Home / Romansa / Pemuas Hasrat Tuan Atasan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Pemuas Hasrat Tuan Atasan : Chapter 31 - Chapter 40

60 Chapters

31~

"Bagaimana kabar ibumu, Shanum?" tanya Numa, setelah beberapa waktu lalu Shanum tiba, kemudian duduk di hadapannya.Istri dari Ozkhan itu sengaja menyewa ruang privasi di restoran tersebut, lantaran tidak ingin ada seseorang yang melihat keberadaannya di tempat ini. Terutama orang-orang yang tidak menyukainya."Ibu saya baik-baik saja, Nyonya. Meski masih harus dalam perawatan dan pengawasan," jawab Shanum, dengan nada bicara terbilang santai, kendati dadanya tak berhenti berdebar.Berada di situasi yang sudah menjadi keputusannya, membuat Shanum mau tak mau harus menjalaninya tanpa menimbulkan kecurigaan. Numa adalah istri dari pria yang disukai oleh Shanum."Memang ibumu sakit apa, Shanum? Kenapa membutuhkan pengawasan dan perawatan?" Numa nampak penasaran dengan kondisi ibunya Shanum."Ibu saya menderita demensia, Nyonya. Dan untuk sekarang ibu saya terpaksa saya rawat di panti jompo," ungkap Shanum, yang rautnya mendadak murung.Numa pun buru-buru memegang tangan Shanum yang berad
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

32~

Ajakan Numa pada Shanum rupanya sungguh-sungguh. Selesai dengan urusan gaun, istri Ozkhan itu membawa Shanum ke rumah.Rumah bergaya klasik Eropa dengan tiga lantai itu membuat Shanum sempat ternganga karena takjub. Ini adalah kali pertama dia menginjakkan kaki ke rumah pribadi atasannya.'Rumah Tuan Ozkhan indah sekali dan sangat besar.' Shanum membatin sambil melangkah memasuki area pintu utama.Pandangan perempuan itu terus mengedar ke seluruh penjuru rumah bercat putih gading. Ada beberapa pria berjas hitam yang berseliweran di sana. Shanum mengira jika orang-orang tersebut merupakan penjaga yang sedang bertugas."Shanum," tegur Numa."Ya?" Shanum menyudahi ketakjubannya untuk sementara.Di hadapan Shanum saat ini sudah ada dua orang pelayan yang berdiri di depan pintu, yang ukurannya sangat tinggi dan kokoh. Dia mengerjap lantaran seperti sedang disambut di sebuah hotel mewah."Ayo masuk," ajak Numa, memegang sekilas pundak Shanum lalu menuntunnya untuk masuk.Kaki Shanum melangk
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

33~

'Aku mau yang warna hitam, Bibi.'Sejak saat itu Shanum terus memikirkan Ghul. Menarik kesimpulan jika putri satu-satunya Ozkhan itu mempunyai masalah di penglihatannya."Apa aku berlebihan membuat kesimpulan sendiri? Tapi, bagaimana kalau asumsiku ternyata benar? Ghul benar-benar mengalami masalah di penglihatannya?"Inginnya dia tidak berasumsi berlebihan. Namun, melihat Ghul tadi, Shanum merasa kasihan."Apa Nyonya Numa dan Tuan Ozkhan tahu mengenai kelainan penglihatan Ghul?"Dan kini, Shanum makin penasaran. Bagaimana jika Ozkhan dan Numa tidak tahu menahu mengenai putri mereka? Bukankah hal itu akan merugikan Ghul?Shanum meraup wajah serta membuang napas kasar—merasa frustrasi. Dia sungguh ingin memberi tahu Ozkhan dan Numa, tetapi dia tidak tahu—bagaimana cara mengatakannya. Shanum takut apabila kedua orang itu tidak memercayainya."Apa aku harus memastikannya sekali lagi agar aku tidak dikira bicara omong kosong? Ya. Mungkin aku harus menguji Ghul sekali lagi supaya aku bisa
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

