All Chapters of Pelukan Bos Cantik, Membuatku Kembali Menjadi Raja Mafia: Chapter 181 - Chapter 190

323 Chapters

Rencana Baru Yang Mengerikan

John tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Lucas. Dia menilai jika Lucas hanya membual saja.Sebagai mantan pemilik sasana Brotherhood, dia sudah khatam seluk beluk dari bisnis ini. Dan royalti sebanyak 10 kali lipat dari nilai kontrak adalah sesuatu yang sangat besar dan keuntungan dari malam pertandingan, tidak pernah mencapai angka tersebut.“Jika tidak menguntungkan, aku tidak akan melanjutkan dan bahkan menambah hiburan yang akan disajikan nanti. Semua itu karena keuntungan kamu yang besar,” kata Lucas dengan senyum tipis yang merekah di pipinya.John melihat ke sekeliling dan dia melihat ada sebuah banner yang cukup besar dengan wajah seorang penyanyi wanita yang sedang naik daun, Stella.‘Bagaimana mungkin bisa? Apakah ada sponsor lain yang membayar besar? Tidak masuk akal!’ John menolak perkataan Lucas jika mereka bisa untung besar.“Tidak mungkin. Sponsor malam pertandingan di sasana Brotherhood datang karena aku. Sekarang aku tidak ada di sana, jadi para sponsor pasti
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Berseteru Dengan Lim

Matteo menatap Laudrup dalam-dalam. Dia mengerti dengan apa yang sedang dipikirkan oleh Laudrup ada juga perasaannya. “Ya, baiklah, aku paham kalau kamu butuh waktu untuk memikirkannya,” kata Matteo. “selagi berpikir, carilah rencana lain yang lebih bagus yang bisa menghancurkan mereka dengan lebih cepat.”Laudrup mengangguk sambil berkata, “Terima kasih, Pak Matteo.”“Pak, sebenarnya masalah kita itu adalah Lucas. Dia yang harus disingkirkan. Jika sudah tersingkir, maka secara otomatis, sasana Brotherhood akan hancur. Kamu bisa dengan mudah untuk mengambil alihnya,” kata John, memberikan saran.“Bagaimana caranya menyingkirkan dia? Bukankah kamu sendiri yang mengatakan kalau Lucas memiliki kemampuan ilmu beladiri yang tinggi?” tanya Matteo.John menoleh ke arah Laudrup. Lalu dia berkata, “Mungkin saja Laudrup bisa mengatasinya.”Matteo mengalihkan pandangannya kepada Laudrup. Matteo sendiri tidak yakin dengan kemampuan Laudrup meskipun dia sudah meminta sendiri jika Laudrup memiliki
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Ditembak

Lim menatap Lucas untuk memperhatikan reaksinya. Dia berharap Lucas takut dan meminta maaf. Dengan begitu, dia tidak perlu repot-repot memanggil brigadir jenderal untuk masalah ini. Sebab, dengan memanggil seorang petugas petinggi polisi, dia harus mengeluarkan sejumlah uang.Namun nampaknya Lucas sama sekali tidak menunjukkan wajah yang takut. Jadi, Lim pun mengangguk kepada asistennya, memberikan isyarat agar melanjutkan teleponnya.Moretti dan Diego menjadi cemas sekarang ini. Berurusan dengan seorang polisi dengan pangkat jenderal, selalu merepotkan.“Kamu saja yang bilang!” seru Moretti dengan bisik-bisik.“Kamu saja! Aku tidak berani,” bisik Diego.Lim melihat apa yang dilakukan oleh Diego dan Moretti. Dia senang dengan reaksi dari keduanya yang menunjukan jika mereka takut.‘Lucas. Kamu juga pasti takut, ‘kan? Kamu hanya berpura-pura tenang saja. Awas kamu! Kalau Brigjen Solanke datang, kamu akan terkencing-kencing!’ kata Lim dalam hati.“Sudah? Kapan dia akan datang? Suruh lan
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Tidak Membawa Apapun

