Di dalam kelambu, di atas kasur, dua tangan, satu besar, satu kecil, saling bertaut erat, tak terpisahkan.Yohan makin menggila, mencium dengan penuh gairah.Nabila hampir tak mampu bertahan, berusaha keras mencari ruang untuk bernapas.Sesaat kemudian, sang pria jatuh di atas tubuhnya. Napasnya berat, embusan panas jatuh di dekat telinga dan sisi wajahnya.Dia merasa seperti sedang "dipanggang," berkeringat, lalu memalingkan wajahnya.Pria itu sedikit mengangkat tubuhnya, memiringkan dagunya, menatap dalam-dalam bibir merah merekah seperti tetesan embun.Bibir yang merah itu membuat wajahnya tampak lebih pucat.Pandangan Yohan naik, menatap api gairah di matanya yang mulai meredup, bertekad untuk mengingat momen ini selamanya.Dia akan mengingat bagaimana wanita itu menunjukkan perasaannya untuknya.Dia bertekad mengingat bahwa di mata wanita itu, hanya ada dia. Dalam darahnya, dalam tubuhnya, hanya ada dirinya.Semua ini lebih indah daripada bunga api, lebih cemerlang daripada cahaya
Read more