Home / Pernikahan / Hanya Wanita Pengganti / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Hanya Wanita Pengganti : Chapter 111 - Chapter 120

195 Chapters

Bab 111. Menahan Diri

Miracle melirik Mateo yang tengah melajukan mobil dengan kecepatan penuh. Dia ingin sekali menegur suaminya itu. Namun, raut wajah dingin Mateo membuat Miracle mengurungkan niatnya. Sudah sejak tadi Mateo mendiamkannya.Miracle tahu suaminya itu marah padanya karena tidak menurut. Jujur, bukan tidak ingin menuruti permintaan sang suami tapi Miracle menyayangi Charlotte, sepupunya. Dia takut terjadi sesuatu pada sepupunya.Kini Miracle memilih menyandarkan punggungnya di kursi, dia memejamkan matanya. Lebih baik, dia tertidur sebentar. Dia pun mulai mengantuk. Biasanya tengah malam seperti ini, dirinya sudah tertidur dalam pelukan sang suami.Tanpa sengaja, Mateo melihat ke arah Miarcle sebentar. Raut wajah tanpa ekspresi tampak di wajah Mateo, menatap sang istri yang tengah tertidur pulas. Meski dia kesal, tetap Mateo berusaha mengendalikan dirinya. Dia tidak mungkin meluapkan amarah pada istrinya yang tengah hamil. Mateo kembali menatap ke depan, fokus melajukan mobilnya.Tak bersela
Read more

Bab 112. Kucing Polos Menjadi Harimau

Matahari sudah tinggi. Silaunya menembus jendala, menyentuh wajah Charlotte yang tengah tertidur di ranjang besar dan empuk. Perlahan Charlotte menggeliat. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali dan menguap. Seketika saat mata Charlotte sudah terbuka. Dia tampak begitu terkejut kala mendapati dirinya berada di sebuah kamar maskulin dengan kombinasi warna hitam dan abu-abu. Raut wajah Charlotte berubah. Dia langsung mengalihkan pandangannya ke bawah—kali ini dia bernapas lega mendapati tubuhnya masih terbalut oleh dressnya.Charlotte memijat pelan pelipisnya, berusaha mengingat apa yang terjadi tadi malam. Kenapa bisa dia berada di kamar ini? Namun tiba-tiba saat Charlotte berusaha mengingat, raut wajahnya berubah. Dia mengingat dirinya yang mendatangi klub malam dan berakhir mabuk. Dia juga mengingat berdansa dengan dua orang pria. Dan terakhir Charlotte mengingat Miracle menjemputnya. Meski mabuk, dia masih mengingat dengan jelas beberapa bagian tadi malam.CeklekSuara pintu terbuka
Read more

Bab 113. Rindu Masa Kecil

“Mateo, apa hari ini kau akan pulang malam lagi?” Miracle bertanya seraya membantu Mateo memasangkan dasi.Pagi ini, Miracle bangun lebih awal menyiapkan segala yang dibutuhkan sang suami. Padahal tadi malam dia tidur terlambat. Tapi sepertinya, alarm dirinya sendiri sudah membangunkannya. Beberapa hari ini Miracle memang sering kesiangan. Namun, dia pun sering bangun lebih awal. Hal yang membuat Miracle kesal adalah Mateo tidak pernah mau membangunkannya jika dirinya masih tertidur lelap.“Aku tidak ada meeting pagi ini. Aku akan pulang lebih awal.” Mateo memberikan kecupan singkat dibibir Miracle. “Apa kau akan pergi hari ini?” tanyanya.“Sepertinya tidak. Aku tidak ingin pergi. Aku ingin istirahat saja di rumah,” jawab Miracle dengan tatapan lembutnya.“Good.” Mateo menarik dagu Miracle, mencium bibir sang istri lembut. “Aku berangkat sekarang. Hubungi aku jika kau membutuhkan sesuatu.”Miarcle menganggukan kepalanya. “Iya, sayang.”Mateo tersenyum. Dia sedikit menundukan tubuhnya,
Read more