Ketika mereka menoleh kembali, terlihat Solanke sudah tergeletak di lantai dengan kening yang berdarah. Di dekatnya terdapat sebuah pin yang telah berlumur darah.Moretti langsung menoleh ke arah Lucas dan melihat pria itu duduk di atas meja dengan santai.‘Peluru itu tidak mengenainya?’“Mungkin dengan pin itu, kamu mengerti dengan siapa kamu berhadapan sekarang!” ucap Lucas.Solanke yang begitu penasaran dengan Lucas karena bisa dengan mudah menghindari tembakannya, ingin tahu sekali dengan siapa Lucas sebenarnya.Solanke mengambil pin yang tergeletak tidak jauh darinya. Dia mengusap wajah agar darahnya tidak masuk ke mata dan … Duaaar!Solanke sangat terkejut ketika melihat pin legendaris yang selama ini hanya pernah dia lihat dari foto saja.“I-ini … ini pin Raja Mafia? Apakah benar ini adalah milikmu?” tanya sang jenderal bintang 1 itu.“Bagaimana caranya ada di tanganku jika itu bukan milikku?” tanya Lucas sedingin es.Brigjen Solanke terdiam sesaat. Dia bingung harus melakukan
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Godaan Dari Stella

"Ketua, aku bawakan tamu spesial untukmu." Diego mendorong pintu ruang kerja Lucas tanpa permisi, langkahnya santai tapi tegas. Senyum tak lepas dari bibirnya.Lucas, yang sedang bermain ponsel, mengangkat kepala dengan alis sedikit terangkat. Di belakang Diego, seorang wanita melangkah masuk. Langkahnya anggun dan teratur.Lucas jarang kagum dengan wanita, tapi wanita yang bersama Diego beda cerita. Wanita itu punya aura yang sulit dijelaskan. Rambut hitamnya jatuh sempurna di bahu, mata cokelat gelapnya seperti bisa membaca pikiran, dan senyumnya ... tajam tapi manis, seperti jebakan yang sengaja dipasang. Mematikan!"Stella." Suara wanita itu mengalir pelan, tapi cukup membuat suasana ruangan berubah. Dia memperkenalkan diri."Hm," jawab Lucas singkat dan acuh tak acuh, padahal sudut matanya mencuri pandang.Lucas jelas tergoda dengan kecantikan Stella. Namun dia memilih untuk menjaga jarak karena jika terlalu dekat, akan membuat semuanya menjadi repot.Selain akan ada masalah deng
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Pembuat Onar

Mendengar jika prosedur musiknya Stella adalah salah satu dari petinggi organisasi mafia Dominus Noctis, membuat Lucas tertarik. Lucas menilai jika dia bisa memanfaatkan Stella untuk mengorek informasi organisasi Dominus Noctis.“Iya, dia adalah salah satu dari mereka. Oleh karenanya, aku tidak bisa berbuat banyak,” kata Stella. Dengan wajah yang penuh penyesalan, dia berkata, “Jika awalnya aku tahu dia itu adalah seorang mafia, aku tidak akan mau bergabung dengannya. Ya, walaupun aku mendapatkan ketenaran ini, tapi aku membatin.”Lucas paham dengan penderitaan yang dialami oleh Stella. Bukan hanya fisik dan materi yang diperas, pasti juga dengan tubuhnya.Lucas merasa iba dengan Stella.“Itu semua sudah terjadi. Kedepannya yang harus dipikirkan. Apakah kamu masih di sana atau tidak, itu tergantung padamu,” kata Lucas.Stella tertawa kecil. Dia menarik napas sambil menebar pandangannya ke segala penjuru ruangan.“Jika semua tergantung padaku, aku sudah keluar dari awal,” ucap Stella
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Dua Bukit

Si gondrong dengan berani melepaskan tamparan kepada Moretti. Dia berpikir kalau pihak sasana Brotherhood tidak akan menyerah balik karena dia adalah penonton yang telah membayar.Namun ternyata berbeda. Moretti menepis tamparan itu dan membalas menampar.Plaaak!Tamparan dari Moretti cukup keras hingga membuat si gondrong sempoyongan.Melihat temannya ditampar hingga sempoyongan, sepuluh orang yang ada di dekat si gondrong protes.“Apa yang kau lakukan?”“Apa yang aku lakukan? Kenapa tidak bertanya kepadanya apa yang telah dia lakukan?” Moretti menantang balik.Lucas mendekat. Dia tidak mau membuat acara pertamanya di sasana Brotherhood berantakan. Oleh sebab itu, dia ingin menyelesaikan masalah ini baik-baik.“Kalian semua ikut aku. Kita bicarakan masalah ini baik-baik. Aku akan mendengarkan apa yang kalian minta dan mencari solusi terbaiknya,” kata Lucas.Mereka semua yang merupakan anak buah si gondrong, menatap si gondrong untuk menentukan apakah akan ikut dengan Lucas atau tetap
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Cemburu[?]