34~

Tepat pukul dua siang, Shanum tiba di sekolah Ghul. Di saat bersamaan, Ghul keluar dengan diantar oleh salah satu guru.Shanum lantas bergegas berlari menghampiri Ghul. "Ghul!" panggilnya sambil melambaikan tangan.Ghul menyeringai melihat Shanum berlari ke arahnya. "Bibi Shanum!""Dia siapa, Ghul?" tanya guru di sebelah Ghul, karena dia takut jika muridnya dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal."Itu Bibi Shanum, Mis. Sekretaris ayah Ghul," cicit Ghul, dengan raut semringah.Guru perempuan itu tersenyum, dan merasa lega.Shanum sudah berdiri di hadapan Ghul, lantas mengulurkan tangan—memperkenalkan diri. "Saya Shanum. Nyonya Numa meminta saya menjemput Ghul."Guru itu membalas uluran tangan Shanum, sambil tersenyum. "Silakan. Tadi Ghul sudah mengatakan pada saya.""Terima kasih." Shanum melepas jabatan tangan lebih dulu, kemudian membungkuk dan beralih mengulurkan tangan pada Ghul. "Ayo, Ghul. Kita pulang," ajaknya.Ghul menyeringai lebar, lalu menggenggam tangan Shanum. "Ayo Bib
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

35~

"Tuan Ozkhan...."Sekujur tubuh Shanum menegang, manakala Ozkhan menatapnya penuh tanya dan tanpa ekspresi sama sekali. Bahkan, pria itu seakan-akan sedang menguliti Shanum. 'Bagaimana ini? Bagaimana aku menjelaskannya pada Tuan Ozkhan.' Shanum membatin cemas, hingga kedua telapak tangannya saling meremas di depan perut dan terasa sangat dingin. Sedingin tatapan Ozkhan. "Ayah." Panggilan Ghul membuat Ozkhan terkesiap, dan segera mengalihkan perhatian pada putrinya yang sedari tadi memeluk lututnya. Ozkhan tersenyum sambil mengusap kepala Ghul, lalu membungkuk untuk mengecup puncak kepala putrinya. "Hai mawarku." Diangkatnya tubuh mungil Ghul ke gendongan lalu menciumi pipinya yang memerah. Ghul terkekeh geli karena bulu-bulu halus di rahang sang ayah mengenai kulitnya. Melihat pemandangan interaksi ayah dan anak di hadapan, membuat hati Shanum menghangat. Tawa Ghul seolah mencairkan suasana yang beberapa waktu lalu menegang. "Ghul!" Suara Numa terdengar dari kejauhan. Bola mat
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

36~

Berada dalam situasi semacam ini sungguh tak pernah sekalipun terlintas di kepala Shanum. Bayangkan saja, dia dipaksa oleh keadaan untuk satu mobil dengan lelaki yang dia sukai, beserta istri sahnya dan putrinya.Perasaan Shanum campur aduk. Di satu sisi dia canggung setengah mati, di sisi lain dia bisa memandang Ozkhan dari jarak sedekat ini, tetapi tidak bisa dia gapai lantaran ada jarak tak kasat mata yang menghalangi.Kerinduan Shanum terobati, meski dia tidak bisa bebas mengungkapkannya pada Ozkhan. Dengan ini, dia pun bisa melihat dengan jelas—bagaimana interaksi antara atasannya itu dengan istri dan anaknya.Sejauh ini, Shanum berpendapat bahwa sikap Ozkhan lebih hangat pada sang anak ketimbang pada sang istri. Atasannya itu sangat dingin dan datar, padahal Numa sudah berusaha untuk bersikap mesra.Setelah hampir satu jam perjalanan menuju tempat pesta, akhirnya mereka pun tiba. Sopir turun lebih dulu karena dia hendak membukakan pintu untuk Numa. Sementara Ozkhan menyusul turu
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

37~

Shanum mendatangi aula yang tidak terlalu dipenuhi oleh para tamu undangan, terlihat bingung karena dia mencari keberadaan Ghul. Berbaur dengan orang-orang kaya nampaknya sangat tidak cocok untuknya yang memiliki jiwa introvert. Dia justru merasa tidak nyaman."Nona, sepertinya Nona Ghul sedang bersama Tuan Baris," ucap Hanife, pandangannya mengarah pada Ghul yang sedang bersama kakeknya."Mana?" Manik Shanum mengikuti arah pandang Hanife. "Itu ayahnya Tuan Ozkhan, bukan?" tanyanya, masih memerhatikan interaksi antara Ghul dan Tuan Baris yang menurutnya tidak terlalu buruk. Justru terlihat sekali kalau Tuan Baris menyayangi cucunya itu."Ya."Senyum Shanum terukir melihat Ghul yang nampak begitu akrab dan dekat dengan kakeknya. Ghul terlihat sangat riang.'Tuan Baris sepertinya begitu menyayangi Ghul,' batin Shanum.Akan tetapi, perbedaan menonjol muncul ketika Tuan Ahmed datang. Pria bertongkat itu terlihat tak acuh pada Ghul yang jelas-jelas ada di depan mata."Kenapa aku merasa kal
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