Bab 114. Menyerang Dengan Cara Rendah

“Mateo.” Suara bariton memanggil nama Mateo dengan cukup keras, membuat Mateo yang baru saja keluar dari ruang meeting, langsung mengalihkan pandangannya, pada sumber suara itu.Tatapan Mateo tertuju pada Arsen yang kini berdiri tidak jauh darinya. “Ada apa kau ke sini?” tanyanya dingin.Arsen berdecak pelan. “Kau ini kenapa menyambut teman baikmu dengan tidak ramah seperti ini?” jawabnya kesal.Mateo tidak menjawab. Raut wajah dingin dan tanpa ekspresinya malas mendengar apa yang dikatakan oleh Arsen. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Mateo memilih melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya. Tepat di saat Mateo melangkah masuk, Arsen langsung mendengkus tak suka. Pria itu pun berjalan mengikuti Mateo yang menuju ruang kerjanya.“Mateo, aku ingin mengatakan sesuatu padamu,” ucap Arsen kala dia dan Mateo berada di dalam ruang kerjanya.“Ada apa?” Mateo duduk di kursi kebesarannya. Lalu dia mengambil gelas sloki yang berisikan wine, menyesapnya perlahan.“Well, aku ingin berterima kasih k
Read more

Bab 115. Kebakaran Di Pabrik Anggur

“Mateo, besok aku akan bertemu dengan Ka Selena. Kau ingatkan, waktu itu Ka Selena mengatakan akan menetap di Melbourne?” Miracle berkata seraya menatap Mateo yang tengah menikmati sarapannya.“Ya, aku mengingatnya. Kau pergi sendiri bertemu dengan Selena?” Mateo mengambil gelas cangkir yang berisikan kopi, lalu menyesapnya perlahan.“Tidak, aku aku akan bertemu dengan Ka Selena bersama dengan Charlotte,” jawab Miracle dengan raut wajah yang tampak muram. Terlihat iris mata birunya penuh dengan kesedihan.“Kau kenapa, sayang?” Mateo menatap iris mata biru Miracle. Dia melihat jelas raut wajah kesedihan dimata sang istri.“Mateo, sebenarnya aku menyukai Ka Selena tinggal di sini. Melbourne jauh. Aku pasti jarang bertemu dengan kakakku.” Bibir Miracle tertekuk. “Ka Sean banyak perjalanan bisnis. Dominic ada di Boston. Kedua orang tuaku sudah kembali ke Toronto. Terkadang ayahku juga sering melakukan perjalan bisnis dan ditemani oleh ibuku. Kenapa aku harus berjauhan dengan mereka? Apa
Read more

Bab 116. Bukan Tuan Putri Manja

Suara dering ponsel terdengar, membuat Miracle yang baru saja melangkah keluar dari kamar mandi, menatap ponselnya yang tidak henti berdering. Miracle mendekat dan langsung mengambil ponselnya yang terus berdering itu. Seketika kening Miracle berkerut, melihat nomor Charlotte yang muncul diayar ponselnya. Tanpa menunggu, Miracle menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan sebelum kemudian meletakan ketelinganya.“Ya, Ada apa Charlotte?” jawab Miracle saat panggilan terhubung.“Miracle, apa kau sudah melihat berita siang ini?” tanya Charlotte dengan suara panik.“Berita? Berita apa? Aku belum melihat televisi.”“Mateo ada di mana sekarang?”“Tadi pagi Mateo sudah berangkat. Kenapa kau bertanya tentang Mateo?”“Sekarang kau lihat berita siang ini. Semua stasiun televisi menyiarkan berita tentang pabrik anggur suamimu.”Raut wajah Miracle berubah mendengar apa yang dikatakan oleh Charlotte. Dia langsung menyambar remote televisi dan langsung menghidupkannya. Didetik selanjutnya tatap
Read more

Bab 117. Membalaskan Dendam

Miracle menatap ke luar jendela, dia melihat ke arah jam dinding—waktu menunjukan pukul dua belas malam. Namun Mateo belum juga pulang. Miracle berusaha menghubungi sang suami, tapi tidak ada jawaban dari suaminya itu.Miracle memahami terlalu banyak masalah yang harus diselesaikan oleh suaminya. Sejak di mana Miracle tahu pabrik anggur dan perkebunan anggur milik Mateo terbakar, jujur saja Miracle tidak bisa tenang.Pikirannya terus memikirkan bagaimana keadaan Mateo yang pasti terpuruk mengenai ini. Terlebih banyaknya korban jiwa. Ingin rasanya Miracle menyusul Mateo, tapi dia tidak bisa melakukan itu, mengingat dirinya tengah mengandung dan pasti Kawasan pabrik anggur dipenuhi dengan asap. Dia tidak ingin menanggung risiko.“Mateo kenapa belum pulang juga?” gumam Miracle cemas. Tatapannya mulai teralih pada ponselnya, tidak ada satu pun pesan atau telepon dari suaminya.CeklekSuara pintu terbuka. Miracle langsung mengalihkan pandangannya, ke arah pintu. Seketika senyum dibibir Mir
Read more