Angeline dengan santainya mengenakan bra dan kemudian piyamanya. Dia tidak memedulikan lagi dengan kehadiran Lucas.Lucas pun berusaha sekuat tenaga untuk menahan gairahnya. Dia tidak mau bertengkar hanya karena hasratnya. Sebab hari ini dia telah letih.Lucas melangkah menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum tidur."Parfum siapa ini?" Angeline melipat tangan di depan dada, tatapan tajamnya menghujam Lucas yang baru saja menutup pintu kamar. Dia mencium aroma yang beda dari biasanya.Lucas, yang masih mengenakan kemeja putih rapi, hanya melirik sekilas tanpa menghentikan langkah menuju kamar mandi."Ada bau parfum lain di tubuhmu." Angeline melirik sebal ke arah Lucas.“Parfum apa?” tanya Lucas ringan. Nada acuh yang terlalu santai untuk situasi yang sedang memanas.Angeline mendengus. "Jangan pura-pura bego. Itu bukan parfummu. Dan aku tahu sekali, itu bukan bau parfum laki-laki."Lucas berhenti tepat di depan pintu kamar mandi, punggungnya masih menghadap Angeline. Sek
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Tergoda Tubuh Lucas l

"Jadi, apa rencanamu sekarang?" tanya Sabrina dengan suara lembut, tapi tatapannya memperhatikan setiap gerakan Angeline. Angeline duduk tegak di kursi taman. Jari-jarinya saling bertautan. Dihembuskannya napas berat. "Aku tidak tahu. Aku benar-benar bingung. Kalau dia tidak bersalah, kenapa ada noda lipstik di kerahnya? Tidak mungkin noda itu datang begitu saja."Sabrina menghela napas pelan. Matanya menatap Angeline, penuh pertimbangan. "Lucas itu … pria yang spesial. Dia berbeda dari kebanyakan pria lain."Angeline mengerutkan dahi, kebingungan tergambar jelas di wajahnya. "Spesial karena apa? Perasaan biasa saja." Sabrina tersentak. Pertanyaan itu membuat tubuhnya menegang seketika. Dia tahu, ucapannya tadi adalah sebuah kesalahan besar. Bibirnya terkatup rapat, pikirannya berpacu mencari jalan keluar. Otaknya berputar cepat, dan setelah sepersekian detik, dia menemukan jawaban yang logis. "Karena dia pemilik sasana tinju."Angeline mengangguk pelan, mencoba mencerna penjelasa
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Keputusan Laudrup

Lucas terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Angeline. Sebelumnya wanita itu terlihat sangat senang ketika mengetahui jika dirinya menjadi pemilik sasana Brotherhood. Tapi sekarang? Dia menolaknya? “Kenapa tiba-tiba saja kamu memintaku untuk melepaskan sasana Brotherhood? Ada masalah apa?” tanya Lucas dengan kening yang berkerut. Angeline dengan mata yang menatap ke bantal yang ada di sebelahnya, berkata, “Tidak ada masalah apa-apa. Hanya saja, aku rasa lebih baik kamu melepaskannya.” “Iya, melepaskan. Tapi karena apa? Tidak mungkin melepaskan begitu saja tanpa alasan, ‘kan?” tanya Lucas, bingung. Angeline terdiam. Sangat sulit baginya untuk mengatakan jika dia cemburu jika Lucas masih menjadi pemilik sasana Brotherhood karena banyaknya wanita di tempat seperti itu. “Kamu tidak mau menjelaskannya?” tanya Lucas. Angeline duduk dan bersandar di kepala kasur. Dia menatap Lucas dalam-dalam. “Di sana tempat yang buruk dan sangat berbahaya. Karena kamu adalah suamiku, meski pe
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
33
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status