38~

"Kamu serius? Lalu, apakah pelakunya sudah diproses hukum?" Terselip rasa sesal di hati Ozkhan karena tidak maksimal dalam membantu perempuan yang dia tolong pada hari itu. Seharusnya, dia bisa menunggu sampai korban pulih. Namun, karena urusan yang begitu mendesak, Ozkhan pun belum sempat melihat si korban tersebut secara langsung. Malam itu dia pergi terburu-buru, lalu menyerahkan si korban kecelakaan tersebut pada Hakkan. "Yang aku dengar tidak, karena korban sama sekali tidak mengingat apa yang terjadi sebelum dia mengalami kecelakaan. Dia hanya mengingat kalau mobil yang dikendarainya mengalami rem blong. Karena itu polisi tidak bisa menindaklanjuti kasusnya," papar Hakkan."Keluarganya? Ke mana keluarganya? Seharusnya salah satu keluarganya yang mengupayakan supaya pelaku bisa dihukum berat." Raut Ozkhan nampak geram setelah mendengar pemaparan Hakkan. Seandainya saja dia bisa kembali bertemu perempuan itu, Ozkhan pasti akan membantunya untuk mengungkap kasus pembunuhan bere
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

39~

Beberapa saat sebelumnya....Langkah Shanum begitu cepat karena dia sudah tidak tahan dengan desakan buang air kecil. Dia tidak terlalu kesulitan mencari karena sudah tersedia toilet di aula yang kini sedang diadakan pesta."Ah, itu toiletnya."Bergegas Shanum makin mempercepat langkahnya, ketika menemukan tempat tujuannya. Namun, tiba-tiba langkahnya memelan saat terdengar suara seseorang sedang berbincang dari dalam.'Kenapa ada suara pria di toilet khusus wanita?'Awalnya Shanum merasa kesal karena ada seorang pria di dalam toilet khusus wanita. Dan karena hal itu, dia pun terpaksa menunda masuk ke dalam toilet yang nampak sepi itu.Perbincangan di dalamnya lama kelamaan membuat Shanum bergidik—merasa jijik.'Apa yang mereka lakukan di dalam sana? Mereka gila berbuat mesum di tempat umum?' batin Shanum yang sangat merasa kesal lantaran percakapan kedua orang di dalam toilet yang mengarah ke hal-hal mesum.Namun hal yang lebih membuat syok ketika dia baru menyadari satu hal, yakni s
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

40~

"Sebelum pergi, kamu tidak ingin menemui Ozkhan dulu?" Numa bertanya pada pria yang baru saja memberinya kepuasan yang luar biasa. Usai bercinta di dalam toilet, ibu dari Ghul itu menyempatkan untuk membenahi riasan wajah yang cukup berantakan serta tampilannya yang kacau. Dia memoles lipstik warna merah di bibirnya yang sedikit membengkak akibat ulah lelakinya. Keenan menutup botol obat tetes mata setelah menggunakannya pada sepasang matanya yang selalu memakai lensa kontak. Efek dari penyakit genetik yang diidap sejak lahir, mengharuskan pria tiga puluh delapan tahun itu memakai lensa kontak di waktu-waktu tertentu. Apalagi ketika malam hari dan di acara penting seperti sekarang ini. Pertanyaan Numa barusan tak perlu memerlukan waktu untuk dijawab. "Tentu aku ingin menemuinya. Aku harus mengucapkan selamat pada suami sekaligus temanku, bukan?" Keenan menjawab santai seakan dia tak pernah merasa bersalah sedikit pun pada Ozkhan. Padahal jelas-jelas dia selama ini menjadi selingkuh
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status