Bab 118. Laporan Gustav

“Mateo, hari ini aku dan Charlotte akan bertemu dengan Ka Selena. Tidak apa-apa, kan?” tanya Miracle seraya membantu Mateo memasang dasi. Jujur saja, Miracle sedikit tidak enak. Pasalnya, sang suami sedang dalam masalah, dia tidak enak jika harus bersenang-senang keluar. Ingin rasanya Miracle membantu, tapi Mateo tidak akan pernah mau menerima bantuannya. Suaminya itu selalu meyakinkan, bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.“Ya, kau bisa bertemu dengan Selena. Aku tahu kau pasti bosan.” Mateo menundukan kepalanya, mengecup bibir Miracle singkat. “Jangan mencemaskan apa pun,” bisiknya tepat di depan bibir Miracle.Miracle mengulas senyuman di wajahnya. “Apa aku tidak bisa sama sekali membantu? Aku tidak tenang dengan masalah yang kau hadapi, Mateo.”“Miracle.” Mateo menjeda, dia membawa tangannya mengelus lembut pipi Miracle. “Dengan kau berada di sisiku, kau sudah membantuku, sayang.”Miracle kembali tersenyum mendengar perkataan Mateo. Dia membenamkan wajahnya di dada bidang sang su
Read more

Bab 119. Bantuan Sean

Berkali-kali Mateo mengumpat kasar mendengar saran dari Gustav. Meminta bantuan Sean? Itu adalah hal yang tidak mungkin bagi seorang Mateo De Luca. Dia tidak akan menjatuhkan harga dirinya dengan meminta bantuan pria itu. Meski Sean adalah kakak iparnya sendiri, tapi dia tidak akan pernah melakukan hal itu.Pasalnya, jika saja dia meminta bantuan Sean, maka pria itu akan menjadi besar kepala, berpikir dirinya membutuhkan bantuan. Hanya saja, dia sekarang terjebak dalam situasi rumit. Dia ingin mengambil alih Hans Group, yang telah bermain-main denganya, tapi salah satu pemegang saham terbesar di sana adalah Sean, yang menggunakan nama samaranya di perusahaan itu. Sial, Mateo benar-benar mengumpati istrinya harus memiliki kakak seperti Sean.“Mateo, kenapa kau ini lambat sekali? Kau ini tidak mengemis meminta uang pada Sean. Kau bisa mengatakan ingin membeli saham milik kakak iparmu itu di Hans Group.” Arsen berkata dengan nada mulai kesal. Sejak tadi dia menunggu, tapi sahabatnya itu
Read more

Bab 120. Harus Mendapatkan Balasan

“Tuan Mateo.” Gustav menerobos masuk ke dalam ruang kerja Mateo. Saat tadi sebelumnya dia keluar meninggalkan ruang kerja Tuannya, untuk mengambil berkas penting. Kini dia kembali dengan begitu tergesa-gesa. “Ada apa, Gustav? Kenapa kau berlari seperti itu?” tanya Mateo dingin, menatap Gustav yang berdiri di hadapannya. Sedangkan Arsen yang masih di ruang kerja Mateo, dia memilih menyesap wine di tangannya. Entah sudah berapa gelas yang dia habiskan. Pria itu tak kunjuk pergi dari ruang kerja Mateo.“Lihat ini, Tuan.” Gustav memberikan iPad di tangannya pada Mateo. Raut wajahnya tampak begitu terkejut, dan seperti tak percaya.Mateo menautkan alisnya kala menerima iPad dari Gustav. Didetik selanjutnya, tatapan Mateo teralih pada grafik di pasar saham. Tiba-tiba, Mateo menajamkan matanya melihat angka dari saham Hans Group yang memiliki harga yang naik.Mateo membuka video yang ada di folder sebelumnya, yang ditunjuk oleh Gustav. Seketika Mateo bungkam, membaca berita yang tertulis d
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
20
DMCA.com Protection Status