia harus tetap tinggal di kamar untuk menjaga anak-anak.Teras depan langsung sepi sepertinya bapak-bapak yang ikut mengobrol tadi langsung menuju ke samping kamarku. Ya, Allah aku deg-degan sekali. Takut sesuatu terjadi pada Mas Danu karena dia jalannya saja susah agak pincang kalau dia berduel dengan orang yang mengetuk jendelaku tentu saja dia kalah.Aku yakin sekali bahwa itu adalah manusia, kalau hantu tentu saja tidak akan seperti itu. Mana bisa hantu melakukan hal-hal yang bisa dilakukan oleh manusia. Walaupun ada itu hanya dalam cerita saja.“Wak, kenapa di luar begini? Apa Wak dengar keributan juga?” tanyaku pada istri Wak Tono, tapi istri Wak Tono diam saja justru jalannya terburu-buru menghampiri kerumunan. Rupanya dia pun penasaran sama sepertiku.Memang sih,

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 234. Tertangkap.

    “Iya, Din, Betul kata kamu. Makanya tadi pas Mbak ke sana, ya, hanya ngasih saran sekedarnya saja. Sepertinya juga Mas Roni tadi ketakutan karena aku ancam akan kupolisikan kalau masih memaksa Mbak Asih dengan kekerasan.”“Ya, Allah ngeri banget, sih! Mas Roni benar-benar nekat!” ujar Dina.“Ya, begitulah kalau orang sudah nekat pasti segala cara akan dilakukan. Sebentar, ya, Din, aku mau WA Mas Danu dulu. Tadi mau manggil dia enggak enak karena sedang ngobrol sama Pak RT dan juga bapakku.”[Mas, ada yang ketuk-ketuk jendela kamar kita. Sewaktu Dina berniat untuk melihatnya, tapi tidak ada siapa-siapa. Tolong Mas Danu awasi barangkali setelah ini akan ada ketukan selanjutnya.] terkirim dan langsung dibaca oleh Mas Danu.[Iya, Sayang! Ini Mas juga sambil ngawasin saudara-saudara kita. Karena tadi Mas seperti melihat bayangan hitam menyelinap. Mas pikir hanya halusinasi saja.][Iya, Mas. Sepertinya yang meneror keluarga kita mulai beraksi lagi, setelah tiga hari kemarin dia tidak mela

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 233. Beraksi lagi.

    "Mbak, Mbak, itu apa seperti bayangan hitam?” tanyaku pada Mbak Mala. Dia justru memegang lenganku dengan erat. Mbak Mala ketakutan.“Duh, apa, ya, aku pun tidak tahu Ita? Aku takut. Ayo, ah, kita masuk rumah saja!” ajak Mbak Mala seraya menyeret lenganku untuk segera masuk ke dalam rumah.“Itu manusia loh, bukan hantu. Kakinya saja tadi napak tanah, tapi dia tidak melihat kita. Mungkin dia terburu-buru. Ayo, Mbak, kita, intip!” ajakku pada Mbak Mala.“Enggak maulah, Ta, aku takut!” tolak Mbak Mala kemudian dia buru-buru menutup pintu aku pun mengekorinya.“Tuh, kan, Ta, semuanya sudah tidur hanya para bapak-bapak saja itu di depan yang sedang main gaple. Ayolah, kita tidur juga biar besok bisa bangun pagi! Mungkin tadi itu beneran hantu tahu, Ta. Kita sih, malam-malam kelayapan,” ucap Mbak Mala. Lucu sekali ekspresinya dia. Mbak Mala menunjukkan bahwa dia benar-benar ketakutan.“Iya, Mbak Mala tidur sana. Terima kasih infonya nanti kalau misalnya beneran ada apa-apa kita selidiki b

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 232. Bayangan hitam.

    “Mbak Asih, kamu tidak apa-apa, Mbak? Bagaimana perutmu apa sakit? tanyaku khawatir pada Mbak Asih. Mbak Asih hanya menggeleng saja mulutnya terus saja beristighfar. Kasihan sekali. Aku tidak tega melihat dia begini.“Ayo, Ibu, Mbak Lili, Mbak Mala sudah jangan hiraukan Mas Roni dulu. Kita tolong Mbak Asih. Kasihan dia sedang hamil pasti perutnya sakit karena tersungkur begini. Ini pasti Mas Roni kan, yang sudah mendorong Mbak Asih,” kataku lagi. Mereka bertiga bergegas menghampiri untuk membantu Mbak Asih berdiri dan pindah duduk ke sofa.“Iya, benar sekali ini ulah si Roni laknat itu! Padahal Asih sudah menolaknya berkali-kali ini tetap saja si Roni memaksanya untuk kembali. Asih tidak mau lalu si Roni mendorong Asih. Dia itu tidak punya otak dan pikiran padahal Asih sedang hamil besar. Ibu benar-benar benci pada dia. Kalau bisa jebloskan saja Roni ke penjara!” ucap ibu.“Mana bisa begitu, Bu, kalian tidak berhak mengatur hidupku dan juga Asih. Aku ini masih suami sahnya Asih, ja

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 231. Datang lagi.

    Aku mengikuti Mbak Mala ke luar rumah dan terpaksa meninggalkan piring makan malamku. Untungnya tinggal sedikit lagi. Gampanglah nanti bisa aku habiskan.Malam ini rembulan memang bersinar terang sekali sepertinya memang hari ini tanggal 15, jadi bulan purnama bertengger cantik di langit malam.Sejujurnya memang dari awal Wak Tono datang ke rumah aku sudah sedikit tidak sreg dengan segala tingkah lakunya. Seperti ucapannya yang terkesan selalu ketus, selalu menyudutkanku dan Mas Danu dan juga seperti mengawasi keadaan rumahku.“Mbak Mala apa beneran tadi Wak Tono ke sini?” tanyaku pada Mbak Mala, dia hanya mengangguk dan terus menggandeng tanganku.“Iya, Ita. Tadi aku lihat Wak Tono tlewat sini terus ke arah sana, ke pohon jeruk kamu dan membakar sesuatu seperti yang aku jelaskan tadi,” jawab Mbak Mala.“Baiklah kalau gitu, ayo kita cek ke sana!” Kami berdua gegas mengecek pohon jeruk yang dimaksud oleh Mbak Mala. Aku menggunakan senter HP untuk lebih menerangi jalanan kami karena me

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 230. Wak Tono.

    "Ya, Allah ... sungguh mulia hatimu, Dina. Bapak jadi malu karena tidak bisa mengontrol emosi. Bapak begitu mendengar kabar dari Danu bahwa Wira besok akan menikah sungguh Bapak benar-benar malu. Maafkan kekhilafan Bapak Dina,” ucap bapak dengan tulus.“Iya, Pak. Aku memaafkan semua orang-orang yang menyakitiku karena aku merasa lebih tenang dan damai jika aku berbuat demikian. Sudahlah lebih baik kita jangan bahas Mas Wira lagi nanti selera makanku jadi turun kasihan kan, cucu Bapak dan Ibu, jadi asinya nanti enggak berkualitas kalau aku makannya tidak banyak.”“Iya, iya, betul. Benar apa yang kamu bilang, ya, sudah Bapak kembali ke depan untuk menemui Danu. Kamu tetap di sini dengan ibu dan juga kakak-kakakmu. Terima kasih sudah menjadi menantu Bapak yang baik hati. Terima kasih Dina,” ucap bapak lagi sebelum pergi meninggalkan kamar ini. Matanya berkaca-kaca, tangannya mengelus pundak Dina.Aku tahu Dina pun menahan gejolak yang ada di hatinya itu terbukti dari tatapan Dina yang s

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 229. Tegarnya hati.

    "Ya, Allah, Dina! Kamu yang sabar, ya, sayang? Di sini ada Bulek yang akan selalu membelamu. Apa pun yang terjadi Bulek akan menjadi garda terdepan untuk kamu. Apalagi hanya laki-laki pecundang macam Wira. Bulek akan polisikan dia, sampai bertekuk lutut padamu. Memang Tuhan itu menunjukkan siapa sebenarnya suamimu itu, Dina. Di saat kamu berhijrah ke jalan Allah menjalani hidup menjadi lebih baik justru suamimu perbuatannya makin tidak terkendali. Makin bobrok sehingga melupakan anak istrinya. Tenanglah Dina. Jangan kamu tangisi laki-laki seperti itu. Jangan pernah kamu bersedih karena ulahnya. Allah sudah merencanakan masa depanmu yang jauh lebih indah dari pada ini. Bulek yakin suatu hari nanti kamu akan mendapatkan jodoh yang lebih baik dari Wira. Kamu masih muda, cantik, saleha pasti banyak laki-laki yang jauh di atas Wira yang mau dengan kamu. Percayalah pada Bulekmu ini Dina, kesedihan kamu kesedihan Bulek juga. Sakitmu sakitnya Bulek juga," ucap Mamah Atik seraya memeluk Din

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status